PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEPTUAL MATEMATIS SISWA PADA BANGUN RUANG DI SMP

dokumen-dokumen yang mirip
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA MATERI ALJABAR DI SMP

KEMAMPUAN KONEKSI SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN ANALOGI MATEMATIS DALAM MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI GAYA KOGNITIFNYA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR DI SMP

PENGARUH KOMUNIKASI MATEMATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI-KECAMATAN PURWODADI

RESPONS SISWA TERHADAP SAJIAN SIMBOL, TABEL, GRAFIK DAN DIAGRAM DALAM MATERI LOGARITMA DI SMA

PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN KELANCARAN PROSEDURAL SISWA DALAM OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, karena pendidikan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

POTENSI PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA DALAM MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN LASSWEL COMUNICATION MODEL 2013/2014 ) Naskah Publikasi

HUBUNGAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF DENGAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN DI SMP

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN LASSWEL COMUNICATION MODEL

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. teknologi tidak dapat kita hindari. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan

PENGGUNAAN TUGAS MIND MIND SEBAGAI INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MATERI FUNGSI KUADRAT

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI TRIGONOMETRI

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

KEMAMPUAN NUMBER SENSE SISWA SMP NEGERI 5 PONTIANAK DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI PECAHAN

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA DI SMP

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X SMAN 5 BATAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

PENGARUH CREATIVE PROBLEM SOLVING DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA

KANDUNGAN KONEKSI MATEMATIS DALAM LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA MATERI PERBANDINGAN BERBALIK NILAI DI SMP. Lusiana, Sugiatno dan Bistari

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

KEMAMPUAN PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIS SISWA DALAM MATERI KUBUS DI KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KESULITAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PELUANG DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

Unnes Journal of Mathematics Education

PEMAHAMAN KONSEPTUAL MATEMATIS SISWA PADA MATERI KUBUS DI KELAS IX SMPS BUMI KHATULISTIWA

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DENGAN WAWANCARA KLINIS PADA PEMECAHAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL KELAS VIII SMP

Pengembangan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa. Melalui Pembelajaran Matematika

BAB V PEMBAHASAN. analisis deskriptif. Berikut pembahasan hasil tes tulis tentang Kemampuan. VII B MTs Sultan Agung Berdasarkan Kemampuan Matematika:

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

PERKEMBANGAN KOGNITIF SISWA DALAM OPERASI LOGIS BERDASARKAN TEORI PIAGET DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF Purnama Ramellan 1), Edwin Musdi 2), dan Armiati 3)

PENINGKATAN KOMPETENSI OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI AKTIVITAS KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII DI SMP

DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam pengertian individu memiliki potensi untuk tumbuh dan

KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA SMP

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

PENGEMBANGAN MEDIA BOOKLET BERMUATAN IDEAL PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PADA SISWA SMP

EFEKTIVITAS METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA PADA MATERI INTEGRAL

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII PADA PENERAPAN OPEN-ENDED

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika; Vol. 4, No. 1; 2015 ISSN Diterbitkan oleh PYTHAGORAS Universitas Riau Kepulauan

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PENALARAN MATEMATIS PADA MATERI PERBANDINGAN SMP

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAYA MATEMATIS UNTUK SISWA SMP. Fitriana Eka Chandra 1

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS KESALAHAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VIII PADA MATERI KUBUS DAN BALOK

PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TTW

Jurnal Saintech Vol No.04-Desember 2014 ISSN No

PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA PADA MATERI PERTIDAKSAMAAN LINIER SATU VARIABEL DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA. Eka Rosdianwinata

Muhammadiyah Surakarta. Muhammadiyah Surakarta. Muhammadiyah Surakarta Alamat

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA PADA MATERI KULIAH GEOMETRI ANALITIK DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP PGRI PONTIANAK

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA GAYA KOGNITIF REFLEKTIF-IMPULSIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED

MENGATASI KESULITAN PEMAHAMAN KONSEPTUAL DENGAN PENDEKATAN ANTISIPASI DIDAKTIS MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN DI SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

EFEKTIVITAS PENERAPAN GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PEMANFAATAN DIAGRAM DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN KELAS VII SMP NEGERI 6 PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

