BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan salah satu pusat perekonomian yang memiliki peranan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memuaskan kebutuhan hidup. Akan tetapi, pada perkembangan selanjutnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pemukiman dapat menjadi suatu bukti adanya aktivitas atau

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur. Di pulau ini ditemukan banyak tinggalan arkeologis yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Timor Tengah Selatan dirancang sebagai penelitian cultural studies

WILAYAH KERAJAAN AMARASI, NUSA TENGGARA TIMUR: ANALISIS KEWILAYAHAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

D. Hubungan antara Antropologi-Sosial dan Sosiologi

BAB I PENDAHULUAN. keunikan tersendiri yang melambangkan kekhasan masing-masing daerah.

BAB 1. Pendahuluan. kepada manusia lainnya. Karena itu, manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Arsitektur merupakan hasil dari faktor-faktor sosiobudaya, sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. seseorang akan mampu menilai banyak hal mengenai budaya seperti gaya hidup,

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkup sosio-kultural yang lebih sempit, salah satu manfaat

STUDI POLA MORFOLOGI KOTA DALAM PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA DI KABUPATEN KENDAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

PENERAPAN PENDEKATAN EKOLOGI TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN PASAR UJUNG BERUNG KOTA BANDUNG 1

STUDI PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA TEGAL MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI KOTA TUGAS AKHIR. Oleh : PRIMA AMALIA L2D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

POLICY BRIEF ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KAWASAN PERBATASAN

BAB I PENDAHULUAN. golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.

1 Belshaw, Cyril S Tukar-Menukar Tradisional dan Pasar Modern. Jakarta : Gramedia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. bermakna kultural bagi masyarakatnya. Sayang sekali sebagian sudah hilang

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, baik itu tarian, lagu, seni rupa, karya sastra, kuliner, dan lain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. ilmiah tentang peninggalan masa lalu manusia. Di dalam ilmu arkeologi terdapat subsub

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior Museum Tapis Lampung di Kota Bandar Lampung dengan

BAB I PENDAHULUAN. anggapan orang dengan kata bir yang berarti minuman yang mengandung alkohol

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengumpulan data, analisis, dan penyajian hasil penelitian. Penulisan

BAB VIII BENTUK-BENTUK PASAR. Kata Kunci PETA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan maupun di pedesaan. Eksisnya pasar tradisional di tengah-tengah

PERTEMUAN 3 PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI MATA KULIAH ANTROPOLOGI BUDAYA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA

Memotret Utuh Keragaman Budaya

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi yang tanpa batasan ruang dan jarak, yang semakin. tumbuh dan berkembangnya peradaban baru di abad 21 ini.

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara yang sangat unik di dunia. Suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. akan berubah entah itu memerlukan proses yang lambat ataupun cepat.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Y, Wartaya Winangun, Tanah Sumber Nilai Hidup, Yogyakarta: Kanisius, 2004, hal

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. Dampak Keberadaan Pasar Kaget Terhadap Perubahan Kehidupan Sosial-ekonomi Masyarakat desa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang. merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

pernah dialami oleh sesepuh dalam kelompok kejawen dilakukan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologinya (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan yang dibuat agar diketahui masyarakat. Misalnya ; kampanye, seminar,

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang disebut masyarakat. Seperti yang kita ketahui pada zaman yang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah empiris dan mengunakan pendekatan kualitatif.

BAB III PRAKTEK JUAL BELI PIRING BONUS DI TOKO NURUL ILMU MAUMERE NUSA TENGGARA TIMUR. A. Gambaran tentang Toko Nurul Ilmu Maumere Nusa Tenggara Timur

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rencana Strategis Daerah Kab. TTU hal. 97

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan. hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu

Bab I PENDAHULUAN. sesamanya. Hubungan sosial di antara manusia membentuk suatu pola kehidupan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

TERMINAL PENUMPANG LOMBOK INTERNATIONAL AIRPORT Penekanan Konsep Desain Renzo Piano

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. To live in the future, one must first understand their history by. anonymous. Pernyataan ini menjelaskan tentang mengapa manusia

BAB I PENDAHULUAN. Tempat tinggal merupakan suatu kebutuhan dasar bagi setiap manusia dalam


BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan budaya lokal, telah menampilkan budaya yang lebih elegan.

