EVALUASI PELAKSANAAN PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI INSTALASI RADIOMETALURGI KE KH-IPSB3 TAHUN 2010

dokumen-dokumen yang mirip
TRANSFER MATERIAL RADIOAKTIF DI HOTCELL 101 IRM VIA KH-IPSB3

RENCANA PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI FASILITAS HOTCELL IRM DENGAN MELAKUKAN PERBAIKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH

PERBAIKAN WALL PLUG HOTCELL 01 INSTALASI RADIOMETALURGI

PENERAPAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGENDALIAN BAHAN NUKLIR PADA PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI MBA RI-F KE MBA RI-G

EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI

PERANCANGAN HANDLING TOOL OUTER CONTAINER LIMBAH IRM DI IPSB3

KEGIATAN PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DAN MATERIAL TERIRRADIASI DI KH-IPSB3 TH

DEKONTAMINASI MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 INSTALASI RADIOMETALURGI DENGAN CARA KERING

PERBAIKAN CRANE-2 HOTCELL 01 DI INSTALASI RADIOMETALURGI

MS-MANIPULATOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI DAN PERMASALAHANNYA

PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI DI DALAM HOTCELL 101 INSTALASI RADIOMETALURGI

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007

EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010

STUDI KESELARASAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR TINGKAT FASILITAS/ INSTALASI NUKLIR PTBN TERHADAP PERKA BAPETEN NO.1 TAHUN 2010

PENGGANTIAN SLAVE ARM MS-MANIPULATOR HOTCELL UJI 02 DAN 03 IRM

PENGELOLAAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT PAPARAN TINGGI TIDAK DAPAT BAKAR DI INSTALASI RADIOMETALURGI (IRM)

IDENTIFIKASI KERUSAKAN KONVEYOR JALUR -1 DI INSTALASI RADIOMETALURGI

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2012

EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN B3 DI IRM. Sunardi

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS ALPHA PADA BAK PENAMPUNG AIR PENDINGIN ACCUTOM PASCA PEMOTONGAN LOGAM U-Zr

IDENTIFIKASI KERUSAKAN BARREL LIFTING DEVICE DAN BARREL DOUBLE LID HOTCELL 001/102 DI IRM

IDENTIFIKASI KERUSAKAN MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 DI INSTALASI RADIOMETALURGI

LAPORAN PELAKSANAAN INSPEKSI INSTALASI NUKLIR Tahun Anggaran SubDit. IIN DIIBN

PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DARI KOLAM REAKTOR KE CASK TRANSNUCLEAR MATERIAL TESTING REACTOR

PEMBUATAN FOIL TARGET DENGAN TINGKAT PENGKAYAAN URANIUM RENDAH

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA RUANG KERJA DI IRM TAHUN 2009

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1

EVALUASI KESELAMATAN RADIASI PENGUNJUNG DI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF

OPTIMASI DAN REVISI KANAL HUBUNG - INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR BEKAS

UJI INTEGRITAS BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS (BBNB) NOMOR RI-68, RI-190 DAN RI-187

PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

INSPEKSI IN DAN PENGEMBANGANNYA. Dedi Sunaryadi Direktorat Inspeksi Instalasi dan Bahan Nuklir (DI2BN).

ANALISIS PENGGUNAAN LAS TIG PADA ALAT FUEL PILING UNTUK PENGELASAN PIN BAHAN BAKAR TIPE PWR

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 05-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009

PROSEDUR PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMANTAUAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA SISI OPERASI DAN INTERVENSI HOTCELL INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN

PEMBUATAN KOMPONEN INNER TUBE LEU FOIL TARGET UNTUK KAPASITAS 1,5g U-235

Sihana

RANCANC BANCUN KONTEINER SPESIMEN SISA UJI PASCA IRADIASI

PEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN KERJA INSTALASI RADIOMETALURGI SAAT SUPPLY FAN DIMATIKAN

Ruang Lingkup Perizinan Instalasi dan Bahan Nuklir meliputi:

PENYUSUNAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI

PERHITUNGAN BURN UP BAHAN BAKAR REAKTOR RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM BATAN-FUEL. Mochamad Imron, Ariyawan Sunardi

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

PEMANTAUAN KONTAMINASI DAN DEKONTAMINASI ALAT POTONG ACCUTOM DI LABORATORIUM KENDALI KUALITAS HR-22 IEBE PTBN

Waste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016)