KEMAMPUAN ABSTRAKSI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KLS VIII

PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS ANTARA SISWA YANG BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL RECIPROCAL TEACHING

Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia Volum 2 Nomor 2 bulan September Page p-issn: e-issn:

Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika

PENGARUH TINGKAT KECEMASAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH KALKULUS II

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR METODE NUMERIK BERBASIS PEMECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pembelajaran Model Matematika Knisley Terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMA

KEEFEKTIFAN METODE GUIDEDDISCOVERY LEARNING BERNUANSA MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI SMP ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP, KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KONEKSI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia,karena pendidikan. Dalam pendidikan, terdapat kegiatan yang dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Suci Rahmayani*), Sefna Rismen**), Tika Septia**)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau menangkap segala perisitiwa disekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia. kesanggupan kecakapan, atau kekuatan berusaha.

Transkripsi:

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEPTUAL MATEMATIS SISWA PADA BANGUN RUANG DI SMP Eviana, Sugiatno, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email : eviana92mtk@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematis siswa berpengaruh terhadap pemahaman konseptual matematis siswa. Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi. Sampel dalam penelitian ini adalah 42 siswa kelas VIII. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis berpengaruh terhadap pemahaman konseptual matematis siswa dengan masing-masing tingkat kemampuan pada siswa yang berusia 13 sampai 14 tahun dalam materi bangun ruang dengan kategori rendah. Terdapat kesenjangan yang terjadi antara data yang diperoleh dan hasil perhitungan korelasi Product Moment. Hal tersebut diduga bahwa komponen soal tes yang digunakan dalam penelitian ini kurang efisien. Selain itu peneliti juga menduga bahwa penyebab kesenjangan yang terjadi antara data yang diperoleh dan hasil perhitungan korelasi Product Moment yaitu kecilnya jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Kata kunci : Kemampuan Komunikasi Matematis, Pemahaman Konseptual Matematis Abstract: This research aims to find out whether the mathematical communication ability students effect on conceptual understanding students. The form used is the research of the correlation studies. The sample in this research is the 42 students of class VIII. The result analysis of data show that the mathematical communication ability influence on conceptual understanding students mathematical with each level of ability in students aged 13 to 14 years in the material solids with a low category. There is a gap between the data obtained and the calculation of correlation Product Moment. It is alleged that the components of the test questions used in this research are less efficient. In addition, researchers also suspect that the cause of the gap between the data obtained and the calculation of correlation Product Moment that small amount of samples used in this research. Keywords: Mathematical Communication Ability, Mathematical Conceptual Understanding 1