BAB I PENDAHULUAN. Glodok masa kini yang dikenal sebagai pusat perdagangan elektronik dan salah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik semua kebudayaan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kerangka berpikir Arkeologi maka digunakan penelitian kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau salah satu jenis kesenian sebagai hasil karya manusia, seringkali

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan masyarakat, masyarakat dengan individu, dan masyarakat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar merupakan salah satu pusat perekonomian yang memiliki peranan yang penting, karena mempertemukan penjual dan pembeli. Pembeli membutuhkan komoditas untuk memenuhi kebutuhannya dan penjual membutuhkan pembeli agar mereka juga mendapatkan keuntungan dari komoditas yang dijual (Batu, 1990: 4). Definisi pasar secara umum sebagai tempat berkumpulnya masyarakat untuk berjual beli terutama yang berhubungan dengan kebutuhan hidup seharihari. Pasar dapat diartikan juga sebagai suatu ruang terbuka yang berisi barangbarang pajangan untuk dijual atau dapat juga disebut sebagai kompleks tempat barang-barang kebutuhan yang mudah didapatkan atau dijual (Jatmiko, 1999: 14). Dalam skala kecil pasar berfungsi sebagai tempat bertemunya antara penjual dengan pembeli untuk saling memenuhi kebutuhan masing-masing baik untuk kebutuhan yang bersifat konsumtif maupun dalam bidang jasa (Batu, 1990: 4). Ditinjau dari sistem perdagangannya, pasar sebagai wadah perdagangan terbagi menjadi dua, pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional merupakan suatu wadah perdagangan yang aktivitas perdagangannya masih menyertakan komponen perdagangan secara langsung, yaitu adanya barang, pembeli dan penjual di suatu tempat (Sutiyani, 2003: 4). Adapun pasar modern merupakan wadah atau tempat suatu aktivitas perdagangan yang tidak 1

2 mengharuskan adanya elemen-elemen aktivitas perdagangan tersebut (Sutiyani, 2003: 4). Dalam suatu kota, pasar merupakan tanda pengenal kota yang juga berperan sebagai daya tarik terhadap orang-orang untuk datang berkunjung (Sumintarsih, 2011: 20). Dalam pelaksanaan pemerintahan masa lalu, keberadaan pasar sangat penting karena dapat menjadi identitas sebuah wilayah dan juga sebagai sumber pemasukan bagi penguasa setempat (Poesponegoro, 1990: 30). Peranan pasar juga dapat dilihat sebagai pusat kebudayaan. Di dalam pasar, proses sosial budaya terjadi akibat kontak nilai-nilai dan barang. Oleh karena itu pasar pada masyarakat di samping berperan sebagai pusat ekonomi sekaligus sebagai pusat kebudayaan. Sebagai pusat ekonomi, pasar melancarkan kegiatan-kegiatan yang bersifat ekonomi, sedangkan sebagai pusat kebudayaan, pasar menjadi sumber informasi bagi masyarakat sekitarnya (Batu, 1990: 4). Pasar selain sebagai tempat bertemu pembeli dan penjual, atau antar pembeli, atau antar penjual, pasar juga sebagai tempat untuk melakukan interaksi sosial. Di pasar mereka saling memberitahu aktivitas sosial, misalnya perkawinan, upacara adat, maupun aktivitas lainnya termasuk mencari jodoh (Nayati, 2005). Peranan pasar yang dilihat dari pusat kegiatan ekonomi yaitu perubahanperubahan yang terjadi di bidang produksi, konsumsi maupun distribusi (Batu, 1990: 5). Perubahan bukan hanya dalam waktu yang pendek, namun juga dapat membantu menengarai perubahan konsumsi masyarakat dalam jangka waktu yang panjang. Hal ini juga karena pasar dapat disebut sebagai suatu sistem (Nastiti, 2003: 53). Sistem pasar disini adalah segala sesuatu yang berkaitan dan

