BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

KEMENAG. Sekolah Menengah Agama. Katolik. Perubahan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

IBI-AIPKIND Jogyakarta, 25 Juli 2010

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN BAB II KETENTUAN UMUM BAB III DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN BAB IV PRINSIP PENYELENGGARAAN PEND KEB BAB V PESERTA DIDIK BAB VI JALUR DAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

PANDUAN P2M STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENGANTAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 27 TAHUN 2007

OLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DIN KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membentuk manusia yang baik dan berbudi luhur menurut cita-cita dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN

KINERJA GURU SEBELUM DAN SESUDAH SERTIFIKASI GURU DI SMU NEGERI I POSO. Serlia R. Lamandasa *)

2016 HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN LAMA MENGAJAR GURU SEJARAH DENGAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA SMA

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Dengan Persetujuan Bersama:

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c, dan d perlu membentuk Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

REVIEW UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENYULUHAN PERIKANAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan membentuk watak serta peradapan bangsa, yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan di Indonesia yang tercantum dalam UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 yaitu

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa erat hubungannya dengan

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Analisis Profesionalitas Guru. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN KEBUDAYAAN Jakarta, November 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

diidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Untuk mencapai tujuan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 15 TAHUN 2005 TENTANG MELEK HURUF DI KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kecakapan hidup (life skills) sehingga mendorong tegaknya

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jalan Dr. Radjiman No. 6 Tlp fax Bandung 40171

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan, penggunaan sumberdaya manusia dan sumber daya alam secara efektif untuk mencapai sasaran organisasi yang diinginkan. Dalam kegiatan pendidikan, manajemen diartikan sebagai perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan evaluasi dalam kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh pengelola pendidikan untuk membentuk peserta didik yang berkualitas sesuai dengan tujuan (Mulyono, 2009: 18). Manajemen kepegawaian pendidikan adalah seluruh proses yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja bersungguh sungguh dan kontinyu oleh para pegawai sekolah dalam membantu kegiatan kegiatan sekolah (khususnya PBM) secara efektif dan efisien. Manajemen kepegawaian di lembaga pendidikan adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap pengadaan, penempatan, pengembangan, kompetensi, integrasi dan pemeliharaan pegawai untuk menunjang tujuan tujuan lembaga pendidikan agar tujuan lembaga dapat tercapai seefisien dan seefektif mungkin, kebutuhan para pegawai dapat dilayani dengan sebaik baiknya dan produktifitasnya kerja dapat meningkat (Mulyono, 2009: 174). 1

2 Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang System Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 5 dan 6, yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebuatan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menggerakkan pendidikan. Menurut Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Secara khusus tugas dan fungsi tenaga pendidik didasarkan pada Undang Undang Nomor 14 Tahun 2007, yaitu sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi kepada masyarakat. Dalam Pasal 6 disebutkan bahwa kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan system pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

3 mandiri serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara professional tenaga pendidik dan kependidikan harus memiliki kompetensi yang disyaratkan baik oleh peraturan pemerintah maupun kebutuhan masyarakat antara lain: 1) pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2) pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi (Herawan, 2010: 233). Pengembangan profesionalisme guru menjadi perhatian secara global, karena guru memiliki tugas dan peran yang bukan hanya memberikan informasi informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era hiperkompetisi. Tugas guru adalah membantu peserta didik agar mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai tantangan kehidupan serta desakan yang berkembang dalam dirinya. Pemberdayaan peserta didik ini meliputi aspek aspek kepribadian terutama aspek intelektual, social, emosional, dan keterampilan. Tugas mulia itu menjadi berat karena guru tidak hanya mempersiapkan generasi muda memasuki abad pengetahuan, melainkan

