1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang ditandai kadar glukosa darah yang tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. WHO merumuskan DM secara umum sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor yang mengakibatkan defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin (Gustaviani Reno, 2006). Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan glukosa ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi. Penyakit DM tercantum dalam urutan nomor empat dari prioritas penelitian nasional untuk penyakit degeneratif setelah penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler, dan geriatri (Tjokroprawiro, 2007). Selain itu DM juga menjadi salah satu penyakit kronik yang paling sering ditemukan pada abad ke-21 ini (Tandra, 2007). World Health Organization (WHO) menyebutkan, jumlah penderita DM di dunia saat ini mencapai lebih dari 230 juta jiwa. Jumlah itu diperkirakan akan terus meningkat menjadi 350 juta jiwa pada 2025 dikarenakan setiap tahunnya ada sekitar enam penderita DM baru di dunia (Sidartawan Soegondo, 2006). Faktor pencetus penyakit diabetes melitus, antara lain pola makan yang saat ini menjadi trend seperti mengonsumsi makanan siap saji, minuman ringan dengan kadar glukosa tinggi dan kurang olahraga. Kesibukan kerja, kebiasaan di depan TV dan komputer dalam waktu yang lama sambil mengonsumsi makanan ringan menyebabkan orang dewasa malas untuk bergerak sehingga orang dewasa cenderung mengalami kegemukan, dan hal ini dapat menyebabkan penyakit diabetes melitus baik pada anak anak maupun orang dewasa.
2 Pengobatan diabetes membutuhkan biaya tinggi, karena pengobatannya memerlukan waktu yang lama. Selain itu, biaya yang tidak sedikit juga diperlukan untuk mengatasi berbagai komplikasi yang mungkin timbul akibat penyakit diabetes. Pengobatan diabetes dirasakan masih belum optimal, terutama untuk mencegah terjadinya komplikasi. Oleh karena itu, berbagai penelitian dikembangkan untuk memberikan terapi diabetes yang lebih baik. Salah satunya adalah obat herbal tradisional. Hasil penelitian yang diharapkan adalah terapi yang lebih baik dan lebih murah. Obat herbal yang digunakan oleh masyarakat secara empirik antara lain lidah buaya, keji beling, mahkota dewa, dan sambiloto yang memiliki berbagai efek untuk mengatasi berbagai penyakit. Penelitian dilakukan untuk menilai efek dari kombinasi lidah buaya, keji beling, mahkota dewa, dan sambiloto terhadap kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan. 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah penelitian ini berdasarkan latar belakang tersebut adalah: - Apakah kombinasi lidah buaya dan kejibeling memiliki efek terhadap kadar - Apakah kombinasi mahkota dewa dan sambiloto memiliki efek terhadap kadar - Apakah kombinasi lidah buaya, kejibeling, mahkota dewa dan sambiloto memiliki efek terhadap kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian mengembangkan pengobatan DM dengan menggunakan obat herbal tradisional yaitu mahkota dewa, sambiloto, lidah buaya, dan keji beling.