3 berhubungan satu sama lain yang berada di dalam pasar dalam wilayah yang kecil, sedang maupun luas; serta dalam jangka waktu yang pendek, menengah maupun panjang. Pasar sebagai suatu sistem merupakan suatu kesatuan dari komponenkomponen yang mempunyai fungsi untuk mendukung komponennya secara keseluruhan. Dengan demikian maka sistem pasar tampak sebagai suatu kesatuan yang koheren, sehingga terjadi saling ketergantungan atau interdependensi diantara masing-masing komponen pasar tersebut (Nastiti, 2003: 53). Pasar merupakan pranata penting dalam kegiatan ekonomi dan kehidupan masyarakat sejak dulu. Timbulnya pasar tidak lepas dari kebutuhan ekonomi masyarakat. Tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi dari hasil produksinya sendiri, atau sebaliknya kelebihan dari hasil produksinya perlu tempat atau sarana untuk menyalurkannya. Pemenuhan kebutuhan untuk mendapatkan barang dengan cara menukar atau membeli, kemudian mendorong timbulnya sebuah arena perdagangan yang disebut dengan pasar (Sumintarsih, 2011: 18). Salah satu pasar tradisional yang terdapat di Pulau Nusa Tenggara Timur, terdapat di wilayah Kerajaan Amarasi di Baun. Pasar tersebut dijadikan sebagai sarana pemenuh kebutuhan hidup bagi masyarakat Kerajaan Amarasi, yang saat ini secara administratif telah berubah menjadi Kecamatan Amarasi. Pasar ini dahulu merupakan wilayah Kerajaan Amarasi. Kerajaan Amarasi merupakan salah satu kerajaan di Nusa Tenggara Timur, dari banyaknya kerajaan seperti Kerajaan Biboki, Insana, Amanatun, Amanuban dan Wehali (Parera, 1994: 176). Menurut sejarah, Kerajaan Amarasi ada sejak tahun 1643 dan beribu kota di Buraen, dan

4 menjadi tempat persembunyian Kerajaan Taebenu dan selama 18 tahun Kerajaan Taebenu menetap di Amarasi (Hagerdal, 2012: 102). Kerajaan Amarasi diperintah oleh raja yang pertama yakni Raja Ishak Koroh (Parera, 1994: 176). Namun mulai tahun 1960-an Kerajaan Amarasi beribu kota di Baun, raja yang memerintah adalah Viktor Koroh. Saat ini Kerajaan Amarasi secara de jure sudah tidak ada, namun secara de facto, kerajaan ini masih kuat keberadaannya. Saat ini Kerajaan Amarasi secara administratif telah menjadi sebuah kecamatan, yaitu Kecamatan Amarasi. Kecamatan tersebut menjadi salah satu kecamatan dari bagian Kabupaten Kupang dengan Ibukota di Baun. Namun secara adat, di Kecamatan Amarasi ini, Raja Amarasi atau yang disebut dengan Usif masih memiliki pengaruh yang kuat. Dengan kata lain camat yang memimpin Kecamatan Amarasi pun patuh terhadap Usif Amarasi, terutama dalam urusan adat. Usif saat ini adalah Usif ke-21 yang memimpin Kerajaan Amarasi yaitu Usif Robbert Koroh. Setiap kerajaan memiliki pola tertentu. Dilihat dari Kerajaan Amarasi yang sudah lama ada sejak tahun 1643 dengan Ibu Kota di Buraen (Hagerdal, 2012: 102). Kerajaan Amarasi memiliki istana, pasar, pemukiman masyarakat, fasilitas keagamaan, dan kuburan/makam. Pasar merupakan aspek yang selalu ada dalam tata letak suatu wilayah/kerajaan. Demikian halnya dengan pasar yang berada di Kecamatan Amarasi saat ini, yaitu pasar (bekas) Kerajaan Amarasi yang ada di Baun. Pasar Amarasi ini merupakan pasar kerajaan yang menjadi sarana pemenuh kebutuhan hidup bagi masyarakat Amarasi. Pasar Kerajaan Amarasi ini hingga sekarang

