BAB III. Metode Penelitian. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC50 serta nilai SPF

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang didapatkan dari 20 kg buah naga merah utuh adalah sebanyak 7 kg.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan uji determinasi di laboratorium Sistematika tumbuhan Fakultas

Lampiran 1 Hasil Determinasi Tanaman

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. vitro pada bakteri, serta uji antioksidan dengan metode DPPH.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODA

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain neraca analitik,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Agustiningsih. Achmad Wildan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang. Mindaningsih Sekolah Menengah Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. eksperimental komputasi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I. Pendahuluan. Matahari merupakan sumber energi terbesar bagi bumi. Berbagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 Mei 2017 di

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

Bab III Bahan dan Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan rhodamin

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Determinasi Tanaman. acuan Flora of Java: Spermatophytes only Volume 2 karangan Backer dan Van

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium,

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL BEBAS EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA DENGAN METODE DPPH (1,1-DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL)

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

PERBANDINGAN KADAR FENOLIK TOTAL EKSTRAK METANOL KELOPAK MERAH DAN UNGU BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa, Linn) SECARA SPEKTROFOTOMETRI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

Anang Budi Utomo, Agus Suprijono, Ardan Risdianto. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

SKRIPSI. Oleh: ROSITA TIVA ALFIANI K

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

Transkripsi:

BAB III Metode Penelitian A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional laboratorik untuk mengetahui kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC50 serta nilai SPF pada fraksi etilasetat ekstrak etanolik kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) sebagai agen antioksidan dan fotoprotektif. B. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmasi dan Laboratorium Penelitian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2014 sampai dengan Juni 2015. C. Sampel Penelitian Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus). Buah naga merah yang digunakan berasal daerah Banyuwangi (diambil pada bulan November 2014). Kulit buah naga merah diambil dari 20 kg buah naga merah. Kulit buah naga merah kemudian dikeringkan dan diekstraksi dengan etanol 95% menjadi ekstrak etanolik kulit buah naga merah. Selanjutnya ekstrak kental difraksinasi untuk mendapatkan fraksi etilasetat. 23

24 D. Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian a. Variabel bebas Variabel bebas pada penelitian ini adalah konsentrasi fraksi etilasetat ekstrak etanolik kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus). b. Variable tergantung Variabel tergantung pada penelitian ini adalah kadar fenolik total, kadar flavonoid total, nilai IC50, serta panjang gelombang absorbsi maksimum dan nilai SPF. 2. Definisi Operasional Definisi operasional pada penelitian ini adalah: a. Kadar fenolik total merupakan kadar senyawa fenolik dalam sampel yang dinyatakan sebagai ekuivalen asam galat atau Gallic Acid Equivalent (GAE). Kadar fenolik total didapatkan dari perhitungan menggunakan rumus TPC (Total Phenolic Content), dimana nilai C (kadar fenol total larutan) atau sumbu x didapatkan dengan memasukkan nilai absorbansi sampel ke dalam sumbu y pada persamaan regresi linier standar asam galat. Persamaan regresi ini didapatkan dari hubungan antara konsentrasi asam galat (10, 20, 30, 40, dan 50 µg/ml) dan absorbansi asam galat. Absorbansi didapatkan dari hasil pengukuran menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan metode Folin-Ciocalteau. Metode ini merupakan reaksi oksidasireduksi antara reagen Folin (asam fosfomolibdat dan asam