3 Tujuan penelitian ini adalah - Mengetahui efek kombinasi lidah buaya dan kejibeling terhadap kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan. - Mengetahui efek kombinasi mahkota dewa dan sambiloto terhadap kadar - Mengetahui efek kombinasi lidah buaya, kejibeling, mahkota dewa dan sambiloto terhadap kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan. 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah Manfaat akademis penelitian ini adalah mengembangkan wawasan mahasiswa kedokteran dalam mengetahui dan memahami efek kombinasi lidah buaya, kejibeling, mahkota dewa dan sambiloto yang dikombinasikan terhadap kadar Manfaat praktis penelitian ini adalah mengembangkan penggunaan kombinasi lidah buaya, keji beling, mahkota dewa, dan sambiloto oleh masyarakat sebagai salah satu obat alternatif diabetes melitus. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran Diabetes adalah penyakit metabolik yang umumnya merupakan penyakit herediter sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif baik akibat disfungsi sel beta pankreas maupun disfungsi ambilan glukosa di jaringan perifer, atau keduanya pada DM-tipe 2 dan kurangnya insulin absolut pada DM-tipe 1 (Askandar Tjokroprawiro, 2001). Aloksan sering digunakan untuk membuat hewan coba menjadi diabetes. Hasil reduksi dari aloksan bersifat tidak stabil dan mudah mengalami oksidasi. Aloksan yang disuntikkan pada mencit akan terakumulasi di pulau-pulau Langerhans
4 pankreas dan menyebabkan kerusakan membran dan kematian sel (Halliwell, Gutteridge, 1999). Sel beta pankreas yang telah rusak tidak dapat lagi menghasilkan insulin sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemik. Jika hiperglikemianya melewati ambang batas ginjal maka timbul glikosuria yang juga mengakibatkan terjadinya poliuria dan polidipsia serta kelainan klinis lainnya (Schteingart, 2006). Tumbuhan obat Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) dikenal sebagai salah satu tanaman obat di Indonesia yang berasal dari Papua / Irian Jaya. Buah mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif seperti (1) Alkaloid, bersifat detoksifikasi yang dapat menetralisir racun di dalam tubuh, (2) Saponin, yang bermanfaat sebagai: sumber anti bakteri dan anti virus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi kadar gula dalam darah, dan mengurangi penggumpalan darah, (3) Flavonoid merupakan komponen pigmen sebagian besar tumbuhan. Flavonoid berfungsi sebagai antioksidan. Efek antioksidan dari flavonoid dapat mereduksi radikal hidroksil, anion superoksida, radikal nitrit oksid dan singlet oksigen (Robinson, 1995). Flavonoid juga mempunyai efek melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah, mengurangi kadar risiko penyakit jantung koroner, mengandung antiinflamasi (antiradang), berfungsi sebagai anti-oksidan, membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan, dan (4) Polifenol yang berfungsi sebagai antihistamin (antialergi). Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) yang memiliki kandungan andrografolid, andrografolid lactanes, glucosides, flavonoid, diterpene. Keji beling (Strobilanthes crispus Bl) termasuk ke dalam familia Acantaceae, memiliki banyak mineral seperti kalium, kalsium, dan natrium serta unsur mineral lainnya. Disamping itu juga terdapat asam silikat, tannin, dan glikosida. Kegunaannya sebagai obat disentri, diare (mencret), kencing manis (DM), dan obat batu ginjal serta dapat juga sebagai penurun kolesterol.
5 Lidah buaya (Aloe vera Linn) mengandung flavonoid yang berguna sebagai antioksidan yang dapat mengurangi dampak negatif radikal bebas. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik dalam memanfaatkan efek penurunan glukosa darah dan dilakukan dengan cara mengombinasikan tanaman tersebut, dan dapat diketahui kombinasi yang paling optimal dalam menurunkan kadar glukosa darah. 1.5.2 Hipotesis - Kombinasi infusa lidah buaya dan kejibeling memiliki efek terhadap penurunan kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan. - Kombinasi infusa mahkota dewa dan sambiloto memiliki efek terhadap penurunan kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan. - Kombinasi infusa lidah buaya, kejibeling, mahkota dewa dan sambiloto, memiliki efek terhadap penurunan kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan. 1.6 Metodologi Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang bersifat komparatif. Metode yang digunakan untuk pengukuran kadar glukosa darah adalah uji diabetes aloksan. Data yang diukur adalah kadar glukosa darah dalam mg/dl sesudah diinduksi aloksan dan setelah perlakuan pemberian kombinasi infusa lidah buaya (Aloe vera Linn), keji beling (Strobilanthes crispus Bl), kombinasi infusa mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl), sambiloto (Andrographis paniculata Nees), dan kombinasi infusa lidah buaya (Aloe vera Linn), keji beling (Strobilanthes crispus Bl), mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl), dan sambiloto (Andographis paniculata Nees).
6 Percobaan ini menggunakan hewan coba mencit dewasa Swiss Webster yang dibagi dalam 5 kelompok (n=5). Analisis data statistik menggunakan metode Analisis Varian (ANAVA) satu arah, yang apabila ada perbedaan yang signifikan dilanjutkan dengan uji lanjut yang sesuai dengan α= 0.05 menggunakan bantuan perangkat lunak. 1.7 Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian : Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Waktu penelitian : Desember 2009 Desember 2010