STUDI KARAKTERISTIK LAJU ALIRAN ENERGI UNTUK FLUIDA AIR DAN UDARA PADA PIPA HORISONTAL

dokumen-dokumen yang mirip
Karakterisasi Pressure Drops Pada Aliran Bubble dan Slug Air Udara Searah Vertikal Ke Atas Melewati Sudden Contraction

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN OBSTACLE BENTUK PERSEGI PADA PIPA TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS.

II. TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-575

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Koesien Perpindahan Panas Konveksi dan Distribusi Temperatur Aliran Fluida pada Heat Exchanger Counterow Menggunakan Solidworks

31 4. Menghitung perkiraan perpindahan panas, U f : a) Koefisien konveksi di dalam tube, hi b) Koefisien konveksi di sisi shell, ho c) Koefisien perpi

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

Muchammad 1) Abstrak. Kata kunci: Pressure drop, heat sink, impingement air cooled, saluran rectangular, flow rate.

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PITCH

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE ( AIR - UDARA ) MELEWATI ELBOW 30 DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 60

BAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

PENGARUH REYNOLD NUMBER ( RE ) TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA ( BERJARI JARI DAN PATAH )

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

Taufik Ramuli ( ) Departemen Teknik Mesin, FT UI, Kampus UI Depok Indonesia.

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE (AIR-UDARA) MELEWATI ELBOW 60 o DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 30 o

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

BAB I PENDAHULUAN I.1.

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TABUNG SEPUSAT ALIRAN BERLAWANAN DENGAN VARIASI PADA FLUIDA PANAS (AIR) DAN FLUIDA DINGIN (METANOL)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-659

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)

ANALISIS LAJU ALIRAN PANAS PADA REAKTOR TANKI ALIR BERPENGADUK DENGAN HALF - COIL PIPE

BAB lll METODE PENELITIAN

Tugas Akhir. Perancangan Hydraulic Oil Cooler. bagi Mesin Injection Stretch Blow Molding

Analisis Aliran Fluida Dua Fase (Udara-Air) melalui Belokan 45 o

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B13

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-198

ANALISA KINERJA ALAT PENUKAR KALOR JENIS PIPA GANDA

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

Perbandingan Distribusi Temperatur Pada Drum Brakes Standar dan Modifikasi

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK KARAKTERISTIK ALIRAN DUA FASE AIR-UDARA MELEWATI ELBOW 75⁰ DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 15

ANALISIS EFEKTIFITAS ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE DENGAN MEDIUM AIR SEBAGAI FLUIDA PANAS DAN METHANOL SEBAGAI FLUIDA DINGIN

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN PERANGKAT LUNAK KOMPUTER UNTUK PENENTUAN KINERJA PENUKAR KALOR

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

KAJIAN TEORITIK PEMILIHAN HEAT PUMP DAN PERHITUNGAN SISTEM SALURAN PADA KANDANG PETERNAKAN AYAM BROILER SISTEM TERTUTUP

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR GRAFIK...xiii. DAFTAR TABEL... xv. NOMENCLATURE...

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA

EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE. Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G.

PERNYATAAN. Yogyakarta, 17 Agustus Immawan Wahyudi Ahyar. iii

ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KECEPATAN UDARA (V) TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA PELAT DATAR. Rikhardus Ufie * Abstract

ANALISIS DEBIT FLUIDA PADA PIPA ELBOW 90 DENGAN VARIASI DIAMETER PIPA

PENGARUH DENSITAS DAN VISKOSITAS TERHADAP PROFIL KECEPATAN PADA ALIRAN FLUIDA LAMINAR DI DALAM PIPA HORIZONTAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

ANALISIS CASING TURBIN KAPLAN MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS/CFD FLUENT

ANALISA NUMERIK ALIRAN DUA FASA DALAM VENTURI SCRUBBER

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

Pemodelan Matematika dan Metode Numerik

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

SIMULASI PERPINDAHAN PANAS GEOMETRI FIN DATAR PADA HEAT EXCHANGER DENGAN ANSYS FLUENT

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH KECEPATAN ALIRAN FLUIDA TERHADAP EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER JENIS SHELL AND TUBE

