BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 2. Matriks SWOT Kearns

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS SWOT. Matriks SWOT Kearns EKSTERNAL INTERNAL. Comparative Advantage. Mobilization STRENGTH WEAKNESS. Sumber: Hisyam, 1998

Analisis Strategi Bisnis (SWOT) Kelompok 4: Opissen Yudisius Murdiono Muhammad Syamsul Wa Ode Mellyawanty Kurniawan Yuda

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar

KONSEP DAN TUJUAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

FAKTOR SUPPLY-DEMAND DALAM PILIHAN NUKLIR TIDAK NUKLIR. Oleh: Prof. Dr. Ir. Prayoto, M.Sc. (Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT

I. PENDAHULUAN. hampir 50 persen dari kebutuhan, terutama energi minyak dan gas bumi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kampung Baru, Kota Tua, Jakarta Barat. Kota

GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014

Soal-soal Open Ended Bidang Kimia

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA SEMINAR NASIONAL: THORIUM SEBAGAI SUMBER DAYA REVOLUSI INDUSTRI JAKARTA, 24 MEI 2016

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

III. METODE PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini

RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya

Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

Nuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua. Sarah Amalia Nursani. Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya

DEWAN ENERGI NASIONAL RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL

VI. SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

3. METODE PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

EKOLOGI ENERGI. MENGENALI DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER-SUMBER ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen

Untuk mengatasi masalah pasokan listrik, ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. sangat terbatas, oleh karenanya Jepang melakukan terobosan inovasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

BAB III METODE KAJIAN

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1964 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK TENAGA ATOM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I 1 PENDAHULUAN. listrik menjadi hal utama yang perlu diperhatikan. Sumber energi yang digunakan untuk pembangkitan listrik perlu diperhatikan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

Kekayaan Energi Indonesia dan Pengembangannya Rabu, 28 November 2012

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau

BAB IV GAMBARAN UMUM Laju Pertumbuhan GDP per Kapita Negara High Income

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 subsidi ini meningkat menjadi 61 trilyun 1. Masalah ini sebenarnya bisa

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 05-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. negara yang kaya akan potensi sumber daya alam yang melimpah, baik matahari,

1. PENDAHULUAN. Indocement. Bosowa Maros Semen Tonasa. Semen Kupang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran. Oleh. Prayoto. Universitas Gadjah Mada. Energi Sebagai Penunjang Peradaban

RESIKO PEMBANGKITAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan

Penerapan Energi Efisiensi di IKM

BAB I PENDAHULUAN. Ketersediaan akan energi listrik dalam jumlah yang cukup dan pada saat

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun

I. PENDAHULUAN. penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012),

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

Untuk mewujudkan kesejahteraan

BAB III METODE PENELITIAN. Mamuju, mengambil fokus peningkatan kualitas SDM. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Posisi Energi Fosil Utama di Indonesia ( Dept ESDM, 2005 )

POTENSI EKONOMI DAERAH DALAM PENGEMBANGAN UMKM UNGGULAN DI KOTA TANGERANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

PERAN INDUSTRI PENGOLAHAN MINYAK BUMI MELALUI PEMBANGUNAN KILANG MINI DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN

2017, No Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5445); 3. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Kabupaten Malinau

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh penerapan..., Furqan Usman, FT UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan. dalam pengembangan industri dodol durian.

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. terutama dipenuhi dengan mengembangkan suplai batu bara, minyak dan gas alam.

BAB V INDIKASI KEKUATAN, KELEMAHAN, ANCAMAN DAN PELUANG

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil survei, perhitungan dan pembahasan dapat diperoleh

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTI (STUDI KASUS DI CV MANDIRI)