5 masih digunakan. Pasar ini merupakan jenis pasar tradisional, sehingga pasar ini tidak buka setiap hari, tetapi hanya buka seminggu satu kali pada hari Sabtu. Menurut informasi yang didapatkan, dari dahulu hingga sekarang hari pasaran dan lokasi pasar tidak berubah. (Sumber : Wawancara Usif Kerajaan Amarasi, Robbert Koroh tanggal 18 Mei 2013, 15.00 WITA) Walaupun lokasinya tetap, tetapi pasar ini sudah diperluas dan ada tambahan bangunan permanen. Jenis komoditas yang dijual beragam seperti pasar-pasar yang ada di Nusa Tenggara Timur. Keberagaman komoditas tersebut juga mendapat pengaruh dari kebutuhan masyarakat atau pembeli yang mulai beragam, menyesuaikan dengan kebutuhan uang saat ini. Saat ini data sejarah Amarasi hanya berupa pemerintahan raja-rajanya saja (Parera, 1994: 175). Kehidupan masyarakat Amarasi jarang diungkapkan. Untuk itu penelitian tentang pasar di Amarasi penting untuk merekonstruksi aktivitas perdagangan masa lalu di Pasar Amarasi yang terletak di Baun. 1.2. Permasalahan Berhubungan dengan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana pasar Kerajaan Amarasi di Baun pada tahun 1960? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini untuk mengetahui pasar sebagai pusat perekonomian dalam suatu wilayah Kerajaan Amarasi. Selanjutnya dari penelitian ini peneliti ingin

6 mengetahui Pasar Tradisional Baun Amarasi, serta merekonstruksi aktivitas perdagangan masa lalu di Pasar Baun, bekas pasar kerajaan Amarasi. Penelitian terhadap Pasar di Baun, penting dilakukan untuk merekonstruksi aktivitas perdagangan Pasar Baun Amarasi pada tahun 1960 dengan melihat aktivitas Pasar Amarasi pada masa kini (tahun 2013). Rekonstruksi Pasar Amarasi ini penting untuk dilakukan karena melihat bahwa pasar ini sudah ada sejak lama. Selain itu pada Pasar Amarasi ini tidak banyak yang berubah, terutama hari pasaran yang masih sama sejak dahulu dan lokasi yang tidak berubah dari dulu hingga saat ini. Penelitian Pasar Amarasi penting dilakukan bagi Ilmu Arkeologi, karena dengan melihat aktivitas pasar ini maka dapat digunakan dan membantu dalam menjawab paradigma arkeologi dengan merekonstruksi aktivitas perdagangan pada tahun 1960 di Pasar Baun Amarasi. Upaya yang dilakukan untuk merekonstruksi tersebut dapat dilihat melalui studi etnoarkeologi, yakni dengan menggunakan data etnografi mengenai pasar Baun Amarasi yang digunakan untuk merekonstruksi aktivitas pasar Baun pada tahun 1960. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini dibedakan atas ruang lingkup kajian dan ruang lingkup wilayah. Ruang lingkup kajian meliputi aktivitas perdagangan di Pasar Baun Amarasi. Ruang lingkup wilayah penelitian meliputi wilayah Baun, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