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF

PENGUKURAN TINGKAT KONTAMINASI PERMUKAAN MESIN BUSUR LISTRIK PASCA PELEBURAN LOGAM U-Zr

REAKTOR PEMBIAK CEPAT

PEMANTAUAN PENERIMAAN DOSIS EKSTERNA DAN INTERNA DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2012

PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

CONTOH BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR (INNR)

PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009

PENENTUAN WAKTU SAMPLING UDARA UNTUK MENGUKUR KONTAMINAN RADIOAKTIF BETA DI UDARA DALAM LABORATORIUM AKTIVITAS SEDANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MODIFIKASI SISTEM PLC S5 KE S7 PADA KONVEYOR JALUR 1 HOTCELL IRM

EVALUASI LEGALISASI KEGIATAN PENGENDALIAN DAERAH KERJA RADIASI DI LINGKUNGAN RSG-GAS

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION UNTUK KEGIATAN : WELL LOGGING

2 instalasi nuklir adalah instalasi radiometalurgi. Instalasi nuklir didesain, dibangun, dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pemanfaatan tenaga

[ PTRKN BATAN ] 2012 BATAN [ B.20] [DESAIN PERISAI DAN DOSIMETRI REAKTOR RISET INOVATIF. [ Amir Hamzah, Pudjijanto, Ardani, Rokhmadi, Sriawan ]

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG IZIN BEKERJA PETUGAS INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

KEBIJAKAN PENGAWASAN TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF

STUDI PENGEMBANGAN DESAIN TERAS REAKTOR NUKLIR RISET 2 MWTH DENGAN ELEMEN BAKAR PLAT DI INDONESIA

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif (Lembaran Negara Republi

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

2015, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR TAHUN 2010

LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION UNTUK KEGIATAN : IMPOR ZAT RADIOAKTIF UNTUK KEPERLUAN SELAIN MEDIK

SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT

EVALUASI ASPEK KESELAMATAN KEGIATAN METALOGRAFI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN TENTANG DEKOMISIONING INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 2 (2016)

ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007

MODIFIKASI PEMIPAAN SISTEM PEMBUANGAN LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH (KPK01)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al

STUDI PENGGUNAAN EPMA UNTUK MATERIAL TERIRADIASI DI INSTALASI RADIOMETALURGI

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

ASPEK KESELAMATAN OPERASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS

STUDI TENTANG KEKERASANCLADDING PEB U3Sh-AL TMU RENDAH - TINGGI PRA IRADIASI

Transkripsi:

EVALUASI PELAKSANAAN PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI INSTALASI RADIOMETALURGI KE KH-IPSB3 TAHUN 2010 Antonio Gogo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang ABSTRAK EVALUASI PELAKSANAAN PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI INSTALASI RADIOMETALURGI KE KH-IPSB3 TAHUN 2010. Bundel Spent Nuclear Fuel (SNF) RI-SIE2 dan RI-EO1 merupakan sisa spesimen uji pasca iradiasi di Instalasi Radiometalurgi (IRM). Kegiatan pemindahan ke-dua bundel merupakan bagian dari pengelolaan IRM. Evaluasi pelaksanaan pemindahan spent fuel ini dilakukan dengan mempelajari Instruksi Kerja Pemindahan Bundel MTR-Fuel Sisa Uji Pasca Iradiasi Dari IRM ke Kanal Hubung Instalasi Penyimpan Sementara Bahan Bakar bekas (KH-IPSB3), No. PR 14 E 05 028 dan mencermati proses pelaksanaannya. Proses pelaksanaannya meliputi persiapan yang dilakukan seperti pemeriksaan dan kesiapan alat-alat yang akan digunakan, dokumen-dokumen SPPBN, serta pembersihan permukaan luar dari ke-dua bundel SNF. Setelah bundel SNF berada di hotcell penerima, kemudian dipindahkan/diturunkan ke kanal hubung KH-IPSB3 dengan menggunakan basket dan incell crane. Proses pemindahan/penurunan ke KH-IPSB3 dapat dilakukan sampai penurunan hook incell crane maksimum tanpa memperhatikan tanda kuning pada sling-nya. Hasil evaluasi yaitu; Handy Talky (HT) dapat digunakan sebagai alat komunikasi, pintu darurat dapat dibuka untuk memudahkan komunikasi/koordinasi, power manipulator dapat digunakan untuk pemindahan SNF dari hotcell uji no.1 ke hotcell penerima dengan menggunakan alat bantu sederhana, pemindahan/penurunan ke KH-IPSB3 dapat dilakukan sampai penurunan hook dari incell crane maksimum tanpa harus memperhatikan tanda kuning pada sling-nya. Hasil evaluasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan revisi Instruksi Kerja Pemindahan Bundel MTR-Fuel Sisa Uji Pasca Iradiasi Dari IRM ke KH-IPSB3 No. PR 14 E 05 028. Kata kunci : IRM, KH-IPSB3, pemindahan, bundel RI-E01 dan RI-SIE2 PENDAHULUAN Kegiatan pemindahan material-material sisa uji pasca iradiasi yang keluar dari Instalasi Radiometalurgi (IRM) merupakan bagian dari pengelolaan fasilitas uji pasca iradiasi seperti Instalasi Radiometalurgi. Material-material sisa uji pasca iradiasi tersebut dapat berupa bundel Spent Nuclear Fuel (SNF), potongan-potongan pelat dari elemen bakar RSG-GAS atau sisa potongan-potongan dari Low Enriched Uranium foil target (LEU foil target). LEU foil target merupakan program kerjasama riset PTBN dengan Argon National Laboratory, untuk penggunaan uranium dengan pengayaan rendah pada produk fisi 99 Mo. Masing-masing hotcell uji no.2 dan no.3 dari IRM terdapat satu bundel elemen bakar dari RSG-GAS. Sejak tahun 1994 kedua bundel SNF ini sudah berada di hotcell IRM dan sesuai rekomendasi BAPETEN agar segera dipindahkan ke KH-IPSB3. Kegiatan pemindahan ini dilakukan agar fasilitas uji pasca iradiasi (hotcell) bebas dari limbah radioaktif sisa dari pengujian. Dua bundel tersebut adalah; RI-SIE2 (19 pelat), 25

No. 07 / Tahun IV April 2011 ISSN 1979-2409 dengan kondisi 2 pelat sudah diambil, yaitu pelat no.20 dan no.12 dan RI-EO1 (18 pelat), dengan kondisi 3 pelat sudah diambil, yaitu pelat no.20, 16 dan 11. Ke-dua bundel elemen bakar nuklir tersebut dapat dikategorikan bukan sebagai elemen bakar nuklir cacat sehingga dapat disimpan di KH-IPSB3 tanpa menggunakan wadah pengungkung (konteiner). Tabel 1: Prediksi Aktivitas [1] (Per-tanggal 29 Februari 2004) Bundel Waktu pendinginan (hari) Aktivitas (Ci) RI-E01 3835 1000,19 RI-SIE2 3823 1030,64 Dengan kondisi waktu pendinginan yang sudah jauh melampaui 100 hari (persyaratan penyimpanan di KH-IPSB3), maka ke-dua bundel tersebut dapat disimpan di KH-IPSB3 [1]. Prediksi dari aktivitas ke-dua bundel elemen bakar per-29 Februari 2004, sekitar 1000 Ci (seperti pada Tabel 1 [1] ), dengan demikian perkiraan sampai Juli 2010 aktivitas per-bundel lebih kecil dari 1000 Ci. Hal lain yang juga harus diperhatikan untuk penyimpanannya di KH-IPSB3 yaitu, kontaminan pada permukaan luar dari ke-dua bundel elemen bakar nuklir tersebut harus serendah mungkin. Untuk pemindahannya dari hotcell uji no. 03 dan no. 02, dapat dimulai dengan usaha mengurangi tingkat kontaminasi pada permukaan luarnya sampai pemindahan ke KH- IPSB3. Pada tahap awal penyusunan rencana penyimpanan elemen bakar nuklir sisa uji pasca iradiasi di KH-IPSB3, koordinasi perlu dilakukan dengan pihak pengelola KH- IPSB3 dengan yang baru. Sejak Januari 2006, pengelola KH-IPSB3 beralih dari PRSG (Pusat Reaktor Serba Guna) ke PTLR (Pusat Teknologi Limbah Radioaktif). Peralihan ini tentu saja membutuhkan penjelasan dan pelatihan awal bagi para operator dari pihak pengelola yang baru, agar dapat melakukan proses pemindahan dan penyimpanan dengan lancar dan aman. Hasil evaluasi ini dibuat sekaligus sebagai bahan revisi (Rev.1) Instruksi Kerja Pemindahan Bundel MTR-Fuel Sisa Uji Pasca Iradiasi Dari IRM ke KH-IPSB3 No. PR 14 E 05 028, 22 Juni 2010, Rev.0. Hasil revisi instruksi kerja ini dapat digunakan pada 26

