ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. berbasiskan internet yaitu pelaksanaan lelang melalui internet.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. Kehadiran profesi Notaris sangat dinantikan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. (UUPT) modalnya terdiri dari sero-sero atau saham-saham.

BAB III METODE PENELITIAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. Lelang menurut sejarahnya berasal dari bahasa latin yaitu action yang berarti

BAB III METODE PENELITIAN

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pedoman Pelaksanaan Lelang dengan Penawaran Secara Tertulis Tanpa Kehadiran Peserta Lela

III. METODE PENELITIAN. hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. dirujuk untuk penyelesaian perselisihan itu. Perjanjian kontrak kerja dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Rachmadi Usman, Hukum Lelang, Sinar Grafika, Jakarta, 2016, hlm.15 Ibid.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum normatif atau penelitian hukum. bahan-bahan kepustakaan untuk memahami Piercing The

BAB III METODE PENELITIAN. Yogyakarta telah melaksankan ketentuan-ketentuan aturan hukum jaminan

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya yaitu membeli dari lelang. Perihal lelang diatur dalam Peraturan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian normatif (dokcrinal research) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Tujuan dari Pembangunan Nasional adalah untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106/PMK.06/2013 TENTANG

RISALAH LELANG SEBAGAI AKTA OTENTIK PENGGANTI AKTA JUAL BELI DALAM LELANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan pemerintah dalam melaksanakan pelayanan publik dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan Know-how dalam ilmu

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN EVITA KARINA PUTRI JATUHNYA PESAWAT AIR ASIA DENGAN NOMOR PENERBANGAN QZ8501

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan peraturan perundang-undangan (statutory approach) yaitu

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan jaman telah membawa perubahan di berbagai

2017, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 175/PMK.06/2010 tentang Pejabat Lelang Kelas II (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan yang menggunakan konsepsi logistis positivis. Konsepsi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawasan majelis..., Yanti Jacline Jennifer Tobing, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dari aktivitas yang dilakukan. Tetapi beberapa di antara resiko, bahaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut pihak-pihak sebaiknya dituangkan dalam suatu surat yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemesanan barang dikomunikasikan melalui internet, hampir semua barang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. seharusnya dijaga, dimanfaatkan sebaik-baiknya dan sebijak-bijaknya.

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum bagi konsumen 1 bertujuan untuk melindungi hak-hak

BAB I PENDAHULUAN. Notaris adalah pejabat umum (openbaar ambtenaar) memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan yuridis..., Ravina Arabella Sabnani, FH UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Tinjauan meengenai..., Dini Dwiyana, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan ahli dalam menyelesaikan setiap permasalahan-permasalahan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Notaris sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat terlebih

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB III METODE PENELITIAN. empiris, yaitu penelitian hukum yang objek kajiannya meliputi ketentuanketentuan

BAB I PENDAHULUAN. terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan pendapatan perkapita masyarakat dan. meningkatnya kemajuan tersebut, maka semakin di perlukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran profesi Notaris sangat dinantikan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

BAB I PENDAHULUAN. tertulis untuk berbagai kegiatan ekonomi dan sosial di masyarakat. Notaris

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guna mendapatkan suatu putusan akhir dalam persidangan diperlukan adanya bahan-bahan mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk di dalamnya perkembangan aktivitas ekonomi. Masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya. 55

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan atau data sekunder, dengan mengkaji mengenai asas-asas, norma,

BAB I PENDAHULUAN. modal yang sehat, transfaran dan efisien. Peningkatan peran di bidang pasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis di Indonesia,

Tata Cara Lelang Internet

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup umat manusia. Hubungan manusia dengan tanah bukan hanya

III. METODE PENELITIAN. Upaya untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan dan Informasi, edisi no.2 Vol.1, 2005, hlm.34.