7 1.5. Metode Penelitian Metode merupakan cara kerja untuk memperoleh dan mengelola objek pada suatu penelitian. Sifat penelitian ini adalah eksploratif dengan penalaran induktif, yaitu dengan mencari data tentang aktivitas pasar Baun di Kerajaan Amarasi. Metode penalaran ini diawali dengan pengumpulan data atau deskripsi data. Data tersebut kemudian dianalisis dan akhirnya ditarik kesimpulan. Selain itu, dalam penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan etnoarkeologi yaitu merekonstruksi aktivitas pasar Baun Amarasi pada tahun 1960. Pengertian Etnoarkeologi dalam studi ini menjelaskan peristiwa masa lampau, yaitu mengenai aktivitas perdagangan yang ada di Pasar Baun Amarasi dengan menggunakan data etnografi, yaitu pengamatan terhadap perilaku yang masih berlangsung sehingga tidak ada lagi kesenjangan antara data arkeologi yang ditemukan dengan pola tingkah laku yang menyebabkannya (Tanudirjo, 1989: 34). Ada beberapa pengertian untuk etnoarkeologi menurut beberapa ahli, Etnoarkeologi adalah Ilmu yang mempelajari aspek-aspek tingkah laku sosio kultural masa kini dari perspektif arkeologi (Kramer, 1979: 1). Kemudian dijabarkan dalam penggunaan analogi secara teoritis yang dihasilkan dari observasi masa kini untuk membantu dalam interpretasi tentang proses dan kejadian masa lalu (Kramer, 1979: 2). Pendekatan yang mencoba untuk menentukan bagaimana tingkah laku yang nampak dapat dipantulkan di dalam peninggalan yang dapat ditemukan oleh arkeolog (Kramer, 1979: 2). Seperti halnya seorang arkeolog berbalik untuk mempelajari evolusi budaya dan

8 rekonstruksi perilaku manusia dan lingkungan masa lalu, mereka menyadari bahwa refleksi yang masuk akal pada pengalaman mereka sendiri dan pada kekayaan informasi sejarah dan etnografi pada masyarakat (Kramer, 1979: 1). Kemudian pendapat ahli lainnya menurut Colin dan Paul Bahn (1991), Etnoarkeologi adalah studi yang mencakup penggunaan maupun makna artefak, bangunan, dan struktur-struktur masa kini dalam suatu masyarakat yang masih hidup, dan bagaimana barang-barang itu tergabung dalam catatan arkeologi. Terdapat pula pengertian Etnoarkeologi menurut Mundardjito (1981), adalah cabang disiplin arkeologi yang berusaha mempelajari dan menggunakan etnografi untuk menangani masalah-masalah arkeologi. Hakekat dari etnoarkeologi sendiri adalah studi masa kini untuk melihat masa lalu. Dari data etnografi Pasar Baun Amarasi yang didapatkan, maka etnoarkeologi digunakan sebagai cara untuk menjawab semua persoalan yang berkaitan dengan pemikiran arkeologi dan perspektif arkeologi. Data etnografi mengenai pasar Amarasi yakni mengenai aktivitas masa lalu apa saja yang ada di pasar Baun Amarasi pada tahun 1960, dimana aktivitas tersebut berupa aktivitas ekonomi, sosial dan budaya. Untuk itu, pendekatan etnoarkeologi ini juga akan digunakan untuk dapat merekonstruksi aktivitas pasar Baun Amarasi pada masa lalu (1960). Data-data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan itu adalah data-data observasi lapangan serta wawancara terhadap sasaran penelitian dan studi literatur. Untuk membahas permasalahan yang diajukan dapat menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

9 1.5.1. Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan melalui Observasi / Pengamatan langsung di lapangan dan Studi Pustaka. a. Observasi Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Penelitian ini menggunakan Observasi langsung yang dilakukan terhadap objek di lapangan yang bertujuan untuk merekam sebanyak mungkin data di pasar dan lingkungan yang ada di sekitar Pasar Baun Amarasi. Dari observasi yang dilakukan didapatkan, berupa barang-barang komoditas apa saja yang dijual saat hari pasaran berlangsung, adanya transaksi penjualan gelang-gelang atau barang adat yang dilakukan sesuai permintaan dan kesepakatan, adanya pembeli dan penjual yang masih mengenakan pakaian tradisional atau adat dan ada pula yang sudah mengenakan pakaian modern, serta bahasa yang digunakan terdapat Bahasa Indonesia maupun Bahasa Lokal. Observasi yang dilakukan juga dengan melihat, mencatat dan mendokumentasikan artefak yang dimiliki oleh Usif Amarasi seperti ikat pinggang, wadah sirih pinang, dan manik-manik serta adapula perlengkapan acara adat. Artefak atau barang tersebut didapat dari adanya pertukaran barang lokal yang ditukarkan dengan komoditas non lokal, sehingga muncul adanya barangbarang Kerajaan Amarasi tersebut. Observasi dilakukan saat hari pasaran berlangsung yakni pada Hari Sabtu dan Hari Minggu ketika kondisi pasar sedang tidak ada aktivitas perdagangan di

