INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID

dokumen-dokumen yang mirip
Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum B.P, ST., M.Sc.

RANCANGAN SENSOR ARUS PADA PENGISIAN BATERAI DARI PANEL SURYA

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MIKROKONTROLLER AVR. Dosen Pembimbing

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB III PERANCANGAN ALAT

MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

RANCANG BANGUN SISTEM OTOMATISASI PENERANGAN DAN MOTION DETECTOR SEBAGAI PROTEKSI KERAMBA PADA SENTRA BUDIDAYA IKAN

BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB II LANDASAN TEORI

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN. Power Supply. Microcontroller Wemos. Transistor Driver TIP122. Gambar 3.1 Blok Rangkaian sistem

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN MODUL SURYA 50 WP SEBAGAI ENERGI CADANGAN PADA RUMAH TINGGAL

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI

Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt

BAB III METODE PENELITIAN

PERANCANGAN KONVERTER ARUS SEARAH TIPE CUK YANG DIOPERASIKAN UNTUK PENCARIAN TITIK DAYA MAKSIMUM PANEL SURYA BERBASIS PERTURB AND OBSERVE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

PERANCANGAN CATU DAYA DC TERKONTROL UNTUK RANGKAIAN RESONANSI BERBASIS KUMPARAN TESLA

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

PERCOBAAN 6 RANGKAIAN PENGUAT KLAS B PUSH-PULL

Perancangan Monitoring ph dan Kelembaban dalam Live Cell Chamber

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI MOTOR DC PENGGERAK SOLAR CELL MENGIKUTI ARAH CAHAYA MATAHARI BERBASIS MIKROKONTROLER

Desain Sistem Photovoltaic (PV) Terhubung Dengan Grid Sebagai Filter Aktif

Desain Boosting MPPT Tiga Level untuk Distributed Generation Tiga Fasa Presented by: Hafizh Hardika Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Perbaikan Variabel Step Size MPPT pada Aplikasi Panel Surya untuk Perubahan Iradiasi Matahari yang Cepat

RANCANG BANGUN BECAK LISTRIK TENAGA HYBRID DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL PI-FUZZY (SUBJUDUL: HARDWARE) Abstrak

MEMAKSIMALKAN DAYA PHOTOVOLTAIC SEBAGAI CHARGER CONTROLLER

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB

PERANCANGAN SISTEM UPS SPS DENGAN METODE INVERTER SPWM BERBASIS L8038CCPD

BAB III METODE PENELITIAN

Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran

RANCANG SUPPLY K LISTRIK JURUSAN MEDAN AKHIR. Oleh : FABER HENDRA FRISKA VOREZKY

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Tujuan pengujian ini adalah untuk membuktikan apakah sistem yang

ALAT PEMBERI MAKAN IKAN NILA DI TAMBAK

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

PERCOBAAN I KARAKTERISTIK SINYAL AC

Perancangan Sistem Pengendalian Kecepatan Motor Pompa Air Tekanan Konstan

Hari Agus Sujono a), Riny Sulistyowati a), Agus Budi Rianto a)

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT. hardware dan perancangan software. Pada perancangan hardware ini meliputi

RANCANG BANGUN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) PADA PANEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY

PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan

RANCANG BANGUN MODUL INVERTER GELOMBANG SINUS MENGGUNAKAN LOW-PASS FILTER ORDE DUA SEBAGAI PENGUBAH GELOMBANG KOTAK MENJADI SINUS

BAB III PERANCANGAN ALAT

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 ABSTRAK

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER

RANCANG BANGUN MODUL INVERTER GELOMBANG SINUS MENGGUNAKAN LPF ORDE DUA SEBAGAI PENGUBAH GELOMBANG KOTAK MENJADI SINUS

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan sumber energi listrik terus meningkat seiring meningkatnya

Kata Kunci Sistem Hibrida PV-Genset, Sensor Arus, Otomatisasi Pensaklaran, SFC Genset, Zelio Logic Smart Relay.

PERCOBAAN 4 RANGKAIAN PENGUAT KLAS A COMMON EMITTER

POT IKLAN BERTENAGA SURYA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram blok heart rate dan suhu badan

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC)

Breadboard Breadboard digunakan untuk membuat dan menguji rangkaian-rangkaian elektronik secara cepat, sebelum finalisasi desain rangkaian dilakukan.

