BAB I PENDAHULUAN. operasional, pertanyaan penelitian dan hipotesis serta manfaat penelitian.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Akibatnya, program pemberian ASI ekslusif tidak berlansung secara optimal

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Makanan utama bayi adalah air susu ibu (ASI) sehingga perlu

BAB I PENDAHULUAN Millennium Develepment Goals (MDG s) Indonesia menargetkan

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan empat sasaran pembangunan kesehatan, satu diantaranya menurunkan prevalensi

BAB 1 PENDAHULUAN. bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

BAB 1 PENDAHULUAN. biskuit, bubur nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru dimulai diberikan. berusia 2 tahun atau lebih. ( Weni, 2009 : 23 )

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian makanan tambahan pada bayi merupakan salah satu upaya. pemenuhan kebutuhan gizi bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan progam kesehatan. Pada saat ini AKI dan AKB di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditangani dengan serius. Ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi, terhadap kekurangan gizi (Hanum, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASI ADALAH ANUGERAH LUAR BIASA YANG DIBERIKAN TUHAN KEPADA MANUSIA KENAPA BANYAK ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN ASI

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO) dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan case control yaitu membandingkan antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

LEMBAR PERTANYAAN. Frekuensi. Informasi 1. Presentational media - Petugas Puskesmas. a. 1-3 bulan. Asi saja - Bidan. b. 4-6 bulan

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB I PENDAHULUAN. berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman (Depkes, 2004). ASI

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di mana salah satu indikator tingkat kesehatan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laktosa dan garam-garam organik yang di sekresi oleh kedua kelenjar

BAB I PENDAHULUAN. pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-


I. PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu dan anak. Proses menyusui secara alami

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima bahan makanan dari lingkungan hidupnya dan. menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktifitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan. 3 Cara

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan WHO, 2009). Pemberian ASI Ekslusif harus terinisiasi dini ASI saja dengan 1

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bayi merupakan kelompok umur yang paling rentan terkena penyakit kekurangan

Kisi-kisi Instrumen. No Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Indikator Keterangan

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang secara optimal dan baik. Makanan yang baik bagi bayi baru. eksklusif banyak terdapat kendala (Pudjiadi, 2000).

BAB I PENDAHULUAN.

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan disajikan tentang latar belakang dari penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka konsep, definisi konseptual dan operasional, pertanyaan penelitian dan hipotesis serta manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang tua di dunia ini pasti menginginkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal tersebut dapat dicapai dengan asupan gizi yang baik sejak awal anak tersebut lahir hingga ia tumbuh dewasa. Hal pertama yang dapat di berikan orang tua terutama ibu kepada anaknya adalah Air Susu Ibu (ASI). Bayi dengan ASI eksklusif adalah bayi yang hanya diberikan ASI tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Roesli, 2000). Di dalam ASI terdapat kolostrum, Bahiyatun (2008) menyatakan bahwa kolostrum atau susu pertama mengandung antibodi yang kuat untuk mencegah infeksi selain itu juga membuat bayi lebih kuat. Menurut Priyono (2010), kolostrum (susu jolong) mengandung protein dalam kadar tinggi, zat daya tahan tubuh (immunoglobulin) dalam kadar yang lebih tinggi daripada susu sapi. ASI juga mempunyai enzim yang berfungsi membantu pencernaan bayi dimana fungsi pankreas masih belum sempurna, sebagai pengangkut logam - logam (magnesium, zink, zat besi) 1

dan juga berfungsi sebagai anti infeksi (Soetjiningsih, 1997). Selain itu ASI juga mengandung banyak nutrien yang tidak didapatkan di dalam susu formula. Baby Friendly Hospital Initiative (BFHI) adalah suatu badan usaha yang bergerak bersama organisasi kesehatan dunia dan The United Nation Children s Fund untuk menganjurkan, mempromosikan dan mendukung pemberian ASI sebagai model untuk nutrisi bayi paling optimal (Wong dkk, 2002). Menurut Matondang (2008) di dalam Wijayanti (2010), di negara Indonesia, mikroorganisme patogen maupun zat alergen lainnya masih menjadi masalah. Bayi yang mengkonsumsi Pengganti Air Susu Ibu (PASI) lebih sering menderita infeksi dibandingkan dengan yang mendapat ASI. Dengan tatalaksana menyusui yang benar, pemberian ASI eksklusif selama usia 6 (enam) bulan akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal (Roesli, 2000). Oleh karena itu sangat dianjurkan bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada anaknya dalam waktu 6 (enam) bulan. Hal ini sangat membantu untuk menjaga daya tahan tubuh anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai ia menjadi dewasa nanti. Namun, faktanya masih banyak ibu yang tidak berhasil menyusui secara eksklusif. Hal ini di dukung oleh hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2001 yang di pakai dalam perencanaan program menyatakan hanya 50 60% ibu memberi ASI eksklusif bahkan target ASI secara yang seharusnya mencapai 80% 2