proses pemindahan material lain dari IRM ke KH-IPSB3 berikutnya. Pemindahan berikutnya dapat berupa outer konteiner dengan inner konteiner di dalamnya, yang berisi potongan-potongan Mo-target atau pelat elemen bakar sisa uji pasca iradiasi. Metoda evaluasi dilakukan dengan mempelajari Instruksi Kerja Pemindahan Bundel MTR-Fuel Sisa Uji Pasca Iradiasi Dari IRM ke KH-IPSB3 No. PR 14 E 05 028, 22 Juni 2010, Rev.0, dan dengan mencermati penerapannya pada pelaksanaan pemindahan (Juli 2010). Beberapa hal lain yang juga dilakukan yaitu; pemeriksaan kondisi peralatan yang akan digunakan, diskusi dan koordinasi dengan personel yang terkait/terlibat. METODOLOGI Metoda yang dilakukan dalam evaluasi ini yaitu dengan mempelajari Instruksi Kerja Pemindahan Bundel MTR-Fuel Sisa Uji Pasca Iradiasi Dari IRM Ke KH-IPSB3 No. PR 14 E 05 028, 22 Juni 2010, Rev.0 dan mengikuti secara cermat proses pelaksanaan pemindahan ke-dua spent fuel tersebut (Juli 2010). Serta dikombinasikan dengan pemeriksaan kondisi peralatan yang akan digunakan. Selain itu juga dilakukan diskusi dan koordinasi personel yang terkait/terlibat. Persiapan Pelaksanaan Pemindahan Rapat awal koordinasi pertama terkait rencana pemindahan antara Pusat Teknologi Bahan Bakar (PTBN) dan PTLR yang telah dilakukan menghasilkan beberapa catatan penting meliputi; pemeriksaan kesiapan ke-dua fasilitas (IRM dan KH-IPSB3) termasuk alat-alat utama dan pendukung yang akan digunakan termasuk peralatan komunikasi antar personel di hotcell IRM dan di KH-IPSB3, pembersihan permukaan luar dari ke-dua SNF, penyusunan daftar personel yang akan terlibat dan melengkapi persyaratan administrasi. Hal lainnya yang perlu juga dipersiapkan yaitu, pelatihan singkat bagi operator KH-IPSB3 untuk proses penjemputan basket yang turun dari hotcell penerima masuk ke basket putar dan proses pemindahan material (SNF) ke basket MTU. Peralatan 1. Peralatan utama meliputi; manipulator (hotcell penerima, hotcell uji no. 02 dan no. 03) yang akan digunakan, incell crane di hotcell penerima, power manipulator (hotcell uji no. 02 dan no. 03) serta Mass Transfer Unit (MTU) dan crane bridge di KH-IPSB3. 27