N ational Assessment of Educational Progress (NAEP) telah menjelaskan bahwa ada dua dimensi utama (standar isi dan kemampuan matematis) dan satu dimensi yang mencakup dua dimensi utama (daya matematis) yang menjadi tolak ukur dalam penilaian matematika. Kemampuan matematis merupakan salah satu dimensi utama yang memiliki unsur-unsur pengetahuan prosedural, pemahaman konseptual, dan pemecahan masalah. Ketiga unsur tersebut merupakan kemampuan-kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa, karena dengan menguasai ketiga kemampuan tersebut diharapkan siswa dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terkait tentang matematika dengan baik (Neidorf, Binkley, Gattis dan Nohara, 2006: 9). Tetapi pada kenyataannya proses pembelajaran yang terjadi tidaklah demikian, ketiga kemampuan dari dimensi kemampuan matematika belum dikuasai dengan baik oleh siswa. Buktinya masih banyak siswa yang memiliki nilai dibawah standar kriteria ketuntasan minimal (KKM), hal tersebut mengindikasikan bahwa pemahaman konseptual matematis masih kurang dikuasai oleh siswa. Dari laporan hasil sekolah UN SMP Negeri 14 Pontianak tahun ajaran 2011/2012 dapat disimpulkan bahwa masih cukup banyak siswa yang memiliki nilai ujian matematika yang di bawah 5,00. Selain itu, laporan nilai rata-rata ulangan akhir semester genap tahun pelajaran 2011/2012 menunjukkan bahwa nilai rata-rata ulangan akhir mata pelajaran matematika kelas VII dan VIII adalah 37,30 dan 43,08. Berdasarkan hasil wawancara kepada guru mata pelajaran matematika hal tersebut dikarenakan oleh masih kurangnya pemahaman konseptual matematis yang dikuasai oleh siswa SMP Negeri 14 Pontianak pada materi semester genap. Jika ditinjau dari data daya serap persentase penguasaan materi siswa SMP Negeri 14 Pontianak terhadap hasil sekolah UN tahun pelajaran 2009/2010 didapat bahwa sebagian besar materi yang kurang dikuasai oleh siswa adalah materi bangun ruang. Beberapa kemungkinan penyebab kurangnya pemahaman konseptual matematis siswa yaitu karena mereka sulit untuk mengungkapkan atau menjelaskan penyelesaian masalah dari masalah matematika yang mereka hadapi. Untuk dapat mengungkapkan atau menjelaskan penyelesaian masalah dari masalah matematika yang mereka hadapi diperlukanlah penguasaan komunikasi matematis yang baik, salah satunya dapat mengungkapkan ide-ide mereka dengan berbagai representasi. National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) telah menjelaskan bahwa komunikasi adalah cara berbagi ide dan mengklarifikasi pemahaman. Melalui komunikasi, ide-ide menjadi objek refleksi, perbaikan, diskusi, dan perubahan. Proses komunikasi juga membantu membangun makna dan ketetapan untuk ide-ide serta mempublikasikannya. Ketika siswa ditantang untuk berpikir dan memberikan alasan tentang matematika serta untuk mengkomunikasikan hasil pemikiran mereka kepada orang lain secara lisan atau tertulis, mereka belajar untuk menjelas dan meyakinkan. Mendengarkan penjelasan dari orang lain memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan pemahaman mereka sendiri (NCTM, 2000: 60). Berdasarkan hasil prariset yang dilakukan oleh peneliti pada hari Kamis, tanggal 7 Maret 2013 di SMP Negeri 14 Pontianak kepada enam siswa kelas IX yang telah dipilih berdasarkan tingkat kemampuan atas, menengah dan sedang 2

mengenai kubus dan balok. Dari hasil prariset yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa lima siswa yang memiliki skor tes kemampuan komunikasi matematis yang kurang juga memiliki skor tes pemahaman konseptual matematis yang kurang. Berbagai data yang diperoleh telah memberikan informasi bahwa masih kurangnya kemampuan komunikasi matematis dan pemahaman konseptual matematis siswa saat proses pembelajaran matematika materi bangun ruang berlangsung. Serta ada keterkaitan antara kemampuan komunikasi matematis siswa dan pemahaman konseptual matematis siswa pada setiap tingkat kemampuan siswa. Apabila kondisi demikian terus berlanjut, maka akan berdampak buruk terhadap kualitas pembelajaran siswa di SMP, khususnya SMP Negeri 14 Pontianak. Simbol-simbol dalam pembelajaran matematika akan menjadi hal yang terabaikan jika hal tersebut terjadi secara terus menerus. Salah satu pemecahan masalah dari beberapa masalah yang telah dikemukakan yaitu dengan melihat pengaruh kemampuan komunikasi matematis siswa terhadap pemahaman konseptual matematis siswa. Dengan mengetahui hal tersebut, dapat dipastikan apakah kemampuan komunikasi matematis berpengaruh terhadap pemahaman konseptual matematis atau tidak. Jika hal demikian berpengaruh, maka untuk meningkatkan pemahaman konseptual matematis dapat dilakukan dengan meningkatkan persentase kemampuan komunikasi matematis siswa di dalam kelas. Salah satu pertimbangan dilakukan penelitian ini dikarenakan belum adanya penelitian yang sejenis, serta ingin meningkatkan pemahaman konseptual matematis siswa melalui kemampuan komunikasi matematis siswa menggunakan multi representasi, seperti yang dikemukakan oleh Walle, Karp, dan Bay-William (2010: 4) yang menyatakan bahwa belajar untuk berkomunikasi dalam matematika mendorong interaksi dan eksplorasi ide-ide dalam kelas ketika siswa belajar dalam lingkungan yang aktif, lingkungan verbal. Tidak ada cara yang lebih baik untuk mendalami atau memperkuat ide selain mengartikulasikannya kepada orang lain. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, peneliti tertarik melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan komunikasi matematis terhadap pemahaman konseptual matematis siswa yang dikaji menurut tingkat kemampuan siswa dalam materi bangun ruang di kelas VIII SMP Negeri 14 Pontianak. Serta mengkonfirmasi untuk menjelaskan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa berpengaruh terhadap pemahaman konseptual matematis siswa. METODE Metode yang digunakan untuk melihat pengaruh kemampuan komunikas matematis terhadap pemahaman konseptual matematis adalah metode deskriptif, jenis penelitian yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian korelasi. Penelitian korelasi digunakan karena mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain (Trianto, 2011: 201). 3

