BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

Nomor 9 Tahun 2015; 5. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Kesehatan; 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 Tentang

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG SERTIFIKASI LAIK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG SERTIFIKASI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN, TEMPAT-TEMPAT UMUM DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN BUPATI BERAU

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEMERIKSAAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN

PENGAWASAN SANITASI DAN KEAMANAN PANGAN, TEMPAT-

WALIKOTA SORONG PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN DI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 2 SERI E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUWANGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN DI PROVINSI BANTEN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS TARIF RETRIBUSI AMBULANCE RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2014

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

2012, No Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. 2. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanju

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DIBIDANG MEDIK DAN PENUNJANG MEDIK

PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 37 TAHUN 2014 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 1999 SERI D NO. 7

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmi Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta )

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1096/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG HIGIENE SANITASI JASABOGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERANTASAN DAN ELIMINASI PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN SIAK

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN USAHA RESTORAN

TENTANG STAN DAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS NON RAWAT INAP KOTA MOJOKERTO

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI BANYUWANGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS,

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 32 TAHUN 2012 BERITA DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012 NOMOR 32 TENTANG

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2017.

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG

Transkripsi:

1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KESEHATAN LINGKUNGAN PADA FASILITAS KESEHATAN, LINGKUNGAN PERKANTORAN, INDUSTRI DAN TEMPAT-TEMPAT UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUWANGI, Menimbang : a. bahwa untuk menghindari risiko dan gangguan kesehatan pada fasilitas kesehatan, lingkungan perkantoran dan industri, serta pada tempattempat umum sesuai dengan persyaratan kesehatan perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian kesehatan ; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Lingkungan pada Fasilitas Kesehatan, Lingkungan Perkantoran, Industri dan Tempat-Tempat Umum. Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 2. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 3. Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan; 4. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup; 5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

2 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan; 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan; 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan; 9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas air minum; 10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 736 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum; 11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028 Tahun 2011 tentang Klinik; 12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasa Boga; 13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1335 Tahun 2002 tentang Standar Operasional Pengambilan Sampel Kualitas Udara Ruangan Rumah Sakit; 14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit; 15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942 Tahun 2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran; 16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1267 Tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota; 17. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364 Tahun 2003 tentang Laboratorium Kesehatan; 18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098 Tahun 2003 tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan 19. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405 Tahun 2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran 20. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 12 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah

3 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KESEHATAN LINGKUNGAN PADA FASILITAS KESEHATAN, LINGKUNGAN PERKANTORAN, INDUSTRI DAN TEMPAT-TEMPAT UMUM BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Kabupaten adalah Kabupaten Banyuwangi. 2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. 3. Bupati adalah Bupati Banyuwangi. 4. Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisika, kimia, biologi, maupun sosial 5. Fasilitas Kesehatan adalah suatu sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. 6. Perkantoran adalah sebuah ruangan atau bangunan tempat kegiatan tata usaha, untuk memulai,membenahi, mengembangkan dan mengawasi kegiatan usaha. 7. Industri adalah suatu bidang yang menggunakan keterampilan dan ketekunan kerja, dan penggunaan alat-alat dibidang pengolahan untuk menghasilkan suatu produk. 8. Tempat-tempat umum adalah suatu tempat yang umumnya banyak orang yang berkumpul untuk melakukan suatu kegiatan baik secara sementara maupun terus menerus dan baik membayar maupun tidak membayar. 9. Klinik Kesehatan adalah Fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis. 10. Rumah Sakit adalah Fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan rujukan yang menyediakan pelayanan medis dasar, rujukan

11. Lingkungan Rumah Sakit adalah semua ruang/unit dan halaman yang ada didalam batas pagar rumah sakit (bangunan fisik dan kelengkapannya) yang dipergunakan untuk berbagai keperluan dan rumah sakit. 12. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. 13. Jasa boga adalah usaha pengelolaan makanan yang disajikan diluar tempat usaha atas dasar yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha. 14. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 15. Penyelenggaraan Pendidikan adalah kegiatan pelaksanaan komponen sistem pendidikan pada satuan atau program pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan agar proses pendidikan dapat berlangsung sesuai tujuan pendidikan nasional; 16. Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau factor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat. 17. Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan terhadap bahan baku produksi, proses produksi dan hasil produksi untuk tujuan komersial oleh penyelenggara. 18. Pengawasan eksternal adalah pengawasan yang dilakukan terhadap bahan baku produksi, proses produksi dan hasil produksi untuk tujuan komersial dan bukan komersial oleh dinas kesehatan Kabupaten/Kota dan Kantor Kesehatan Pelabuhan khusus untuk wilayah kerja kantor kesehatan pelabuhan. 19. Inspeksi kesehatan lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka pengawasan berdasarkan standar, norma dan baku mutu yang berlaku untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat. 20. SPA adalah upaya kesehatan tradisional yang menggunakan pendekatan holistik, melalui perawatan menyeluruh dengan 4