25 fosfotungstad) dan senyawa polifenol yang terdapat pada sampel sehingga terbentuk malibdenum-tungsen dengan kompleks warna biru (Wisesa dan Widjanarko, 2014). b. Kadar flavonoid total merupakan kadar flavonoid dalam sampel yang dinyatakan sebagai ekuivalen kuersetin (EQ). Kadar flavonoid total didapatkan dari perhitungan menggunakan rumus Total Flavonoid, dimana kadar flavonoid dalam sampel (sumbu x) diketahui dengan memasukkan absorbansi sampel ke dalam sumbu y pada persamaan regresi linier kuersetin. Persamaan regresi linier kuersetin dibuat dari hubungan antara konsentrasi kuersetin (400, 800, 1200, 1600 dan 2000 μg /ml) dengan absorbansi kuersetin. Absorbansi didapatkan dari hasil pengukuran menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan metode kolorimetri mengunakan khelasi AlCl3. Metode ini merupakan reaksi AlCl3 yang akan membentuk kompleks dengan gugus keto pada atom C-4 dan juga dengan gugus hidroksi pada atom C-3 atau C-4 yang bertetangga dari flavon dan flavonol (Desmiaty, 2009). c. IC50 (Inhibitory Concentration) merupakan konsentrasi yang ekuivalen memberikan 50% efek aktivitas antioksidan atau efek menangkap radikal bebas (Ciptaningsih, 2012; Marxen et al., 2007). IC50 digunakan sebagai parameter yang menunjukkan aktivitas antioksidan yang didapatkan dengan menggunakan uji DPPH. Absorbansi DPPH biasanya diukur pada panjang gelombang 515-520 nm (Marxen et al, 2007). Prinsip uji DPPH adalah perubahan warna radikal DPPH akibat

26 reaksi antara radikal bebas DPPH dengan satu atom hidrogen yang dilepaskan oleh senyawa yang terkandung dalam bahan uji untuk membentuk senyawa 1,1-difenil-2-pikrilhidrazin yang berwarna kuning (Josephy, 1997). d. Panjang gelombang absorbsi maksimum dan nilai SPF ditentukan dengan metode spektrofotometri menggunakan daerah serapan UVB yaitu antara 290 hingga 320 nm. Nilai SPF didapatkan dari perhitungan menggunakan rumus SPF yang telah dikembangkan oleh Mansur et al. (1986) (Dutra, 2004). E. Instrumen Penelitian Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Alat Oven, bejana maserasi, bejana KLT, Blender (Philips ), cawan porselen, Rotary evaporator (IKA RV10), waterbath (Memmert ), plat selulosa (E merck ), pipa kapiler, kipas angin (Sekai ), lampu UV 254 dan UV 366 nm, termometer, timbangan analitik (Mettler Toledo ), corong pisah (Pyrex ), rak tabung reaksi, mikropipet (Socorex ), pipet tetes, sendok tanduk, tabung reaksi (Pyrex ), erlenmeyer (Pyrex ), gelas ukur (Pyrex ), labu takar (Pyrex ), vortex, propipet, pipet volume (Pyrex ), kuvet, Spektrofotometer UV-Vis mini-1240 (Shimadzu ). 2. Bahan Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus), alkohol 96% (pro analisis, E Merck), etanol 95% (teknis, Bratac), etanol 70% (teknis, Bratac), etilasetat

27 (teknis, Bratac), metanol (teknis, Bratac), pereaksi sitroborat (asam borat dan asam sitrat) (E Merck), n-butanol (pro analisis, E Merck), asam asetat (pro analisis, E Merck), aquades (teknis, Bratac), Folin-ciocalteu (E Merck), Na2CO3 (E Merck), kuersetin standard (Sigma), AlCl3 (E Merck), NaNO2 (E Merck), NaOH (J.T. Baker), DPPH (E Merck). F. Cara Kerja 1. Bahan tumbuhan Kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dipisahkan dengan daging buahnya karena hanya kulit buahnya yang digunakan sebagai sampel. Setelah itu, kulit buah naga merah dipotong kecil-kecil (± 5mm) kemudian dikeringkan dengan bantuan sinar matahari dalam keadaan tertutup kain hitam. Namun, dikarenakan kulit buah naga yang tidak segera mengering maka dilanjutkan dengan pengeringan menggunakan oven pada suhu 50 0 C. Kulit buah naga merah yang sudah kering dihaluskan dengan cara diblender sehingga didapatkan serbuk kering kulit buah naga merah. 2. Ekstraksi Serbuk kering kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dimaserasi dengan etanol 95% dengan perbandingan bahan:pelarut (1:10) selama 7 hari (5 hari maserasi dan 2 hari remaserasi) pada suhu kamar dalam bejana kedap cahaya. Larutan ekstrak kemudian disaring dan dipekatkan mengunakan rotary evaporator pada suhu 50 0 C dilanjutkan dengan menggunakan waterbath pada suhu 50 0-70 0 C sehingga didapatkan

