Maria Elisabeth Robiwala 1, Dwi Ciptorini 2, Karina Dwi Handini 3 INTISARI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN STATUS EKONOMI ORANGTUA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

KARYA ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BARATAN KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2014

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI PERTAMA (KOLOSTRUM) Dl RUMAH BERSALIN AN-NISSA SURAKARTA

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun Oleh: Wiwiningsih

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, STATUS PEKERJAAN IBU DAN PERAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS WEDARIJAKSA PATI TESIS

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

Sri Janatri* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari

TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA BAYI USIA DIBAWAH 6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU KOTA SEMARANG ABSTRACT

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB III METODE PENELITIAN. yang menyangkut variable bebas dan variable terikat akan dikumpulkan. Kelurahan Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI BAYI UMUR 6-24 BULAN DI POSYANDU KARYAMULYA JETIS JATEN.

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI SAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOKAP 1 KABUPATEN KULON PROGO PROPINSI YOGYAKARTA Maria Elisabeth Robiwala 1, Dwi Ciptorini 2, Karina Dwi Handini 3 INTISARI Latar Belakang : ASI merupakan nutrisi terbaik pada awal usia kehidupan bayi. Pemberian ASI yang baik adalah apabila ASI diberikan secara eksklusif. Pada saat ini angka pemberian ASI cenderung menurun karena ASI sudah banyak diganti dengan susu botol. Hal tersebut tidak perlu terjadi bila ibu cukup mengetahui keunggulan ASI sebagai makanan terbaik bayi dan bahaya yang dapat timbul akibat mengganti ASI dengan makanan tambahan lainnya. Data pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Kokap I tahun 2010 dari ketiga desa adalah di Hargorejo bayi yang diberi ASI Eksklusif sebesar (41,60%), Hargomulyo sebesar (29,90%), dan Kalirejo sebesar (51,47%). Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI saja di wilayah kerja Puskesmas Kokap 1, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah bayi yang usia 0-6 bulan di Wilayah kerja Puskesmas Kokap 1, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta tahun 2011 yaitu 99 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 49 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Penelitian dilaksanakan bulan Januari 2012. Analisis data menggunakan analisis Chi-Square. Hasil : Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif sebagian besar dalam kategori baik sebesar 87,8%. Praktik pemberian ASI saja sebagian besar memberikan ASI saja sebesar 61,2%. Hasil analisis Chi-Square diperoleh nilai χ 2 sebesar 10,796 dengan p value sebesar 0,005 (p<0,05). Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI saja di wilayah kerja Puskesmas Kokap 1, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Kata Kunci: Tingkat pengetahuan, pemberian ASI saja, ibu 1 Mahasiswi S I Ilmu Gizi Universitas Respati Yogyakarta 2 Dosen Universitas Respati Yogyakarta 3 Dosen Universitas Respati Yogyakarta 1

THE RELATION OF MOTHER S LEVEL OF KNOWLEDGE ON EXCLUSIVE BREASTFEEDING WITH ONLY BREASTFEEDING IN THE WORKING AREA OF COMMUNITY HEALTH CENTER (PUSKESMAS) KOKAP I KULONPROGO PROVINCE OF YOGYAKARTA Maria Elisabeth Robiwala 4, Dwi Ciptorini 5, Karina Dwi Handini 6 ABSTRACT Background: Breast milk is the best nutrition at the early age of baby's life. A Good sign of breastfeeding is if the milk is given exclusively. At this time breast feeding tends to decrease because breast milk has been replaced with bottled milk. This need not happen if the mother knew enough of the breast milk superiority as the best food for the baby and the dangers that can arise due to replacing breast milk with other food. The data of Exclusive breastfeeding at the community health center (Puskesmas) Kokap I in 2010 from three villages are in Hargorejo Exclusive breast-fed infants amounted to (41.60%), Hargomulyo (29.90%), and Kalirejo (51.47%). Research objectives: Knowing the relation of mother s level of knowledge on exclusive breastfeeding with only breastfeeding in the working area of Puskesmas Kokap I Kulonprogo Province of Yogyakarta. Research Methods: The research is a descriptive analytical research with cross sectional design. The research population was infants aged 0-6 months in the working area of Puskesmas Kokap I, district Kokap, Kulonprogo Regency, Yogyakarta in 2011, that is 99 infants. Sampling technique used was stratified random sampling with a sample of as many as 49 people. Data collection using questionnaires. The Research was conducted in January 2012. Data analysis using Chi-Square analysis. Results: The level of knowledge about exclusive breastfeeding mothers are mostly in good category of 87.8%. The only Breastfeeding practices are mostly giving only breast milk amounted to 61.2%. The result of Chi-Square analysis obtained χ 2 value of 10.796 with a p value of 0.005 (p <0.05). Conclusion: There is a significant relation between mother s level of knowledge on exclusive breastfeeding mothers with only breastfeeding in the working area of Puskesmas Kokap I Kulonprogo Province of Yogyakarta. Keywords: level of knowledge, only breastfeeding, mothers 4 An undergraduate student on Nutrition Science of the Respati University Yogyakarta 5 Lecturer at Respati University Yogyakarta 6 Lecturer at Respati University Yogyakarta 2