5 21. Penyelenggara adalah pihak yang mengadakan, mengatur dan mengurus kegiatan/usaha beresiko tinggi terhadap dampak kesehatan. 22. Penanggung jawab adalah orang yang berkewajiban menanggung segala akibat dari kegiatan/usaha berisiko tinggi terhadap dampat kesehatan lingkungan. 23. Pengelola adalah orang yang melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan, mengawasi pelaksanaan kegiatan/usaha beresiko tinggi terhadap dampak kesehatan lingkungan. 24. Resiko tinggi adalah suatu keadaan yang dapat menyebabkan, membawa dan menularkan penyakit serta menurunkan kualitas derajat kesehatan ataupun menurunkan kualitas lingkungan. 25. Swab dubur merupakan apusan atau kerokan yang dilakukan pada daerah rektum/dubur 2-3 cm diatas lubang dubur. 26. Darah adalah pengambilan dan pemeriksaan darah yang diambil untuk mendeteksi adanya mikro organisme penyebat penyakit. 27. Penjamah makanan adalah orang yang teribat dalam proses mengolah dan menghantarkan makanan. BAB II TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Bagian Kesatu Tujuan Pasal 2 Tujuan dari Peraturan Bupati ini adalah: 1. Mendukung terwujudnya generasi berikut yang lebih baik; 2. Mencegah fasilitas kesehatan menjadi tempat, sumber penularan penyakit dan penyebab penurunan kualitas kesehatan; 3. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan, penularan penyakit dan penurunan kualitas kesehatan di lingkungan perkantoran; 4. Melindungi masyarakat dari konsumsi makanan dan minuman yang tidak memenuhi persyaratan higiene sanitasi; 5. Mencegah timbulnya resiko buruk bagi kesehatan; 6. Terwujudnya lingkungan yang sehat; dan 7. Kesiapsiagaan kejadian luar biasa atau bencana kesehatan. Bagian Kedua Ruang Lingkup Pasal 3 (1) Ruang lingkup Peraturan Bupati ini yaitu: a. Fasilitas Kesehatan; b. Perkantoran;

6 (2) Fasilitas Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yaitu Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Laboratorium Klinik, Klinik Pengobat Tradisional. (3) Perkantoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b Perkantoran administrasi, pendidikan,pengajaran, pekerjaan dan usaha, perbankan. (4) Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c yaitu Sekolah formal dan non formal. (5) Industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d yaitu industri rumah tangga, katering, pabrik es, depo air minum, pengusaha air minum, industri air minum dalam kemasan. (6) Tempat-tempat umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e yaitu perumahan,permukiman, perhubungan, sumberdaya alam& pariwisata, tempat wisata dan rekreasi, perhotelan, penginapan, resto dan sektor strategis lainnya. BAB III TATA LAKSANA PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KESEHATAN LINGKUNGAN Pasal 4 (1) Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Lingkungan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten. (2) Upaya Pengawasan dan Pengendalian kesehatan lingkungan dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan. (3) Dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian Kesehatan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Kesehatan sesuai ketentuan Peraturan Perundang-Undangan dapat: a. Memasuki setiap tempat yang dinilai memiliki resiko tinggi menimbulkan penurunan kualitas kesehatan, b. Menilai dan menentukan kualitas ruangan atau tempat kegiatan dari aspek kesehatan, c. Memeriksa, mengambil, dan mengirim bahan atau sampel untuk diperiksa secara laboratorium, baik mikrobiologi dan kimiawi Pasal 5 Jenis dan bentuk pengawasan dan pengendalian kesehatan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) meliputi : 1. Pemantauan kualitas udara, 2. Pemantauan kualitas alat masak, makanan dan minuman. 3. Pemantauan kualitas air minum dan air bersih, 4. Pemantauan kualitas penjamah makanan