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. GAMBARAN OBJEK PENELITIAN Penelitian ini menggunakan studi kasus dari beberapa negara pengguna nuklir. Dimana negara-negara tersebut selain menggunakan energi nuklir sebagai pembangkit listrik, beberapa negara juga menggunakan alternatif sumber energi lain untuk mencukupi kebutuhan pasokan listriknya. Energi nuklir di berbagai negara pengguna ini merupakan penyumbang utama energi listrik. Hal ini dikarenakan perbandingan volume yang dihasilkan oleh energi nuklir dengan energi lain selain energi nuklir jauh lebih besar. 4.2. PEMBAHASAN HASIL ANALISIS 4.2.1. ANALISIS SWOT Tabel 2. Matriks SWOT Kearns EKSTERNAL OPORTUNITY THREATH INTERNAL STRENGTH Comparative Advantage Mobilization WEAKNESS Divestment/Investment Damage Control Sumber : Hisyam, 1998 Dari Matriks SWOT di atas, dapat diketahui adanya kolom internal yang terdiri dari strength (kekuatan) dan weakness (kelemahan). Kekuatan dan kelemahan yang dimaksud adalah kekuatan dan kelemahan yang ada dalam energi nuklir sendiri. Sedangkan untuk baris eksternal, terdiri dari oportunity (peluang) dan threath (ancaman). Peluang dan ancaman ini berasal dari luar energi nuklir. Berikut merupakan kekuatan, kelemahan, peluang (kesempatan) dan ancaman. Keterangan: Sel A: Comparative Advantages Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat. 21

Dalam penerapannya pada energi nuklir, pertemuan antara kekuatan energi nuklir seperti rendah emisi dan biaya listrik yang murah memberikan peluang bagi masyarakat untuk berkembang lebih cepat. Misalnya dengan biaya listrik yang murah, mendorong masyarakat untuk memanfaatkan tenaga listrik dengan lebih baik, sehingga perkembangan ekonomi dalam masyarakat semakin berkembang. Sel B: Mobilization Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk Comparative Advantage Divestment/Investment Damage Control Mobilization memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang. Pembuatan PLTN memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Berbagai bahan dasar yang dibutuhkan dan alat pendukung yang lain memiliki nilai yang tidak sedikit. Pengembangannya juga membutuhkan dana yang besar. Dari kesemuanya tersebut dapat diminimalisirkan. Usaha yang dapat dilakukan salah satunya adalah pengembangan konsep reaktor nuklir yang disusun dengan struktur yang tepat oleh para tenaga ahli dan profesional dibidangnya. Ketepatan akan pembuatan reaktor ini akan membuat kenyamanan dari penduduk sekitar, sehingga mereka pun tidak perlu terbebani lagi dengan masalah lain yang berhubungan dengan keselamatan mereka. Hal ini tentunya akan membuat kemudahan akses bagi lingkungan sekitar terhadap dunia luar. Meski biaya pembuatan reaktor ini tidak sedikit, namun dengan bantuan dari para investor akan membantu meringankan beban keuangan. Bantuan yang diberikan oleh para investor dapat digunakan untuk meminimalisir biaya pembuatan PLTN dan pengembangannya. Selain itu hubungan yang baik dengan negara pengguna nuklir dapat menjadi salah satu faktor penrik untuk investor masuk dalam bidang ini. Sel C: Divestment/Investment Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah 22

(melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi). Daur ulang limbah dengan cara yang tepat dapat dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Usaha ini dapat dilakukan untuk mencegah adanya kebocoran limbah yang dampaknya berakibat buruk bagi kesehatan. Selain itu, pembuatan pengungkungan hasil sisa produksi atau limbah akan menghilangkan kekhawatiran akan resiko limbah yang tinggi. Karena pengungkungan ini dilakukan akan limbah hanya berada pada satu kawasan dan tidak keluar kekawasan lain. Seperti sifat dari energi ini sendiri bahwa limbah yang di hasilkan dapat dikumpulkan dan diproses. Sedangkan sisa biaya dari pengurangan biaya listrik dapat dialihkan untuk hal lain. Listrik yang murah dapat membantu masyarakat secara ekonomi. Selain itu, energi ini juga rendah emisi. Hal ini juga sudah melalui pengujian oleh beberapa ahli. Pengujian rendah emisi ini terbukti sebagai energi yang efektif. Selain dapat mengurangi biaya listrik, kesehatan kita juga terbantu dengan rendahnya emisi dari energi ini. Skala dalam jumlah besar akan terus diproduksi dengan pengolahan yang modern. Tentunya dengan pengolahan limbah yang modern pula. Dengan memperhatikan pencegahan pencemaran yang dihasilkan oleh limbah tersebut, industri akan mengalami perkembangan. Sel D: Damage Control Sel ini merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan. Biaya yang mahal tentunya menjadi kelemahan terhadap pembuatan energi ini. Namun, hal tersebut hanya berlaku untuk proses pembuatan. Sedangkan untuk setelahnya, energi ini akan menghasilkan banyak keuntungan bagi suatu negara, dilihat dari berbagai perkembangan tekhnologi yang nantinya muncul akan membuat industri semakin berkembang. Dilihat dari keuntungan yang lain, para industriawan pun tidak akan mengalami keluhan terhadap biaya listrik, karena listrik yang mereka pakai biayanya jauh lebih murah dengan daya pemakaian yang sama besarnya. Dari sisi masyaarakat menengah ke bawah, akan bisa merasakan adanya listrik yang murah yang awalnya belum bisa mereka konsumsi, akan semakin mudah diperoleh, sehingga 23

