KONSEP PENDAPATAN DALAM PAJAK

dokumen-dokumen yang mirip
PAJAK PENGHASILAN (PPh)

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

Penghasilan yang tidak termasuk sebagai objek pajak dan tidak dikenakan Pajak penghasilan, diatur dalam Psl 4 ayat (3) UU No. 36 Tahun 2008, yaitu :

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

PAJAK PENGHASILAN. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

Objek PPh. Penghasilan. Tambahan kemampuan ekonomis, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia

A. Pengertian Laporan Keuangan

MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

Aspek Perpajakan atas Penghasilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 1, Pajak adalah kontribusi

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG PAJAK PENGHASILAN BAB I KETENTUAN UMUM

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III PENYEBAB BEDA AKUNTANSI PAJAK DAN KOMERSIAL

BAB II LANDASAN TEORI. Pemahaman akan pengertian pajak merupakan hal penting untuk dapat

Penghitungan PPh Akhir Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. rakyat ke kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Pengertian Pajak Penghasilan. 2) Subjek Pajak Penghasilan. Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008, yaitu.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKAN DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Rochmat Soemitro (Mardiasmo 2011:1), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB II LANDASAN TEORI. diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Yang dimaksud dengan tahun

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian, kewajiban dan peran serta

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Penghasilan menurut Akuntansi dan Pajak. Penghasilan menurut SAK No. 23 meliputi pendapatan (revenue)

Kelompok 3. Karina Elminingtias Ni Putu Ayu A.W M. Syaiful Mizan

Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter *) Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi Pajak menurut undang-undang No.16 tahun 2009 tentang. perubahan keempat atas undang undang No. 6 tahun 1983 tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB III PAJAK PENGHASILAN

PAJAK PENGHASILAN UMUM. Amanita Novi Yushita, M.Si

PAJAK PENGHASILAN. Pembagian Subjek Pajak. Subjek Pajak Dalam Negeri Subjek Pajak Luar Negeri SIAPA SUBJEK PAJAK?

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pajak sesuai dengan Undang-Undang Ketentuan Umum

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

bambang kesit, 2010 halaman 1 dari 10 perpajakan, prodi akuntansi-feuii MODUL : TEKNIK REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh Badan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pajak menurut Resmi (2013) adalah kontribusi wajib kepada negara

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN

HAKIKAT REKONSILIASI. Perbedaan timbul terkait pengakuan pendapatan dan beban di laporan laba rugi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi koperasi yang terdapat dalam Peraturan Undang-Undang. Koperasi No.25Tahun 1992 yang berbunyi:

BIAYA YG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WP DALAM NEGERI WP BUT PASAL 9

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB II LANDASAN TEORI. (2006), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

RUGI LABA BIAYA FISKAL

OBJEK PADA PAJAK PENGHASILAN. .Pengertian Penghasilan.

Undang-Undang PPh dan Peraturan Pelaksanaannya

PAJAK PENGHASILAN. Tujuan Instruksional :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut, iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak yang dikemukakan oleh Mardiasmo (2011). Pajak

1. Pengertian Penghasilan Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pengertian penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 57/PUU-XII/2014 Penghitungan Pajak Penghasilan

MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Para ahli di bidang perpajakan mendefinisikan pengertian pajak dengan berbagai pendapat yang berbeda antara lain :

BAB II BAHAN RUJUKAN

SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BAB II LANDASAN TEORI. diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak. Jenderal Pajak, dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Kewajiban Perpajakan bagi Dokter

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Penghasilan Untuk Keperluan Perpajakan. diperoleh Wajib Pajak, baik berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam Siti Resmi (2009:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB II LANDASAN TEORI. a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. ( Resmi, 2013) (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

Lampiran 1. Penghasilan termasuk Objek Pajak. Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008 Pasal 4(1):

Repositori STIE Ekuitas

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN - I. SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mardiasmo ( 2006 ) mendefinisikan, Pajak adalah iuran rakyat

Transkripsi:

KONSEP PENDAPATAN DALAM PAJAK

MENGHITUNG PAJAK TERUTANG Pajak Terutang = Tarif PPh X Penghasilan Kena Pajak Penghasilan Kena Pajak ====> Penghasilan Netto Penghasilan Netto = Penghasilan - Biaya

Perhitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP) Menggunakan Pembukuan Penghasilan/Penjualan Biaya Usaha Penghasilan di luar usaha Biaya di Luar Usaha Kompensasi Kerugian ( Wajib Pajak Badan) Rp. xx (Rp. xx) Rp. xx Rp xx (Rp. xx) Penghasilan Kena Pajak Rp. xx Rp. xx (Rp.xx) Rp. xx

Perhitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP) Menggunakan Pembukuan ( Wajib Pajak Orang Pribadi) Penghasilan/Penjualan Rp. xx Biaya Usaha (Rp. xx) Rp. xx Penghasilan di luar usaha Rp xx Biaya di Luar Usaha (Rp. xx) Rp. xx Rp. xx Kompensasi Kerugian (Rp. xx) Rp xx PTKP (Rp. xx) Penghasilan Kena Pajak Rp. xx

Perhitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP) Menggunakan Norma Perhitungan Penghasilan ( Wajib Pajak Orang Pribadi) Penghasilan Netto= Tarif NPP x Peredaran Bruto Penghasilan di luar usaha Biaya di Luar Usaha PTKP (Rp. xx) Penghasilan Kena Pajak =Rp. xx Rp xx (Rp. xx) Rp. xx Rp. xx Rp. xx

Contoh besarnya norma Jenis Usaha Industri kecap, tauco, tempe, oncom, tahu, dan tempe, oncom, tahu, dan pengolahan kedele/kacang-kacangan lainnya. Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Manado, Makassar, & Pontianak Ibu kota propinsi lainnya Daerah lainnya 15 12,5 10 Perdagangan eceran barang-barang kelontong, supermarket dan warung 30 25 20 Perdagangan eceran barang-barang elektronik, perlengkapan listrik, alat komunikasi, fotografi dan optik. 30 25 20 Rumah makan dan minum. 25 20 20 Notaris 55 50 50 Dokter. 45 42,5 40 KEP- 536 /PJ./2000

Konsep Penghasilan dalam Akuntansi Definisi : Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal Penghasilan meliputi - Pendapatan ( Revenues ) - Keuntungan ( Gains )

Pengakuan& Pengukuran Penghasilan 1. Prinsip Umum Penghasilan diakui pada saat realisasi transaksi: a. Penghasilan dari transaksi penjualan produk diakui pada tanggal penjualan (tanggal penyerahan produk kepada pembeli ) b. Penghasilan dari pemberian jasa diakui pada saat jasa dilakukan dan dibuatkan fakturnya. c. Imbalan atas penggunaan aktiva atau sumber ekonomis perusahaan, seperti bunga, sewa dan royalti, diakui sejalan dengan berlalunya waktu (accrual) atau pada saat penggunaan aktiva.

2. Pengecualian Terhadap Prinsip Umum Dalam keadaan tertentu, pengakuan penghasilan dapat menyimpang dari prinsip umum seperti berikut a. Penghasilan diakui pada saat selesainya proses produksi. b. Penghasilan diakui secara proporsional selama tahap produksi. c. Penghasilan diakui pada saat pembayaran diterima. d. Penghasilan dari penjualan konsinyasi

Pengukuran Penghasilan 1. Pengukuran penghasilan dengan menggunakan nilai tukar dari barang dan jasa 2. Dalam proses pengukuran penghasilan nilai yang sering digunakan adalah nilai realisasi/penyelesaian (realizable/ settlement value), yaitu jumlah kas atau setara kas yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal). 3. Nilai yang digunakan untuk mengakui adanya penghasilan adalah nilai sekarang yang dibayarkan atau akan dibayarkan sebagai pengganti penyerahan barang atau jasa kepada konsumen.

KONSEP PENGHASILAN MENURUT PAJAK (Pasal 4 UU PPh 2008) 11 PENGHASILAN SETIAP TAMBAHAN KEMAMPUAN EKONOMIS YANG: Diterima atau diperoleh Wajib Pajak Berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, Dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan DENGAN NAMA DAN DALAM BENTUK APAPUN

Jenis-jenis Penghasilan Penghasilan Yang dikenai Pajak Final

Jenis Penghasilan Menurut Pajak (Obyek Pajak) 1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa, yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan honororarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, 2. Hadiah dari undian, atau pekerjaan, atau kegiatan dan penghargaan, 3. Laba Usaha 4. Keuntungan penjualan atau pengalihan harta, dan dari hibah, bantuan atau sumbangan selain kepada badan keagamaan, pendidikan, sosial, pengusaha kecil,dan koperasi

Jenis Penghasilan.. 5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang dibebankan sebagai biaya 6. Bunga, termasuk premium, diskonto, dan jaminan karena pengembalian utang 7. Deviden dengan nama dan bentuk apapun, termasuk deviden dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi 8. Royalti 9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta 10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala 11. Keuntungan dari pembebasan utang, kecuali sampai jumlah tertentu yang ditetapkan Peraturan Pemerintah

Jenis Penghasilan. 12. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing 13. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva, 14. Premi asuransi, termasuk premi reasuransi 15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggota yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas. 16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak.