PENDAHULUAN ASI merupakan nutrisi terbaik pada awal usia kehidupan bayi. ASI ibarat emas yang diberikan gratis oleh Tuhan karena ASI adalah cairan hidup yang dapat menyesuaikan kandungan zatnya yang dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. 1 Pada Pekan ASI sedunia Agustus 2008, The World Alliance For Breast Feeding Action (WABA) memilih tema Mother Support: Going For the Gold. Makna tema tersebut adalah suatu gerakan untuk mengajak semua orang meningkatkan dukungan kepada ibu untuk memberikan bayi-bayi mereka makanan yang berstandar emas yaitu ASI yang diberikan eksklusif selama enam bulan pertama dan melanjutkan ASI bersama makanan pendamping ASI lainnya yang sesuai sampai bayi berusia dua tahun atau lebih. 2 Keuntungan pemberian ASI diantaranya adalah ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi yaitu merupakan cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. Zat kekebalan yang terdapat pada ASI akan melindungi bayi dari penyakit menceret (diare), juga akan menurunkan kemungkinan bayi terkena infeksi telinga, batuk, pilek dan penyakit alergi lainnya. 1 Melihat manfaat ASI yang sedemikian besar sangat disayangkan jika bayi tidak mendapat ASI eksklusif dengan optimal. Berbagai penelitian menyebutkan akibat atau kerugian dari ketidak optimalan tersebut sangat besar. Apabila bayi di bawah enam bulan telah diberi makanan tambahan maka bayi akan sulit tidur di malam hari. Selain itu bayi akan mengalami gangguan-gangguan lain seperti sakit perut, mencret, sembelit, infeksi, kurang darah, dan alergi. 3 Pengetahuan ibu tentang keunggulan ASI dan cara pemberian ASI yang benar dapat menunjang keberhasilan ibu dalam menyusui. Hal ini karena ketidaktahuan ibu tentang keunggulan ASI dan resiko pemberian makanan tambahan lebih awal dapat memberi pengaruh buruk pada bayi yaitu bayi rentan terhadap penyakit infeksi dan diare. Pada saat ini angka pemberian ASI cenderung menurun karena ASI sudah banyak diganti dengan susu botol. Hal tersebut tidak perlu terjadi bila ibu cukup mengetahui keunggulan ASI sebagai makanan terbaik bayi dan bahaya yang dapat timbul akibat mengganti ASI dengan makanan tambahan lainnya. 3 Data Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, menunjukan angka pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan merupakan indikator perilaku sehat yang diharapkan. Dari 23.515 bayi baru lahir yang dipantau mendapatkaan ASI eksklusif di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2010 sebesar 7.994 (34%), meningkat 11.800 (49%) di banding tahun-tahun sebelumnya, angka ini belum mencapai target SPM (standar pelayanan minimal), sebesar 80%, sehingga perlu sosialisasi ASI pada ibu baru melahirkan untuk memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berumur enam bulan. 4 Tabel 1. Data Cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Kulonprogo No Tahun Persentase (%) 1 2008 38,42 2 2009 34,23 3 2010 34,71 3

Data pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Kokap I tahun 2010 dari ketiga desa adalah : Hargorejo jumlah 125 bayi, yang diberi ASI Eksklusif 52 bayi, persentasi (41,60%), Hargomulyo jumlah 97 bayi, yang diberi ASI Eksklusif 29 bayi, persentasi (29,90%), Kalirejo jumlah 68 bayi, yang diberi ASI Eksklusif 35 bayi, persentase (51,47%) (Laporan Program Gizi 2010). Pemberian ASI adalah salah satu intervensi yang paling handal untuk meningkatkan kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan anak. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan setelah melahirkan serta pemberian makanan pengganti ASI yang tepat mulai usia 6 bulan sampai 2 tahun dapat menurunkan angka kematian balita sebesar 20 %. ASI juga dapat mencegah kekurangan gizi, yang menjadi penyebab lebih dari separuh kematian balita di dunia. Masalah kekurangan gizi anak-anak menjadi salah satu masalah kesehatan utama di indonesia, yang penyebab utamanya adalah praktek pemberian makanan pada bayi dan balita yang kurang benar. Setelah diteliti lebih mendalam ternyata faktor penyebab utama terjadinya kematian pada bayi baru lahir dan balita adalah penurunan angka pemberian inisiasi menyusui dini (IMD) dan ASI eksklusif. Di Jakarta, durasi ratarata pemberian ASI eksklusif hanya berlangsung selama 18 hari. Di Jakarta Utara dari 9.897 bayi hanya sekitar 17% atau sekitar 1.682 bayi baru lahir yang diberi IMD dalam 1 jam pertama persalinan dan hanya sekitar 28% atau sekitar 2771 bayi dibawah 6 bulan yang diberi ASI eksklusif. 6 Penelitian juga membuktikan bahwa bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif memiliki peluang 14,3 kali lebih besar untuk meninggal karena serangan berbagai penyakit 3. Sedangkan menurut. 7 bayi yang diberi MP ASI / PASI akan mempunyai resiko 17 kali lebih besar kemungkinan terkena ISPA. Berdasarkan latar belakang diatas bahwa penyebab utama terjadinya kematian pada bayi baru lahir dan balita adalah penurunan angka pemberian inisiasi menyusui dini (IMD) dan ASI eksklusif. Dari hasil persentasi ketiga Desa di Kecamatan Kokap I, cakupan pemberian ASI Eksklusif masih sangat rendah. Belum semua ibu memberikan ASI eksklusif pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI eksklusif dengan Pemberian ASI Saja di Wilayah kerja Puskesmas Kokap 1, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif, kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara kedua variabel. Pada penelitian ini dilakukan analisis hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI Saja di puskesmas Kokap I, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo tahun 2011. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan cross Sectional yaitu pengumpulan data tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan pengumpulan data pemberian ASI Saja dilakukan secara bersamasama. 4