No. 07 / Tahun IV April 2011 ISSN 1979-2409 2. Peralatan pendukung seperti alat komunikasi interkom atau Handy Talkie (HT), handling tool untuk bundel elemen bakar RSG-GAS di hotcell penerima, handling tool di kanal hubung KH-IPSB3, roller conveyor di hotcell penerima, kamera. Pembersihan Langkah ini dapat dilakukan di hotcell uji no. 02 untuk RI-E01 dan di hotcell uji no. 03 untuk RI-SIE2, sebelum dilakukan langkah pemindahan ke hotcell penerima. Elemen bakar yang akan dibersihkan dipegang dengan power manipulator, sehingga proses pembersihan permukaan luar dapat dilakukan dengan kain majun yang dipegang dengan manipulator. Pembersihan dilakukan untuk menghilangkan serpihanserpihan yang menempel pada bagian luar bundel elemen bakar. Personel Operasional di hotcell IRM membutuhkan dua operator hotcell, untuk di hotcell penerima, hotcell uji no. 02 dan no. 03, dan satu supervisor. Disamping memahami proses pemindahan dan dapat mengoperasikan manipulator, operator di hotcell juga harus dapat mengoperasikan power manipulator. Operasional di KH-IPSB3, memerlukan minimal dua operator dan satu supervisor. Untuk proses administrasi bahan nuklir di IRM (RI-F) dan KH-IPSB3 (RI-G), diperlukan masing-masing satu koordinator seifgard dibantu satu personel seifgard. Satu Petugas Proteksi Radiasi (PPR) dan Pekerja Radiasi dibutuhkan pada masing-masing RI-F dan RI-G. Terutama pada saat penurunan ke KH-IPSB3 dari hotcell no. 01 karena tabung penghubungnya bukan merupakan perisai radiasi gamma. Persyaratan Administrasi Sistem Pertanggungjawaban dan Pengendalian Bahan Nuklir (SPPBN) terkait pemindahan SNF dari IRM (RI-F) ke KH-IPSB3 (RI-G) memerlukan beberapa persyaratan administrasi antara lain; 1. Pembuatan dokumen pengiriman bahan nuklir (record) 2. Pelaporan ke BAPETEN/IAEA (report) Pada saat pelaksanaannya identitas bahan nuklir ini harus diverifikasi (disaksikan) oleh petugas seifgard. Selain dokumen transfer perlu juga disiapkan surat pemberitahuan ke BAPETEN mengenai rencana pemindahan. Pengambilan Basket Sebelum ke-dua bundel SNF dipindahkan ke hotcell penerima, proses pengambilan basket, Ø ± 20 cm dan tinggi 66,5 cm [1], dari KH-IPSB3 dapat dilakukan. 28

Hal ini juga sesuai instruksi kerja pemindahan serta perlu menjadi perhatian, karena apabila ke-dua bundel tersebut sudah berada di hotcell penerima, maka proses pengaitan hook incell crane ke basket tidak dapat dilakukan karena paparan radiasi dari hotcell penerima tersebut sangat tinggi. Di KH-IPSB3 terdapat dua basket, satu untuk bundel elemen bakar nuklir dan satu lagi untuk waste can. Basket yang digunakan adalah basket untuk waste can dengan dimensi dan rantai lebih panjang (total 3,2 m) [1]. Pengambilan basket dari KH-IPSB3 sekaligus sebagai pelatihan bagi operator KH-IPSB3. Setelah dilakukan koordinasi dengan operator di KH-IPSB3, sesuai instruksi kerja maka langkah selanjutnya membuka penutup dari wall plug lantai dan dilanjutkan dengan wall plug, dengan menggunakan incell crane dari hotcell penerima. Setelah hotcell penerima terhubung dengan KH-IPSB3, selanjutnya hook incell crane diturunkan ke KH-IPSB3, dan dilanjutkan dengan pengaitan basket ke hook dari incell crane. Basket tersebut pada ditempatkan pada dudukannya di lantai hotcell penerima, di depan rak elemen bakar. Lubang lantai hotcell ke KH-IPSB3 hanya ditutup dengan tutup baja saja, tetapi diinformasikan kepada operator KH-IPSB3 agar menghindar dari kanal hubung yang menuju IRM dan fasilitas produksi isotop, sampai pemberitahuan berikutnya. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah bahaya dari paparan radiasi selama proses pemindahan bundel elemen bakar dari hotcell uji no. 02 ke hotcell penerima, sampai proses penurunan ke KH-IPSB3. End-Fitting Untuk bundel elemen bakar tipe pelat, bagian yang tidak termasuk limbah nuklir yaitu end-fitting dan handle. End-fitting sebaiknya dibongkar untuk memperkecil volume limbah, sedangkan handle masih tetap digunakan untuk proses handling [1]. Pada pelaksanaan pemindahan, pembongkaran end-fitting tidak dilakukan. Apabila diperlukan, proses pemotongan juga dapat dilakukan di kolam KH-IPSB3. Hal ini pernah dilakukan oleh operator dan dengan peralatan dari NAC-International (perusahaan jasa transportasi material nuklir). Pelaksanaan Pemindahan Ke Hotcell no. 01 dan KH-IPSB3 Pemindahan bundel SNF dilakukan satu per-satu dan selama proses pemindahan, posisi ke-dua bundel harus ditempatkan tidak berdekatan, untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kritikalitas (sesuai LAK IRM). Sebelum sliding door antara hotcell penerima dan hotcell uji no. 02 dibuka, posisi ball lock di ruang ZG- 113 (entrance hall) harus tertutup sehingga dapat berfungsi sebagai perisai radiasi. Setelah sliding door antara hotcell penerima dan hotcell uji no. 02 dibuka, kemudian 29

