BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 tentang Pegawai Negeri Sipil (selanjutnya disebut Undang- Undang Nomor 43 tahun 1999), adalah suatu landasan hukum untuk

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja

negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KEJAKSAAN NEGERI PADANG DISUSUN OLEH

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

BAB I PENDAHULUAN. ini disalahgunakan oleh penguasa Orde Baru untuk menguasai struktur birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. permasalahannya berupa pola pikir pemerintah dalam struktur pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I

PENERAPAN PASAL 3AYAT (11) PP No. 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DIKANTOR CAMAT BAMBALAMOTU KABUPATEN MAMUJU UTARA

PENERAPAN PASAL 3AYAT (11) PP No. 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DIKANTOR CAMAT BAMBALAMOTU KABUPATEN MAMUJU UTARA

BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. mengatur yang disebut pemerintah (government). Konsep, ajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk dalam negara hukum, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

ESENSI HUKUMAN DISIPLIN BAGI PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN WONOGIRI T E S I S

PEMBERHENTIAN TIDAK HORMAT PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang bedasarkan kemerdekaan,

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan pegawai negeri sipil, oleh karena itu kedudukan dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sejak tanggal 17 Agustus. pembangunan dalam mencapai tujuan nasional.

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini diuraikan dalam Penjelasan Umum Undang-undang Nomor 5 Tahun

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN;

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Seperti yang tercantum di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 11/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN KEHUTANAN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan. menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

3. Mewujudkan kesejahteraan, penghargaan, pengayoman dan perlindungan hukum untuk meningkatkan harkat dan martabat anggota 4.

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

PELAKSANAAN HUKUM DISIPLIN PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PADA KOMANDO DISTRIK MILITER 0304/AGAM DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh : NOVIALDI ZED

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. dan biaya pelayanan tidak jelas bagi para pengguna pelayanan. Hal ini terjadi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

Administrasi Kepegawaian Negara. Lina Miftahul Jannah

BAB I PENDAHULUAN. agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan zaman telah membawa konsepsi negara hukum, berkembang pesat menjadi negara hukum modern. Hal ini mengakibatkan

= Eksistensi KORPRI dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sejalan dengan amanat UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN

URGENSI DIKELUARKANNYA PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PPPK.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

M A N A J E M E N A S N

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan Pegawai Negeri Sipil. Maka dari itu dikatakan bahwa

Jangka Panjang Nasional Tahun

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai

Pasal I. Pasal 1. Pasal 2. Ketentuan mengenai anggota Tentara Nasional Indonesia, diatur dengan undangundang.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. berkompetensi dan memiliki dedikasi tinggi pada Pancasila dan Undang. Negara. Pegawai Negeri merupakan tulang punggung Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Penjelasan UU No.8

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 26 TAHUN 2016 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya

SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN

BAHAN PANITIA KERJA (PANJA) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA PENJELASAN PASAL

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

PEMBINAAN DISIPLIN A. DASAR HUKUM B. PENJELASAN 1. Maksud 2. Tujuan 1. Kewajiban,

IMPLEMENTASI PASAL 3 ANGKA 11 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAHAN KABUPATEN KEDIRI

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor untuk

BAB I PENDAHULUAN. direformasi. Reformasi itu meliputi berbagai bidang termasuk birokrasi-alat

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pada Instansi pemerintahan kinerja biasa disebut sebagai sebuah

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. PENDAHULUAN. ketatanegaraan adalah terjadinya pergeseran paradigma dan sistem. dalam wujud Otonomi Daerah yang luas dan bertanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. bermental baik, berwibawa, berdaya guna dan berhasil guna,berkualitas. peranan pegawai negeri adalah unsur aparatur negara untuk

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 20 TAHUN TAHUN 2008 TENTANG KINERJA DAN DISIPLIN PEGAWAI PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M. 06. PR. 07.

