Bandung, merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sedang menghadapi era globalisasi, dimana persaingan antar perusahaan semakin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TINJAUAN PT. DIRGANTARA INDONESIA (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam setiap perusahaan. Dimana dalam melakukan

yang berarti terhadap mutu proses pelatihan sebesar 18,53 %.

BAB II TINJAUAN UMUM PT. DIRGANTARA INDONESIA (persero)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dalam upaya menghasilkan karyawan berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, telah mendorong perusahaan-perusahaan yang ada untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi dunia usaha dewasa ini semakin pesat dan selaras dengan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan. membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di Indonesia, perusahaan publik, bank dan BUMN wajib memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini peranan sumber daya manusia dalam proses produksi

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencapai tujuannya yaitu sebagai pengelola sistem yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang semakin cepat telah membawa perubahan-perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan sosial, politik, regulasi, dan peta persaingan telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. meneliti masalah kreativitas dalam organisasi. Jika seluruh individu dalam. berada pada lingkungan usaha yang bersifat kompetitif.

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, tanpa didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan kepada karyawan, jika mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan target-target

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang semakin pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen perpustakaan..., Masyrisal Miliani, FIB UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat dan tepat, perkembangan teknologi yang berkembang menuntut

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT.WIRA MUSTIKA INDAH. ( pabrik paku dan kawat Indonesia )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI. kualitas sumber daya manusianya melalui penyelenggaraan diklat secara terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian sesuai dengan selera konsumen pelanggan Hansen

TESIS. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Magister. Program Studi Magister Ilmu Hukum Konsentrasi Hukum Tata Negara.

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh perilaku dan sikap orang-orang yang berperan didalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. makalah perencanaan Sdm

PEMBERDAYAAN KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI TERHADAP KINERJA PADA PT. AQUA TIRTA INVESTAMA DI KLATEN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas karyawan.setiap organisasi atau instansi dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi)

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

bidang akan tergantung pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan peran dan fungsi, guna mencapai tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. menurun dapat mengakibatkan kerugian dalam organisasi. Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan sebagai salah satu bentuk pelayanan publik

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan tertentu, dimana usaha-usaha untuk mewujudkan maksud

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu organisasi. SDM adalah pelaksana seluruh kebijakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya kompetisi antarnegara di dunia sebagai akibat. tumbuhnya era perdagangan bebas menyebabkan semakin meningkatnya

I. PENDAHULUAN. daya saing yang tinggi untuk dapat bersaing dalam pasar global. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilitian

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai lembaga pendidikan baik formal maupun. menghasilkan siswa dengan prestasi yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara ASEAN telah setuju mewujudkan kawasan perdagangan bebas.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sesuai dengan sektor-sektor yang perlu dibangun itu. sendiri, yakni sektor-sektor industri, pertanian, tenaga kerja,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini berbagai sektor kehidupan telah mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi pusat perhatian dan tumpuhan utama bagi perusahaan swasta

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

pelayanan kesehatan yang makin bermutu dan merata yang mampu

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

BAB I PENDAHULUAN. diri dan melakukan perbaikan, dalam kegiatan operasionalnya maupun kualitas

BAB I PENDAHULUAN. fungsi personalia, yang merupakan fungsi-fungsi yang saling berkaitan satu. perusahaan yang berhubungan erat dengan fungsi produksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan atau dunia bisnis menunjukkan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu pemicu keberhasilan perusahaan dikarenakan oleh sumber