4 harus mempersiapkan diri agar tetap eksis, baik sebagai individu maupun sebagai professional (Harsono, 2010: 28). Dalam Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 dijelaskan dengan tegas bahwa setiap guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Kompetensi guru sebagaimana dimaksud meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Penjaminan mutu pendidik dilakukan melalui pengembangan sistem rekrutmen yang lebih transparan, akuntabel, dan komprehensif sehingga dapat diperoleh tenagatenaga pendidik dan kependidikan yang kompeten, berbakat, berminat dan profesional. Peningkatan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan dilakukan dengan pola pengembangan program pendidikan D 4 dan/atau sarjana strata satu (S 1), termasuk pola pendidikan jarak jauh dengan memanfatkan TIK. Pola pelatihan yang dikembangkan perlu mengedepankan perubahan paradigma dari learning by teaching menuju learning by experiencing. (Renstra Depdiknas, 2005: 108). Sebagian besar guru, bahkan pada sekolah sekolah yang dianggap unggulan, bahkan belum paham benar dengan prinsip student sentered dan kegiatan belajar mengajar masih berpusat pada gurunya. CBSA yang

5 sebelum ini telah dikenalkan masih berupa wacana dan belum menjadi kegiatan sehari hari dikelas. Mereka hanya mengambil kulit kulitnya dan tidak paham esensinya. Dan, itu juga disebabkan rendahnya kualitas guru sehingga mereka tidak mampu menyerap dan memahami apa sebenarnya di balik berbagai perubahan yang terjadi di negara negara maju. Mereka mengikuti, tapi tidak paham apa sebenarnya yang mereka ikuti itu (Rizali, 2009: 14). Sebanyak 69% guru muda menyatakan diri mengalami permasalahan dalam menjalankan tugas awalnya sebagai guru. Mereka menjadi guru merupakan amanah yang sangat berat. Bahkan diantara mereka merasa grogi dan ketakutan ketika awal mula mengajar di depan kelas. Meskipun mereka semua sudah mengalami gemblengan fisik dan mental ketika menjadi mahasiswa, ternyata hal itu tidak mampu menekan rasa takut ketika menjalankan tugas awal menjadi guru (Harsono, 2010: 123). Di berbagai sekolah masih banyak ditemui guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidangnya, sebagaimana disampaikan oleh salah satu kepala sekolah yang penulis interview, di sekolah kami, ada guru dari bidang bahasa Indonesia, tapi mengajar matematika. Kemudian guru agama juga mengajar IPA terpadu yang didalamnya mencakup pelajaran kimia. Kita semua bias membanyangkan betapa seorang lulusan dari jurusan bahasa mengajarkan mata pelajaran matematika, sementara guru agama mengajarkan kimia. Mungkin dalam proses pembelajaran terhadap murid

6 pemula tidaklah timbul masalah, tetapi bagaimana proses pembelajaran kepada murid di tingkat terakhir. Misalnya saja murid kelas 3 atau kelas 2. sangat mungkin hal ini akan menimbulkan korban. Lantas siapa yang dikorbankan? Semula adalah gurunya, tetapi pada akhirnya muridnya juga akan menderita (Harsono, 2010: 77). Mulai sekarang rekrutlah guru guru yang memang memiliki kualifikasi tinggi pada bidangnya. Syarat bagi guru untuk dapat mengajar dengan baik adalah guru yang memiliki kapasitas penguasaan materi yang telah memadai. Guru harus benar benar kompeten dengan materi yang akan diberikannya. Guru yang tidak kompeten tentu tidak akan dapat menghasilkan siswa yang kompeten. Selain itu, guru harus memiliki komitmen yang benar benar tinggi dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum. Guru yang memiliki motivasi rendah tidak akan dapat melaksanakan KBK. Hal ini dikarenakan KBK menuntut kerja keras guru untuk mempersiapkan dan melaksanakannya di kelas. Setelah itu berikan pelatihan tentnag pembelajaran sebanyak banyaknya dan biarkan mereka berkreasi di kelas (Rizal, 2009:18). Guru dengan kualitas SDM yang tinggi dan memiliki kompetensi professional keguruan berperan sebagai salah satu factor penentu kualitas mutu pendidikan di samping factor lain yang sama pentingnya. Jadi, setiap guru sudah seharusnya memiliki kompetensi professional keguruan dalam jenjang pendidikan apa pun, kompetensi kompetensi lainnya adalah