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK

Transkripsi:

INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID Dian Sarita Widaringtyas. 1, Eka Maulana, ST., MT., M.Eng. 2, Nurussa adah, Ir. MT. 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro Univ. Brawijaya, 2 Dosen Teknik Elektro Univ. Brawijaya Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail: dian.sarita@gmail.com Abstrak Smart Grid sebagai model jaringan listrik masa depan memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan jaringan listrik konvensional yang masih menggunakan bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi listrik. Smart Grid System dapat menggabungkan penggunaan sumber energi terbarukan seperti cahaya matahari dan sumber energi yang tidak terbarukan. Untuk mengubah energi mahatari menjadi energi listrik diperlukan sel surya. Pemanfaatan energi listrik yang dihasilkan oleh sel surya tidak dapat berdiri sendiri, diperlukan instalasi listrik tenaga surya. Instalasi listrik tenaga surya tersebut terdiri dari sel surya, baterai, inverter dan transformator. Penelitian ini menggunakan inverter 15V DC-220V AC yang dirancang dari ICL8038. IC ini dapat menghasilkan tiga keluaran sinyal yaitu sinyal sinus, sinyal segitiga, dan sinyal kotak. Sinyal-sinyal tersebut memiliki tegangan dan arus yang kecil, sehingga dirancang driver tegangan dan driver arus sinyal keluaran. Pengujian ICL8038 menghasilkan karakteristik tegangan dan arus sinyal yang linier dengan frekuensi sebesar 50,20-52,30Hz. Pengujian driver tegangan sinyal sinus menghasilkan tegangan 15,6V. Pengujian driver tegangan sinyal segitiga menghasilkan tegangan 15,4V. Pengujian driver tegangan dan arus sinyal kotak menghasilkan tegangan 11,1V. Driver arus menghasilkan I SC = 0,35A. Perancangan inverter telah mampu menghasilkan tegangan keluaran dari sinyal sinusoida sebesar 95,5V, sinyal segitiga sebesar 91,2V dan sinyal kotak sebesar 152V. inverter DC ke AC diperlukan untuk mengonversi tegangan dan menghubungkan ke jaringan smart grid. Berdasarkan penelitian sebelumnya inverter yang sudah banyak dikembangkan untuk sistem smart grid adalah dengan memanfaatkan sinyal PWM. Sehingga, perlu adanya pembanding hasil konversi tegangan inverter memanfaatkan pembangkitan sinyal yang lain di antaranya sinyal sinus, sinyal segitiga dan kotak. Dalam penelitian ini akan dirancang inverter 15V DC-220V yang memiliki tiga jenis pembangkitan sinyal yaitu sinyal sinus, sinyal segitiga dan kotak. Tujuan penelitian ini adalah membuat inverter 15V DC-220V AC yang dapat menghasilkan tegangan keluaran dengan frekuensi 50Hz. Inverter yang dirancang dapat diterapkan dalam single point smart grid dengan sel surya sebagai sumber energi listriknya. II. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Perancangan dan pembuatan alat dirangkum dalam sebuah diagram blok seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1. Kata Kunci Smart Grid, sel surya, Inverter, ICL8038. I. PENDAHULUAN Smart grid merupakan model jaringan listrik yang dapat dikembangkan di Indonesia sebagai jaringan listrik masa depan. Smart grid yang memiliki keunggulan fleksibel, efisien dan biaya operasionalnya murah juga merupakan solusi untuk memecahkan masalah lingkungan yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik [1]. Saat ini, smart grid sudah diterapkan di negara-negara maju seperti Jepang, Inggris dan Amerika. Sistem ini mengintegrasikan berbagai sumber energi seperti sumber energi fosil dan sumber energi terbarukan untuk menghasilkan energi listrik [2]. Salah satu sumber energi terbarukan yang menjanjikan dalam smart grid adalah cahaya matahari. Indonesia memiliki potensi menjadikan panel surya sebagai salah satu sumber energi listrik karena Indonesia berada pada garis khatulistiwa yang membuat sinar matahari dapat diterima dengan optimal hampir di seluruh permukaan wilayah Indonesia [3]. Namun, energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya tidak dapat digunakan secara langsung. Energi listrik yang dihasilkan panel surya berupa tegangan DC sedangkan yang digunakan pada jaringan listrik adalah tegangan AC. Sebagai perantaranya Gambar 1. Diagram Blok Sistem Penjelasan mengenai diagram blok sistem sebagai berikut: 1. Sel surya berfungsi sebagai sumber energi listrik DC 15V yang diubah menjadi tegangan AC 220V. 2. Rangkaian sensor tegangan berfungsi sebagai pengukur tegangan yang dihasilkan oleh sel surya. 3. Microcontroller ATMEGA 16 berfungsi sebagai kontroler dan pengolah semua data yang masuk dan akan mengeluarkan data sesuai keinginan user. 4. LCD character 16x2 berfungsi sebagai penampil. 5. ICL8038 berfungsi sebagai pembangkit sinyal berbentuk sinyal kotak, segitiga dan sinus. 1