Penghasilan 17. Penghasilan dari usaha berbasis syariah ( lihat PP 25 Tahun 2009) 18. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam UU KUP (lihat SE 04/PJ42/2002) 19. Surplus Bank Indonesia

Penghasilan Final Pasal 4 Ayat (2) 1.Penghasilan dari transaksi penjualan saham di bursa efek (Tarif transaksi 0,03% final) Lihat : PP No. 41/1994 jo PP No. 14/1997, KMK 282/ KMK.04/1997, 2.Penghasilan dari hadiah undian (tarif 25 % final) Lihat : PP No. 132/2000 3. Penghasilan dari transaksi pengalihan hak atas tanah atau bangunan (tarif 10% final dari NJOP untuk WP Orang pribadi dan yayasan, dan tarif 10% tidak final untuk badan bukan sebagai barang dagangan) Lihat : PP No. 48/1994 Jo PP No. 27/1997 Jo PP No. 79/1999, KMK 566/ KMK.04/1999 4. Penghasilan dari bunga deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia (tarif 20% final, besar tabungan minimal Rp. 7.500.000,00) Lihat : PP No. 131/2000, KMK 51/KMK.04/2000 5. Penghasilan dari persewaan tanah dan atau bangunan (untuk WP Orang Pribadi, tarif 10% final dan untuk WP Badan 6% final) Lihat : PP No. 29/1996 Jo PP No 5/2002, Kep-227/PJ/2002 6. Penghasilan berupa bunga dan diskonto obligasi yang dijual di pasar modal ( tarif 5 % final) Lihat : PP No. 139/2000 Jo PP No. 6/2002, KMK 558 /KMK.04/2000

Penghasilan Final. 7. Penghasilan dari usaha jasa konstruksi bagi pengusaha kecil yang nilai pengadaannya kurang dari Rp 1 Milyar PP No. 140/2000, KMK 559/KMK.04/2000 8. Uang pesangon PP No. 149/2000 9. Uang Tebusan Pensiun, Tunjangan Hari Tua, Tabungan Hari Tua yang dibayar sekaligus PP No. 149/2000 10. Honorarium, uang sidang, uang hadir, uang lembur, imbalan prestasi kerja dan penghasilan lain selain penghasilan terkait gaji yang dibebankan kepada keuangan negara dan daerah (Tarif 0 % final bagi PNS golru I dan II, Tantama dan Bintara bagi TNI/Polri ; 5% final bagi PNS golru III dan Perwira Pertama bagi TNI/Polri; 15% bagi PNS golru IV dan Pamen dan Pati bagi TNI/Polri (PP 80 Tahun 2010), Permenku 262/PMK.03/2010) 11. Penghasilan penyalur/dealer/agen produk Pertamina dan Premix SK. MenKeu No. 450 /KMK.04/1997 dan SK. MenKeu No. 54/KMK.04/1997

Penghasilan Final. 12. Penghasilan atas industri rokok. SK. MenKeu No. 450 /KMK.04/1997 & SK. MenKeu No. 549/KMK.04/1997 13. Bunga simpanan anggota koperasi. SK. MenKeu No. 605 /KMK.04/1994 14. Penghasilan Wajib pajak di bidang usaha pelayaran Dalam Negeri SK. MenKeu No. 416 /KMK.04/1996 15. Penghasilan Wajib pajak di bidang usaha pelayaran/ penerbangan Luar Negeri SK. MenKeu No. 417 /KMK.04/1996

Penghasilan (Bukan Obyek Pajak) 1. (A) Bantuan atau sumbangan termasuk zakat yang diterima oleh Badan Amil Zakat atau Lembaga Amil Zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah (B) Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah garis keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial termasuk yayasan atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan menteri keuangan,sepanjang tidak ada hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan 2. Warisan 3. harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal 4. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan atau kenikmatan dari WP atau Pemerintah 5. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi dwi guna, dan asuransi bea siswa