kesenjangan akan listrikpun tidak akan terlalu mengalami lonjakan yang drastis. Biaya yang diperoleh dari para investor dapat digunakan untuk meminimalisir biaya pembuatan dan pengembangan PLTN, selain itu dapat digunakan untuk membuat alat pengolahan limbah yang aman, sehingga diharapkan dengan adanya pembuatan PLTN ini tidak merugikan banyak pihak dan pencemaran yang dihasilkan dari limbah dapat diminimalisir. Di bawah ini merupakan berbagai hal rinci yang memuat tentang kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman yang berasal dari energi nuklir. Tabel 3 Kriteria SWOT Berdasarkan Sumber Data Kekuatan Biaya bahan bakar rendah Rendah emisi Tidak mencemari udara Tidak menghasilkan gas-gas berbahaya Volume limbah kecil Biaya listrik murah Supply energi memungkinkan untuk beban pemakaian menengah hingga puncak Keselamatan penggunaan energi sudah ditanggung oleh Dewan Energi Atom Keamanan perubahan iklim Kelemahan Biaya pembuatan yang mahal Resiko limbah yang tinggi Limbah radioaktif yang dihasilkan dapat bertahan ribuan tahun 24

Kesempatan Peningkatan GDP Hubungan kerjasama dengan negara pengguna nuklir Adanya kemudahan akses Berkurangnya hutang pemerintah Menjadi prospek yang menarik ketika harga minyak dan gas mengalami ketidakpastian Terjadinya perdagangan energi karena permintaan investasi yang tinggi Penelitian di bidang pendidikan semakin maju, terutama pada pertanian dan kedokteran Pengembangan teknologi Sumber: diolah oleh penulis Ancaman Belum ada solusi untuk limbah Kebijakan yang dibuat belum bisa menjaga keselamatan publik Terjadinya korupsi dalam pengadaan proyek PLTN Biaya listrik menjadi mahal ketika pembiayaan berasal dari pemerintah dan tidak ada bantuan investor Terorisme Tabel di atas mengindikasikan berbagai hal yang dialami oleh 17 negara pengguna energi nuklir. Kenyataan-kenyataan tersebut dialami oleh ke-17 negara ini ketika mereka sudah menggunakan energi nuklir dan menerapkannya baik sebagai energi utama maupun energi alternatif pembangkit tenaga listrik. Sebagian besar dari negaranegara ini mendapatkan keuntungan lebih setelah menerapkan energi nuklir. Kekuatan dan kesempatan yang didapat oleh sebagian besar negara membuat mereka tidak beralih pada energi lain baik sebagai energi utama maupun energi alternatif pembangkit tenaga listrik. Kekuatan diatas juga dimiliki oleh Indonesia. Karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa ke -17 negara pengguna energi nuklir ini ada yang masih berupa negara berkembang, Indonesia juga memiliki kekuatan yang mendorong adanya penggunaan energi ini menjadi energi alternatif pembangkit listrik. Tenaga profesional yang dimiliki oleh Indonesia untuk pengadaan energi ini juga tidak perlu diragukan meski jumlahnya jika dibandingkan dengan negara maju tidak begitu banyak. Namun, hal ini sudah dibuktikan dengan adanya 3 reaktor nuklir yang sudah ada di negara Indonesia yaitu di Bandung (Jawa Barat), Serpong (Banten) dan Batan (Yogyakarta). Kesempatan yang ada dalam tabel juga sudah dialami oleh negara Indonesia. Seperti penggunaan dalam ilmu kedokteran. Meski masih dalam skala yang kecil, namun kesempatan yang diperoleh dengan 25