B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kokap 1, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo pada bulan Januari Tahun 2012. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Dalam penelitian ini populasinya yaitu bayi yang usia 0-6 bulan di Wilayah kerja Puskesmas Kokap 1, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta tahun 2011 yaitu 99 orang 2. Sampel Penelitian Untuk kepentingan pengambilan sampel, peneliti menentukan kriteria inklusi sebagai berikut: ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang tinggal di wilayah Kokap 1; bersedia menjadi responden dengan mengisi surat persetujuan. Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah 49 responden D. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (independent) : Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif 2. Variabel terikat (dependent) : Pemberian ASI Saja E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data 1. Data Primer Data Primer adalah data yang dikumpulkan pada saat penelitian. Data primer meliputi data pengetahuan ibu dan data pemberian ASI Saja. Cara pengumpulan data primer : a. Identitas responden diperoleh dengan wawancara. b. Data pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dan pemberian ASI Saja, diperoleh dengan melakukan test dengan alat bantu kuesioner. c. Pengumpulan data pada saat penelitian peneliti dibantu oleh ketua kader posyandu. 2. Data Sekunder Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah data jumlah ibu yang memiliki bayi yang berumur 0 bulan sampai 6 bulan di Puskesmas Kokap 1, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon progo, Yogyakarta. Data sekunder diperoleh dari buku catatan administrasi KIA Puskesmas Kokap 1, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian yakni menggunakan dua buah kusioner yaitu : 1. Instrumen untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hubungan tingkat pengetahuan responden tentang ASI Eksklusif adalah kuesioner tertutup sebanyak 20 butir pertanyaan dengan alternative jawaban Benar dan 5

Salah. Cara penilaian pada pertayaan favorable, jawaban benar diberi nilai satu dan jawaban salah di beri nilai nol. Sedangkan pada unfarorable, nilai satu di berikan pada jawaban salah dan nilai nol di berikan pada jawaban benar. Instrumen untuk mengukur tingkat pemberian ASI Saja kepada bayi. 2. Instrumen untuk mengukur pemberian ASI Instrumen ini digunakan untuk mengukur sikap responden tentang pemberian ASI Saja dengan menggunakan kuesioner tertutup dengan 10 butir pertayaan. G. Definisi Operasional 1. Pengetahuan ibu dalam pemberian Asi Eksklusif Pengetahuan ibu adalah kemampuan ibu untuk mengingat dan mengenal tentang Asi Esklusif (ASI) yang diperoleh dari beberapa sumber. Parameter : nilai 0-100 Baik : 75-100% Sedang : 56-74% Kurang : <55% Di hitung dengan rumus: Jumlah skor benar x 100% Jumlah item Skala : Ordinal 2. Praktik Pemberian ASI Saja Adalah bayi yang diberikan ASI saja tanpa ada tambahan cairan atau makanan padat selain obat-obatan dan vitamin sejak lahir sampai dengan bayi usia sekarang. Ya : Jika dari lahir sampai usia bayi sekarang pada saat pengambilan data hanya diberikan ASI saja tanpa ada tambahan cairan atau makanan padat selain obat-obatan dan vitamin. Tidak : Jika dari bayi lahir sampai usia bayi sekarang pada saat pengambilan data pernah diberikan tambahan cairan atau makanan padat selain obat-obatan dan vitamin. Skala : Ordinal H. Jalannya Penelitian 1. Tahap persiapan a. Mengurus izin penelitian ke Kabupaten Kulon Progo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon progo, Yogyakarta. b. Melakukan koordinasi dengan Puskesmas Kokap1, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon progo, Yogyakarta tentang rencana penelitian, penentuan waktu penelitian dan persyaratan pelaksanaan penelitian. c. Melaksanakan pertemuan dengan kader posyandu untuk meminta kesediaan kader waktu penelitian. 2. Tahap penelitian a. Mendatangi tempat posyandu balita usia 0-6 bulan yang dijadikan sampel penelitian. b. Membagikan kuesioner kepada setiap ibu balita yang menjadi sampel. 6