6. Deviden atau bagian laba yang diterima oleh atau diperoleh Penghasilan perseroan terbatas (Bukan sebagai WP Obyek dalam negeri, Pajak). koperasi, BUMN, BUMD dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:deviden berasal dari cadangan laba yang ditahan bagi PT, BUMN, BUMD yang menerima deviden, kepemilikan sahamnya paling rendah 25 % 7. Iuran yang diterima atau diperoleh dari dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh menteri keuangan, baik yang dibayar pemberi kerja maupun oleh pegawai 8. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun dalam bidang tertentu yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Keuangan 9. Bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan komanditer yang modalnya tidak terdiri dari saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi

Penghasilan (Bukan Obyek Pajak) 10. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha di Indonesia, dengan syarat :merupakan perusahaan kecil, menengah atau menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Keuangan; dan sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia 11. Beasiswa yang memnuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan 12. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan atau bidang penelitian dan pengembangan yang terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatannya 13. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada wajib pajak tertentu yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan 14. Penerimaan Dana Jaminan Penyelesaian Transaksi Bursa dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia yang berasal dari Anggota Kliring (lihat Kep Dirjen Pajak No. Kep-390/PJ/2002)

Pengakuan Penghasilan Menurut Pajak Pengakuan Penghasilan menurut UU Perpajakan merujuk kepada metode pembukuan yang diselenggarakan oleh Wajib Pajak. Pendekatan Akrual (Accral Basis) Pengakuan penghasilan pada saat /waktu diperolehnya penghasilan Pendekatan kas (Cash Basis) Pengakuan penghasilan pada saat diterimanya penghasilan secara tunai

Menurut Metode Akrual, hak untuk menerima sejumlah imbalan ( uang ) dari pemberian jasa (atau dari penjualan barang ) sudah diakui sebagai penghasilan, karena terjadi realisasi transaksi. Menurut Metode Kas, hak untuk menerima sejumlah imbalan ( uang ) dari pemberian jasa (penjualan barang) sudah diakui sebagai penghasilan jika sudah terjadi realisasi penerimaan uang tunai atas hak tersebut.

Metode Cash Basis Tidak Sepenuhnya Dapat Diterapkan? Saat menghitung Penghasilan Kena Pajak, metode kas dapat dipakai untuk menggeser penghasilan dari satu ke lain tahun untuk memperoleh penghematan pajak Metode Cash Basis Dimodifikasi 1. Penghitungan jumlah penjualan dalam suatu periode harus meliputi seluruh penjualan, baik yang tunai maupun tidak. 2. Pengeluaran untuk memperoleh harta yang dapat disusutkan atau hak hak yang dapat diamortisasi Harus dikapitalisai dan dikurangkan dari penghasilan bruto melalui depresiasi dan amortisasi.

Metode Accrual Basis Tidak Sepenuhnya Dapat Diterapkan? Metode Accrual Basis Dimodifikasi 1. Penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan yang diperoleh perusahaan real estate yang dikenakan pajak penghasilan final 5% untuk rumah pada umumnya atau 2% untuk rumah sederhana & sangat sederhana, yang dihitung dari penerimaan bruto. 2. Penghasilan dari persewaan tanah dan atau bangunan yang berupa tanah, rumah, rumah susun, partemen, kondominium, gedung perkantoran, rumah kantor, rumah toko, gudang, dan industri yang dikenakan pajak final 6% (untuk WP badan ) atau 10 % (WP Orang Pribadi ) dari penerimaan bruto. 3. Penghasilan dari bunga deposito / tabungan dan diskonto sertifikat Bank Indonesia yang dikenakan pajak final 20% pada saat diterima. 4. Penghasilan dari penjualan saham dan obligasi di bursa efek 5. Penghasilan perusahaan pelayaran yang dikenakan pajak final 1,2% (WPDN) atau 2,64% (WPLN) 6. Penghasilan para penyalur rokok yang dikenakan pajak final 0,1 % dari transaksi pembelian bruto 7. Penghasilan perusahaan yang melakukan usaha dengan pola kerja sama dengan PT Telkom yang dikenakan pajak fianl 5 %

PENGHASILAN 27 OBYEK PAJAK BUKAN OBJEK PAJAK FINAL TDK FINAL Put Pot DIBAYAR SENDIRI Put Pot DIBAYAR SENDIRI Th Berjalan = Pelunasan Pajak Th Berjalan = Kredit Pajak Akhir Tahun = PPh Dihitung kembali atas seluruh penghasilan setahun.