adanya penggunaan energi nuklir dalam ilmu kedokteran dalam skala kecil ini sudah bisa dirasakan secara langsung. Untuk ancaman dan kelemahan dengan adanya penggunaan energi ini belum terlalu dirasakan oleh Indonesia, karena penggunaannya masih dalam skala yang kecil. Gambar 1 Diagram Analisis SWOT Berbagai Peluang III. Mendukung Strategi Turnaround I. Mendukung Strategi Agresif Kelemahan Internal Kekuatan Internal IV. Mendukung Strategi Defensif II. Mendukung Strategi Diversifikasi Berbagai Ancaman Sumber : Freddy Rangkuti, 2005 KUADRAN I Kuadran ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Energi nuklir memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang ada dengan maksimal. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan yang agresif. Dengan adanya energi nuklir, kekuatan-kekuatan seperti rendahnya emisi, biaya listrik yang murah, keamanan perubahan iklim, dan rendahnya biaya bahan bakar membuat peluang seperti peningkatan GDP, berkurangnya hutang pemerintah, kemudahan akses dan semakin majunya teknologi semakin cepat dirasakan. Hal ini dikarenakan semakin cepatnya atau semakin cepat strategi agresif ini diterapkan akan membuat peluang yang ada semakin cepat diperoleh 26

KUADRAN II Meskipun menghadapi berbagai ancaman, energi nuklir ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi. Di dalam kuadran ini, ketika dapat memanfaatkan kekuatan dengan baik, ancaman yang terjadi dapat ditanggulangi. Dalam energi nuklir, ancaman yang diperoleh seperti terorisme, belum ada solusi untuk limbah dan biaya listrik yang mahal karena pendanaan ditanggung oleh pemerintah dapat dimininalisir dengan kekuatan semakin majunya teknologi, semakin didapat solusi untuk limbah. Seperti dibangunnya dinding permanen, hingga pengolahan limbah kembali, sehingga biaya listrik yang mahal juga mampu dikendalikan dengan proses daur ulang limbah energi nuklir ini. KUADARAN III Energi nuklir menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus dalam proyek energi nuklir ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Teknologi yang semakin modern, hubungan yang baik dengan negara pengguna nuklir dapat meminimalkan resiko limbah yang tinggi dan biaya proyek PLTN yang mahal. Hal ini dikarenakan hubungan yang baik akan membuat kemudahan berbagai akses, sehingga dapat menarik investor masuk dalam bidang ini. Masuknya investor dapat menyumbang berbagai teknologi pula untuk meminimalkan resiko limbah. Merupakan peluang yang bagus ketika strategi turnaround ini digunakan. KUADRAN IV Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, energi nuklir tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Pada kuadran ini, energi nuklir menjadi energi yang riskan untuk digunakan sebagai pembangkit listrik. Karena kelemahan-kelemahan dari energi ini seperti resiko limbah, bahayanya radiasi energi nuklir dan mahalnya proyek PLTN membuat ancaman terorisme dan tindakan korupsi akan semakin terasa. Berdasarkan data yang diperoleh dari studi literatur, energi nuklir berpeluang masuk dalam kuadran pertama. Artinya energi nuklir ini memiliki prospek yang bagus karena 27

pada kondisi yang menguntungkan. Kebijakan yang cocok dipakai untuk penggunaan energi ini adalah kebijakan yang agresif. Semakin cepat kebijakan ini diterapkan semakin cepat pula masyarakat merasakan keuntungan dari energi ini. Negara para pengguna energi nuklir ini menggunakan berbagai kondisi dan situasi untuk membuat energi nuklir menjadi lebih berarti dalam penggunaannya sebagai pembangkit tenaga listrik. 4.3. ANALISIS MANFAAT BIAYA Tabel. 4 Manfaat biaya dengan nuklir Peneliti Biaya Yang Dikeluarkan Manfaat Yang Diperoleh Bruce Doern, 2009 1. Pendanaan yang 1. Biaya listrik yang murah *** Andrew C mahal *** 2. Energi yang dihasilkan Dr. S. K. Jain, 2007 2. Pembuatan memungkinkan beban Wettmann, 2011 kebijakan ** pemakaian listrik dari skala Leonid Andreev, 2011 3. Biaya pembuatan pemakaian menengah hingga WEC, 2007 Tomas Kaberger, 2007 daur ulang limbah nuklir * pemakaian puncak energi listrik. * Rolf Ribi, 2009 4. Resiko kesehatan 3. Utang pemerintah berkurang * Daniel Flemes, 2006 bila terjadi 4. Rendah emisi ** EIA, 2012 Sudarno, 2009 kebocoran *** 5. Biaya listrik mahal * 6. Ketergantungan pada pajak * 7. Internasional Embargo ** 5. Prospek yang menguntungkan dari segi permintaan investasi yang tinggi ** 6. Terjalinnya hubungan yang baik antar negara pengguna energi nuklir. * 7. Pengembangan teknologi ** 8. Menyediakan keberlanjutan listrik * 9. Menghemat biaya bahan bakar * Keterangan : *satu negara, ** 2-5 negara, *** 6 negara dari 17 negara pengguna nuklir 28