TUGAS : Analisa dan Desain Sistem

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

S A L I N A N RISALAH LELANG Nomor : 349/2013

2017, No Instruksi Lelang (Vendu Instructie, Staatsblad 1908:190 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Staatsblad 1930:85)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu proses untuk menemukan suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum,

BAB I PENDAHULUAN. telah mengakibatkan semakin beragamnya pula aneka jasa-jasa (features) fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. zaman dan kebutuhan modal bagi setiap masyarakat untuk memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian pada umumnya memuat beberapa unsur, yaitu: 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era global dimana segala aspek mulai berkembang pesat salah satunya

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum. Universitas Kristen Satya Wacana

MENTERIKEUANGAN REPUBUK INDONESIA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara berkembang dapat diidentifikasikan dari tingkat pertumbuhan ekonominya.

. METODE PENELITIAN. yang digunakan sebagai dasar ketentuan hukum untuk menganalisis tentang apakah

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri. Pelaksanaan jual beli atas tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal

METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Boedi Harsono, Hukum Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta, 2005, hlm. 560

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Pasal 1 Undang-Undang No 28 Tahun 2007 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, karena kesehatan sebagai kebutuhan yang sangat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. 2 Jadi

BAB I PENDAHULUAN. Berawal dari sebuah adegan di film Arwah Goyang Karawang, Julia

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. membuat masyarakat berlomba lomba untuk mendapatkan kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan lainnya, yang ditentukan oleh Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian hukum normatif dan empiris. suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin

III. METODE PENELITIAN. Dalam analisa penelitian ini, penulis memilih jenis penelitian normatif, 47 yaitu

Transkripsi:

11 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan teknologi informasi membawa perubahan pada berbagai sisi kehidupan. Dengan teknologi informasi yang berkembang saat ini, maka memudahkan orang untuk dapat berkomunikasi jarak jauh dalam hitungan detik sekalipun. Sarana yang digunakan mulai dari radio, televisi, telepon, telegram, dan yang terakhir adalah internet melalui media jaringan komputer. Kehadiran internet membawa perkembangan baru di dunia bisnis dan perdagangan. Dalam bidang perdagangan, internet mulai banyak dimanfaatkan sebagai media aktivitas bisnis terutama karena kontribusinya terhadap efisiensi. Tingkat pertambahan pengguna internet yang sangat tinggi mengundang minat pelaku bisnis dan kemudian menemukan model-model bisnis dan perdagangan yang dapat dilakukan di internet, lewat suatu model yang disebut sebagai transaksi elektronik. Salah satu contoh perkembangan dan kesuksesan bisnis yang berbasiskan internet yaitu pelaksanaan lelang melalui internet. Lelang adalah suatu sarana untuk mempertemukan pihak penjual dan pihak pembeli dengan tujuan menentukan harga yang wajar untuk suatu barang. Menurut ketentuan Pasal 1 Vendu Reglement ordonansi 28 Februari 1908, menentukan bahwa yang dimaksud dengan penjualan umum (openbare verkopingen) ialah pelelangan dan penjualan barang, yang diadakan di muka umum dengan penawaran harga makin meningkat, dengan persetujuan harga yang makin menurun atau dengan pendaftaran harga, atau di mana orang-orang yang diundang atau sebelumnya sudah diberi tahu tentang pelelangan atau penjualan,

