BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. diri sendiri dan tanpa tanggung jawab untuk keselamatan atau kebahagiaan dirinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah. kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Global artinya seluas dunia (world wide), sedangkan prosesnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. semangat dalam praksis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan,

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang digunakan tidak memberikan dampak negatif. Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan bahwa:

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mampu mendidik anak mereka secara sempurna, karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara formal, pendidikan diselenggarakan di sekolah. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab Dengan demikian apa yang diharapkan dalam tujuan pendidikan tersebut selain kreatif, mandiri cakap dan berilmu dan sehat yang paling mendasar adalah memiliki karakter dan kepribadian yang baik serta berakhlak mulia, bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut diberlakukan pendidikan berbasis karakter. Pendidikan karakter akan berlangsung dengan sia-sia, manakala nilai-nilainya tidak dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana diketahui bahwasanya pendidikan karakter lebih menekankan pada kebiasaan anak untuk melakukan hal-hal yang positif.

Kebiasaan-kebiasaan inilah yang kemudian akan menjadi suatu karakter yang membekas dan tertanam dalam jiwa sang anak. Dalam mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan karakter diperlukan berbagai upaya yang dapat mendorong siswa untuk melakukan berbagai aktivitas yang mencerminkan nilai-nilai pendidikan karakter. Dalam konteks ini ada delapan belas nilai pendidikan karakter yang harus ditanamkan kepada siswa melalui berbagai kegiatan, baik yang bersifat individual maupun berkelompok. Nilai-nilai pendidikan karakter tersebut meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, demokratis, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, peduli sosial, dan tanggung jawab. Melalui berbagai nilai-nilai karakter tersebut, dalam penelitian ini peneliti merujuk pada satu nilai yang ingin diamati yaitu nilai tanggung jawab. Hal ini dikarenakan nilai tanggung jawab siswa yang masih cukup rendah di lingkungan sekolah. Selain itu kenyataan terjadi pada saat ini di sekolah, anak selalu kurang bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas, tidak membuat pekerjaan rumah, malas mengerjakan tugas sekolah, menyerahkan tugas tidak tepat waktu, perilaku kurang disiplin ini bahwa siswa menunjukkan kurang bertanggung jawab. Pada hal ini merupakan dasar dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa. Kalau kebiasan ini tidak ditanganin secara serius maka kemungkinan besar siswa yang mengalaminya tidak mendapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Berbagai faktor yang menyebabkan anak kurang bertanggung jawab, antara lain lemahnya perhatian orang tua kepada anaknya dikarenakan orang tua

selalu sibuk dengan urusan ekonomi, orang tua yang otoriter, keluarga yang broken home, pengaruh pergaulan dilingkungan sekitar anak, adanya perkembangan media elektronik. Disekolah faktor yang menyebabkan siswa kurang bertanggung jawab adalah kurangnya konsisten guru, guru yang kurang memberikan contoh teladan yang baik pada anak. Setiap siswa yang diinginkan Tuhan adalah yang harus menanamkan rasa tanggungjawab pada diri masing-masing. tanggungjawab siswa sebagai pelajar adalah belajar dengan baik, mengerjakan tugas sekolah yang sudah diberikan kepadanya, disiplin dalam menjalani tata tertib sekolah. Artinya setiap siswa wajib dan mutlak melaksanakan tanggungjawab tersebut tanpa terkecuali. Tapi kenyataannya banyak siswa yang merasa terbebani dengan kewajiban mereka sebagai pelajar. siswa berangkat ke sekolah tidak lagi untuk tujuan belajar, akan tetapi dijadikan sebagai ajang untuk ketemu, kumpul dengan teman-teman, ngobrol dan lain sebagainya. sementara tugas sejatinya untuk belajar dan menimba ilmu sudah bukan lagi menjadi pokok. tapi ini realita dan potret siswa masa kini. selalu menginginkan sesuatu tanpa bersusah payah. menyerah sebelum berjuang, kalah sebelum bertanding. Contoh-contoh pelajar yang bertanggung jawab: (1) Tidak terlambat datang kesekolah; (2) Tidak keluar sekolah sebulum jam pelajaran berakhir (bolos) (3) tidak menyontek (4) berpakaian & berpenampilan rapi. Mengingat banyaknya siswa yang kurang bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas-tugas dari sekolah maka perlu diberikan bantuan kepada siswa berupa bimbingan, baik itu dari guru bidang studi ataupun dari guru pembimbing. Namun diharapkan peran yang lebih besar yaitu peran guru