6. Driver tegangan berfungsi untuk menghasilkan keluaran sinyal dengan penguatan yang menghasilkan tegangan AC 15V. 7. Driver arus berfungsi untuk menghasilkan keluaran sinyal dengan penguatan arus maksimum. 8. Trafo digunakan untuk menghasilkan energi listrik dengan tegangan AC 220V. A. Pemodelan Sel Surya Sistem ini membutuhkan beberapa parameter sel surya. Parameter sel surya yang digunakan dalam perancangan ini ditunjukkan dalam Tabel 1. Tabel 1. Parameter Sel Surya Parameter Sel Surya Nilai Maximum Power (P max ) 50 Watt-Peak Short Circuit Current (I SC ) 3,12A Maximum Power Current 2,92A (I mpp ) Open Circuit Voltage (V OC ) 21,63V Nominal Voltage (V mpp ) 17,13V B. Perancangan Rangkaian Pembangkit Sinyal dengan ICL8038 [4] Rangkaian pembangkit sinyal berfungsi sebagai pembangkit sinyal sinus, segitiga dan kotak dengan frekuensi tertentu. ICL8038 adalah IC yang mampu membangkitkan gelombang kotak, gelombang segitiga dan gelombang sinus pada waktu hampir bersamaan. Frekuensi sinyal yang dihasilkan oleh ICL8038 dapat diatur antara 0,001Hz hingga lebih dari 300kHz. Untuk menghasilkan sinyal dengan frekuensi 50Hz, maka ditentukan nilai R 1 dan R 2 = 2kΩ dan C = 3.3µF dengan rangkaian seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2. Gambar 3. Rangkaian driver tegangan sinus Bagian driver tegangan sinyal segitiga menggunakan jenis penguat diferensial dasar, perhitungan penguatan (Gain) driver tegangan sinyal segitiga menggunakan Persamaan (1): ( ) ( ) (1) Untuk mendapatkan gain sebesar 7,8 kali R 2 ditentukan 1kΩ, maka nilai R 1 = 120Ω. Rangkaian driver tegangan sinyal segitiga ditunjukkan dalam Gambar 4. Gambar 4. Rangkaian driver tegangan Segitiga Bagian driver tegangan kotak menggunakan rangkaian komparator untuk menghasilkan sinyal kotak agar amplitudonya mendekati nilai V CC. Rangkaian penguat tegangan sinyal kotak ditunjukkan dalam Gambar 5. Gambar 2. Rangkaian Pembangkit Sinyal dengan ICL8038 C. Perancangan Driver Driver tegangan dalam perancangan ini berfungsi sebagai penguat tegangan sinyal sinus, sinyal segitiga dan sinyal kotak keluaran IC. Masing-masing sinyal keluaran memiliki driver tegangan yang berbeda. Driver tegangan untuk sinyal sinusoida terdiri dari penguat kelas A dengan sebuah transistor dan sebuah penguat differensial dasar [5]. Rangkaian driver tegangan sinyal sinus ditunjukkan dalam Gambar 3. Gambar 5. Rangkaian driver tegangan sinyal kotak D. Perancangan Driver Arus [6] Perancangan driver arus berfungsi untuk menghasilkan tegangan keluaran yang amplitudonya sama dengan tegangan masukan namun dengan kapasitas arus lebih besar. Driver arus yang dirancang juga dapat 2