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Beiakang PT. Dirgantara Indonesia ( Dulu PT. IPTN ) yang berlokasi di Bandung, merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha produk dan jasa kedirgantaraan di bawah naungan PT.Bahana Pakarya Industri Strategis (BPIS). Sebagai Industri strategis PT.Dirgantara Indonesia mengemban sekaligus dua misi yang amat penting, yaitu misi bisnis untuk memperoleh laba sebagaimana umumnya sebuah badan usaha berbentuk perseroan terbatas, dan misi alih teknologi yang mengharuskan PT. Dirgantara Indonesia menguasai dan menjadi ujung tombak pengembangan teknologi serta industri kedirgantaraan nasional. Dari sisi bisnis PT. Dirgantara Indonesia telah memasarkan sekitar 300 pesawat terbang dan helikopter, serta sistem senjata, komponen pesawat, dan jasa lainnya. Ketika tahun 1997 krisis ekonomi dan moneter melanda kawasan Asia Tenggara dan Indonesia yang berdampak pada berkurangnya potensi pasar PT. Dirgantara Indonesia. Berkait dengan itu, sejak oktober 1998 industri ini mempersiapkan paradigma baru. PT. Dirgantara Indonesia telah melaksanakan program restrukturisasi yang mencakup diantaranya: melakukan perampingan organisasi sesuai kebutuhan, penataan ulang postur Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai

dengan volume bisnis PT.Dirgantara Indonesia di masa depan, serta restrukturisasi permodalan dan keuangan digulirkan. Melalui restrukturisasi ini postur karyawan menyusut dari 15.000 menjadi 10.000 dan organisasi baru yang dibentuk diarahkan pada pembentukan Business Unit untuk mempertajam fokus bisnis dan meningkatkan agresifitas pemasaran. Kewenangan unit-unit bisnis diperbesar dengan desentralisasi kegiatan usaha dan pengelolaan keuangan serta sumber daya lain untuk mendukung kelancaran operasional. Dengan adanya restrukturisasi organisasi dan restrukturisasi SDM di lingkungan PT. Dirgantara Indonesia, maka perusahaan ini melakukan berbagai pelatihan agar para karyawan dapat menyesuaikan dengan organisasi, orangorangnya, kebijaksanaan-kebijaksanaannya, dan prosedur-prosedumya. Produk Pesawat Dirgantara Indonesia hanya mungkin dipertahankan sebagai produk andalan dimasa depan, jika mampu tidak hanya memiliki nilai tambah teknologi yang menjadi kebanggaan internasional tetapi juga harus memiliki nilai tukar atau terjual di pasar global dengan memiliki daya saing dalam kualitas, harga dan penyerahan tepat waktu dan didukung oleh layanan purna jual yang canggih. Untuk mengantisipasi ini, PT.Dirgantara Indonesia harus mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kemampuan yang lebih unggul dan profesional. Oleh karena itu maka peranan pembinaan SDM di PT. Dirgantara Indonesia menjadi sangat penting, terrmasuk di dalamnya pembinaan SDM di Unit Profit Center AIPCM (Aircraft Industrial Parts and

Component Manufacturing), tempat penulis melakukan penelitian, yang merupakan salah satu bagian organisasi PT. Dirgantara Indonesia, yang berfungsi membuat part-part dan komponen pesawat terbang untuk menunjang assembling pesawat terbang sesuai dengan Master Plan. Sehubungan dengan aktivitasnya, Unit Profit Center AIPCM ini harus dapat memanfaatkan karyawannya sebaik-baiknya mengingat bagian ini merupakan sumber daya yang paling penting dalam pembuatan part dan komponen pesawat terbang. Usaha yang dilakukan Unit Profit Center AIPCM untuk membentuk SDM yang profesional dan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja ialah dengan memberikan berbagai pelatihan bagi karyawannya diantaranya pelatihan CNC ( Computerized Numerical Control ) Machine. Dengan dilaksanakannya program pelatihan yang baik dan berkesinambungan, diharapkan akan membawa hasil yang lebih menguntungkan bagi karyawan yaitu meningkatnya pengetahuan dan kecakapan serta keterampilan karyawan sehingga nanti mereka benar-benar mampu untuk menangani pekerjaannya secara efektif dan efisien serta dapat menunjang ke arah peningkatan prestasi kerjanya. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis merasa tertarik melakukan penelitian guna mendapatkan informasi tentang bagaimana pengaruh pelatihan CNC Machine terhadap peningkatan kemampuan karyawan Unit Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia.