Berdasar pada tabel diatas, hampir semua dari 17 negara pengguna energi nuklir menerima manfaat yang positif dengan penggunaan energi nuklir ini sebagai energi alternatif. Negaranegara yang memperoleh manfaat ini melihat nuklir sebagai energi yang positif. Positif disini diartikan dengan rendahnya emisi yang dihasilkann dan yang secara langsung dapat dirasakan oleh konsumen energi nuklir adalah murahnya harga penggunaan energi ini. Sehingga jumlah manfaat yang dapat dirasakan oleh para pengguna energi nuklir semakin bertambah dengan tetapnya jumlah biaya yang harus dikeluarkan. Tabel. 5 Manfaat biaya tanpa energi nuklir Pengarang Resiko Yang Diambil Manfaat Yang Diperoleh Bruce Doern, 2009 Andrew C 1. Terjadinya GRK (Gas Rumah Kaca)* 1. Bahan baku tidak perlu impor *** Dr. S. K. Jain, 2007 2. Biaya listrik relatif mahal * 2. Pendanaan tidak Wettmann, 2011 3. Supply energi tidak terlalu besar * Leonid Andreev, 2011 memungkinkan untuk beban 3. Tidak adanya WEC, 2007 pemakaian menengah hingga internasional Tomas Kaberger, 2007 puncak ** embargo * Rolf Ribi, 2009 4. Dihasilkannya gas-gas yang Daniel Flemes, 2006 EIA, 2012 Sudarno, 2009 berbahaya bagi kesehatan *** 5. Energi terbarukan sudah tidak relevan lagi * 6. Adanya eksploitasi sumber daya * Keterangan : *satu negara, ** 2 negara, *** negara dari 17 negara pengguna nuklir Untuk tabel kedua, manfaat dan biaya tanpa menggunakan energi nuklir tidak sedikit negara dari 17 negara pengguna energi nuklir ketika mereka tidak menerapkan energi ini sebagai energi alternatif maupun energi utama membuat biaya yang dikeluarkan semakin besar. Jadi, biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian energi lain selain energi nuklir sebagai energi alternatif dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang bisa diperoleh. Karena dampak yang terjadi secara langsung dirasakan oleh konsumen dan lingkungan. Seperti harga listrik yang mahal dan adanya eksploitasi sumber daya alam. 29

4.3. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Uranium merupakan barang bagus untuk digunakan sebagai bahan baku pembangkit listrik tenaga nuklir karena uranium selain di Indonesia memiliki tambang bahan baku ini, nuklir juga bisa menyediakan pasokan listrik yang cukup mumpuni dan murah untuk bisa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia (tabel kebutuhan listrik di Indonesia). Berikut merupakan grafik kebutuhan masyarakat Indonesia akan konsumsi listrik dengan memanfaatkan berbagai sumber daya alam energi yang ada. 700 600 500 400 300 200 100 0 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 Minyak Bumi Batubara Gas CBM Tenaga Air PanasBumi Nuklir EBT Lainnya Biofuel BBBC Gambar 1 Gambar Grafik Proyeksi Primer Penggunaan Energi (Sumber : Handbook EE 2006) Dengan berdasar pada grafik di atas, Indonesia memiliki berbagai sumber daya alam yang melimpah untuk digunakan sebagai sumber energi. Namun, berdasarkan survei yang ada, lebih dari 50% konsumsi energi diduduki oleh batubara dan gas alam. Sisanya dipasok dari energi minyak sebesar 13 persen dan energi terbarukan 15 persen (Himpunan Mahasiswa Universitas Serambi Mekah, 2009). Energi nuklir berpotensi menekan pemakaian listrik hingga 18 persen dan bahan bakar sampai 8 persen. Selain itu, ketergantungan terhadap bahan bakar fosil memberikan dampak pada polusi gas rumah kaca (terutama CO2) akibat pembakaran bahan bakar fosil. Pemakaian energi nuklir sebagai sumber bahan bakar juga mampu mengurangi polutan CO2 sampai 8 persen yang berarti PLTN dipersepsi sebagai sumber energi yang ramah lingkungan 30