28 ekstrak etanolik kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) (KBNM- EtOH). 3. Fraksinasi KBNM-EtOH dilarutkan dalam campuran H2O-MeOH (3:7). Selanjutnya, dilakukan fraksinasi cair-cair dengan etilasetat (AcOEt) sehingga diperoleh fraksi metanol ekstrak etanolik kulit buah naga merah (KBNM-MeOH) dan fraksi etilasetat ekstak etanolik kulit buah naga merah (KBNM-AcOEt). Fraksi KBNM-AcOEt dipekatkan menggunakan kompor listrik suhu 50 0 C. Fraksi kental digunakan untuk melakukan berbagai pengujian selanjutnya (Junior et al., 2013). 4. Analisis Kualitatif Flavonoid dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Mula-mula bejana kromatografi dijenuhi dengan uap fase gerak n- butanol:asam asetat:air (4:1:5 v/v, lapisan atas). Penjenuhan fase gerak dilakukan dengan cara memasukkan kertas saring ke dalam bejana kromatografi yang terisi fase gerak dalam keadaan tertutup rapat hingga fase gerak mencapai ujung atas kertas saring. Plat KLT selulosa dioven pada suhu 70 C selama 10 menit untuk menghilangkan kadar air. Selanjutnya, standar kuersetin dan fraksi KBNM-AcOEt ditotolkan pada plat KLT selulosa dengan menggunakan pipet kapiler pada jarak 1 cm dari bagian bawah. Bercak penotolan dibiarkan hingga kering kemudian dielusi dalam bejana kromatografi. Jarak elusi yang digunakan adalah 8 cm. Pengamatan plat KLT selulosa dilakukan dibawah sinar tampak, UV 254

29 nm dan 366 nm sebelum dan setelah disemprot dengan pereaksi sitroborat (Suhendi et al., 2011). 5. Penetapan Kuantitatif Kandungan Flavonoid Total Kadar flavonoid total ditetapkan dengan cara khelasi AlCl3. Sebanyak 0,4 ml fraksi KBNM-AcOEt ditambahkan dengan 0,6 ml aquadest dan 0,06 ml NaNO2 (5%). Larutan diinkubasi selama 6 menit pada suhu kamar lalu ditambahkan 0,06 ml AlCl3 (10%), setelah 5 menit kemudian tambahkan NaOH 0,4 ml (1mM). Selanjutnya absorbansi diukur pada panjang gelombang 510 nm mengunakan spektrofotometer UV-Vis. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali (Saini et al., 2011). Kuersetin konsentrasi 400, 800, 1200, 1600 dan 2000 μg /ml diuji seperti prosedur diatas. Persamaan regresi linier kuersetin dibuat dari hubungan antara konsentrasi dengan nilai absorbansi kuersetin. Persamaan regresi ini digunakan untuk menghitung kadar flavonoid dalam sampel. 6. Analisis Kuantitatif Kandungan Fenolik Total Kandungan fenolik total diuji menggunakan reagen Folin-Ciocalteu, dimana sejumlah 400 L fraksi KBNM-AcOEt ditambahkan 3,16 ml aquadest dan 200 L reagen Folin-Ciocalteu, dicampur hingga homogen. Larutan digojog selama 6 menit. Selanjutnya, ditambahkan 600 L larutan Na2CO3 2% untuk membentuk suasana basa dan dihomogenkan dengan cara divortex (Talapessi et al., 2013). Larutan didiamkan pada suhu kamar selama 2 jam. Absorbansi diamati pada panjang gelombang 760 nm