B. Identifikasi Masalah Pelatihan yang dilaksanakan PT. Dirgantara Indonesia ini merupakan hal penting dalam meningkatkan kemampuan karyawan, artinya menuju perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan pola-pola perilaku berusaha ke arah yang lebih baik, dan mampu mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi serta mengantisipasi perkembangan bisnis di masa yang akan datang. Pola utama yang telah dikembangkan PT.Dirgantara Indonesia dalam membina karyawan adalah dengan melaksanakan sistem pelatihan yang berorientasi pada kebutuhan. Dimana kebutuhan peserta ini tergali sebelum pelatihan dimulai. Dan juga sistem pelatihan dilaksanakan secara terpadu- berkelanjutan. Hasil pelatihan ini diharapkan mampu membawa keberhasilan peningkatan prestasi kerja karyawan unit profit center AIPCM, sebagaimana dikemukakan Edwin B. Pilippo (1961: 228-229) bahwa " Pelatihan berkaitan dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan dalam menjalankan pekerjaan tertentu dan merupakan beban penting bagi organisasi di mana pekerjaan itu berada" Pola-pola kegiatan pelatihan yang diterapkan akan turut menentukan besarnya konstribusi terhadap prestasi kerja karyawan. Dale Yoder ( 1962: 225) mengemukakan bahwa "Pelatihan yang baik menjalankan asas individual difference, relation to job analisis, motivation, active participation, selection of trainess, selection of trainers's training,

training methods, dan principles of learning". Dengan demikian dalam suatu pelatihan sedikitnya terdapat 5 faktor yang turut menentukan keberhasilan pelatihan yaitu: 1 Materi Pelatihan Materi pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan, mampu menjawab permasalahan yang dihadapi, dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penting karena tingginya motivasi karyawan mengikuti kegiatan pelatihan banyak dipengaruhi oleh apakah materi pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan mampu memenuhi harapannya. 2 Kemampuan Instruktur (pelatih) Kemampuan instruktur sangat penting dalam suatu pelatihan. Hal ini sejalan dengan pendapat Alex S. Nitisemito (1982:105) mengemukakan peranan pelatih sangat menentukan berhasil tidaknya pelatihan tersebut. 3 Fasilitas pelatihan Fasitas pelatihan turut menentukan keberhasilan suatu pelatihan karena kegiatan pembelajaran dalam pelatihan akan efektif jika lingkungan dan fasilitas kondusif bagi jalannya proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan Zainudin Arif ( 1990) bahwa dalam merancang dan melaksanakan kegiatan belajar, tahap pertama yang perlu dipersiapkan adalah iklim belajar ( sarana belajar dan pengaturan fisik).

4 Peserta pelatihan Peserta pelatihan merupakan bahan mentah yang akan diolah di dalam lembaga pendidikan yang nantinya akan berubah menjadi hasil olahan atau lulusan. 5 Mutu proses pelatihan ( pembelajaran) Proses pelatihan (pembelajaran) sangat penting dalam pelatihan, karena dengan proses pembelajaran memungkinkan terjadinya proses perubahan tingkah laku sesorang dalam mencapai suatu tujuan Muhibbin syah (2000:113) mengungkapkan bahwa: Proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri manusia. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitihan ini adalah seberapa besar pola pelatihan yang diselenggarakan UPC AIPCM selama ini memberikan sumbangan berarti terhadap peningkatan kemampuan karyawan. C. Perumusan Masalah Unjkfk memperjelas masalah yang diteliti, berikut ini dikemukakan rumusan masalah secara umum " Seberapa besar pengaruh pelatihan computerized numerical Control machine dalam meningkatkan kemampuan karyawan unit Profit Center AIPCM PT. Dirganta Indonesia "