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

Jl. Grafika No. 2 Yogyakarta 55281, Indonesia ABSTRAK

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE SATU LALUAN CANGKANG DUA LALUAN TABUNG SEBAGAI PENDINGINAN OLI DENGAN FLUIDA PENDINGIN AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUJIAN MESIN PENGERING KAKAO ENERGI SURYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-174

Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP

BAB III SISTEM PENGUJIAN

KINERJA PIPA KALOR DENGAN STRUKTUR SUMBU FIBER CARBON dan STAINLESS STEEL MESH 100 dengan FLUIDA KERJA AIR

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

ANALISA PENGARUH POSISI KELUARAN NOSEL PRIMER TERHADAP PERFORMA STEAM EJECTOR MENGGUNAKAN CFD

ANALISA PERPINDAHAN KALOR PADA KONDENSOR PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK

Menghitung Pressure Drop

PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA

STUDI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA SUSUNAN SILINDER VERTIKAL DALAM REAKTOR NUKLIR ATAU PENUKAR PANAS MENGGUNAKAN PROGAM CFD

PENGARUH DEBIT ALIRAN AIR TERHADAP PROSES PENDINGINAN PADA MINI CHILLER

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR SEBAGAI PENGGERAK TURBIN DENGAN KAPASITAS UAP HASIL. 40 TON/JAM, TEKANAN KERJA 17 ATM DAN SUHU UAP 350 o C

Analisa Unjuk Kerja Secondary Superheater PLTGU Dan Evaluasi Peluang Peningkatan Effectiveness Dengan Cara Variasi Jarak, Jumlah dan Diameter Tube

Transkripsi:

STUDI KARAKTERISTIK LAJU ALIRAN ENERGI UNTUK FLUIDA AIR DAN UDARA PADA PIPA HORISONTAL Edy Suryono 1*, Agustinus Eko Budhi Nusantoro 2 1,2 Program Studi Teknik Mesin, Akademi Teknologi Warga Surakarta Jl. Raya Solo Baki Km.2 Kwarasan, Solo Baru, Sukoharjo * Email: qwedys@yahoo.com INTISARI Penelitian untuk mengetahui karakteristik laju aliran energi antara fluida air dan udara pada pipa horisontal, yaitu perubahan temperatur masuk dan keluar pipa. Diameter pipa 0,04 m, panjang pipa 1 m, dan kecepatan masuk aliran air sebesar 5,4 m/s. Temperatur awal fluida 400 o K, temperatur lingkungan 300 o K, dan koefisien perpindahan panas (ho) sebesar 5 W/m 2 K. Mesh berukuran 20x1000, dengan garis inlet dan outlet dibagi menjadi 20 node dengan rasio 0,9 semakin rapat ke arah dinding. Sedangkan garis dinding dan axis dibagi menjadi 1000 node dengan rasio 1. Tipe tiap boundary yaitu velocity_inlet, pressure_outlet, wall dan axis. Kualitas mesh dicek menggunakan equiangleskew dan aspect ratio. Analisis menggunakan Fluent. Hasilnya menunjukkan fluida udara di dinding mengalami penurunan sebesar 13,6004 K atau 3,4% dan suhu di outlet mengalami penurunan sebesar 9,4893 K atau 2,37%. Tekanan maksimal sebesar 2,125e+04 Pa untuk fluida air dan 1,525e+04 Pa untuk fluida udara. Tekanan maksimal terjadi pada kisaran jarak 0,7 m- 0,75m. Perambatan energi yang relatif merata di seluruh pipa menunjukkan bahwa air memiliki nilai koefisien konveksi yang lebih besar dibanding udara. Dengan kata lain air akan lebih mudah dalam melepas dan menerima panas. Kata kunci: fluent, fluida air, fluida udara, laju aliran energi, mesh 1. PENDAHULUAN Suatu fase merupakan salah satu kondisi suatu zat yang dapat berupa padat, cair, maupun gas. Aliran multifase adalah aliran serempak dari beberapa fase. Aliran dua-fase merupakan keadaan yang paling sederhana dari aliran multifase yang banyak dijumpai dalam kegiatan industri. Persoalan aliran dua fase sudah menjadi sangat penting dalam teknologi keteknikan, terutama sekali untuk generator uap, industri pengolahan khususnya teknologi nuklir. Selain itu, aplikasi dua fase tidak hanya relevan dengan masalah-masalah keteknikan dan ilmu pengetahuan modern, tapi juga berkaitan dengan fenomena alam, sehingga perlu adanya penelitian-penelitian lebih lanjut. Pada beberapa industri seperti industri kimia, pemindahan fluida umumnya dilakukan melalui sistem perpipaan. Dalam sistem perpipaan, selain memerlukan pipa-pipa utama, juga memerlukan beberapa komponen pipa, seperti belokan pipa, siku, katup, perbesaran saluran, pengecilan saluran, dan kombinasi saluran. Dalam sistem pipa yang besar, kerugian pada komponen pipa biasanya hanya merupakan kerugian yang kecil dibandingkan dengan kerugian akibat gesekan sepanjang saluran. Namun pada sistem yang tidak besar, kerugian pada komponen pipa dapat menjadi kerugian utama terhadap kerugian total sepanjang lintasan aliran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik laju aliran energi antara air dan udara. Sehingga diharapkan dapat memperluas pengetahuan karakteristik fluida air dan fluida udara serta laju aliran energi terutama panas akibat perbedaan temperatur. Sejak ditemukannya aliran dua-fase oleh Heron dan Leonardo da Vinci [Koestoer, 1994], penggunaan system aliran dua-fase yang diikuti dengan perubahan fase untuk mengubah energi termal menjadi energi kinetik sudah lama dikenal. H. Monji (1995) dalam suatu konferensi melaporkan tentang adanya pengurangan pressure drop dalam aliran dua fase (campuran partikel dalam air) pada kondisi laju aliran yang tinggi. Oliviera dan Barbosa (2013), distribusi tekanan statis lokal berbeda secara signifikan antara dua orientasi aliran, terutama karena efek gravitasi yang dominan pada laju aliran gas yang rendah. Kemudian pada campuran rendah kecepatan khas arus bertingkat, perbedaan signifikan yang diamati antara gas holdup di inlet dan outlet belokan. Ini dapat dikaitkan dengan fenomena yang berbeda bergantung pada orientasi aliran, seperti aliran cairan berlawanan di belokan (aliran ke atas) dan pembentukan lompatan hidrolik di bagian keluar (mengalir ke bawah). Karena kedua gas 450