30 dengan spektrofotometer UV-Vis. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali (Junior et al., 2013). Asam galat konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50 µg/ml diuji seperti prosedur diatas. Persamaan regresi linier asam galat dibuat dari hubungan antara konsentrasi dengan nilai absorbansi asam galat. Persamaan regresi ini digunakan untuk menghitung kadar fenol total larutan. 7. Uji Penangkapan Radikal Bebas DPPH Fraksi KBNM-AcOEt (kadar 100, 200, 300, 400 dan 500 µg/ml) masing-masing dicampur dengan 1 ml DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrasil) 0,4 mm dilarutkan dalam larutan etanol hingga 5 ml. Larutan didiamkan bereaksi pada temperatur ruangan dan gelap selama 30 menit. Absorbansi masing-masing larutan dibaca pada panjang gelombang 518 nm mengunakan spektrofotometer UV-Vis (Sumarny et al., 2014). Replikasi dilakukan 2 kali dengan masing-masing absorbansinya diukur sebanyak 2 kali. Nilai absorbansi yang didapat adalah absorbansi sampel, sedangkan absorbansi kontrol adalah absorbansi yang didapatkan dari larutan yang berisi 1 ml DPPH dalam 5 ml etanol. % inhibisi dihitung menggunakan rumus: Persamaan regresi linier dibuat dari hubungan antara konsentrasi dan % inhibisi. Persamaan regresi ini digunakan untuk menghitung nilai IC50.

31 Kuersetin konsentrasi 1, 2, 3, 4, dan 5 µg/ml diuji seperti prosedur diatas untuk dijadikan pembanding. 8. Penetapan Panjang Gelombang Absorbsi Maksimum dan SPF Untuk menetapkan panjang gelombang absorbsi maksimum (λmaks), fraksi kental KBNM-AcOEt dilarutkan dalam etanol absolut sehingga didapatkan seri kadar 5, 25, 50 dan 100 mg/l. Selanjutnya, dilakukan scanning spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang antara 260-400 nm dengan interval 2 nm. Blanko yang digunakan adalah etanol (Junior et al., 2013). Tabel 5. Panjang gelombang dan nilai EE (λ) x I (λ) (Junior et al., 2013) Panjang gelombang (nm) EE x I 290 0.0150 295 0.0817 300 0.2874 305 0.3278 310 0.1864 315 0.0839 320 0.0180 Total 1.0000 Panjang gelombang maksimum yang didapatkan selanjutnya disesuaikan dengan nilai EE x I yang sudah ditentukan oleh Sayre et al. (1979) (Tabel 5). Nilai SPF dihitung menggunakan rumus yang telah dikembangkan oleh Mansur et al. (1986) yaitu (Dutra, 2004): Keterangan: SPFSpektrofotometrik = CF x Σ290-320 EE (λ) x I (λ) x Abs (λ) EE (λ) I (λ) Abs (λ) : Spektrum efek erythemal : Spektrum intensitas matahari : Absorbansi

32 G. Skema langkah kerja CF : Faktor koreksi (= 10) Kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) kering Maserasi (etanol 95%) Fraksinasi (etilasetat) Fraksi etilasetat ekstak etanolik kulit buah naga merah (KBNM-AcOEt) Analisis kualitatif flavonoid dengan KLT Analisis kuantitatif kandungan fenolik total Analisis kuantitatif kandungan flavonoid total Uji DPPH Penetapan λ absorbsi maksimum dan SPF Gambar 6. Skema langkah kerja H. Analisis data Daya antioksidan dilihat dari nilai IC50 yang dihitung dengan menggunakan persamaan regresi linier yang didapatkan dari hubungan antara konsentrasi sampel (μg/ml) dengan % inhibisi, sedangkan daya fotoprotektif dilihat dari nilai SPF ekstrak etanolik kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) fraksi etilasetat yang didapatkan dari perhitungan rumus SPF.