8 D. Tujuan Penelitian Berpijak pada permasalahan yang dirumuskan dalam pertanyaanpertanyaan penelitian serta dengan memperhatikan variabel tersebut di atas, maka secara operasional tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ini : 1. Untuk memperoleh informasi mengenai ada tidaknya pengaruh materi pelatihan CNC Machine terhadap mutu proses pelatihan karyawan Unit Profit CenterAIPCM PT. Dirgantara Indonesia 2.Umuk memperoleh informasi mengenai ada tidaknya pengaruh kemampuan instruktur terhadap mutu proses pelatihan karyawan Unit Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia 3. Utmik memperoleh informasi mengenai ada tidaknya pengaruh fasilitas pelatihan terhadap mutu proses pelatihan karyawan Unit Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia 4. Untuk memperoleh informasi mengenai ada tidaknya pengaruh peserta pelatihan terhadap mutu proses pelatihan karyawan Unit Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia 5. Urvtuk mengetahui informasi mengenai ada tidaknya pengaruh keseluruhan komponen pelatihan terhadap mutu proses pelatihan karyawan unit Profit CenterAIPCM PT. Dirgantara Indonesia 6. Untuk mengetahui informasi mengenai ada tidaknya pengaruh mutu proses pelatihan terhadap peningkatan prestasi kerja lulusan hasil

pelatihan karyawan unit Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia D. Manfaat Penelitian Penelitian ini berhubungan dengan pembinaan dan pengembangan Sumber daya manusia dalam hal ini pengembangan kemampuan karyawan unit profit center AIPCM, agar lebih mampu dan terampil dalam melaksanakan tugas sesuai dengan peran yang diberikan. Secara teoritis penelitian ini merupakan sumbangan pemikiran yang dapat digunakan sebagai tambahan informasi pengetahuan tentang proses pelaksanaan pelatihan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelatihan dan pengembangan konsep-konsep atau teori-teori dalam pelatihan. Secara praktis bermanfaat bagi perusahaan PT. Dirgantara Indonesia dalam upaya peningkatan prestasi kerja karyawan sedangkan bagi bagian personalia AIPCM sebagai lembaga penyelenggara pelatihan, sebagai bahan masukan untuk keperluan perancangan kegiatan pelatihan guna meningkatkan kualitas dari segi penyelenggara pelatihan. E. Paradigma Penelitian Upfuk mempermudah memberikan gambaran ruang lingkup dari penelitian ini maka penulis membuat kerangka pola pikir dalam penelitian ini, maka paradigma penelitiannya adalah

10» e // Instrumental Input Materi Pelatihan Kompetensi Pelatih Fasilitas Peserta Uidik ( Karyawan Belum Teriatih) Mutu Proses Pelatiha Proses Delajar mengajar Bimbingan Evaluasi GAMBARI.1 Paradigma Penelitian Oiutput I Kemampuan Karyawa Peserta pelatihan sebelum pelatihan merupakan masukan mentah yang berkaitan dengan karakteristik peserta yang meliputi struktur kognitif, pengetahuan, ketrampilan, kebutuhan belajar, pendidikan, usia status sosial dan kebiasaan belajar. Kemudian dalam proses pelatihan, yaitu adanya treatment pelatihan yaitu yang menyangkut interaksi antara masukan mentah ( peserta) dan masukan sarana. Dalam mutu proses pelatihan adanya proses pembelajaran, bimbingan dan evaluasi. Kemudian lulusan hasil pelatihan merupakan output (keiuaran), yaitu peningkatan kemampuan karyawan yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran yang mencakup pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang sesuai dengan kebutuhan belajar yang diperlukan peserta didalam rencana pengelolaan AIPCM. Setelah pelatihan selesai dilaksanakan diharapkan penerapan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh selama pelatihan dalam melaksanakan pekerjaan meningkat ( prestasi kerja meningkat)

11 F. Definisi Operasional Untuk adanya kesamaan interpretasi terhapat proses dan hasil penelitian yang dilakukan maka perlu dikemukakan definisi operasional variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Variabel Bebas (X) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah pelatihan. Pengertian pelatihan sebagaimana dikemukakan Moekiyat (1993:3) bahwa "pelatihan adalah suatu bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori". Dalam penelitian ini secara operasional pengertian pelatihan mesin CNC adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketramphan karyawan dalam mengoperasikan mesin computer numerical control di PT.Dirgantara Indonesial Dengan mengacu pada konsep di atas, pelatihan dalam penelitian ini ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut: a. Materi pelatihan (Xl}, diukur melalui : (1) Kesesuaian materi yang diberikan; (2) Kesesuaian materi dengan masalah yang dihadapi peserta; (3) Manfaat materi pelatihan bagi peserta. b. Kemampuan instruktur (X2), yang dapat diukur dari : (1) Sistimatika penyajian; (2) kejelasan dalam menyampaikan materi; (3) Kesesuaian

