I. PENDAHULUAN. Masyarakat semakin menyadari bahwa teknologi memainkan peranan

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vii

I. PENDAHULUAN. kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 (2) Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet. Pasal 2 Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.17/MEN/2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan suatu kesatuan kompleks dengan kegiatan diantaranya

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur utama sumber daya manusia yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menyambut era globalisasi, semua instansi berusaha untuk

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Dasar Hukum Terbentuknya Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Latihan Kabupaten Lampung Selatan

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat dan Perkembangan Badan Kepegawaian Daerah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil sebagai salah satu unsur Aparatur Negara mempunyai

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, yang diisi oleh Pegawai Negeri Sipil yang dalam tulisan ini

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN AGAMA. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kementerian Agama berada di ba

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

MEMUTUSKAN: : PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG LOKET PELAYANAN PERTANAHAN BAB I UMUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam reformasi birokrasi saat ini dan persaingan global mendorong

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 06 TAHUN 2002 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1997 TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki posisi yang strategis dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan publik.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

BAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi pada akhir-akhir ini demikian. pesatnya sehingga sering disebut sebagai abad informasi.

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan dalam merekomendasikan pegawai untuk promosi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada dewasa ini menuntut

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN. kelola kepemerintahan yang baik (good governance government), yaitu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat.

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Singkat Badan Kepegawaian Penddidikan dan Latihan. atas Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok kepegawaian

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BAB X STAF AHLI. Pasal 833. Pasal 834. Pasal 835

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian, serta dapat

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali.

WALIKOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN WALIKOTA GORONTALO NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terhadap sistem informasi dalam suatu organisasi. Dampak dari hal

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-05/M.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I REVIEW RENSTRA SETDA KALTIM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 44 TAHUN TENTANG URAIAN TUGAS UNIT BADAN PENGAWASAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA

PENGARUH PROSEDUR INVENTARISASI KANTOR TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041);

DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BKPPD Kabupaten Bengkulu Utara RENSTRA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 182 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PEMBINA BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. negara terhadap negara lain menjadi hal yang begitu penting. 1

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Apabila manusia yang ada

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat semakin menyadari bahwa teknologi memainkan peranan penting di organisasi manapun. Menurut Haag, et al. (2002), dengan bantuan teknologi informasi, suatu organisasi dapat beroperasi lebih efisien, baik dari segi biaya, waktu, maupun energi. Selain itu, melalui teknologi informasi suatu organisasi dapat berjalan lebih efektif karena teknologi informasi mampu mendukung analisis informasi untuk membantu dalam pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi. Di era informasi, pengetahuan bisa menjadi suatu kekuatan yang sangat berpengaruh. Teknologi, informasi, dan sumber daya manusia merupakan kunci dari alat berkompetisi bagi organisasi manapun. Tidak hanya perusahaan swasta, instansi pemerintah juga sudah mulai menyadari fenomena tersebut dan memanfaatkan teknologi informasi. Menurut Wardiana (2002), dalam sektor pemerintah, perubahan lingkungan strategis dan kemajuan teknologi menuntut aparatur pemerintah untuk mengantisipasi paradigma baru dengan upaya peningkatan kinerja birokrasi serta perbaikan pelayanan menuju terwujudnya pemerintahan yang baik. Hal ini juga diperkuat dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government yang menyebutkan bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses pemerintahan akan meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Selanjutnya disebutkan lagi bahwa dalam pemanfaatan tersebut masih ditemukan kelemahan karena kekurangsiapan

peraturan, prosedur dan sumber daya manusia sehingga membatasi penetrasi komputerisasi ke dalam sistem manajemen dan proses kerja pemerintah. Menurut Haag, et al. (2002), informasi merupakan salah satu sumber daya kunci bagi organisasi dan pemanfaatan teknologi informasi dilakukan untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Hal tersebut juga harus disadari oleh instansi pemerintah agar terus melakukan usaha perbaikan. Sumber daya manusia merupakan unsur terpenting dalam suatu organisasi karena memiliki peran aktif dalam penentuan tercapainya tujuan suatu organisasi, oleh karena itu pengelolaannya harus dilakukan dengan tepat. Menurut Noe, et al. (2000), sistem informasi sumber daya manusia, atau sering juga dikenal dengan sistem informasi personalia atau sistem informasi kepegawaian, dapat digunakan untuk memperoleh, menyimpan, memanipulasi, menganalisa, mencari, dan mendistribusikan informasi yang berhubungan dengan sumber daya manusia di perusahaan. Sistem informasi sumber daya manusia dapat digunakan oleh seorang manajer atau kepala bagian untuk mendukung pengambilan keputusan, untuk mengevaluasi program atau kebijakan, atau untuk mendukung keperluan tugas personalia sehari-hari. Sistem informasi sumber daya manusia yang didesain dengan baik mampu menyediakan perangkat manajemen utama yang searah dengan tujuan dari departemen sumber daya manusia. Seiring dengan meningkatnya isu mengenai sistem informasi sumber daya manusia yang semakin dianggap sebagai faktor penting dalam keputusan pembuatan perencanaan yang strategis, kemampuan sistem informasi sumber daya manusia untuk menghitung, menganalisa, dan 2