menghasilkan sinyal dengan siklus positif dan negatif untuk menghasilkan sinyal AC. Driver arus yang disusun dengan konfigurasi penguat Push Pull kelas B, dalam perancangan ini terdiri dari dua buah transistor jenis NPN tipe TIP3055 dan PNP TIP2955. Rangkaian driver arus ditunjukkan dalam Gambar 6. ( ) (3) Dengan nilai V 1 = 0, maka didapatkan: (4) Gambar 6. Rangkaian driver arus E. Perancangan Sistem Minimum ATMEGA 16 [7] Microcontroller yang digunakan dalam perancangan ini adalah ATMEGA 16 yang dirangkai dalam sistem minimum microcontroller. Microcontroller berfungsi untuk mengolah data sensor tegangan solar cell sebagai data ADC dan menampilkan hasil pengukuran ke LCD Character 16x2. Sistem minimum ATMEGA 16 ditunjukkan dalam Gambar 7. Fungsi setiap pin sistem minimum ATMEGA 16 yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Pin A.0 digunakan untuk sensor tegangan. 2. Pin C digunakan sebagai sinyal data LCD 16x2. Gambar 8. Rangkaian Sensor Sensor tegangan ini dirancang agar microcontroller dapat memproses tegangan yang besarnya 0V sampai 23V. Jika ditentukan R 2 = 1kΩ, maka didapatkan R 1 = 4,55kΩ dan penguatan (Gain) sebesar 0,22. G. Perancangan Algoritma Program Algoritma program merupakan perencanaan program yang akan ditulis ke dalam microcontroller. Program yang dibuat meliputi sub-program sensor tegangan yang ditunjukkan dalam Gambar 9. Mulai Inisialisasi Variabel Pembacaan Solar Cell Selesai Gambar 9. Flow Chart Algoritma Program Gambar 7. Rangkaian Sistem Minimum ATMEGA 16 F. Perancangan Rangkaian Sensor Sensor tegangan berfungsi untuk mengukur tegangan yang dihasilkan oleh sel surya. Pada perancangan ini dibuat sensor tegangan yang terdiri dari rangkaian pengondisi sinyal yang berfungsi untuk menurunkan tegangan. yang telah diturunkan tersebut kemudian akan diolah sebagai data ADC microcontroller. Rangkaian sensor tegangan ditunjukkan dalam Gambar 8. Nilai R 1 dan R 2 didapat menggunakan persamaan (3): 3 III. PENGUJIAN DAN ANALISIS A. Pengujian Sel Surya Parameter yang diuji dalam pengujian sel surya 50 Wp tipe polycristalline adalah tegangan dan arus. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui tegangan open circuit (V OC ) dan arus short circuit (I SC ) yang dapat dihasilkan oleh sel surya. Pengujian dilakukan dengan kondisi suhu lingkungan 25 o C, saat 1-1.287 AM. Lokasi pengujian berada di 7.949386 LS dan 112.611912 BT. Rangkaian pengujian ditunjukkan dalam Gambar 10. Sel Surya Amp Meter Variabel Resistor Gambar 10. Rangkaian Pengujian Sel Surya Voltmeter Dari hasil pengujian sel surya dapat diketahui bahwa nilai I SC sel surya dapat mencapai 3,25A, sedangkan nilai