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIII G SMPN 14 Pontianak dan sudah mempelajari materi kubus dan balok. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel random atau sampel acak. Untuk memperdalam penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan tiga siswa yang dipilih menggunakann teknik sampling bertujuan (purposive sampling). Peneliti menggunakan teknik sampling bertujuan (purposive sampling), karena pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih secara sengaja menyesuaikan dengann tujuan penelitian (Purwanto, 2011: 75), yaitu berdasarkan hasil tes kemampuan komunikasi matematis. Ketiga siswa tersebut yaitu NA, VIA, dan DR. Berdasarkan tujuan penelitian maka yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis dan pemahaman konseptual matematis siswa pada materi bangun ruang. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut. Persiapan Melakukan pra riset dan wawancara dengan guru matematika yang mengajar. Menyiapkan instrumen penelitian, melakukan validasi terhadap instrumen penelitian, merevisi instrumen penelitian berdasarkan hasil validasi. Melakukan uji coba soal, menganalisis data hasil uji coba, melakukan revisi instrumen penelitian berdasarkan hasil uji coba. Pelaksanaan Memberikan tes pemahaman konseptual matematis dan tes kemampuan komunikasi matematis. Mengoreksi hasil pekerjaan siswa, penskoran, dan menganalisis dengan teknik analisis data yang sesuai. Mewawancarai siswa yang dianggap representatif dalam menjawab tes kemampuan komunikasi matematis, yakni siswa yang menjawab dengan menggunakan 3 jenis representasi, 2 jenis representasi, dan 1 jenis representasi. Mengolah data. Analisis Data Menganalisis data hasil penelitian. Mendeskripsikan hasil pengolahan dan menyimpulkan sebagai jawaban dari masalah dalam penelitian ini. Menyusun laporan penelitian. Bagan 1 Tahapan Penelitian 4

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 42 siswa kelas VIII G di SMP Negeri 14 Pontianak. Ada 3 soal yang digunakan untuk mengungkapkan pemahaman konseptual matematis siswa, dengan jumlah soal 3 soal berbentuk essay dengan tiap soal memiliki 4 pertanyaan. Dan ada 3 soal yang digunakan untuk mengungkapkan kemampuan komunikasi matematis siswa, dengan jumlah soal 3 soal berbentuk essay. Perolehan tes pemahaman konseptual matematis dan tes kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat dari sajian berikut yang ditinjau berdasarkan tingkat kemampuan siswa (atas, menengah dan bawah). 35 32 Jumlah Siswa 30 25 20 15 10 5 0 6 4 Pemahaman Konseptual Matematis 24 18 Kemampuan Komunikasi Matematis Jenis Tes 0 Tingkat Kemampuan Atas Tingkat Kemampuan Menengah Tingkat Kemampuan Bawah Bagan 2 Hasil Tes Siswa Berdasarkan Tingkat Kemampuan Siswa Berdasarkan bagan 2 jumlah siswa dalam tingkat kemampuan menengah pada jenis tes pemahaman konseptual matematis lebih banyak dibandingkan dengan tingkat kemampuan atas dan tingkat kemampuan bawah. Sedangkan pada jenis tes kemampuan komunikasi matematis, tingkat kemampuan atas dan menengah lebih mendominasi. Dari penjabaran dua jenis tes tersebut terlihat bahwa masih ada beberapa siswa yang lemah dalam pemahaman konseptual matematis, dan hampir seluruh siswa memiliki kemampuan komunikasi matematis yang baik. Untuk mengetahui secara mendalam mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa dalam materi kubus dan balok, maka dilakukan wawancara pada sampel penelitian. Wawancara dilakukan terhadap 3 siswa. Hal tersebut dikarenakan jumlah representasi yang digunakan oleh semua siswa dalam menjawab tes kemampuan komunikasi matematis hanya satu jenis representasi, yaitu jawaban dengan sajian kata-kata/istilah. Siswa yang dipilih berkode: NA, VIA, dan DR. Karena wawancara yang dilakukan bertujuan untuk menggungkapkan kemampuan komunikasi matematis siswa, maka pertayaan-pertanyaan yang diwawancarakan kepada siswa mengenai soal tes kemampuan komunikasi 5