12 atau kesempatan yang diberikan kepada orang-orang yang berlelang atau yang membeli untuk menawar harga, menyetujui harga atau mendaftarkan. Seiring dengan penggunaan media Internet yang semakin luas dalam bidang perdagangan, mekanisme lelang kini dapat dilakukan dengan menggunakan media internet. Pelaksanaan lelang melalui internet dikenal dan juga diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106/PMK.06/2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan nomor 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1 butir 1 bahwa lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi, yang didahului dengan pengumuman lelang. Kemudian dalam Pasal 54 ayat (3) menyatakan dalam hal lelang secara tertulis tanpa kehadiran peserta lelang, peserta lelang mengajukan penawaran dengan menggunakan : a. melalui surat elektronik (email); b. melalui surat tromol pos; atau c. melalui internet. Berdasarkan ketentuan pasal tersebut, maka definisi dan mekanisme lelang mendapat perluasan makna, khususnya dari media yang digunakan untuk menyelenggarakan lelang, melalui media elektronik salah satunya yaitu internet. Lelang melalui internet termasuk jenis lelang non eksekusi sukarela dikarenakan pelaksanaannya tidak berdasar putusan pengadilan. Cara melakukan penawaran lelang melalui internet dilakukan secara tidak langsung dan tertulis. Penawaran lelang tidak langsung dalam lelang noneksekusi sukarela melalui

13 Internet menurut ketentuan Pasal 57 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106/PMK.06/2013, setidak-tidaknya harus memenuhi ketentuan yaitu harus menggunakan perangkat lunak yang khusus untuk penyelenggaraan lelang melalui Internet dengan harga semakin meningkat, peserta lelang yang sah mendapatkan nomor peserta lelang dan sandi akses (password), penawaran dilakukan secara berkesinambungan sejak waktu yang ditetapkan sampai dengan penutupan penawaran sebagaimana disebutkan dalam pengumuman lelang, nilai limit bersifat terbuka/ tidak rahasia dan harus ditayangkan dalam situs, peserta lelang dapat mengetahui penawaran tertinggi yang diajukan oleh peserta lelang lainnya secara berkesinambungan, dan pejabat lelang mengesahkan penawar tertinggi sebagai pembeli berdasarkan cetakan rekapitulasi yang diproses perangkat lunak lelang melalui internet pada saat penutupan penawaran. Notaris sebagai pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh Undangundang. Notaris diberikan tanggung jawab sebagai Pejabat Lelang Kelas II dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 175/PMK.06/2010 tentang Pejabat Lelang Kelas II.

14 Lelang melalui internet di dalam dunia perdagangan secara elektronik (ecommerce) dikenal dengan istilah electronic auction (e-auction). 2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas yaitu: a. Apakah fungsi media elektronik dalam suatu pelelangan umum? b. Bagaimanakah perlindungan hukum para pihak dalam suatu pelelangan umum yang menggunakan media elektronik 3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui dengan jelas fungsi media elektronik dalam suatu pelelangan umum. b. Untuk mengetahui perlindungan hukum para pihak dalam suatu pelelangan umum yang menggunakan media elektronik. 4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian sekaligus penyusunan penulisan tesis ini, diharapkan dapat berguna dan bermanfaat, baik secara Teoritis maupun secara Praktis, diantaranya: 1. Secara Teoritis Memberikan manfaat berupa pemahaman dan pengetahuan, bagi pengembangan substansi dibidang ilmu hukum dan kontribusi mahasiswa kita dalam Hukum pertanahan di Indonesia. 2. Secara Praktis

15 a. Bagi Penulis Dengan adanya penulisan hukum ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman penulis terhadap khususnya mengenai lelang melalui media elektronik dan perlindungan hukumnya di Indonesia. b. Bagi Masyarakat Hasil penulisan ini diharapkan memberikan informasi bagi masyarakat khususnya saat mengikuti lelang yang diadakan melalui media elektronik. 5. Metode Penelitian a. Pendekatan Masalah Penelitian hukum merupakan proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi. 1 Pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah statute approach dan conceptual approach. Pendekatan perundang-undangan (statute approach), dilakukan dengan menelaah semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan isu hukum yang sedang ditangani. 2 Dalam penelitian ini pendekatan dilakukan dari aspek hukum yang bertitik tolak pada esensi sistematika perundang-undangan yang ada. Conceptual approach (pendekatan konseptual) yaitu pendekatan yang beranjak dari pandangan pandangan dan doktrin doktrin yang berkembang dalam ilmu hukum. 3 1 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Media Group, Jakarta, 2005, hlm. 35. 2 Ibid hlm. 93 3 Ibid hlm. 95