c. Penelitian di posyandu selanjutnya dilakukan pada waktu yang berbeda sampai memperoleh jumlah responden yang diinginkan. 3. Pengolahan dan Analisa Data a. Pengolahan Data Pengolahan data dalam penelitian ini adalah menggunakan beberapa langkah sebagai berikut : 1) Editing yaitu memeriksa data yang telah dikumpulkan yaitu berupa daftar pertanyaan. 2) Coding yaitu memberikan kode pada variabel bebas dan variabel terikat untuk mempermudah pengolahan data. 3) Tabulasi adalah menyusun data ke dalam master data 4) Entry adalah memasukan data ke dalam computer b. Analisis Data 1) Analisis univariate Analisis univariate dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk distribusi responden menurut kelompok umur, distribusi kelompok menurut tingkat pendidikan, distribusi responden menurut tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan distribusi responden pemberian ASI Saja di Wilayah kerja Puskesmas Kokap 1, Kecamatan Kulon progo, Kabupaten Kokap, Yogyakarta tahun 2011. 2) Analisis bivariate Menentukan bivariate dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI Saja di Wilayah kerja Puskesmas Kokap 1, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon progo, Yogyakarta tahun 2011. 3) Menurut Ho dan Ha Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI Saja di Wilayah kerja Puskesmas Kokap 1, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulionprogo, Yogyakarta tahun 2011. Ha : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI Saja di Wilayah kerja Puskesmas Kokap 1, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon progo, Yogyakarta tahun 2011. c. Uji statistik Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI Saja di Wilayah kerja Puskesmas Kokap 1, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta tahun 2011, maka uji statistiknya menggunakan rumus Uji Chi-Square sebagai berikut: X 2 = (ƒ 0 ƒ n ) 2 ƒ 0 7

Dimana : X 2 f 0 f n = Chi-Square = Frekuensi yang diobservasi = Frekuensi yang diharapkan Selanjutnya dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka X 2 hitung dibandingkan dengan X 2 tabel. Jika X 2 hitung > X 2 tabel maka H 0 ditolak dan H a diterima (Arikunto, 2006). Disamping itu dilihat pula pada nilai signifikan (ρ). Jika nilai ρ < 0,01 (pada taraf signifikansi 5%) berarti ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI Saja di Wilayah kerja Puskesmas Kokap 1, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta tahun 2011. d. Uji koefisien kontingensi Untuk mengetahui kekuatan hubungan antar variabel, digunakan perhitungan koefisien kontingensi yang dapat dicari setelah harga kritik Chi-Square diperoleh. Rumus koefisien kontingensi menurut Arikunto, (2006) adalah sebagai berikut: C = koefisien kontingensi x 2 = nilai chi-square hitung n = jumlah sampel Interpretasi koefisien kontingensi 0,00 1.99 = Sangat rendah 0,20 0,399 = Rendah 0,40 0,599 = Cukup berarti / sedang 0,60 0,799 = Kuat 0,80 1,00 = Sangat kuat 8

I. Etika Penelitian Responden atau subjek penelitian diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian sebelum penelitian dilakukan. Semua informasi dan data yang diperoleh dari subjek penelitian hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian dan dijaga kerahasiaannya. Sebagai bukti kesediaan responden mengikuti penelitian, responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan penelitian (informed consent.) HASIL 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kokap 1, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Puskesmas Kokap I merupakan salah satu Puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Kokap. Batasbatas wilayah Puskesmas Kokap I meliputi sebelah utara Kecamatan GIri Mulyo, sebelah barat Kabupaten Purworejo, sebelah selatan wilayah Puskesmas Temon I dan sebelah timur Kecamatan Pengasih. Puskesmas Kokap I memiliki wilayah kerja di tiga desa yaitu Hargomulyo, Hargorejo, dan Kalirejo yang terdiri dari Sembilan puluh lima dusun dengan luas wilayah 4537,15 Ha. Desa Hargorejo luasnya 1543,45 Ha, Desa Kalirejo luasnya 1471,73 Ha dan Desa Hargomulyo luasnya 1521,97 Ha. Puskesmas Kokap I sendiri berada dalam wilayah Kecamatan Kokap dengan luas wilayah daerah 5490,42 Ha. Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas I Kokap terdiri dari 1 Kepala Puskesmas, 2 dokter umum, 1 dokter gigi, 6 perawat, 1 perawat gigi, 4 bidan Puskesmas, 3 bidan desa, 1 imunisasi, 1 sanitarian, 1 administrasi obat, 1 asisten apotaker, 2 SP2TP, 1 petugas pendaftaran, 1 rekam medis, 1 nutrision, 2 laboratorium, 1 penjaga malam, 1 sopir, 8 JMD dan 4 tenaga administrasi. Berkaitan dengan pendidikan kesehatan, Puskesmas Kokap I mempunyai program penyuluhan kesehatan masyarakat. Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Kegiatan yang dilakukan meliputi penyeberluasan informasi kesehatan, pembinaan dan pengembangan peran aktif masyarakat serta pembinaa masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Cakupan pemberian ASI eksklusif 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas I Kokap pada tahun 2010 sebesar 40% masih lebih rendah dibandingkan dengan jumlah target sasaran yaitu sebesar 80%. Cakupan pemberian Vitamin A pada Balita sebesar 100%. Status gizi baik pada Balita mencapai 84,60% sedangkan kejadian gizi kurang sebesar 13,60%. 8 9

2. Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan identitas demografi yang melekat pada diri responden. Karakteristik responden dalam penelitian ini diamati berdasarkan umur, pendidikan, dan pekerjaan. Hasil analisis deskriptif karakteristik responden penelitian ini padat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Distribusi Karakteristik Responden Karakteristik Respoden Jumlah Persentase (%) Umur < 20 tahun 4 8,2 20-35 tahun 40 81,6 > 35 tahun 5 10,2 Pendidikan SD 8 16,3 SMP 20 40,8 SMA 17 34,7 Perguruan Tinggi 4 8,2 Pekerjaan Bekerja 9 18,4 Tidak bekerja 40 81,6 Usia anak 1 bulan 7 14,3 2 bulan 7 14,3 3 bulan 8 16,3 4 bulan 7 14,3 5 bulan 8 16,3 6 bulan 12 24,5 Jumlah 49 100,0 10

a. Umur Berdasarkan Tabel 2, diketahui karakteristik responden dengan penjelasan sebagai berikut: Berdasarkan umur responden menunjukkan sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebanyak 40 orang (81,6%). Secara psikologis masuk dalam usia dewasa awal. b. Pendidikan Sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 20 orang (40,8%). Tingkat pendidikan SMA merupakan tingkat pendidikan menengah. Tingkat pendidikan menengah yang ditempuh ibu akan mempengaruhi pola pikir dan kemampuan mengambil keputusan berkaitan dengan perilaku kesehatan. c. Pekerjaan Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan diketahui sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak 40 orang (81,6%). Responden tidak bekerja menunjukkan bahwa responden merupakan ibu rumah tangga. Responden yang berstatus sebagai ibu rumah tangga mempunyai kesempatan untuk mengasuh dan merawat secara lebih intensif karena tidak terikat pada aktivitas pekerjaan. d. Usia Anak Berdasarkan umur anak diketahui anak yang berusia 1 bulan sebanyak 7 orang (14,3%), anak yang berusia 2 bulan sebanyak 7 orang (14,3%), anak yang berusia 3 bulan sebanyak 8 orang (16,3%), anak yang berusia 4 bulan sebanyak 7 orang (14,3%), anak yang berusia 5 bulan sebanyak 8 orang (16,3%) dan anak yang berusia 6 bulan sebanyak 12 orang (24,5%). Dapat disimpulkan sebagian besar anak berusia 6 bulan. 3. Tingkat Pengetahuan tentang ASI Eksklusif Data pengetahuan tentang ASI eksklusif diperoleh dari jawaban kuesioner responden. Data tingkat pengetahuan dikategorikan menjadi baik, sedang dan kurang. Hasil analisis univariat data tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Distribusi Tingkat Pengetahuan ASI Eksklusif Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase Baik 43 87,8 Sedang 5 10,2 Kurang 1 2,0 Jumlah 49 100,0 Sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan kategori baik sebanyak 43 orang (87,8%). Sebagian kecil ibu mempunyai tingkat pengetahuan kategori kurang sebanyak 1 orang (2%). 11

4. Praktik Pemberian ASI Saja Data praktik pemberian dikategorikan menjadi dua kategori yaitu ya dan tidak. Hasil analisis univariat data praktik pemberian ASI saja dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Distribusi Praktik Pemberian ASI Saja Pemberian ASI saja Jumlah Persentase Ya 30 61,2 Tidak 19 38,8 Jumlah 49 100,0 Sebagian besar responden memberikan ASI saja pada anaknya sebanyak 30 orang (61,2%). Responden yang tidak memberikan ASI saja sebanyak 19 orang (38,8%). Jenis minuman yang diberikan oleh responden yang tidak memberikan ASI saja diantaranya adalah susu yang diberikan oleh 9 orang responden an air putih yang diberikan oleh 6 orang responden. Jenis makanan yang diberikan oleh responden yaitu bubur bayi yang diberikan oleh 5 orang responden dan pisang yang diberikan oleh 1 orang responden. 5. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Saja Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis dua variabel sekaligus membuktikan hipotesis penelitian ini yaitu membuktikan ada tidaknya hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI saja di wilayah kerja Puskesmas Kokap 1, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Hasil analisis bivariat penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Saja Pemberian ASI saja Pengetahuan Ya Tidak Total χ 2 p f % f % f % Baik 30 61,2 13 26,5 43 87,8 Sedang 0 0,0 5 10,2 5 10,2 Kurang 0 0,0 1 2,0 1 2,0 10,796 0,005 Total 30 61,2 19 38,8 49 100,0 Berdasarkan tabulasi silang pada Tabel 5, diketahui sebagian besar responden yang berpengetahuan baik, memberikan ASI saja kepada bayinya sebanyak 30 orang (61,2%). Responden yang berpengetahuan sedang, sebagian besar tidak memberikan ASI saja sebanyak 5 orang (10,2%). Sebagian responden yang berpengetahuan kurang tidak memberikan ASI saja pada bayinya. 12