V OC = 19.49V. Gambar 11 menunjukkan karakteristik V OC terhadap I SC. dan sinyal kotak pada pin 9 ICL8038. Parameter lain yang diuji adalah frekuensi sinyal keluaran dan bentuk sinyal yang dihasilkan. Sesuai dengan karakteristik yang terdapat pada datasheet ICL8038 tegangan sumber yang diberikan ke dalam rangkaian ini adalah antara 10-22V. Cara pengujian ICL8038 ditunjukkan dalam Gambar 14. Power Supply Rangkaian ICL8038 Multimeter Osiloskop Gambar 14. Rangkaian Pengujian ICL8038 Gambar 11. Hasil Pengujian Sel Surya B. Pengujian Rangkaian Sensor Parameter yang diukur dalam pengujian sensor tegangan adalah tegangan yang dihasilkan oleh sel surya. Dalam hal ini, tujuan pengujian adalah untuk mengetahui ketelitian pengukuran sensor tegangan dengan cara membandingkan nilai tegangan perhitungan dengan tegangan pengukuran. Rangkaian pengujian sensor tegangan ditunjukkan dalam Gambar 12. Secara keseluruhan hasil pengujian rangkaian pembangkit sinyal dengan ICL8038 dapat diamati melalui osiloskop. Frekuensi sinyal yang dihasilkan rangkaian ini adalah antara 50,20 hingga 52.30Hz Pada pengujian sinyal sinus diperoleh karakteristik tegangan dan arus yang mendekati linier, nilai tegangan antara 0.86-1.59V dan nilai arus antara 0,21-0,70mA. Data berupa grafik tegangan dan arus ditunjukkan dalam Gambar 15. Power Supply Sensor Voltmeter Gambar 12. Rangkaian Pengujian Sensor Dari hasil pengujian ini didapatkan error antara tegangan teori dan tegangan praktek adalah sebesar 0.02%.. Grafik pengukuran tegangan teori dan praktek oleh sensor tegangan ditunjukkan dalam Gambar 13. Gambar 15. Hasil Pengujian dan Arus Sinyal Sinus Melalui osiloskop dapat diketahui bahwa sinyal sinus yang dihasilkan ICL8038 memiliki duty cycle 50% dan frekuensi sinyal sebesar 50,20Hz. Gambar 16 menunjukkan bentuk sinyal sinusoida keluaran ICL8038 pada osiloskop. Gambar 13. Grafik Pengukuran Sensor Berdasarkan error rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa sensor tegangan telah sesuai dengan perancangan dan dapat digunakan sebagai alat ukur tegangan sel surya. C. Pengujian Rangkaian Pembangkit Sinyal dengan ICL8038 Paramater yang diuji dalam pengujian rangkaian pembangkit sinyal ICL8038 adalah tegangan dan arus keluaran sinyal sinus pada pin 2, sinyal segitiga pada pin 3 4 Gambar 16. Bentuk Sinyal Sinusoida ICL8038 Dengan rangkaian yang sama pengujian tegangan dan arus sinyal segitiga menghasilkan nilai tegangan sebesar 1.05-1.94V dan arus sebesar 0.25-0,70mA. Hubungan antara V IN dengan V OUT dan V IN dengan I OUT ditunjukkan dalam Gambar 17.

Gambar 20. Bentuk Sinyal Kotak ICL8038 Gambar 17. Hasil Pengujian dan Arus Sinyal Segitiga Bentuk sinyal segitiga juga memiliki duty cycle sebesar 50% dengan frekuensi sinyal sebesar 50,20 Hz. Frekuensi sinyal segitiga memiliki nilai yang sama dengan sinyal sinus, hal ini disebabkan karena sinyal sinus pada IC merupakan hasil konversi dari sinyal segitiga. Bentuk sinyal dan frekuensi sinyal segitiga ditunjukkan dalam Gambar 18. D. Pengujian Rangkaian Driver Paramater yang diuji dalam pengujian rangkaian driver tegangan adalah tegangan dan arus keluaran sinyal sinus, sinyal segitiga dan sinyal kotak. Parameter lain yang diuji adalah frekuensi sinyal keluaran dan bentuk sinyal yang dihasilkan. Cara pengujian ICL8038 ditunjukkan dalam Gambar 21. Power Supply Rangkaian Driver Multimeter Osiloskop Gambar 21. Rangkaian Pengujian Driver Driver tegangan sinyal sinus dapat menghasilkan V OUT = 15,6V dan arus keluaran driver tegangan sebesar 0,33mA. Driver tegangan sinyal segitiga menghasilkan V OUT = 15,4V dan arus keluaran sebesar 0,38mA. Driver tegangan kotak menghasilkan V OUT = 11,1V dan arus keluaran sebesar 4,9mA. Pada pengujian ini frekuensi sinyal tidak mengalami perubahan. Data berupa grafik tegangan dan arus ditunjukkan dalam Gambar 22. Gambar 18. Bentuk Sinyal Segitiga ICL8038 Sedangkan untuk pengujian tegangan dan arus sinyal kotak diperoleh nilai tegangan antara 5.36-9.24V dan arus 3.4-5.7mA yang mendekati linier dan duty cycle 50%, data berupa grafik tegangan dan arus ditunjukkan dalam Gambar 19. Dan bentuk sinyal keluaran pada osiloskop ditunjukkan dalam Gambar 20. Gambar 19. Hasil Pengujian dan Arus Sinyal Kotak 5 Gambar 22. Hasil Pengujian Driver E. Pengujian Rangkaian Driver Arus Pengujian rangkaian driver arus menggunakan penguat Darilington menghasilkan keluaran I SC sinyal sinus, sinyal segitiga dan sinyal kotak adalah sebesar 0,35A. Dua transistor NPN tipe TIP 3055 yang disusun secara seri memberikan penguatan hingga 1062 kali. Konfigurasi common collector dengan kaki collector kedua transistor yang hubung singkat dengan V CC dan nilai