pembimbing itu sendiri. Salah satu bantuan yang dapat diberikan oleh sekolah yaitu melalui pelayanan yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling yaitu layanan bimbingan dan kelompok dengan teknik diskusi kelompok. Tohirin. (2013:164). menyatakan bahwa Bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu(siswa) melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas,dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan. Sesuai dengan pernyataan di atas layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu jenis layanan yang tepat digunakan untuk mencegah berkembangnya masalah-masalah yang dihadapi siswa secara berkelompok. Selain itu bimbingan kelompok dapat melatih siswa dalam meningkatkan tanggung jawab siswa dalam mengerjakan pr, datang sekolah tepat waktu dan memyerahkan tugas tidak tepat waktu. Bimbingan kelompok juga merupakan lingkungan yang kondusif yang dapat memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk menambah penerimaan diri dan orang lain, memberikan ide, perasaan, dukungan bantuan alternatif (pemecahan masalah) dan mengambil keputusan yang tepat, dan dapat berlatih tentang perilaku baru serta dapat bertanggung jawab atas pilihan yang ditentukan sendiri. Suasana ini dapat menumbuhkan perasaan berarti bagi anggota yang selanjutnya juga dapat menambah kepribadian yang positif. Dalam melakukan bimbingan kelompok ini pun haruslah diperhatikan penggunaan tekniknya. Ada beberapa macam teknik serta pendekatan yang

digunakan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yang sesuai dengan tujuan serta kebutuhannya. Dalam pelaksanannya teknik yang digunakan harus lah tepat. Pada penelitian ini salah satu teknik yang digunakan untuk mengatasi kurangnya tanggung jawab di lingkungan sekolah adalah diskusi kelompok. Bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik diskusi kelompok dimana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk mengemukakan pikirannya masing-masing dalam memecahkan suatu masalah. Dalam melakukan diskusi para siswa diberi peran-peran tertentu seperti pimpinan diskusi (moderator) dan notulis dan siswa lain menjadi peserta dan anggota. dengan demikian akan timbul rasa tanggung jawab dan harga diri. Siswa yang merasa harga dirinya kurang, setelah melalui diskusi harga dirinya menjadi berkembag karena telah memiliki keberanian tampil dan mengemukakan pendapat. Diharapkan layanan bimbingan kelompok ini dijadikan suatu sarana dalam menumbuhkan pemahaman nilai-nilai positif bagi siswa khususnya sikap kepribadian yang dibentuk dengan pendekatan secara personal dan secara kelompok. Mereka juga akan merasa mendapat pembinaan dan informasi untuk mengembangkan kepribadiannya. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merasa penting untuk melakukan penelitian yang berjudul Meningkatkan Tanggung Jawab siswa dalam mengerjakan tugas melalui bimbingan kelompok teknik diskusi di kelas XI SMA Nurul Hasanah TA. 2013/2014. 1. 2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, adapun identifikasi masalah dari penelitian ini yaitu: 1. Siswa kurang bertanggung dalam mengerjakan tugas 2. Tidak membuat pekerjaan rumah 3. Menyerahkan tugas tidak tepat waktu 4. Malas mengerjakan tugas sekolah 1. 3. Batasan Masalah Mengingat banyaknya faktor yang menyebabkan kurangnya tanggung jawab siswa dan keterbatasan kemampuan, waktu, dana untuk melakukan penelitian ini, peneliti perlu membatasi masalah penelitiannya pada masalah tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas, upaya meningkatkan rasa tanggung jawab tersebut dengan strategi bimbingan kelompok teknik diskusi. siswa yang menjadi objeknya adalah siswa kelas XI SMA Nurul Hasanah T.A 2013/2014. 1. 4. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka selanjutnya dapat dirumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan yang akan diteliti oleh peneliti. Adapun rumusan masalah tersebut yaitu: Apakah melalui bimbingan kelompok teknik diskusi dapat meningkatkan tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas di kelas XI SMA Nurul Hasanah T.A 2013/2014? 1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui peningkatkan tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas melalui bimbingan kelompok teknik diskusi pada siswa kelas XI SMA Nurul Hasanah T.A 2013/2014 1.6. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang peneliti ajukan maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta dapat menjadi masukan khususnya dalam layanan bimbingan dan konseling dengan menggunakan teknik diskusi terhadap siswa. b. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk : 1) Bagi siswa. Membiasakan diri bersikap tanggung jawab dalam semua tugas dan kegiatan sehari hari, sehingga dikemudian hari menjadi anak yang percaya diri, berdisiplin, memiliki budi pekerti yang luhur dan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas tugas yang dihadapinya. 2) Bagi Guru.

Sebagai dasar bagi guru bahwa dengan menerapkan tanggung jawab kepada siswa tentu akan dapat meningkatkan prestasi siswa di sekolah dan sebagai acuan bahwa dan tanggung jawab tersebut perlu diberikan secara kontinu dan tetap diawasi dalam kesehariannya di sekolah. Disamping itu dapat mengatasi anak anak yang kurang memiliki rasa tanggung jawab di sekolah, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. 3) Bagi Sekolah. Dengan tumbuhnya sikap rasa tanggung jawab siswa maka proses pendidikan dan pembelajaran akan dapat berlangsung dengan lancar dan pada akhirnya diharapkan akan tercapainya tujuan instutusional dengan baik. Dapat membuat kebijakan dan peraturan tata tertib sekolah maupun tata tertib kelas sehingga proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah berlangsung dengan lancar. 4) Bagi peneliti Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman tentang pentingnya bertanggung jawab serta menambah pengalaman peneliti dalam melaksanakan penelitian.