matematis yang telah diberikan sebelumnya. Hasil wawancara ini akan dijadikan sebagai data untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki oleh siswa. Berdasarkan hasil jawaban siswa saat wawancara, kemampuan komunikasi matematis lisan siswa dapat dilihat pada tabel 1 berikut. Tabel 1 Hasil Wawancara Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan No. Siswa Nomor Soal 1 2 3 Jumlah Skor Tingkat Kemampuan 1. NA 3 3 3 9 Atas 2. VIA 3 3 3 9 Atas 3. DR 2 3 3 8 Atas Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat kemampuan komunikasi matematis lisan siswa tergolong tinggi (atas). Temuan penelitian dari pemaparan tabel 1 dapat dirangkum menjadi beberapa point yaitu sebagai berikut: (1) Sebagian besar siswa memahami pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada mereka, hanya saja mereka belum dapat mengekspresikan ide-ide matematika yang mereka miliki kedalam bentuk lisan/kata-kata. (2) Dari tiga soal yag diajukan pada tiap siswa, terlihat bahwa dengan menggunakan wawancara siswa lebih banyak mengungkapkan ide-ide matematika mereka yang belum terungkap dalam tes tertulis yang telah diberikan sebelumnya. Untuk mengetahui kebenaran dari dugaan peneliti dalam penelitian ini dilakukanlah pengujian hipotesis. Hipotesis diuji kebenarannya berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti secara kuantitatif. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dapat diketahui bahwa koefisien korelasi antara kemampuan komunikasi matematis dan pemahaman konseptual matematis adalah 0,320. Berdasarkan hasil r hitung korelasi antara kemampuan komunikasi matematis dan pemahaman konseptual matematis adalah 0,320 lebih besar dari r tabel 0,304 dengan taraf signifikansi 5% dan db = 40, maka hipotesis alternatif (H ) disetujui atau diterima. Berarti memang benar antara kemampuan komunikasi matematis dan pemahaman konsepual matematis terdapat korelasi positif yang signifikan yang dikaji menurut tingkat kemampuan siswa pada materi bangun ruang di kelas VIII SMP Negeri 14 Pontianak. Dengan demikian terbukti bahwa kemampuan komunikasi matematis memberikan pengaruh terhadap pemahaman konseptual matematis siswa dengan masing-masing tingkat kemampuan dalam materi bangun ruang di kelas VIII SMP Negeri 14 Pontianak. Pembahasan Berdasarkan tujuan penelitian maka dilakukan pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Hasil pengujian hipotesis didapat bahwa kemampuan komunikasi matematis memberikan pengaruh 6