16 b. Bahan Hukum Adapun bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang diperoleh melalui sumber langsung dari objek penelitian, yakni: undang-undang, doktrin (pendapat para sarjana), serta peraturan perundangundangan lainnya yang terkait dengan penelitian. Sedangkan bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan menegenai bahan hukum primer. Dalam penelitian ini, bahan hukum sekunder diperoleh dari buku hukum, kamus hukum, majalah hukum, artikel hukum di internet, serta jurnal hukum yang berkaitan dengan pokok permasalahan. c. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Bahan Hukum Pengumpulan bahan hukum dalam penulisan tesis ini dilakukan dengan cara membaca serta mempelajari bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder. Pengolahan bahan hukum sekunder dalam tesis ini dilakukan dengan metode deduktif, yaitu metode pengolahan bahan hukum yang bertolak dari prinsip umum, dimana peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang lelang, mengkaji buku-buku kepustakaan, majalah majalah dan artikel artikel serta situs situs internet yang berkaitan untuk menyelesaikan permasalahan yang dikemukakan dalam penulisan tesis ini. d. Analisis Bahan Hukum Pengolahan bahan hukum adalah suatu metode dimana bahan hukum yang diperoleh dari hasil penelitian dikelompokkan dan dipilih kemudian dihubungkan

17 dengan pokok permasalahan yang akan diteliti menurut kualitas dan kebenarannya, sehingga dapat menjawab permasalahan yang ada. Pengolahan bahan hukum disini dimaksudkan sebagai suatu penjelasan dan menginterpretasikan sistematis. Sistematis menunjukkan cara berfikir deduktif, yaitu menganalisis hal-hal yang sifatnya umum dari peraturan perundang-undangan, pendapat para sarjana maupun literatur dan kenyataan yang diperoleh dari praktik, kemudian disimpulkan menjadi hal-hal yang bersifat khusus untuk menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. 6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan model kerangka penulisan yang berurutan dan sistematis agar memudahkan penulis untuk melakukan pengembangan penulisan dengan baik, dan memudahkan pembaca dalam mengetahui isi dari penulisan tesis ini secara menyeluruh. Sistematika penulisan tesis ini terdiri dari empat bab, masing-masing bab terdiri dari beberapa sub-sub judul. BAB I merupakan pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah dan rumusannya, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, dan manfaat penelitian yang terdiri dari aspek teoritis dan aspek praktis, metode penelitian yang meliputi : tipe penelitian, pendekatan masalah, bahan hukum, teknik pengumpulan dan analisa bahan hukum, teknik pengolahan bahan hukum dan sistematika penulisan. BAB II membahas pokok permasalahan pertama yaitu fungsi media internet dalam pelalangan umum, mengenai sistem pelelangan secara umum khususnya yang dilakukan melalui media elektronik, syarat-syarat sahnya

18 perjanjian jual beli, kewajiban penjual dan pembeli, fungsi dan mekanisme jual beli lelang melalui media elektronik. BAB III merupakan pembahasan pokok permasalahan yang kedua yakni mengenai perlindungan hukum bagi para pihak yang melakukan transaksi lelang melalui media elektronik, akan dibahas mengenai pengertian wanprestasi, saat terjadinya wanprestasi, dan sanksi yang dikenakan kepada para pihak karena wanprestasi tersebut. BAB IV sebagai bagian penutup yang memuat tentang kesimpulan untuk semua pokok permasalahan yang dibahas dalam BAB II dan BAB III. Pembahasan dalam tiap bab diharapkan memperoleh kesimpulan yang akan disusun secara sistematika dan objektif, sehingga akan mendapatkan sebuah konklusi yang utuh, pada akhirnya akan direkomendasikan beberapa saran pada hasil kesimpulan yang ada.