10 dalamnya. Observasi terhadap Pasar Baun Amarasi ini dibantu oleh 7 orang peneliti 1 termasuk penulis yang terjun langsung mengamati kondisi dan aktivitas perdagangan di Pasar Baun Amarasi. b. Studi Pustaka Studi Pustaka dilakukan dengan melihat sumber-sumber tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen, buku-buku, dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan tema penelitian yang akan dikaji. Sumber tentang Kerajaan Amarasi serta pasar di Amarasi diperlukan untuk dapat memberikan informasi tentang aktivitas kehidupan masa lalu Amarasi, sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai bahan analisis untuk menjawab mengenai permasalahan penelitian. c. Wawancara Wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang ada dan mendapatkan keterangan yang tidak terdapat dalam pustaka atau tidak tampak pada data lapangan. Wawancara dilakukan dengan narasumber yang mengetahui permasalahan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan. Wawancara akan dilakukan dengan metode snowball, yaitu peneliti akan mengajukan pertanyaan kepada narasumber secara tanya-jawab dan tidak 1 Merupakan penelitian payung dengan Tema Karakteristik Perdagangan Kayu Cendana Timor Sebelum Abad 19 : Upaya Untuk Menjadikan Kembali Kayu Cendana Sebagai Komoditas Dunia. Peneliti tersebut yakni Dr. Widya Nayati, M.A., Jujun Kurniawan, S.S. M.A., Wachid Azis, Sekar Mirah Satriani, Sinta Akhirian,S.S. dan Cipta Giyanto, S.S. Penelitian ini merupakan penelitian Hibah FIB UGM Tahun 2013.

11 menggunakan kuesioner, sehingga narasumber akan menjawab pertanyaan tersebut dengan uraian, dan pertanyaan akan bergulir sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh narasumber. Narasumber yang diwawancarai adalah narasumber yang paham dengan pasar, komoditas, sejarah Kerajaan Amarasi, sejarah pasar, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Wawancara diajukan terhadap narasumber yang mengetahui tentang sejarah dari Kerajaan Amarasi dan sejarah Pasar Amarasi, maupun aktivitas perdagangan yang ada di Pasar ini. Narasumber yang diwawancarai adalah orangorang tua, pejabat kerajaan, pejabat kecamatan yang mengerti dan paham terhadap Sejarah Kerajaan Amarasi dan pasar Baun Amarasi yang menjadi bagian penting bagi kerajaan tersebut. Narasumber yang diwawancarai diantaranya adalah Usif dari Kerajaan Amarasi saat ini, yaitu Usif Robbert Koroh. Kemudian istri dari Usif Amarasi, tetua adat di Amarasi serta beberapa pedagang yang berjualan di Pasar Amarasi. Wawancara dilakukan secara langsung saat observasi di lapangan, serta wawancara juga dilakukan melalui via telepon. 1.5.2. Analisis Data Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan dari permasalahan yang diajukan. Data yang diperoleh berupa data etnografi pada aktivitas Pasar Baun Amarasi di masa kini (2013) digunakan untuk merekonstruksi aktivitas perdagangan pada masa lalu (1960) di pasar yang sama, yaitu Pasar Baun Amarasi. Untuk mengetahuinya akan dilakukan dengan cara membandingkan bagaimana aktivitas pasar Baun Amarasi pada tahun 1960 dengan aktivitas pasar Baun Amarasi pada saat ini, tahun 2013.

