~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PADA INSPEKTORAT DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
~ ..56tt1cotOtJaIca?w PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

J~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 132 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU PADA DINAS TATA RUANG

ffj~ [ )5'~{5}F~~ f~jall:cl#ta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 138 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 162 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 120 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU PADA DINAS SOSIAL

~Jak#ta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 163 TAHUN 2014 TENTANG

J6a/wto;f~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PADA BIRO HUKUM

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 136 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINS) DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 147 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA,

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 121 TAHUN 2012

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENYESUAIAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PERIKANAN WALIKOTA SURABAYA

2016, No Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pranata Nuklir dan Angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 117 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL JAKSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENERA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN WALIKOTA SURABAYA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 10 TAHUN 2006 T E N T A N G JABATAN FUNGSIONAL PENGUJI KENDARAAN BERMOTOR

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-709/K/JF/2009

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

2016, No Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

2 Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5121); 3. Peraturan Pemerint

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN WALIKOTA SURABAYA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003

Peraturan...

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

2015, No Indonesia Tahun 1975 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3058); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 tent

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DI DAERAH (JFP2UPD) DAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR (JFA)

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 39 TAHUN 2014 NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

2015, No Fungsional Pengantar Kerja didasarkan pada analisis beban kerja; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 43 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER WALIKOTA SURABAYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BPKP. Auditor. Jabatan fungsional. Perpindahan Jabatan. Perlakukan Khusus. Pengangkatan.

- 1 - PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR KEPEGAWAIAN DAN ANGKA KREDITNYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

2016, No atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 91 /KPTS/013/2017 TENTANG

Peraturan...

KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 297/KPTS/M/2012 TENTANG

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

- 3 - Pasal Jabatan

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

2012, No

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Badan Pusat Statistik

Transkripsi:

I SALINAN I fp~@l5'~&~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 177 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PADA INSPEKTORAT DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Menimbang a. bahwa dalam rangka pembinaan dan pengisian jabatan fungsional di Iingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan sesuai ketentuan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010, perlu menata kembali jabatan fungsional di lingkungan Inspektorat; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk menjamin pembinaan karier kepangkatan serta peningkatan kualitas dan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil yang bertugas sebagai pejabat fungsional pada Inspektorat. perlu menetar:;kan Peraturan Gubernur tentang Formasi Jabatan Fungsional pada Inspektorat; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jak3rta sebagai Ibukota Negar2. Kesatuan Republik Indonesia; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara; 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Perr.erintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor40 Tahun 2010;.

2 6. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003; 7 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diuhah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009; 8. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2012; 9. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/23.2/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Penataan Pegawai Negeri Sipil; 10. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/75/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunail Formasi Pegawai Negeri Sipil; 11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan. Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 51 Tahun 2012; 12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan di Daerah dan Angka Kreditnya; 13. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 22 Tahun 2010 dan Nomor 3 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan di Daerah dan Angka Kreditnya; 14. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparalur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 33 Tahun 2011 tentang Pedoman Analisis Jabatan; 15. Keputusan Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan Nomor KEP-971/K/SU!2005 tentang Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Auditor di Lingkungan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah; 16. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 17. Keputusan Gubernur Nomor 85 Tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan, Pengusulan dan Penerapan Jabatan Fungsional di Lingkungan P'emerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 18. Keputusan Gubernur Nomor 851 Tahun 2002 tentang Pembentukan Tim Penilai Daerah Jabatan Fungsional Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 19. Keputusan Gubernur Nomor 5 Tahun 2004 tentang Penetapan Jenis Jabatan Fungsional di Lingkungan Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 20. Peraturan Gubernur Nomor 85 Tahun 2008 tentang Penempatan dan Pemindahan Penugasan Pejabat Fungsional;

3 21. Peraturan Gubernur Nomor 102 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata f<erja Inspektorat; 22. Peratl.!ran Gubernur Nomor 163 Tahun 2010 tentang Pendelegasian Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN GUBERNUR TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PADA INSPEKTORAT. BABI KETENTUAN UMUM Pasal1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2. Pemerintah.Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 4. Inspektorat adalah Inspektorat Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 5. Badan Kepegawaian Daerah yang selanjutnya disingkat BKD adalah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota)akarta. 6. Biro Organisasi dan Tatalaksana yang selanjutnya disingkat Biro Ortala adalah Biro Organisasidan Tatalaksana Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 7. Jabatan Fungsional adalah sekelompokjabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yan::j berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu. 8. Jabatan Fungsional Auditor adalah jabatan yang mempunyai ruang Iingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. 9. Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah adalah jabatan yang mempunyai,uang Iingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengawasan atas penyelenggaraan teknis urusan ~Gmerintahan di daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipi!. 10. Formasi Jabatan Fungsional adalah jumlah dan ~usunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan oleh suatu satuan organisasi perangkat daerah untuk melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu yang. ditetapkan oleh Gubernur.