Dengan adanya sumber daya alam yang melimpah dan disandingkan dengan hasil analasis di atas. Energi nuklir masih merupakan energi yang ramah lingkungan dibandingkan dengan energi lain. Dan hanya energi nuklir yang tidak menghasilkan gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan. Sementara itu, tentunya penggunaan energi ini diperlukan regulasi yang mengatur tentang keamanan dan keselamatan pengguna energi nuklir. Tanpa adanya regulasi yang mendukung tentang kebijakan penggunaan energi nuklir, energi ini akan sulit untuk diterapkan pada suatu negara. 4.3.1. Internasional Beberapa negara seperti Slovenia, Afrika Selatan, Amerika Serikat dan Pakistan menggunakan beberapa regulasi yang dibuat oleh pemerintah untuk mendukung terselenggaranya penggunaan energi nuklir sebagai pembangkit tenaga listrik di negara mereka. Regulasi yang dibuat oleh dewan atom dan energi di negara mereka masing-masing. Selain itu, regulasi yang dibuat digunakan untuk mendukung kesejahteraan dan keselamatan pengguna energi nuklir dengan tujuan untuk keselamatan dan keberlanjutan lingkungan. Regulasi yang dibuat bersifat peluang. Sehingga, berbagai pihak yang terkait dengan energi ini seperti pengguna dan pelaksana proyek pembangunan PLTN akan merasa terjaga keselamatannya. 4.3.2. Nasional Di Indonesia sendiri, beberapa regulasi juga dibuat untuk mendukung terselenggaranya energi nuklir sebagai pembangkit tenaga listrik. Regulasi ini mengatur tentang ketenaganukliran, ketentuan tentang instalasi nuklir dan keselamatan pengangkutan zat radioaktif. Selain itu, Pengelolaan Limbah Radioaktif, Keselamatan Radiasi dan Baku Tingkat Radioaktivitas di Lingkungan juga menjadi beberapa regulasi yang dibuat. Kebijakan ini sudah mencakup sebagian besar elemen yang terdapat dalam penggunaan energi nuklir. Seperti keselamatan pengguna energi nuklir, tenaga kerja pembangun proyek energi nuklir, hingga keselamatan terhadap lingkungan menjadi bahan pertimbangan pembuatan regulasi ini. Indonesia, setelah memiliki beberapa regulasi ini, harusnya mampu untuk menerapkan energi ini sebagai energi alternatif pembangkit tenaga listrik, karena regulasi yang dibuat bersifat sebagai peluang yang bila secara cepat diterapkan akan semakin cepat manfaat dan keuntungan yang dapat dirasakan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, 31

karakter dari 17 negara pengguna energi nuklir tidak hanya berasal dari negara maju tetapi juga negara berkembang, membuat Indonesia memiliki kesempatan yang sama dengan negara lain untuk bisa menggunakan energi nuklir sebagai energi alternatif pembangkit tenaga listrik. Teknologi yang digunakan oleh negara berkembang yang termasuk dalam 17 negara pengguna energi nuklir memang belum bisa dibandingkan dengan teknologi yang digunakan oleh negara maju. Namun, negara berkembang ini memiliki perkembangan teknologi tersendiri dengan belajar dari negara maju, sehingga alat-alat teknologi yang digunakan meski berada pada kualitas kedua tapi teknologi yang digunakan tidak kalah bagus dengan teknologi negara maju. Hubungan yang terbentuk karena adanya proses adopsi teknologi memiliki keuntungan tersendiri dalam proses pengembangan energi nuklir. Dengan adanya hal tersebut, tentunya Indonesia juga mampu untuk dapat meraih kesempatan ini dengan memilih energi nuklir menjadi energi alternatif pembangkit tenaga listrik. 32