dan kecepatan superfisial cairan meningkat (meningkatkan inersia aliran), perbedaan antara inlet dan outlet pada gas holdup menjadi lebih kecil. Awaludin (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pressure drop (Δp) aliran dua fase melalui belokan 45 o mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya gas volume fraction (ß). Perubahan bilangan Reynolds superfisial air (ResL) dari turbulen ke laminer terjadi penurunan yang sangat signifikan baik eksperimental maupun secara teoritis. Hal ini terjadi karena friction factor pada aliran laminar lebih besar dari aliran turbulen. Pemilihan faktor korelasi pada masing-masing perubahan aliran juga mengalami perubahan (Kim, 2010). Untuk kebutuhan penelitian bahkan sampai dengan tingkat desain, perlu dibutuhkan suatu alat yang mampu menganalisis atau memprediksi dengan cepat dan akurat. Maka berkembanglah suatu ilmu yang dinamakan Computational Fluid Dynamic (CFD) yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Komputasi Aliran Fluida Dinamik (Cengel, 2004). 1.1. Laju aliran massa Laju aliran massa secara perhitungan manual menggunakan rumus: Kecepatan maksimum terjadi pada y=0 atau terjadi di area axis, dimana (1) (2) Dimana, (3) Gambar 1. Aliran fluida dalam pipa horisontal (Bergman,et.al, 2011) Kecepatan seragam hanya terjadi pada bagian inlet, artinya kecepatan selanjutnya terus berkembang sampai mendapatkan Fully developed. Perhitungan pressure drop menggunakan rumus: Rumus pressure drop yang perlu dicermati adalah nilai koefisien friksi dan kecepatan. Koefisien friksi sangat tergantung dari kekasaran permukaan material pipa, dimana perhitungannya menggunakan diagram Moody. 1.2. Laju aliran energi Proses terjadi pada sistem terbuka, dimana terjadi aliran massa ke dalam sistem dan perpindahan energi keluar sistem. Persamaan sistem : (4) (5) 451