7 Pasal 6 lingkungan pada Fasilitas Kesehatan: 1. Rumah Sakit, jumlah titik pengukuran paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari total seluruh ruangan. a. Pemantauan kualitas udara, 1. Jumlah bakteri di ruangan dilakukan pada ruang operasi, bersalin, perawatan, observasi bayi, ICU, ruang jenazah/autopsi, laboratorium,radiologi, sterilisasi, dapur, gawat darurat, administrasi, ruang pertemuan. 2. Pemantauan Kadar gas dalam ruangan, dilakukan pada ruang operasi, bersalin, perawatan, observasi bayi, ICU, ruang jenazah/autopsi, laboratorium,radiologi, sterilisasi, dapur, gawat darurat, administrasi, ruang pertemuan b. Pemantauan kualitas makanan dan minuman dilakukan pada ruang dapur c. Pemantauan kualitas air bersih dan jaringan perpipaan,dilakukan pada sumber air atau tandon, saluran perpipaan awal, tengah dan akhir sambungan. d. Air Minum, yang digunakan sebagai bahan konsumsi setiap hari. e. Pemantauan kualitas penjamah makanan, dilakukan dengan swab dubur dan darah. 2. Puskesmas, jumlah titik pengukuran paling sedikit 10% (sepuluh persen)dari jumlah ruangan. a. Puskesmas Rawat Inap, 1. Air Bersih yaitu sumber air atau tandon, pengambilan secara acak pada jaringan perpipaan air, 2. Air Minum, yang digunakan sebagai bahan konsumsi setiap hari. 3. Pemantauan kualitas makanan dan minuman dilakukan pada ruang dapur 4. Kualitas udara dan gas ruangan, pada ruang perawatan,bersalin, laboratorium. 5. Pemantauan kualitas penjamah makanan, dilakukan dengan swab dubur dan darah. b. Puskesmas Rawat Jalan, 1. Air Bersih yaitu sumber air atau tandon, pengambilan secara acak pada jaringan perpipaan air, 2. Kualitas udara dan gas ruangan, pada ruang perawatan,bersalin, laboratorium.

8 3. Klinik jumlah titik pengukuran paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari jumlah ruangan. a. Klinik Rawat Inap. 1. Air Bersih yaitu sumber air atau tandon, pengambilan secara acak pada jaringan perpipaan air, 2. Air Minum, yang digunakan sebagai bahan konsumsi setiap hari. 3. Pemantauan kualitas makanan dan minuman dilakukan pada ruang dapur 4. Kualitas udara dan gas ruangan, pada ruang perawatan,bersalin, laboratorium. 5. Pemantauan kualitas penjamah makanan, dilakukan dengan swab dubur dan darah b. Klinik Rawat Jalan. 1. Air Bersih yaitu sumber air atau tandon, pengambilan secara acak pada jaringan perpipaan air, 2. Kualitas udara dan gas ruangan, pada ruang perawatan,bersalin, laboratorium. 4. Laboratorium Klinik, a. Air bersih, yaitu pada sumber air atau tandon, saluran perpipaan awal, tengah dan akhir sambungan, b. Pemantauan kualitas udara dan gas ruangan. 5. Klinik Pengobat Tradisional, a. Air bersih pada sumber air atau tandon, saluran perpipaan awal, tengah dan akhir sambungan, b. Pemantauan kualitas udara dan gas ruangan. Pasal 7 lingkungan pada Perkantoran: 1. Perkantoran, a. Ruang kerja : pemantauan kandungan gas dalam udara ruang kerja atau kantor, b. Sumber air atau air bersih : pengukuran fisika, kimiawi dan mikrobiologi. 2. Lingkungan perkantoran, yaitu sumber air atau air bersih : pengukuran fisika, kimiawi dan mikrobiologi. Pasal 8 lingkungan Pada Penyelenggaraan pendidikan: 1. Ruang administrasi atau kantor tata usaha:

9 2. Lingkungan penyelenggaraan pendidikan, a. sumber air atau air bersih: pengukuran fisika, kimiawi dan mikrobiologi. b. Pemantauan kualitas makanan dan minuman, yaitu Kimiawi dan mikrobiologi. c. Tanah, yaitu deteksi parasit dan cacing. Pasal 9 lingkungan pada Industri: 1. Pemantauan kualitas air, dilakukan pada sumber air atau tandon, saluran perpipaan awal, tengah dan akhir sambungan; 2. Pemantauan kualitas udara dan gas ruangan; 3. Pemantauan jumlah mikroba udara dalam ruangan. Pasal 10 lingkungan pada penyelenggara Jasa Boga, 1. Pemantauan kualitas air, yaitu pada sumber air atau tandon, saluran perpipaan awal, tengah dan akhir sambungan, 2. Pemantauan kualitas makanan, yaitu tempat pengelolaan makanan, bahan makanan, alat pengolahan makanan, 3. Pemantauan kualitas penjamah makanan dengan pengambilan sampel swab dubur dan darah. Pasal 11 lingkungan pada tempat wisata dan rekreasi : 1. Pemantauan kualitas air bersihnya pada bahan baku air atau inlate dan hasil produksi atau outlate, 2. Pemantauan kualitas makanan dan minuman, dilakukan di warung atau rumah makan, restoran di lingkungan tempat wisata dan rekreasi. 3. Pemantauan kualitas penjamah makanan, dengan pengambilan sampel swab dubur dan darah Pasal 12 lingkungan pada depo air isi ulang atau pengusaha air minum:

10 2. Pemantauan kualitas pengelola atau pelaksana depo air isi ulang, dengan pengambilan sampel swab dubur dan darah. Pasal 13 Letak atau titik pengawasan dan pengendalian kesehatan lingkungan pada HIPPAM atau air pipanisasi, yaitu pada sumber air atau tandon, saluran perpipaan awal, tengah dan akhir sambungan. Pasal 14 lingkungan pada pengelola Pelayanan SPA dan pijat refleksi: 1. Pemantauan kualitas air, dilakukan pada sumber air atau tandon, saluran perpipaan awal, tengah dan akhir sambungan, 2. Pemantauan kualitas udara dan gas ruangan. 3. Pemantauan kualitas kesehatan penyelenggara atau pelaksana, dengan pengambilan sampel swab dubur dan darah. BAB IV KEWAJIBAN Pasal 15 Setiap pengelola, penyelenggara, atau penanggungjawab fasilitas kesehatan, lingkungan perkantoran dan industri, serta pada tempattempat umum berkewajiban: a. Melakukan pengawasan dan pengendalian kesehatan lingkungannya secara internal. b. Pengawasan dan Pengendalian kesehatan lingkungan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dilakukan dengan : 1. Mencegah penjamah makanan sebagai pembawa dan sumber penyakit menular 2. Mengambil dan mengirim sampel atau bahan yang dinilai mengandung resiko tinggi menimbulkan penurunan kualitas kesehatan. 3. Melakukan upaya perbaikan dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penurunan kualitas kesehatan lingkungan. c. Melakukan upaya pemulihan dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penurunan kualitas kesehatan lingkungan. d. Berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memulihkan dan meningkatkan derajat kualitas kesehatan serta menghilangkan penyebab penurunan kualitas kesehatan lingkungan.

11 BAB V HASIL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KESEHATAN LINGKUNGAN Pasal 16 (1) Semua sampel dari kegiatan pengawasan dan pengendalian kesehatan lingkungan dikirim dan diperiksakan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten. (2) Seluruh biaya pemeriksaan sampel yang dikirim ke Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten di bebankan kepada pengelola, penyelenggara, fasilitas kesehatan, pengelola atau penyelenggara perkantoran dan industri, serta pengelola atau penyelenggara tempat-tempat umum, yang disetor ke KAS Daerah sebagai Retribusi Jasa Umum Pemeriksaan Laboratorium. Pasal 17 (1) Hasil pemeriksaan laboratorium dari kegiatan pengawasan dan pengendalian kesehatan lingkungan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten, (2) Hasil pemeriksaan laboratorium dari kegiatan pengawasan dan pengendalian kesehatan lingkungan ini dapat digunakan dalam penentuan laik sehat, (3) Seluruh data dari kegiatan pengawasan dan pengendalian kesehatan lingkungan ini digunakan sebagai dasar penentuan status kualitas kesehatan individu dan lingkungan. BAB VI SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 18 (1) Setiap pengelola, penyelenggara, fasilitas kesehatan, lingkungan perkantoran dan industri, serta pada tempat-tempat umum yang tidak melaksanakan dan mewujudkan kesehatan lingkungan dikenai sanksi administratif. (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan berupa : a. Teguran lisan; b. Teguran tertulis; atau c. Penghentian sementara kegiatan atau usaha; atau d. Pencabutan atau rekomendasi pencabutan ijin operasional.

12 Pasal 19 (1) Pengelola, penyelenggara, atau penanggungjawab yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a, dapat dikenakan sanksi lisan dan tertulis. (2) Pengelola, penyelenggara, atau penanggungjawab yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b, yang dalam waktu 6 bulan tidak berupaya melaksanakan sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (2) huruf b dapat dikenakan sanksi Penghentian sementara kegiatan atau usaha. (3) Pengelola, penyelenggara, atau penanggungjawab yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud 15 huruf b dan huruf c yang dalam waktu 2x (dua kali) dalam 6 (enam) bulan tidak berupaya melaksanakan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 huruf a, huruf b dan huruf c dapat dikenakan sanksi Pencabutan ijin operasional. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Banyuwangi. Ditetapkan di Banyuwangi Pada tanggal 31 Oktober 2016 BUPATI BANYUWANGI, TTD Diundangkan di Banyuwangi Pada tanggal 31 Oktober 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI, H. ABDULLAH AZWAR ANAS TTD Drs. H. SLAMET KARIYONO, M.Si. Pembina Utama Madya NIP 19561008 198409 1 001