Oleh: Retno Arifingtyas NIM. E BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai pemasalahan dalam pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia. Bentuk permasalahannya berupa pola pikir pemerintah dalam struktur pemerintahan, dimana titik berat kekuasaan berada pada tangan penguasa birokrasi pemerintah yang mengakibatkan rakyat sebagai unsur utama birokrasi tidak mempunyai peran yang dapat mengontrol birokrasi pemerintah secara maksimal. Kekuasaan ini disalah gunakan oleh penguasa Orde Baru untuk menguasai struktur birokrasi pemerintahan dengan konsep Monoloyalitas. Semua pejabat termasuk pegawai dari berbagai lini dan Layer mempunyai jabatan dan kewajiban rangkap memihak kepentingan golongan yang berkuasa sehingga kinerja pemerintah dalam hal ini Pegawai Negeri Sipil tidak maksimal karena diakibatkan ada kepentingan dalam suatu pemerintahan. Dibentuknya Organisasi Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) menunjukan bahwa tidak ada alternatif lain bagi semua pegawai pemerintah kecuali hanya untuk memihak kepada golongan politik yang memerintah. Penataan kepegawaian menjadi semakin jauh kompotensinya dari yang seharusnya dimiliki oleh aparatur pemerintah yang menjalankan tugas untuk melayani rakyat. Menurut Aristoteles, suatu negara yang baik ialah negara yang diperintah dengan konstitusi dan berkedudukan hukum. Ada tiga unsur dari pemerintahan yang berkonstitusi, yaitu: 1

1. Pemerintah dilaksanakan untuk kepentingan umum; 2. Pemerintah dilaksanakan menurut hukum yang berdasarkan pada ketentuanketentuan umum, bukan hukum yang dibuat secara sewenang-wenang yang menyampingkan konvensi dan konstitusi; 3. Pemerintah berkonstitusi berarti pemerintah yang dilaksanakan atas kehendak rakyat, bukan berupa paksaan dan tekanan yang dilaksanakan pemerintah despotik. 1 Pada Era reformasi ini, Pendayagunaan aparatur Negara terus ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan kualitas, efisiensi pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan profesional dan kesejahteraan aparat sangat diperhatikan dalam menunjang pelaksanaan tugas aparatur pemerintah. Dikantor Camat Tilamuta sendiri masih kurang hal-hal mengenai kualitas, pelayanan serta kesejahteraan pegawai dikantor tersebut, sehingga implementasi disipilin pegawai dikantor Camat Tilamuta tidak berjalan dengan baik. Dalam alinea IV pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menjelaskan bahwa tujuan pembangunan nasional meliputi: a) Membentuk suatu pemerintah negara indonesia yang melindungi Segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah dara Indonesia; b) Memajukan Kesejahteraan Umum; c) Mencerdaskan Kehidupan Bangsa; 1 R idwan HR. 1994. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Ghalia Indonesia, Halaman 2. 2

d) Ikut Melaksanakan Ketertiban Dunia yang berdasarkan Kemerdekaan, Perdamaian Abadi dan Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. Penegasan dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan acuan dalam upaya untuk mencapai tujuan nasional, karenanya negara memerlukan sarana-prasarana yang mendukung, baik berupa sumber daya manusia maupun sarana yang berbentuk benda, karena negara tidak dapat melakukannya sendiri. 2 Hal ini memiliki arti bahwa tujuan nasional dapat tercapai apabila adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang diwujudkan dalam masyrakat madani yang taat hukum, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi dan juga untuk mencapai tujuan Nasional tersebut diperlukan adanya Pegawai Negeri yang penuh kesetiaan dan ketaatan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah bersatu padu, bermental baik, berwibawa, berdaya guna dan berhasil guna, berkualitas tinggi, mempunyai disiplin dan kesadaran tinggi akan tanggung jawabnya sebagai Aparatur Negara, Abdi Negara, serta Abdi Masyarakat. Untuk mewujudkan Pegawai Negeri sebagaimana tersebut di atas maka perlu adanya pembinaan dengan sebaik-baiknya atas dasar sistem karier dan sistem prestasi kerja. Sistem karir adalah suatu sistem kepegawaian dimana suatu pengangkatan pertama di dasarkan atas kecakapan yang bersangkutan, Sedangkan di dalam pengembangan selanjutnya yang dapat menjadi pertimbangan adalah masa kerja, kesetiaan, pengabdian serta syarat-syarat objektif lainnya. 3 2 Muchan. 1982. Hukum Kepegawain Indonesia. Jakarta: Bina Aksara, Halaman 12 3 Astrid S. Susanto.1974. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Bina Aksara, Halaman 45. 3