12 metode; (4) Alat bantu yang digunakan; (5) Kemampuan mempraktekkan materi; (6) Daya simpati terhadap. peserta. c. Fasilitas pelatihan (X3), diukur melalui: (1) Tempat dan ruangan pelatihan; (2) Kelengkapan alat-alat pelatihan; (3) Kelengkapan buku/ modul dan media pelatihan. d. Peserta pelatihan (X4), diukur melalui: (1) Kebutuhan pelatihan; (2) Disiplin ;(3) Ketepatan penggunaan waktu; Partisipasi aktif 2. Variabel terikat (Y) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah mutu proses pelatihan (Yi) dan kemampuan karyawan (Y2) - Mutu proses pelatihan/pembelajaran (Y1) merupakan kunci pokok dari terlahirnya hasil pelatihan. Mutu proses pelatihan diukur melalui : (1) Tujuan belajar; (2) Metode pembelajaran ; (3) Kerjasama yang baik; (4) Penilaian hasil belajar - Kemampuan Karyawan adalah merupakan kuantitas peserta yang dihasilkan dari setiap kegiatan pelatihan yang disertai kualitas perubahan tingkah laku yang didapat melalui proses pelatihan yang mencakup penguasaan peserta terhadap materi yang diberikan pada pelatihan sehingga mereka dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilan ditempat kerja dengan baik. Yang dapat diukur dari kemampuan karyawan adalah melalui : (1) Hasil penilaian pelatihan; (2) Pemahaman materi; (3) Penguasaan materi; (4) Aspek pengetahuan; (5) Perubahan sikap: (6) Ketrampilan; (7) Kualitas;

13 (8) Ketepatan Jadwal; (9) Kesadaran biaya; (10) Kerjasama, (11) pengetahuan pekerjaan dan (12) Adaptasi G. Asumsi dan Hipotesis Penelitian Asumsi Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Asumsi ini diperlukan untuk memperkuat permasalahan, membantu peneliti dalam memperjelas menetapkan objek penelitian, wilayah pengambilan data dan instrumen pengumpulan data. Seperangkat yang dibangun sebagai landasan untuk keyakinan tentang kokohnya pelaksanaan penelitian, adalah sebagai berikut ini. 1. Pelatihan sebagai alat manajemen digunakan untuk mengembangkan penetahuan dan keterampilan agar prestasi kerja (kinerja) individu dan organisasi meningkat (Terence Jackson, 1989) 2. Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya, atau suatu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya (Faustino Cordosa,1999: 197) 3. Karyawan akan lebih baik apabila mereka merasa bahwa organisasi menyediakan peluang bagi prestasi mereka untuk dihargai dan diberikan ganjaran (TV. Rao,1986)

14 Perumusan Hipotesis Berdasarkan asumsi-asumsi penelitian tersebut di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut ini 1. Terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara materi pelatihan CNC Machine terhadap mutu proses pelatihan karyawan Unit Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia 2. Terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara kemampuan instruktur terhadap mutu proses pelatihan karyawan Unit Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara fasilitas pelatihan terhadap mutu proses pelatihan karyawan unit Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia 4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara peserta pelatihan terhadap mutu proses pelatihan karyawan unit Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia 5. Terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara keseluruhan komponen pelatihan terhadap mutu proses pelatihan karyawan unit Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia 6. Terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara mutu proses pelatihan terhadap output (kemampuan karyawan) unit Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesi

15 Pengaruh antara variabel-variabel tersebut digambarkan sebagai berikut: GAMBAR I.2 Pengaruh Variabel X Terhadap Y Y2 Keteranga X1: Materi Pelatihan X2: Kemampuan Instruktur X3: Fasilitas Pelatihan X4: Peserta Pelatihan Y1: Mutu Proses Pelatihan Y2: Output ( Kemampuan karyawan)