No. 07 / Tahun IV April 2011 ISSN 1979-2409 roller conveyor dengan transfer can diatasnya digerakkan ke double lid lock dari hotcell uji no. 02, dan transfer can didorong sampai menempel ke double lid lock. Pemindahan bundel pertama yaitu RI-SIE2 yang dimasukkan ke dalam transfer can dengan menggunakan power manipulator dan manipulator. Roller conveyor ditarik mundur, dan bundel SNF tersebut sudah berada di hotcell penerima. Dengan menggunakan handling tool (pengait khusus untuk bundel elemen bakar RSG-GAS) di hotcell penerima, kemudian dimasukkan ke dalam basket. Untuk memindahkan bundel yang ke-dua, maka basket ditarik naik kembali untuk diisi dengan bundel SNF ke-dua. Setelah bundel SNF ke-dua dipindahkan ke basket MTU maka selanjutnya dilakukan proses pelepasan pengait basket dari hook incell crane, dan basket tinggal di KH-IPSB3, dan hook crane dinaikkan ke hotcell penerima. Lubang penghubung hotcell penerima dan KH-IPSB3 ditutup dan pekerjaan di IRM selesai. Operator melanjutkan proses pemindahan dari KH-IPSB3 di bawah hotcell penerima sampai ke kolam penyimpanan dengan menggunakan MTU, crane bridge dan beberapa peralatan bantu lainnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Dua buah bundel elemen bakar nuklir bekas RI-E01 dan RI-SIE2 telah berhasil dipindahkan dari IRM ke KH-IPSB3 dengan aman dan lancar dan persyaratan administrasi sudah dipenuhi. Gambar-1. Pemindahan SNF didalam basket MTU di dalam air di Kanal Hubung 30

Penerapan Instruksi Kerja Pemindahan Bundel MTR-Fuel Sisa Uji Pasca Iradiasi Dari IRM ke KH-IPSB3 perlu dicermati pada saat pelaksanaan pemindahan (Juli 2010), ada beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan sebagai bahan revisi instruksi kerja tersebut. Dari pemeriksaan awal telah diketahui bahwa manipulator jendela kiri dari hotcell uji no. 02 tidak dapat digunakan dengan sempurna, tetapi manipulator yang disebelah kiri hanya dapat digunakan sebagai pendukung saja. Dari hasil evaluasi, hal ini dapat dilakukan dengan power manipulator terutama untuk proses pemindahan dari hotcell uji 02 ke hotcell penerima. Dimungkinkan menggunakan alat bantu yang ada di hotcell uji no. 02, seperti penggaris baja atau batangan baja dari tiang statif. Posisi maksimum jangkauan tangan power manipulator untuk mendekat ke lubang transfer hotcell uji no. 02 ke hotcell penerima, harus diuji coba terlebih dahulu sehingga teknik pemindahan dan alat bantu yang diperlukan diketahui. Langkah ini menjadi perhatian karena tidak terdapat di instruksi kerja. Interkom tidak dapat digunakan karena ada bagian dari kabel interkom tersebut, di luar dekat gedung IRM, terputus sehingga memerlukan perbaikan terlebih dahulu. Apabila tidak dapat juga dilakukan, sistem komunikasi antar operator di hotcell penerima dan di KH-IPSB3 dapat menggunakan Handy Talkie (HT). Agar mempermudah koordinasi tersebut dan komunikasi dengan HT, maka pintu darurat KH-IPSB3 dekat dengan gedung IRM dibuka. Hal ini dapat dicoba pada saat simulasi pemindahan oleh operator KH-IPSB3 sekaligus sebagai pelatihan, karena belum pernah dilakukan oleh operator KH-IPSB3 (PTLR) dan sekaligus dapat dimuat pada revisi instruksi kerja. Pemindahan bundel RI-EO1 sama dengan pemindahan bundel RI-SIE2, akan tetapi mengalami sedikit kendala yaitu, kerusakan pada manipulator jendela kiri dari hotcell uji no. 02. Gambar-2. Pemindahan SF dari Hotcell no. 02 ke no. 01 dengan Power Manipulator 31