Aliran termal pada pipa horisontal dapat di modelkan menjadi : Ts x (a) (b) Gambar 2. Pemodelan aliran termal pada pipa horisontal Gambar 2. (a). menunjukkan model aliran termal pada pipa horizontal dengan pengaruh konduksi, sedangkan gambar 2. (b) menunjukkan model aliran termal dimana pengaruh konduksi diabaikan karena dengan asumsi tebal dinding yang cukup tipis. Hambatan yang terjadi pada aliran di pipa tersebut adalah: (6) Hal ini menjadikan semua jenis material dianggap sama ketika tebal dinding cukup tipis, dimana pengaruh konduksi dapat diabaikan. Koefisien perpindahan kalor pada aliran masuk hcin dihitung dengan rumus: (7) Sedangkan angka Nusselt dicari dengan rumus: Selanjutnya perpindahan kalor Q dihitung dengan rumus : (8) (9) Temperatur keluar dapat dihitung dengan mencari koefisien perpindahan panas awal (h1) aliran dengan acuan temperatur masuk Tin menggunakan tabel Saturated water temperature table. Koefisien perpindahan panas keluar (h2) dihitung dengan rumus: (10) Temperatur keluar (Tout) dicari menggunakan tabel Saturated water temperature table dengan acuan koefisien perpindahan panas keluar (h2). Sedangkan perhitungan untuk fluida udara setelah mendapatkan angka Nusselt dan koefisien perpindahan panas awal hcin, selanjutnya menghitung temperatur surface Ts dengan rumus bahwa konveksi luar pipa sama dengan konveksi dalam pipa: 452

(11) Aliran panas konveksi pipa dapat dihitung dengan rumus : (12) sehingga : (13) 2. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan menggunakan perangkat lunak untuk mensimulasikan aliran air dan aliran udara pada pipa horisontal. Perangkat lunak yang digunakan untuk mendesain adalah Gambit. Desain berupa gambar 2D dari pipa yang dibuat simetri. Desain pipa horisontal dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. Desain aliran fluida pada pipa horisontal Tabel 1. Parameter fluida air dan fluida udara No Parameter Satuan Air Udara 1 Luas penampang (A) m² 1,256e-3 1,256e-3 2 Laju aliran massa (ṁ) kg/s 6,7702 0,0059 3 Temperatur masuk (Tin) K 400 400 4 Temperatur lingkungan (Tδ) K 300 300 5 Kecepatan (V) m/s 5,4 5,4 6 Massa jenis (ρ) kg/m³ 998,2 0,871 7 Viskositas (µ) kg/m.s 1,0030e-03 2,30e-05 8 Kalor spesifik (Cp) J/kg-K 4256 1014 9 Thermal konduktivity (kf) W/mK 0,688 0,0338 10 Koefisien perpindahan panas (ho) W/m²K 5 5 11 Angka Prandlt 1,34 0,69 453

Gambar 4. Alur penelitian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Temperatur inlet diatur pada kondisi 400 K, didapat suhu dinding maupun di bagian outlet untuk fluida air relatif tidak mengalami perubahan. Sedangkan pada fluida udara suhu di dinding mengalami penurunan sebesar 13,6004 K atau 3,4% dan suhu di outlet mengalami penurunan sebesar 9,4893 K atau 2,37%.. Pressure drop air memiliki perbedaan yang sangat besar dibanding udara, hal ini terjadi karena massa jenis air juga lebih besar dari massa jenis udara. Tabel 2. Hasil analisis Variabel Air Udara Laju Aliran Massa (kg/s) 6.7736259 0.005911 Pressure drop (N/m 2 ) 6185.3463 5.3972 Vmaks (m/s) 6.2944312 6.2922697 Temperatur Inlet (K) 399.99976 399.9808 Temperatur Wall (K) 399.97012 386.3804 Temperatur Outlet (K) 399.99960 390.4915 454