Adapun sistem prestasi kerja adalah sistem kepegawaian, dimana pengangkatan seseorang untuk menduduki suatu jabatan atau untuk kenaikan pangkat di dasarkan atas kecakapan dan prestasi kerja yang di capai oleh Pegawai. Pegawai Negeri bukan saja unsur Aparat Negara tetapi juga merupakan Abdi Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah Masyarakat dan bekerja untuk kepentingan Masyarakat, Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembinaan Pegawai Negeri bukan saja di lihat dan diperlakukan sebagai Aparatur Negara, tetapi juga di lihat dan diperlakukan sebagai Warga Negara. Hal ini mengandung pengertian, bahwa dalam melaksanakan pembinaan hendaknya diusahakan adanya keserasian antara kepentingan dinas dan kepentingan Pegawai Negeri sebagai perorangan, dengan ketentuan bahwa apabila ada perbedaan antara kepentingan dinas dan kepentingan Pegawai Negeri sebagai perorangan, maka kepentingan dinaslah yang harus di utamakan. Pengertian Negara yang bersih, kuat dan berwibawa yaitu aparatur yang seluruh tindakannya dapat di pertanggung jawabkan, baik di lihat dari segi Moral dan Nilai-nilai luhur Bangsa maupun dari segi Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. 4 Kenyataannnya, berdasarkan pada observasi mengenai pembangunan menunjukan bahwa hambatan pelaksanaan pembangunan terkadang justru muncul dari kalangan Aparatur Negara sendiri. Dalam praktek, Pegawai Negeri Indonesia pada umumnya masih banyak kekurangan yaitu kurang mematuhi peraturan kedisiplinan pegawai,sehingga dapat 4 S. Moenir.1983. Pendekatan Manusia dan Organisasi Terhadap Pembinaan Kepegawaian, Jakarta: Gunung Agung, Halaman 42. 4

menghambat kelancaran Pemerintahan dan Pembangunan Nasional, antara lain adalah masih banyak pegawai yang mangkir dari tugasnya serta kurang memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 12 dijelaskan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Demikian pula dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Pasal 8 Ayat (7) (9) dan (11) dijelaskan bahwa: Ayat (7). Pegawai negeri sipil bekerja dengan Jujur, Tertib, Cermat, dan Bersemangat untuk kepentingan Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 9, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja; Ayat (9). Pegawai negeri sipil masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 11 berupa: a. Teguran lisan bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 5 (lima) hari kerja; b. Teguran tertulis bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) hari kerja; c. Pernyataan tidak puas secara tertulis bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 11 (sebelas) sampai dengan 15 (lima belas) hari kerja; 5

Ayat (11) Pegawai negeri sipil memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 14, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; Tercapainya tujuan Nasional sebagaimana dijelaskan diatas, maka aparatur sipil negara sebagai aparat Pemerintah dan Abdi Masyarakat diharapkan selalu siap sedia menjalankan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya dengan baik, Akan tetapi sering terjadi di dalam suatu Instansi Pemerintah Pegawainya melakukan pelanggaran disiplin seperti datang terlambat, pulang sebelum waktunya, bekerja sambil bercerita dan penyimpangan-penyimpangan lainnya yang menimbulkan kurang efektifnya pegawai yang bersangkutan. Adanya pelanggaran disiplin pegawai negeri sipil sebagaimana dijelaskan di atas, yang kesemuanya menunjukkan adanya pelanggaran terhadap disiplin kerja pegawai yang menimbulkan suatu pertanyaan yaitu apakah pelanggaran-pelanggaran tersebut sudah sedemikian membudaya sehingga sulit untuk di adakan pembinaaan atau penertiban sebagaimana telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 dan PP Nomor 53 Tahun 2010. Kaitanya dengan kedisiplinan, kantor Camat Tilamuta Kab. Boalemo merupakan lembaga Pemerintahan ditingkat Kecamatan yang menaungi Desadesa yang ada ditempat tersebut maka kedisiplinan Pegawai sangat penting untuk menciptakan Pemerintah yang bersih dan berwibawa. Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas, maka untuk mewujudkan aparatur Pemerintahan yang bersih dan berwibawa, kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan, Pegawai Negeri Sipil sebagai Aparat 6