Pembuktian hipotesis penelitian dilakukan dengan analisis statistik Chi-Square dengan hasil diperoleh nilai χ 2 hitung sebesar 10,796 dengan p value sebesar 0,005. Nilai χ 2 tabel pada db=2 adalah sebesar 5,991. Oleh karena nilai χ 2 hitung> χ 2 tabel (10,796>5,991) dan nilai p value kurang dari 0,05 (p<0,05), hal ini dapat diartikan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI saja. Nilai koefisien kontingensi sebesar 0,425 menunjukkan keeratan hubungan kategori sedang. Artinya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI saja di wilayah kerja Puskesmas Kokap 1, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo adalah sedang. PEMBAHASAN 1. Tingkat Pengetahuan tentang ASI Eksklusif Hasil análisis diketahui tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif sebagian besar responden dalam kategori baik sebesar 87,8%. Hasil ini dapat diartikan bahwa ibu mengetahui dengan baik materi yang berkaitan dengan ASI eksklusif. Ditunjukkan dengan kemampuan ibu menjawab dengan benar pertanyaan tentang ASI eksklusif. Pengetahuan diartikan sebagai hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif diartikan sebagai kesan dan pemahaman yang dimiliki oleh ibu setelah melakukan penginderaan terhadap subjek maupun objek berkaitan dengan ASI eksklusif. Pengetahuan mempunyai peran yang penting dalam perilaku ibu. Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif akan membawa pemahaman yang mendalam pada ibu tentang dampak baik atau buruknya memberikan ASI secara eksklusif. Pemahaman ini akan menjadi dasar bagi ibu untuk berperilaku memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya. Tingkat pengetahuan ibu terbentuk karena adanya berbagai faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku. Menurut teori yang dikemukakan oleh 9, disebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan meliputi pendidikan, informasi, budaya, dan pengalaman. Faktor tersebut, berdasarkan hasil penelitian ini berkaitan dengan karakteristik responden. Berdasarkan hasil penelitian diketahui karakteristik responden berdasarkan umur menunjukkan sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebesar (81,6%). Berkaitan dengan pengetahuan, ibu dengan rentang usia ini dapat dikatakan telah mempunyai kemampuan untuk mencernakan berbagai informasi yang diperolehnya sehingga akan meningkatkan pengetahuannya tentang ASI eksklusif. Selain itu dengan kematangan usia ibu juga mampu untuk mengambil pelajaran dari pengalaman hidup yang dialaminya secara lansung. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Terbentuknya pengetahuan ibu juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Hasil analisis karakteristik responden penelitian diketahui sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu sebesar (40,8%). Tingkat pendidikan ibu berpengaruh terhadap terbentuknya pola pikir yang terbuka terhadap hal baru. Adanya berbagai informasi, wawasan dan konsep baru yang diperoleh ibu akan meningkatkan pengetahuan ibu. 13

Dilihat dari pekerjaan ibu diketahui sebagian besar responden tidak bekerja sebesar (81,6%). Ibu yang tidak bekerja berarti mempunyai waktu luang yang lebih banyak untuk mencari berbagai sumber informasi sehingga dapat terbentuk pengetahuan yang baik. Semakin banyak informasi yang diperoleh ibu maka akan semakin baik tingkat pengetahuannya. Seseorang yang mempunyai informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih banyak pula. Pengetahuan yang baik mempengaruhi perilaku dalam pola asuh anak untuk memberikan ASI saja sampai usia 6 bulan pada bayinya. Pengetahuan tentang ASI eksklusif menjadi dasar diperlukan agar ibu mampu berperilaku yang baik berkaitan dengan pemberian ASI. Ibu dengan tingkat pengetahuan yang baik menunjukkan bahwa ibu tahu dan paham tentang tindakan yang benar dalam memberikan ASI secara eksklusif sehingga akan mewujudkan perilaku yang baik sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. 2. Praktik Pemberian ASI Saja Berdasarkan data Puskesmas Kokap I diketahui cakupan pemberian ASI eksklusif 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas I Kokap pada tahun 2010 sebesar 40% masih lebih rendah dibandingkan dengan jumlah target sasaran yaitu sebesar 80%. Hasil penelitian menunjukkan praktik pemberian ASI saja di wilayah kerja Puskesmas Kokap I sebesar 61,2%. Hasil ini dapat diartikan bahwa sebagian besar responden telah memberikan ASI saja kepada bayinya. Pemberian ASI saja dilakukan dengan hanya memberikan ASI kepada bayi dan tidak diberi minuman atau makanan lain. Hasil penelitian diketahui responden yang tidak memberikan ASI saja sebesar (38,8%). Jenis minuman tambahan yang diberikan diantaranya adalah susu formula dan air putih. Jenis makanan tambahan yang diberikan diantaranya adalah bubur bayi dan pisang. Bayi rata-rata sudah diberikan minuman tambahan dari usia 1 bulan. Makanan tambahan rata-rata sudah diberikan pada bayi sejak usia 5 bulan. pada bayi usia 6 bulan yang tidak diberi ASI saja sebanyak 6 orang. ASI merupakan sumber makanan utama bagi bayi. Selama 6 bulan pertama, bayi tidak membutuhkan makanan tambahan lain karena segala kebutuhan nutrisi telah dapat terpenuhi dari ASI. Selain itu pemberian ASI saja pada 6 bulan pertama berkaitan dengan kondisi bayi sendiri seperti belum sempurnanya sistem pencernaan. Seperti yang dikemukakan oleh 7 disebutkan bahwa bayi yang umur nol sampai enam bulan hanya diberikan ASI saja karena ASI mengandung zat gizi yang ideal dan untuk menjamin tumbuh kembang sampai umur enam bulan. Bayi di bawah usia enam bulan juga belum mempunyai enzim pencernaan yang sempurna, sehingga belum mampu mencerna makanan dengan baik. Pemberian ASI saja merupakan salah satu bentuk perilaku kesehatan yang dilakukan oleh ibu. Perilaku tersebut termasuk dalam perilaku dalam menjaga kesehatan yang diwujudkan dalam pola pemberian dan pemenuhan kebutuhan gizi bayi di bawah 6 bulan dengan memberikan ASI secara eksklusif. Salah satu bentuk perilaku pemeliharaan kesehatan adalah perilaku dalam memenuhi kebutuhan gizi melalui makanan dan minuman. Praktik pemberian ASI saja yang dilakukan oleh ibu terbentuk karena adanya faktor pembentuk perilaku. 10 menyebutkan faktor ibu yang mempengaruhi pemberian ASI meliputi pendidikan, pengetahuan, 14