No. 07 / Tahun IV April 2011 ISSN 1979-2409 Gambar-3. Penempatan bundel SNF di dalam Basket Pemindahan bundel RI-EO1 dari hotcell uji no. 02 ke hotcell penerima tidak menggunakan manipulator akan tetapi dengan power manipulator dan alat bantu berupa sebatang baja pejal, Ø ±1,2 cm dan panjang ± 40 cm. Tiang statif yang ada di hotcell uji no. 02 dapat digunakan sebagai alat bantu. Pemindahan selanjutnya dari bundel RI-EO1 sama dengan pemindahan bundel RI-SIE2 dan tidak mengalami kendala. Peralatan komunikasi berupa HT dan interkom operator di hotcell dan di KH- IPSB3 dapat saling berkomunikasi, terutama memberitahukan kapan waktu untuk menjauh dari kanal hubung yang menuju IRM. Setelah pengait basket dipasangkan ke hook dari incell crane, maka proses penurunan basket yang telah terisi dengan salah satu dari bundel SNF dapat dilakukan secara perlahan-lahan sampai masuk ke dalam air di KH-IPSB3 di bawah hotcell penerima. Pada Instruksi Kerja dinyatakan bahwa apabila tanda warna kuning pada sling dari incell crane, sudah setinggi rak bahan bakar di dalam hotcell penerima, berarti posisi basket tersebut sudah mulai masuk ke dalam air dan tanda kuning ke-dua apabila sudah setinggi rak bahan bakar tersebut, berarti basket sudah menyentuh dasar kolam KH-IPSB3. Operator di KH-IPSB3 dapat mendekat dan melakukan proses pemindahan bundel SNF ke basket MTU. Pada pelaksanaannya (Juli 2010), proses penurunan tersebut dapat dilakukan tanpa memperhatikan tanda kuning pertama atau kedua pada sling dari incell crane. Apabila hook dari incell crane hotcell penerima telah diturunkan sampai batas penurunan maksimum (tidak dapat diturunkan lagi), hal ini berarti basket sudah berada di dasar kanal hubung KH-IPSB3 dan dapat diinformasikan ke supervisor di KH-IPSB3 bahwa PPR sudah dapat mendekat. Setelah dinyatakan aman oleh PPR maka operator 32

sudah dapat mendekat dan melakukan proses pemindahan selanjutnya, yaitu dari basket waste can ke basket MTU. KESIMPULAN Dari pelaksanaan Dari IRM Ke KH-IPSB3 Tahun 2010, dapat disimpulkan : Power manipulator dapat digunakan sebagai pengganti manipulator di hotcell 102 pada saat pemindahan ke hotcell penerima, dan pemindahan/penurunan dari hotcell ke KH-IPSB3 dapat dilakukan sampai penurunan hook dari incell crane maksimum, tanpa memperhatikan tanda kuning pada sling dari incell crane. Selain itu hasil evaluasi dapat digunakan untuk merevisi Instruksi Kerja Pemindahan Bundel MTR-Fuel Sisa Uji Pasca Iradiasi Dari IRM ke KH-IPSB3 No. PR 14 E 05 028, 22 Juni 2010, Rev.0 UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah ikut membantu dan terlibat dalam proses pemindahan ke-dua bundel SNF ini. Juga kepada Sdr/i. Boru Dwi Sumarna, Rohmad Sigit E.B.P, ST., Sri Ismarwanti, S.ST yang telah mengambil beberapa foto dokumentasi yang penulis sajikan pada tulisan ini. Juga kepada Sdr. Agus Sunarto yang telah memberikan informasi mengenai persyaratan administrasi dan lainnya yang terkait dengan penulisan ini. DAFTAR PUSTAKA 1. ANTONIO GOGO, Pemindahan Bundel RI-SIE2 dan RI-EO1 Dari IRM ke IPSB3, Buletin URANIA No. 45/Thn.XII/Januari, Tahun 2006. 2. ANONIM, Instruksi Kerja Pemindahan Bundel MTR-Fuel Sisa Uji Pasca Iradiasi Dari IRM ke KH-IPSB3, BPR-PTBN, No. PR 14 E 05 028, 22 Juni 2010, Rev.0, Tahun 2010. 33