4 11. Tim Penilai Angka Kredit adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat berwenang yang bertugas menilai prestasi kerja masing-masing Pejabat Fungsional di lingkungan Inspektorat. 12. Tim Penilai Angka Kredit Unit Kerja adalah tim yang diangkat oleh Kepala Unit Kerja yang bertugas membantu Kepala Unit Kerja menilai kinerja masing-masing pejabat fungsional berdasarkan angka kredit yang ditetapkan untuk masing-masing jabatan fungsional 13. Penilaian adalah penentuan derajat kualitas berdasarkan kriteria (tolok ukur). yang ditetapkan terhadap penyelenggaraan kegiatan jabatan fungsional. BAB II JENIS, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK Pasal2 Jenis jabatan fungsional pada Inspektorat, yaitu : a. Auditor, termasuk dalam rumpun jabatan akuntansi dan anggaran; dan b. Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintah di Daerah, termasuk dalam rumpun politik dan hubungan luar negeri. Pasal3 (1) Jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, berkedudukan sebagai berikut : a. Auditor, berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional Inspektorat bidang pengawasan di lingkungan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Daerah; dan b. Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah, berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional Inspektorat bidang pengawasan penyelenggaraan teknis urusan pemerintahan di daerah pada Instansi Pemerintah Daerah. (2) Tugas jabaten fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, sebagai berikut: a. Audito~, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan teknis, pengendalian dan evaluasi pengawasan; dan b. Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah, mempunyai tugas melaksanakan pengawasan atas penyelenggaraan teknis urusan pemerintahan di daerah di luar pengawasan keuangan, yang meliputi pengaw3san atas pembinaan pelaksanaan urusan pemerintahan, pengawasan alas' peraturan daerah dan peraturan kepala daerah, pengawasan alas- dekonsentrasi. dan tuga's pembantuan, pengawasan untuk tujuan tertentu dan melaksanakan evaluasi penyelenggaraan teknis pemerinlahan di Daerah.

5 BAB III JENJANG JABATAN DAN PANGKAT/GOLONGAN Pasal4 (1) Jenjang Jabatan Fungsional Auditordari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, yaitu: a. Auditor Tingkat Terampil; dan b. Auditor Tingkat Ahli. (2) Jenjang pangkat dan golongan masing-masing jenjang Jabatan Fungsional AuditorTingkat Terampil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, terdiri dari : a. Auditor Pelaksana, terdiri atas : 1. Pengatur, golongan ruang II/c; dan 2. Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d. b. Auditor Pelaksana Lanjutan, terdiri atas : 1. Penata Muda, golongan ruang III/a: dan 2, Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b. c. Auditor Penyelia, terdiri atas ; 1. Penata, golongan ruang III/c; dan 2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d. (3) Jenjang pangkat dan golongan masing-masing jenjang Jabatan Fungsional Auditor Tingkat Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, terdiri dari : a. Auditor Pertama, terdiri atas : 1. Penata Muda, golongan ruang III/a; dan 2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b. b. Auditor Muda, terdiri atas : 1. Penata, golongan ruang III/c; dan 2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d. c. Auditor Madya, terdiri atas : 1. Pembina, golongan ruang IV/a; 2. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan 3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c. d. Auditor Utama, terdiri atas : 1. Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d; dan 2. Pembina Utama, golongan ruang IV/e.

6 Pasal5 (1)' Jenjang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, yaitu : a. Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oi Daerah Pertama; b. Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah Muda; dan e. Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah Madya. (2) Jenjang pangkat dan golongan masing-masing jenjang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, terdiri dari : a. Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah Pertama, terdiri atas : 1. Penata Muda, golongan ruang III/a; dan 2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b. b. Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah Muda, terdiri atas : 1. Penata, golongan ruang IllIe; dan 2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d. e. Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah Madya, terdiri atas : 1. Pembina, golongan ruang IV/a; 2. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan 3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c. BAB IV PENGHITUNGAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL Pasal6 (1) Penghitungan formasi masing-masing jabatan fungsional pada Inspektorat dilakukan dengan eara volume masing-masing kegiatan dikalikan waktu rata-rata penyelesaian kegiatan dibagi jam kerja efektif satu tahun. (2) Waktu rata-rata sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan waktu penyelesaian minimal ditambah waktu penyelesaian mal<.simal dibagi dua. (3) Jam kerja efektif satu tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah 1.250 (seribu dua ratus lima puluh) jam.