pekerjaan, psikologis dan penyakit yang diderita ibu. Selain itu dipengaruhi juga oleh faktor bayi serta faktor eksternal lain seperti faktor budaya, kondisi sosial ekonomi, serta dukungan petugas kesehatan. Dilihat dari tingkat pendidikan responden diketahui sebagian besar berpendidikan SMA sebesar 40,8%. Tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan yang lebih baik. Ibu dengan pendidikan SMA telah mempunyai pola pikir yang baik yang terbentuk dari proses pendidikan formal yang dijalaninya sehingga mempengaruhi perilaku yang salah satunya diwujudkan dalam pemberikan ASI saja. Sesuai dengan 10 disebutkan bahwa bahwa ibu yang mendapat pendidikan formal yang tinggi dapat lebih lama menyusui bayinya. Pemberian ASI saja mempunyai manfaat yang sangat baik bayi. Pemberian ASI secara eksklusif dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga mendukung pertumbuhan maupun perkembangan bayi. Sesuai dengan pendapat dari 1, menyebutkan manfaat pemberian ASI bagi bayi yaitu ASI sebagai nutrisi yaitu merupakan sumber gizi yang sangat ideal untuk pertumbuhan bayi, ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi, ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan dan meningkatkan jalinan kasi sayang antara ibu dan bayi. Hal ini berimplikasi bahwa cakupan pemberian ASI saja di wilayah kerja Puskesmas Kokap I perlu untuk ditingkatkan. Upaya yang dapat dilakukan diantaranya dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu tentang pentingnya pemberian ASI saja pada bayi. Selain itu diperlukan juga adanya dukungan dari keluarga terutama suami pada ibu untuk menyusui bayinya. Dukungan tenaga kesehatan juga sangat penting untuk memberikan motivasi dan dorongan pada ibu untuk memberikan ASI saja melalui penyuluhan maupun konseling. 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Saja Hasil analisis penelitian diketahui ada hubungan yang signifikan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI saja di wilayah kerja Puskesmas Kokap 1, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai χ 2 hitung sebesar 10,796 dengan p value sebesar 0,005 (p<0,05). Hasil ini dapat diartikan bahwa pengetahuan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap terbentuknya praktik pemberian ASI saja. Pengetahuan merupakan dasar bagi terbentuknya perilaku kesehatan. Sesuai dengan teori Green dalam 11 yang menyebutkan pengetahuan merupakan faktor predisposisi pembentuk perilaku kesehatan. Dapat diartikan bahwa untuk dapat melakukan perilaku yang benar memerlukan adanya pengetahuan yang baik. Pengetahuan tentang ASI eksklusif berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif karena pengetahuan yang dimiliki ibu mempengaruhi pola pikir yang akan membentuk sikap positif yang selanjutnya diaplikasikan dalam perilaku nyata. Hal ini sesuai dengan pendapat dari 12 yang menyatakan pengetahuan sangat berpengaruh terhadap perilaku dan pola pikir seseorang. Pemberikan ASI saja pada bayi usia < 6 bulan merupakan bentuk perilaku pemberian ASI saja tanpa ada tambahan cairan atau makanan padat, selain obat-obatan dan vitamin. Adanya berbagai alasan dan faktor 15