(a) (b) Gambar 5. Tekanan total di sepanjang pipa, a. fluida air dan b, fluida udara. Tekanan yang terjadi selama aliran fluida di bagian axis baik air maupun udara memiliki bentuk yang relatif sama. Dimana tekanan awal adalah konstan, sampai pada jarak 0,65 m mengalami peningkatan dan maksimal pada kisaran jarak 0,7 m- 0,75m. Tekanan maksimal sebesar 2,125e+04 Pa untuk fluida air dan 1,525e+04 Pa untuk fluida udara. (a) 455

(b) Gambar 6. Kecepatan aliran fluida, a. fluida air dan b. fluida udara Kecepatan aliran fluida juga memiliki trendline yang hampir sama dengan grafik tekanan. Dimana terjadi kecepatan maksimal di area axis pada jarak 0,7 m 0,75 m.. Gambar 5. Simulasi aliran fluida air Gambar di atas menunjukkan bahwa aliran fluida air secara signifikan menerima rambatan temperatur yang merata di semua sisi, bahkan mendekati suhu konstan, dimana penurunan suhu di bagian outlet hanya sebesar 1.10-4 K. Gambar 6. Simulasi aliran fluida udara 456

Gambar pada simulasi aliran untuk fluida udara menunjukkan rambatan temperatur dari inlet ke outlet dengan gradasi warna semakin ke arah kuning kehijauan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan suhu yang cukup signifikan terutama di dinding bagian outlet. Selain itu penurunan suhu juga terlihat jelas di bagian axis terjadi ketika aliran mencapai setengah panjang pipa. 4. KESIMPULAN Fluida air mengalami perambatan energi yang relatif merata di seluruh pipa, hal ini menunjukkan bahwa air memiliki nilai koefisien konveksi yang lebih besar dibanding udara. Dengan kata lain air akan lebih mudah dalam melepas dan menerima panas (konduktifitas panas (k) air lebih besar dari udara). Perubahan suhu pada air yang mendekati konstan menunjukkan bahwa air memiliki laju energi yang lebih besar dibanding udara. Hal ini menjadi tepat karena laju aliran massa ( berbanding lurus dengan massa jenisnya. Dimana massa jenis (ρ) air lebih besar dari massa jenis udara. Selain itu massa jenis juga berpengaruh pada pressure drop (Δp) air yang lebih besar. DAFTAR PUSTAKA Awaluddin, Wahyud, S., dan Widodo, AG., 2014. Analisis Aliran Fluida Dua Fase Udara-Air) melalui Belokan 45, jurnal Rekayasa Mesin Vol. 5, No.3, Universitas Brawijaya, Malang Bergman L.T., Adrienne S.L., Frank P.I., and David P.D, 2011. Fundamentals of Heat and Mass Transfer, Seventh edition, John Wiley & Sons, Inc. USA. Çengel, Yunus. A. dan Robert H. Turner. 2004. Fundamental of Thermal Fluid Sciences, New York: Mc. Graw Hill Hudaya, A.Z., Indarto, dan Deendarlianto. 2013. Penentuan Sub-sub Daerah Aliran Stratified Udara-Air Pada Pipa Horisontal Menggunakan Constant Electric Current Method. Jurnal Simetris. Vol. 4 (1): 49-57. Kim, S., G. Kojasoy dan T. Guo. 2010. Two Phase Minor Loss in Horizontal Bubbly Flow with Elbows: 45 o and 90 o Elbows. Journal of Nuclear Engineering and Design. Vol. 240: 284-289. Koestoer, R. A., 1994. Aliran Dua Fase dan Fluks Kalor Kritis, Cetakan Pertama, Pradnya Paramita, Jakarta. Monji, H., Matsui, G. and Saito, T., 1995. Pressure Drop Reduction of Liquid Particles Two Phase Flow with Nearly Equal Density, Proceeding of the 2 International Conf. on Multiphase Flow, Kyoto, Japan, Oliveira, P.M. dan J.R. Barbosa. 2014. Pressure Drop and Gas Holdup in AirWater Flow in 1800 Return Bends. Journal of Multiphase Flow. Vol. 61: 8393. 457