7 BAB V KEBUTUHAN DAN PENGISIAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL Pasal? (1) Kebutuhan Formasi masing-masing jabatan fungsional pada Inspektorat sesuai jenjang jabatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II Peraturan Gubernur ini. (2) Formasi masing-masing jabatan fungsional akan ditinjau ulang setiap 5 (lima) tahun dan/atau sesuai dengan kebutuhan dan perhitungan beban tugas berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Pengisian formasi masing-masing jabatan fungsional diusulkan oleh Inspektur kepada Gubernur melalui BKD. (4) Usulan penglslan formasi masing-masing jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan setelah diadakan penelitian administrasi dan penetapannya oleh BKD sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. BABVI PENGANGKATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA DAN PEMBERHENTIAN DARI JABATAN Pasal8 (1) Pengangkatan masing-masing pejabat fungsional didasarkan kepada formasi jabatan yang tersedia sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (2) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional harus memenuhi persyaratan pada masing-masing jabatan sesuai dengan ~etentuan peraturan perundang-undangan. Pasal9 (1) Pembebasan sementara dari masing-masing jabatan fungsional ditetapkan dengan Keputusan Gubernur atau Pejabat lain yang ditunjuk sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; (2) Masing-masing Pejabat fungsional dibebaskan sementara dari jabatannya apabila: a. ditugaskan secara penuh di luar jabatan fungsionalnya; b. tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan; c. dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat berupa penurunan pangkat; d. cuti di luar tanggungan Negara; dan/atau. e. diberhentikan semeritara sebagai Pegawai Negeri Sipil.

8 Pasal 10 (1) Pemberhentian dari masing-masing jabatan fungsional ditetapkan dengan keputusan Gubernur atau pejabat yang ditunjuk. (2) Masing-masing Pejabat fungsional diberhentikan dari jabatannya apabila: a. dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap, kecuali hukuman disiplin penurunan pangkat; dan/atau b. tidak dapat memenuhi angka kredit yang ditentukan pada masing-masing jenis jabatan fungsional dalam waktu tertentu sesuai jenjang pangkatnya. BAB VII KENAIKAN PANGKAT DAN TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL Pasal11 (1) Sistem kenaikan pangkatljabatan, didasarkan atas penilaian dan penetapan angka kredit yang berasal dari kegiatan unsur utama dan unsur penunjang. (2) Usulan kenaikan pangkatljabatan disampaikan kepada Gubernur melalui BKD setelah perolehan angka kredit yang ditetapkcln oleh Tim Penilai Angka Kredit untuk dibuatkan keputusan jabatan fungsional dalam jenjang jabatan sesuai dengan angka kredit yang diperoleh. Pasal 12 Pegawai I'-Jegeri Sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diberikan tunjangan jabatan fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VIII PENGENDALIAN DAN EVALUASI Pasal 13 (1) Pengendalian dan evaluasi kebijakan/pengaturan formasi masing-masing jabatan fungsional sebagai bagian dari kebutuhan formasi jabatan fungsional dilaksanakan oleh BKD dan Biro Ortala. (2) Pelaksanaan pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat. (1), BKD dan Biro Ortala dapat mengikutsertakan Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah (SKPD/UKPD) terkait. (3) Anggaran pelaksanaan pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran BKD dan Biro Ortala.

9 BAB IX KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 14 Untuk kepentingan dinas dan/atau menambah pengetahuan,dan pengembangan karier, Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional dapat dipindahkan ke jabatan struktural atau jabatan fungsionallainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BABX KETENTUAN PENUTUP Pasal15 Peraturan Gubernur :ni mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalarn Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 24 November 2014 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, ttd. SAEFULLAH Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 13 November 2014 BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2014 NOMOR2)075 PIt. GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, ttd. BASUKI T. PURNAMA Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, ~ SRIRAHAYU NIP 195712281985032003

Lampiran I Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 177 TAHUN 2014 Tanggal 13 November 2014 KEBUTUHAN FORMASI JABATAN FUNGS:ONAL AUDITOR Total Waktu No. Jenjang Jabatan Penyelesaian Pekerjaan 1 (satu) Tahun Jumlah Formasi A. Jenjang Jabatan Auditor Tingkat Terampil 1. Auditor Pelaksana 3.956,L4 3 2. Auditor Pelaksana Lanjutan 8.263,21 7 3. Auditor Penyelia 12.648,3 10 B. Jenjang Jabatan Auditor Tingkat Ahli 1. Auditor Pertama 211.642,5 169 2. Auditor Muda 78.610,7 85 3. Auditor Madya 26.497,1 50 4. Auditor Utama, 15.342,26 12 Jumlah 356.960,31 336 PIt. GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, ttd. BASUKI T. PURNAMA

Lampiran II: Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 177 TAHUN 2014 Tanggal13 November 2014 KEBUTUHAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH 01 OAERAH Total Wal<:tu No. Jenjang Jabatan Penyelesaian Pekerjaan 1 (satu) Tahun Jumlah Formasi A. Jenjang Jabatan Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintah di Oaerah Tingkat Ahli 1. Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintah 107.563,23 86 di Oaerah Pertama 2. Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintah 61.426,2 49 di Oaerah Muda 3. Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintah 25.984,7 21 di Oaerah Madya Jumlah 194.974,13 156 PIt. GUBERNUR PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Ud. BASUKI T. PURNAMA