terhadap pemahaman konseptual matematis siswa dengan masing-masing tingkat kemampuan dalam materi bangun ruang di kelas VIII SMP Negeri 14 Pontianak. Setelah dilakukan perhitungan koefisien determinasi diketahui bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa berkontribusi terhadap pemahaman konseptual matematis siswa sebesar 10,24%. Walaupun dengan kontribusi yang rendah, tetapi secara tidak langsung pemahaman konseptual matematis siswa dapat dibangun melalui pengembangan kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki oleh siswa. Peristiwa demikian juga ditemukan oleh Cotton (2008), dalam temuannya ia mengatakan bahwa, students constructed heir own mathematical meaning by orally presenting their mathematical thinking and solutions to homework problems, as well as explaining and justifying their mathematical understanding in a writing journal. Yang artinya siswa dapat membangun sendiri pemahaman matematis mereka secara lisan saat menyajikan pemikiran matematis dan solusi untuk masalah pekerjaan rumah, serta menjelaskan dan meyakinkan pemahaman matematis mereka dalam sebuah jurnal yang mereka tulis. Begitu pula dengan yang dikemukakan oleh New York State Board (NYS Board, 2005) bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman matematika yang lebih baik dan memiliki ingatan lebih lama tentang pengetahuan matematika saat mereka memecahkan masalah, memberikan alasan matematis, membuktikan hubungan matematika, berpartisipasi dalam wacana matematika (komunikasi matematis), membuat koneksi matematika, dan model yang mewakili ide-ide dan matematika dalam berbagai cara (NYS Board, 2005: 2). Peristiwa demikian dapat dilihat dari data yang telah disajikan sebelumnya, terlihat bahwa ada 21% siswa yang memiliki nilai tes pemahaman konseptual matematis paling tinggi dengan skor 4. Dari tiga jenis representasi yang diberikan oleh peneliti, sebagian besar siswa terlihat kesulitan saat menjawab pertanyaan soal yang menggunakan sajian cerita kontekstual. Dan sebagian besar siswa terlihat tidak memiliki kesulitan saat menjawab pertanyaan yang menggunakan sajian gambar. Ketiga sajian yang diberikan oleh peneliti menjurus pada satu jawaban yang sama, tetapi diantara ketiga sajian tersebut hanya sajian gambar yang dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Melihat peristiwa yang demikian, terdapat kemungkinan bahwa kesulitan siswa selama ini disebabkan oleh proses pembelajaran yang dialami siswa. Kurangnya penggunaan berbagai jenis representasi saat melakukan komunikasi matematis dalam proses pemahaman konseptual matematis siswa selama ini diduga sebagai faktor utama penyebab kesulitan siswa. Peristiwa diperkuat dengan temuan Ratih (2012), ia menjelaskan bahwa sajian komunikasi matematis dengan menggunakan gambar lebih banyak dimuat dalam buku-buku teks yang biasa digunakan namun beberapa buku teks kurang memberikan sajian soal cerita pada penyajian materi pelajaran. Pernyataan demikian diperkuat dengan data hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa. Ada 26% siswa yang mendapat perolehan skor paling rendah 9, dan hanya ada 2% siswa yang mendapat skor 4. Dari jawaban yang diberikan oleh siswa, terlihat jelas bahwa dengan mengkomunikasikan ide 7