12 Data yang diperoleh tersebut dibandingkan, baik data etnografi tentang pasar maupun data arkeologi seperti artefak milik Usif berdasarkan pada teoriteori yang ada dengan melihat serta mempelajari aspek-aspek tingkah laku sosio kultural masa kini dari perspektif arkeologi (Kramer, 1979: 1). Data etnografi yang didapat tersebut dibandingkan antara data aktivitas perdagangan Pasar Baun Amarasi yang ada pada masa kini tahun 2013, untuk melacak dan mengetahui bagaimana aktivitas perdagangan di Pasar Baun Amarasi pada tahun 1960. Data-data yang diperoleh dari hasil observasi tersebut dibandingkan, seperti dilihat dari segi komoditas yang diperjualbelikan di Pasar Baun Amarasi masa kini, dapat dilihat dan dikelompokkan dari komoditas yang sudah ada sejak dahulu dengan komoditas baru yang masuk ke pasar Amarasi. Selain itu dapat dilihat dari sistem perdagangan yang digunakan dan aturan-aturan yang ada di pasar. Bahasa yang digunakan serta pakaian yang dikenakan oleh penjual dan pembeli. 1.5.3. Kesimpulan Penarikan kesimpulan terhadap objek penelitian dilakukan setelah pertanyaan yang diajukan terjawab dan mencapai tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran Pasar Tradisional Baun Amarasi, serta merekonstruksi aktivitas perdagangan masa lalu di Pasar Baun, bekas pasar kerajaan Amarasi pada tahun 1960.

13 1.6. Tinjauan Pustaka Beberapa penelitian yang membahas mengenai pasar sudah pernah dilakukan. Penelitian yang membahas tentang pasar antara lain, penelitian yang dilakukan oleh Titi Surti Nastiti pada tahun 2003 mengenai pasar di Jawa pada Masa Mataram Kuno. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Sam Kalli Batu, dkk pada tahun 1990 yang membahas Peranan Pasar Pada Masyarakat Pedesaan daerah Nusa Tenggara Timur. Sam Kalli Batu menjelaskan tentang fungsi ekonomi, sosial dan budaya di dalam pasar. Selanjutnya skripsi sarjana oleh Sutiyani (2003) yang membahas tentang Pasar Johar di Semarang sebagai sentral ekonomi di kota Semarang dan aktivitas perdagangan di dalam Pasar Johar Semarang. Skripsi sarjana oleh Uji F. Kusmawarti (1996) yang membahas Pola Hari Pasar di Gunung Kidul. Menurutnya pasar-pasar yang ada di kawasan gunung kidul sebagian besar masih melaksanakan aktivitas jual beli dalam satu hari di lima hari pasaran, seperti Pon, Wage, Kliwon, Manis, dan Pahing. Kemudian, F.A. Soetjipto dalam tulisannya yang membahas tentang Beberapa Catatan tentang Pasar-pasar di Jawa Tengah abad 17-18, dalam tulisannya Soetjipto membahas mengenai keberadaan pasar-pasar di Jawa Tengah dimulai dari awal terbentuknya pasar, tipe-tipe dari pasar, alat transportasi hingga sistem pembayarannya. Sumintarsih, dkk (2011) membahas tentang Eksistensi Pasar Tradisional di Kota Surabaya, yang membahas mengenai eksistensi pasar di era modern, dimana telah banyak tempat perbelanjaan yang modern yang muncul di wilayah

14 perkotaan seperti carrefour, alfa, indo grosir, dan lain sebagainya. Kehadiran pasar modern memang sangat dibutuhkan untuk mengakses kebutuhan masyarakat kota yang semakin kompleks, akan tetapi tidak berarti kemudian menggeser pasar tradisional. Pasar tradisional diperlukan untuk pemberdayaan dan pembangunan ekonomi yang berbasis ekonomi rakyat. Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yakni membahas Pasar Kerajaan Amarasi di Baun, Nusa Tenggara Timur yang bertujuan untuk merekonstruksi aktivitas perdagangan pada tahun 1960 di Pasar Baun Amarasi.

15 1.7. Bagan Penelitian Bagaimana Pasar Kerajaan Amarasi di Baun pada tahun 1960? Observasi Wawancara Studi Pustaka Etnografi Pasar Baun Amarasi 2013 Sejarah Pasar Baun Amarasi 1960 -Sejarah Kerajaan Amarasi -Etnoarkeologi Analisis Etnoarkeologi - Komoditas masa lalu - Aktivitas perdagangan masa lalu - Transportasi masa lalu Rekonstruksi aktivitas perdagangan masa lalu di Pasar Baun Amarasi tahun 1960