budaya yang melekat pada masyarakat sering kali bayi diberi makanan tambahan pada usia < 6 bulan. Perilaku ibu memberikan ASI secara eksklusif hanya dapat terbentuk apabila ibu mempunyai pengetahuan yang benar tenang ASI eksklusif mencakup pengertian, alasan pemberian ASI eksklusif, manfaat dan dampak yang dapat ditimbulkan apabila tidak memberikan ASI secara eksklusif. Sesuai dengan 3 yang menyebutkan pengetahuan ibu tentang keunggulan ASI dan cara pemberian ASI yang benar dapat menunjang keberhasilan ibu dalam menyusui. Hasil penelitian ini menunjukkan semakin baik tingkat pengetahuan maka semakin baik perilaku pemberian ASI saja. Didukung hasil tabulasi silang diketahui diketahui sebagian besar responden yang berpengetahuan baik, memberikan ASI saja kepada bayinya sebesar (61,2%), sedangkan responden yang berpengetahuan kurang seluruhnya tidak memberikan ASI saja sebesar (2%). Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perilaku pemberian ASI saja dengan keeratan kategori sedang. Dapat diartikan, selain pengetahuan terdapat faktor lain yang memberikan kontribusi terbentuknya perilaku pemberian ASI saja seperti dukungan keluarga, kondisi fisik ibu, pendidikan, dan pekerjaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh 13 dengan hasil penelitian terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif dengan Pemberian ASI eksklusif di Desa Trirenggo Wilayah kerja Puskemas Bantul I (p<0,05). Hasil yang sama juga ditunjukkan dari penelitian 14 dengan hasil Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif denga praktek pemberian ASI eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Sonokidul (p<0,05). Kesamaan hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengetahuan merupakan faktor penting bagi terbentuknya praktik pemberian ASI eksklusif. Hal ini berimplikasi bahwa sangat penting bagi ibu mempunyai pengetahuan tentang ASI esklusif dan mengaplikasikan pengetahuannya tersebut dalam praktik pemberian ASI secara eksklusif. Hasil ini didukung oleh teori Green dalam Notoatmodjo (2003) disebutkan bahwa pengetahuan merupakan faktor presdisposisi dan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku. KETERBATASAN Keterbatasan penelitian ini yaitu adalah baru meneliti satu variabel yang mempengaruhi pembarian ASI saja dan belum melakukan pengendalian terhadap variabel penganggu seperti dukungan, kondisi fisik, budaya dan sosial ekonomi. 16

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa: 1. Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif sebagian besar dalam kategori baik sebesar 87,8%. 2. Praktik pemberian ASI saja di wilayah kerja Puskesmas Kokap I sebesar 61,2%. 3. Ada hubungan yang signifikan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI saja di wilayah kerja Puskesmas Kokap 1, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Hasil analisis Chi- Square diperoleh nilai χ 2 sebesar 10,796 dengan p value sebesar 0,005(p<0,05). B. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Puskesmas Kokap I Meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif dengan memotivasi ibu untuk menerapkan pengetahuan yang dimiliki tentang ASI eksklusif dalam bentuk perilaku nyata yaitu memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya. 2. Bagi Institusi Pendidikan UNRIYO Menambah bahan referensi kepustakaan tentang tingkat pengetahuan dan praktik pemberian ASI eksklusif, yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk mengembangkan penelitian dan kajian ilmiah mahasiswa pada materi yang sejenis. 3. Penelitian Selanjutnya Mengembangkan penelitian ini dengan meneliti variabel lain yang mempengaruhi praktik pemberian ASI eksklusif seperti status sosial ekonomi, dukungan suami, pengaruh orang lain, tradisi dan sikap perilaku petugas kesehatan sehingga dapat melengkapi hasil penelitian. 17

DAFTAR PUSTAKA 1. Suradi, R. 2008. Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2. Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa nifas. Jakarta: Salemba Medika. 3. Purwanti, H. S. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC. 4. Dinas Kesehatan Propinsi DIY. 2008. Profil Kesehatan Propinsi DIY Tahun 2008. Yogyakarta: Dinkes DIY. 5. Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta 6. Depkes RI.2001. Manajemen Laktasi.Depkes RI. Jakarta 7. Nadesul. 2004. Makanan Sehat Untuk Bayi. Jakarta: Puspa Swara. 8. Puskesmas Kokap 1 Kabupaten Kulon Progo DIY. 2011. Profil Puskesmas Kokap 1 2011. Yogyakarta 9. Soekanto, 1994. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta. 10. Rosita, 2008. ASI Untuk Kecerdasan Bayi, Yogyakarta: Ayyana. 11. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 12. Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 13. Yuanita, 2007. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Trirenggo Wilayah kerja Puskesmas Bantul I Yogyakarta. (Tidak dipublikasikan). 14. Wahyuni, S. 2001. Hubungan Penolong Persalinan, Dukungan keluarga dan Tingkat Pendidikan ibu dengan Pemberian Kolostrum dan ASI Eksklusif. SKRIPSI Universitas Diponegoro Semarang. (Tidak dipublikasikan). 18