matematis mereka melalui tulisan secara tidak langsung siswa mengembangkan ide-ide matematis yang ada dalam diri mereka sendiri. Hal tersebut juga diungkapkan oleh NCTM (2000) Ketika siswa ditantang untuk berpikir dan memberikan alasan tentang matematika serta untuk mengkomunikasikan hasil pemikiran mereka kepada orang lain secara lisan atau tertulis, mereka belajar untuk menjelas dan meyakinkan. Mendengarkan penjelasan dari orang lain memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan pemahaman mereka sendiri (NCTM, 2000: 60). Peristiwa demikian kemudian didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan tiga orang siswa. Saat dilakukan wawancara, siswa diminta untuk menjelaskan kembali alasan jawaban mereka menggunakan tiga sajian yaitu sajian gambar, kata-kata/istilah dan simbol. Semakin banyak siswa mengkomunikasikan ide-ide matematis mereka secara lisan menggunakan berbagai representasi maka semakin kuat pemahaman konseptual yang dimiliki oleh siswa. Hal demikian juga diungkapkan oleh Kartini (2009) bahwa representasi matematis adalah ungkapan-ungkapan dari ide-ide matematika (masalah, penyataan, definisi, dan lain lain) yang digunakan untuk memperlihatkan (mengkomunikasikan) hasil kerjanya dengan cara tertentu (cara konvensional atau tidak konvensional) sebagai hasil interprestasi dari pikirannya (Kartini, 2009: 364-365). Pernyataan tersebut didasari dari mampunya siswa meyakinkan konsep-konsep matematis yang ada dalam diri mereka selama wawancara berlangsung. Dari seluruh data yang ada telah menujukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis dapat mempengaruhi pemahaman konseptual matematis. Namun saat dilakukan perhitungan korelasi Product Moment didapatkan hasil korelasi sebesar 0,320. Hasil korelasi tersebut menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis tidak begitu berpengaruh terhadap pemahaman konseptual matematis. Kemungkinan kesenjangan yang terjadi antara data yang diperoleh dan hasil perhitungan korelasi Product Moment karena faktor soal kemampuan komunikasi matematis dan soal pemahaman konseptual matematis. Diduga bahwa komponen soal tes yang digunakan dalam penelitian ini kurang efisien. Soal tes kemampuan komunikasi matematis yang digunakan dalam penelitian ini dirancang peneliti menggunakan indikator dan materi yang sama dengan soal tes pemahaman konseptual matematis. Kedua jenis tes tersebut hanya dibedakan berdasarkan aspek daya matematisnya saja. Sebagai contoh soal pada nomor satu, baik dalam tes pemahaman konseptual matematis maupun tes kemampuan komunikasi matematis materi yang dibahas adalah mengenai diagonal ruang balok. Hanya saja pada tes kemampuan komunikasi matematis siswa dituntut untuk dapat menjelaskan alasan mengapa suatu garis dapat disebut diagonal ruang dari soal yang menggunakan sajian gambar. Sedangkan pada tes pemahaman konseptual matematis, siswa dituntut untuk dapat menjawab empat pertanyaan yang di tiap butir pertanyaan disajikan menggunakan tiga sajian yang berbeda dengan jawaban yang sama. Selain itu peneliti juga menduga bahwa kesenjangan yang terjadi antara data yang diperoleh dan hasil perhitungan korelasi Product Moment disebabkan oleh kecilnya jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini. 8

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan komunikasi matematis memberikan pengaruh terhadap pemahaman konseptual matematis siswa dengan masing-masing tingkat kemampuan pada siswa yang berusia 13 sampai 14 tahun dalam materi bangun ruang di SMP Negeri 14 Pontianak. Saran Beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil pada penelitian ini sebagai berikut: (1) Saat diadakan penelitian sebaiknya peneliti bekerjasama dengan guru mata pelajaran yang mengajar pada kelas yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Hal demikian bertujuan agar siswa benar-benar siap dalam menyelesaikan tes yang diberikan peneliti. (2) Perlu diadakannya pemilihan waktu yang tepat dalam melakukan wawancara, agar saat melakukan wawancara siswa lebih dapat berkonsentrasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. (3) Perlu diadakannya penelitian lebih lanjut terhadap pengaruh faktor gender dalam kemampuan komunikasi matematis. DAFTAR RUJUKAN Cotton, Kimberly Hirschfeld. 2008. Mathematical Communication, Conceptual Understanding, and Students' Attitudes Toward Mathematics. Jurnal pada In partial fulfillment of the MAT Degree Department of Mathematics Universitas Nebraska-Lincoln: tidak diterbitkan Kartini. 2009. Peranan Representasi dalam Pembelajaran Matematika. Prosiding dari Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY: 361-372 NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. USA: The National Council of Teachers of Mathematics, Inc Neidorf, T. S., Binkley, M., Gattis, K., dan Nohara, D. (2006). Comparing Mathematics Content in the National Assessment of Educational Progress (NAEP), Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS), and Program for International Student Assessment (PISA) 2003 Assessments (NCES 2006-029). U.S. Department of Education. Washington, DC: National Center for Education Statistics NYS Board. 2005. Mathematics core curriculum MST Standard 3 Prekindergarten-Grade 12 Revised March 2005. New York: The University of The State of New York Purwanto. 2011. Statistik untuk Penelitian. Surakarta: Pustaka Pelajar 9

Susilowati, Ratih. (2012). Ragam Sajian Buku Teks Matematika Kelas X SMA Materi Trigonometri. Skripsi pada FKIP Universitas Tanjungpura: tidak diterbitkan Trianto. 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Profesi Kependidikan dan Tenaga Kependidikan. Surabaya: Kencana 10