memodelkan perubahan telah meningkatkan status sistem informasi sumber daya manusia di berbagai organisasi (Sherman, et al., 1996). Semakin maraknya penggunaan teknologi informasi di berbagai organisasi juga memicu perkembangan sistem informasi sumber daya manusia. Memanfaatkan sistem informasi sumber daya manusia yang terkomputerisasi merupakan suatu alternatif yang menarik, karena akan dapat memberikan banyak kemudahan bagi pemakainya. Semakin berkembang suatu organisasi maka data sumber daya manusia yang dibutuhkan akan semakin besar. Penghitungan gaji, pengembangan karir pegawai, perencanaan kebutuhan pegawai, pembuatan laporan penilaian kinerja, dan kebutuhan pelatihan pegawai dapat dilakukan secara otomatis. Dengan berbagai fasitilitas yang dapat diberikan oleh sistem informasi sumber daya manusia yang terkomputerisasi tersebut, aktivitas sumber daya manusia yang dilakukan di suatu organisasi akan lebih efektif dan efisien. Teknologi informasi sumber daya manusia akan dapat meningkatkan manajemen sumber daya manusia. Sistem sumber daya manusia mengumpulkan semua informasi sumber daya manusia ke dalam suatu sistem. Data dari berbagai sumber diintegrasikan untuk memenuhi kebutuhan output. Informasi yang dibutuhkan pada proses pengambilan keputusan suatu organisasi akan tersedia ketika sistem tersebut didesain dengan baik. Ketika komponen sumber daya manusia di suatu organisasi menjadi semakin penting, penggunaan sistem informasi sumber daya manusia juga semakin meluas (Mondy dan Noe, 1993). Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undangundang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian menyebutkan 3

bahwa Badan Kepegawaian Negara (BKN) adalah lembaga pemerintah yang dibentuk untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan kebijakan manajemen pegawai negeri sipil. BKN menyelenggarakan manajemen pegawai negeri sipil yang mencakup perencanaan, pengembangan kualitas sumber daya pegawai negeri sipil dan administrasi kepegawaian, pengawasan dan pengendalian, penyelenggaraan dan pemeliharaan informasi kepegawaian, mendukung rancangan kebijaksanaan kesejahteraan pegawai negeri sipil serta memberikan bimbingan teknis kepada unit organisasi yang menangani kepegawaian pada instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah. BKN sebagai instansi pemerintah memiliki pegawai dengan berbagai golongan, eselon, dan jenjang jabatan yang tersebar di berbagai daerah, oleh karena itu pengelolaan sumber daya manusia di BKN harus dilakukan dengan tepat. Pengelolaan pegawai BKN dilakukan oleh Biro Kepegawaian. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03 Tahun 2001 Tentang Organisasi dan Tata Laksana Kerja Badan Kepegawaian Negara menyebutkan bahwa Biro Kepegawaian BKN mempunyai tugas melaksanakan administrasi kepegawaian, dan pembinaan pegawai, serta menyusun organisasi dan ketatalaksanaan di lingkungan BKN dan kantor regional BKN. Untuk mendukung tugas Biro Kepegawaian, pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang sumber daya manusia merupakan salah satu alternatif yang tepat. Sejak tahun 1999, Biro Kepegawaian mengimplementasikan sistem informasi kepegawaian, atau disebut dengan SIMPEG, untuk mendukung berbagai aktivitas kepegawaian di lingkungan BKN. 4

Untuk memperoleh sistem informasi sumber daya manusia yang dapat memenuhi harapan dan memberikan output yang maksimal, sistem tersebut harus didukung oleh sumber daya sistem informasi yang berkualitas, sehingga sesuai dengan kebutuhan pengguna. Untuk itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja implementasi sistem informasi kepegawaian di BKN. 1.2. Rumusan Masalah Perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana keberadaan fungsi pada SIMPEG dalam mendukung penyelenggaraan fungsi Biro Kepegawaian? 2. Bagaimana kondisi sumber daya sistem informasi yang dimiliki oleh sistem informasi kepegawaian yang diimplementasikan di kantor BKN dan mengapa demikian? 3. Bagaimana kondisi kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi kepegawaian yang diimplementasikan di kantor BKN dan mengapa demikian? 4. Bagaimana proses penyampaian produk informasi berupa Surat Keputusan Kenaikan Pangkat dari kantor pusat ke kantor regional? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah: 1. Mengevaluasi keberadaan fungsi pada SIMPEG dalam mendukung penyelenggaraan fungsi Biro Kepegawaian. 2. Mengevaluasi komponen-komponen sumber daya sistem informasi yang digunakan pada sistem informasi kepegawaian di kantor BKN dan 5

merumuskan rekomendasi perbaikan mengenai pelaksanaan sumber daya sistem informasi. 3. Mengevaluasi atribut-atribut kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi kepegawaian di kantor BKN dan merumuskan rekomendasi perbaikan mengenai pelaksanaan kualitas informasi. 4. Mengevaluasi penyampaian produk informasi berupa Surat Keputusan Kenaikan Pangkat dari kantor pusat ke kantor regional. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai setelah penelitian ini dilakukan adalah: 1. Sebagai bahan masukan bagi Biro Kepegawaian BKN mengenai kriteria sumber daya sistem informasi dan kualitas informasi yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pengguna akhir, serta untuk pengembangan selanjutnya. 2. Bagi penulis, penelitian ini merupakan sarana untuk mempraktekkan teoriteori yang diperoleh pada perkuliahan serta memperkaya wawasan dan pengalaman, khususnya bidang sistem informasi. 3. Sebagai bahan informasi dan masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya sistem informasi kepegawaian. 1.5. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian dibatasi pada: 1. Komponen sumber daya sistem informasi yang dievaluasi meliputi brainware, hardware, software, dataware, dan netware di kantor pusat BKN. 6

2. Kualitas informasi yang dievaluasi berupa dimensi waktu, dimensi tampilan, dan dimensi isi pada sistem informasi kepegawaian di kantor pusat BKN. 3. Evaluasi penyampaian produk informasi berupa Surat Keputusan dari kantor pusat ke kantor regional Jakarta dan Bandung. 7