I b yang kecil pada satuan ma menghasilkan arus yang mendekati nilai arus sumber sehingga arus yang mengalir konstan. Pengukuran tegangan keluaran pada kaki emitter dengan tegangan masukan pada basis adalah keluaran driver tegangan tidak mengalami pelemahan yang berarti, tetapi arus yang dihasilkan memiliki kapasitas lebih besar. Tabel 2 menunjukkan data tegangan keluaran driver arus. Tabel 2. Data tegangan keluaran driver arus Jenis Sinyal V IN (V) V OUT (V) Sinyal sinus 15,6 14,9 Sinyal segitiga 15,4 14,8 Sinyal kotak 11,1 10,4 F. Pengujian Keseluruhan Sistem Pengujian keseluruhan sistem yang diperoleh dari keluaran rangkain driver arus dihubungkan ke masukan transformator step up 2 ampere di titik 15V dan keluaran pada transformator diambil dari titik 220V menghasilkan tegangan keluaran AC seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 3. Tabel 3. Hasil pengukuran tegangan transformator Jenis Sinyal Masukan (V) Keluaran (V) Sinyal Sinusoida 15,6 95,5 Sinyal Segitiga 15,4 91,2 Sinyal Kotak 11,1 152 keluaran sinyal dari transformator tidak dapat mencapai tegangan 220V karena dipengaruhi oleh efisensi transformator dalam perancangan yang tidak ideal. Untuk membuat keluaran tegangan mencapai 220V dimungkinkan dengan membuat transformator yang memiliki jumlah lilitan sesuai dengan perhitungan. IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Perancangan inverter 15 volt DC ke 220 volt AC mampu menghasilkan tiga sinyal keluaran, yaitu sinyal sinusoida, sinyal segitiga, dan sinyal kotak dengan frekuensi yang dapat diatur tanpa menggunakan filter. Frekuensi sinyal yang dihasilkan sebesar 50-52Hz. 2. Perancangan sistem monitoring proteksi pada Single Point Smart Grid menggunakan sensor tegangan untuk mengukur tegangan sel surya. Sensor tegangan sel surya memiliki error rata-rata sebesar 0,22% dengan perbedaan tegangan keluaran antara perhitungan dan pengukuran paling besar adalah 0,01V. 3. Perbedaan konversi tegangan sinyal pada inverter memberikan keluaran: driver tegangan sinyal sinusoida, sinyal segitiga, dan sinyal kotak menghasilkan tegangan rms sebesar 15,6V, 15,4V dan 11,1V. Driver arus sinyal sinusoida, sinyal segitiga, dan sinyal kotak mampu mengeluarkan I SC rata-rata sebesar 0,35A. Perancangan inverter telah mampu menghasilkan tegangan keluaran dari sinyal sinusoida sebesar 95,5V, sinyal segitiga sebesar 91,2V dan sinyal kotak sebesar 152V. B. Saran 1. Sistem yang dihasilkan belum bisa menghasilkan sinyal AC sinusoida murni sehingga dapat dikembangkan dengan memperhatikan siklus positif dan negatif sinyal. 2. Sistem ini dapat dikembangkan dengan memperhatikan efisiensi transformator, melakukan perhitungan lilitan dan membuat transformator yang dapat menghasilkan sinyal 220V dengan masukan 15V. 3. Sistem ini dapat dikembangkan dengan smart metering sehingga dapat diaplikasikan pada sistem smart grid. DAFTAR PUSTAKA [1] Nejad, Mohsen Fadee., Amin Mohammad Saberian, dkk. 2013. Application of Smart Power Grid in Developing Countries. Power Engineering and Optimization Conference (PEOCO): 427-431. Langkawi: IEEE. [2] Ekanayake, Janaka, dkk. 2012. SMART GRID: Technology and Aplications. United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd. [3] Yuliarto, Brian. 2012. Energi Surya: Alternatif Sumber Energi Masa Depan di Indonesia.http://www.alpensteel.com/article/46-102-energi-matahari-surya -solar/2184. Diakses tanggal 29 Juli 2014. [4] Intersil. 1998. ICL8038 Datasheet. http://alldatasheet.com. Diakses tanggal 22 Februari 2014. [5] Floyd, Thomas L. 2010. Electronics Fundamental: Circuit, Devices, and Applications. Pearson Education. [6] Bishop, Owen. 2006. Dasar-dasar Elektronika. Jakarta: Erlangga [7] Atmel Coorporation. 2003. Atmega16. 6