7 kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogic dan kompetensi social. Secara teoritis keempat jenis kompetensi tersebut tidak mungkin dapat dipisah pisahkan. Guru yang intelektual dan terampil mengajar tentu harus pula memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan social adjustment dalam masyarakat. Keempat kompetensi tersebut terpadu dalam bentuk karakteristik tingkah laku guru (Harsono, 2010: 30). SD Islam Baitunnur Blora yang merupakan salah satu sekolah swasta mempunyai kebijakan yang jelas dan terarah dalam melakukan rekrutmen guru yang akan dijadikan tenaga pendidik di sekolah yang terletak di pusat Kabupaten Blora. Di sekolah yang beroperasi sejak tahun 2006 ini, peran dari guru sebagai tenaga pendidik sangat penting dan begitu diperhatikan. Dalam perkembangannya, sekolah yang saat ini mempunyai 256 peserta didik ini telah mempunyai 18 orang guru dan 2 karyawan. Rekrutmen dilakukan dengan tujuan untuk menambah sumber daya manusia yang mempunyai kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan oleh sekolah. Di tengah kompetisi dan komersialisasi pendidikan, SD Islam Baitunnur Blora tetap berupaya melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermutu dengan mengembangkan sumber daya manusia yang dimiliki. Berdasarkan uraian di atas maka pada penelitian ini akan dititikberatkan pada pengkajian tentang pengelolaan rekrutmen guru di SD Islam Baitunnur Blora. Harapannya adalah setelah melakukan penelitian ini akan dapat lebih memahami pengeloaan sumber daya manusia pendidikan, terutama guru,

8 pada sekolah swasta dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang bermutu. B. Fokus Penelitian Sesuai dengan uraian dalam latar belakang masalah di atas, fokus dalam penelitian ini adalah, Bagaimanakah pengelolaan rekrutmen guru di SD Islam Baitunnur Blora?. Agar fokus penelitian ini semakin jelas, peneliti membagi menjadi tiga. 1. Bagaimana perencanaan rekrutmen guru di SD Islam Baitunnur Blora? 2. Bagaimana pelaksanaan seleksi guru di SD Islam Baitunnur Blora? 3. Bagaimana pemberdayaan pascaseleksi guru di SD Islam Baitunnur Blora? C. Tujuan Penelitian Ada tiga tujuan penelitian ini yang ingin dicapai. 1. Mendeskripsikan perencanaan rekrutmen guru di SD Islam Baitunnur Blora. 2. Mendeskripsikan pelaksanaan seleksi guru di SD Islam Baitunnur Blora. 3. Mendeskripsikan pemberdayaan pascaseleksi guru di SD Islam Baitunnur Blora.

9 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan kajian dalam upaya untuk mendalami pengelolaan pelaksanaan rekrutmen guru disuatu lembaga pendidikan. Selanjutnya temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi terhadap pengemangan sekolah khususnya pengembangan manajemen sumber daya manusianya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah wawasan keilmuan tentang ilmu manajemen sumber daya manusia. b. Bagi Institusi Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan pengetahuan terhadap sesuatu yang terjadi di sekolah tersebut, dan sekaligus dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memajukan sekolah di masa mendatang. c. Bagi Peneliti lain Hasil Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi tambahan atau pembanding bagi peneliti lain yang masalah penelitiannya sejenis.

10 E. Daftar Istilah 1. Pengelolaan Pengelolaan adalah aktifitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh organisasi sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien 2. Rekrutmen Rekrutmen adalah proses mendapatkan sejumlah calon tenaga kerja yang cocok untuk jabatan/pekerjaan tertentu dalam suatu organisasi atau perusahaan. 3. Rekrutmen Guru Rekrutmen Guru adalah proses mendapatkan sejumlah calon tenaga pendidik yang cocok untuk mengajar sesuai dengan bidang keahliannya dalam lembaga pendidikan. 4. Sekolah Dasar Sekolah Dasar adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan dasar selama enam tahun.