Pemerintah, Abdi Negara dan Abdi Masyarakat harus bisa menjadi suri tauladan terhadap Masyarakat secara keseluruhan, sehingga Masyarakat dapat percaya terhadap peran Pegawai Negeri Sipil. Dilingkungan pemerintah Kecamatan Tilamuta Kab. Boalemo sendiri telah mengimplementasikan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk PNS Kantor Camat Tilamuta untuk melakukuan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat Negara, Pemerintah, atau Pegawai Negeri Sipil. Dalam hal ini Pegawai Negeri di Kantor Camat Tilamuta yang memilki jumlah pegawai 24 orang yang mangkir dari tugasnya sebanyak 3 orang dan yang sering datang terlambat sebanyak 8 orang. Jadi sangat jelas bahwa sekitar 50% Pegawai di Kantor Camat Tilamuta melanggar peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil. Berdasarkan latar belakang tersebut, dimana banyaknya Penyimpanganpenyimpangan yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil terhadap tugasnya terutama pada Kantor Camat Tilamuta, Untuk itu penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pegawai Negeri Sipil yang sering melanggar peraturan disiplin kerja, Berdasarkan fakta yang terjadi banyak ditemukan pelanggaran salah satunya banyaknya Pegawai Negeri Sipil yang mangkir selama jam kerja dan beberapa hal lainnya yang berkaitan dengan kedisiplinan. Maka dari itu penulis ingin menuangkan Disiplin Pegawai Negeri ini kedalam bentuk penelitian yang berjudul : 7

Implementasi Disiplin Pegawai Negeri Sipil Berdasrkan Pasal 8 Ayat (7) (9) dan (11) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Di Kantor Camat Tilamuta Kab. Boalemo 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas dan banyaknya permasalahan yang mengenai Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil, Maka penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut : a) Bagaimankah Implementasi Disiplin Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Pasal 8 Ayat (7) (9) dan (11) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Di Kantor Camat Tilamuta Kab. Boalemo? b) Apakah hambatan yang timbul dalam meningkatkan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kantor Camat Tilamuta dan bagaimana cara mengatasinya? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penulisan laporan ini, secara umum yaitu agar Mahasiswa dapat memperdalam pengetahuan dalam bidang Hukum baik secara teori maupun prakteknya, yang didapat dengan pengamatan langsung dilapangan. Selain itu untuk mengetahui secara umum bagaimana antara teori dan penerapannya. Penelitian merupakan suatu proses dengan menggunakan metode ilmiah untuk dapat menemukan, mengembangkan serta menguji kebenaran ilmu pengetahuan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk: 8

1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimna implementasi Disiplin Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Pasal 8 Ayat (7) (9) dan (11) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Di Kantor Camat Tilamuta Kab. Boalemo. 2. Untuk mengetahui dan menganalisi hambatan-hambatan yang timbul dalam meningkatkan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil dilingkunagan Kantor Camat Tilamuta Kab. Boalem. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis a. Dalam penelitian ini di harapkan agar hasil penelitian nantinya dapat memberikan ataupun menambah pengetahuan terutama dalam Hukum Administrasi Negara mengenai Masalah masalah yang berkaitan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010. b. Dapat membantu menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang timbul menyangkut disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kecamatan Tilamuta. 2. Secara Praktis a. Bagi pemerintah (Pegawai Negeri Sipil) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau menambah pengetahuan tentang hal hal yang berhubungan dengan kedisiplinan 9

Pegawai Negeri Sipil sebagaimana di atur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010. b. Bagi masyarakat Dapat memperjelas bagaiman tanggung jawab Pemerintah (Pegawai Negeri Sipil) untuk mematuhi peraturan yang ada serta memberikan pelayanan yang maksimal terhadap kebutuhan Masyarakat. c. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan dalam ruang lingkup Hukum Tata Negara dan kajian peraturan Pemerintah atas pelanggaran yang berkembang disuatu Daerah. d. Bagi aparat ( Pegawai Negeri Sipil) Dapat menambah pemahaman bagi Pegawai Negeri Sipil terhadap kedisiplinan sehingga bisa memberikan manfaat yang baik terhadap masyarakat. 10