(Aritonang & Priharsiwi, 2006). Menurut hasil penelitian Hartini, dkk tahun 1998 di daerah Yogyakarta, menyatakan bahwa sebelum ASI keluar, bayi telah diberi susu formula (36% di perkotaan dan 17% di pedesaan), diberi madu (24% di perkotaan, 17% di pedesaan), di beri air putih (22% di perkotaan dan 27% di pedesaan) selain itu hanya 28% (di perkotaan) dan 30% (di pedesaan) bayi yang diberi ASI eksklusif hingga usia empat bulan bahkan pada usia 6 (enam) bulan hampir tidak ada bayi yang di beri ASI eksklusif (Aritonang & Priharsiwi, 2006). Selain itu menurut Roesli (2008) di dalam Anggrita (2009), berdasarkan hasil penelitian WHO (2000) yang dilakukan di enam negara berkembang, jika bayi tidak disusui, risiko kematian bayi usia 9-12 bulan meningkat 40% dan angka ini meningkat menjadi 48% pada bayi dengan usia dibawah dua bulan. Hasil SDKI tahun 1997 menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif untuk bayi 4-5 bulan sebesar 23,9% sedang untuk bayi 6-7 bulan hanya 7,9%. Menurut Depkes (1996) di dalam Siahaan (2011), menyatakan bahwa tingkat pendidikan ibu yang rendah akan berpengaruh pada pengetahuan ibu dalam menyelesaikan masalah seperti pemberian ASI eksklusif. Menurut Handayani (2007) di dalam Siahaan (2011), menyatakan bahwa pendidikan yang lebih tinggi akan dengan mudah menerima perubahan akan hal-hal baru yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan bagi individu. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara singkat yang dilakukan peneliti dengan orang tua atau pengunjung di OPD Pediatrik SHLV. Peneliti 3

melakukan penelitian di ruang OPD Pediatrik karena jumlah angka kunjungan di hari libur (Sabtu) lebih banyak dibandingkan dengan hari biasa. Observasi dan wawancara singkat dilakukan selama tiga kali yaitu pada tanggal 30 September 2011 hari Jumat, satu Oktober 2011 hari Sabtu, serta pada tanggal delapan Oktober 2011 hari Sabtu, terdapat 40 ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan yang tidak memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi mereka sampai enam bulan, selain itu bayi - bayi tersebut sudah diberikan makanan seperti bubur atau susu formula pada bayi. Selain itu menurut hasil wawancara singkat dengan perawat OPD Pediatrik angka kunjungan di Out Patient Department (OPD) Pediatrik Siloam Hospitals Lippo Village (SHLV) hari biasa sekitar 120 orang dan pada hari Sabtu (hari libur) angka kunjungan menjadi lebih banyak. Hal ini di buktikan hasil observasi peneliti dan wawancara singkat perawat pada tanggal 29 Oktober 2011, dimana jumlah pasien pada saat itu mencapai 165 orang dimana terdapat 27 ibu yang mempunyai bayi usia 4-12 bulan dengan keterangan 21 ibu tidak memberikan bayi ASI eksklusif sedangkan enam orang ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Selain itu di dapatkan data angka kunjungan bayi yang berusia 6-12 bulan selama satu tahun pada tahun 2011 sebanyak 6438 orang dengan rata-rata setiap bulannya sebanyak 537 orang (Rekam Medik SHLV, 2011). Dalam hal ini, perawat berperan penting untuk memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan kepada para ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif tanpa memberikan makanan tambahan atau pendamping 4

ASI sebelum bayi tersebut berumur enam bulan serta memberikan informasi tentang manfaat pemberian ASI secara eksklusif untuk tumbuh kembang bayi. Selain itu, perawat juga dapat memberikan saran pada ibu untuk memecahkan kendala yang ia hadapi dalam usahanya memberikan ASI secara eksklusif. Berdasarkan uraian data di atas, peneliti bertujuan untuk meneliti status pekerjaan, sikap dan pengetahuan ibu. Maka peneliti akan membahasnya melalui skripsi dengan judul Hubungan Antara Faktor Karakteristik Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi di Out Patient Department Pediatrik Siloam Hospitals Lippo Village. 1.2 Perumusan Masalah Orang tua sangat memberi pengaruh pada tumbuh kembang anaknya dari bayi hingga dewasa. Ibu sangat berperan besar untuk hal tersebut yaitu dengan memberikan ASI secara eksklusif. Pemerintah dan organisasi juga sudah mempromosikan dan menganjurkan ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif maksimal selama 6 bulan. Namun, masih saja ada banyak ibu yang tidak berhasil memberikan ASI secara eksklusif di OPD Pediatrik SHLV. Hal ini dapat menyebabkan bayi berisiko tinggi terkena infeksi, menghambat tumbuh kembang bayi, kurang eratnya hubungan kasih sayang ibu dan bayinya. Maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah status pekerjaan, sikap dan pengetahuan ibu berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di OPD Pediatrik SHLV? 5

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus antara lain sebagai berikut, 1.3.1 Tujuan Umum : Untuk mengidentifikasi hubungan antara faktor karakteristik ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di OPD Pediatrik SHLV. 1.3.2 Tujuan Khusus: 1) Mengidentifikasi status pekerjaan ibu. 2) Mengidentifikasi sikap ibu terhadap ASI eksklusif. 3) Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif. 4) Mengidentifikasi pemberian ASI eksklusif di SHLV. 5) Mengidentifikasi hubungan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di SHLV. 6) Mengidentifikasi hubungan sikap ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif di SHLV. 7) Mengidentifikasi hubungan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif di SHLV 1.4 Kerangka Konseptual Menurut Roesli (2000), bayi yang di beri ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim. Salah satu faktor yang 6

menghambat ibu menyusui adalah faktor karakteristik ibu itu sendiri yang meliputi pekerjaan, sikap dan pengetahuan (Rohani, 2007). Pekerjaan adalah sekumpulan tugas dan tanggung jawab yang akan, sedang, dan telah dikerjakan oleh tenaga kerja dalam kurun waktu tertentu (Sastrohadiwiryo, 2002). Menurut Notoatmodjo (2003) di dalam Rohani (2007), sikap merupakan respon tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus, dan merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu. Menurut Notoatmodjo (2003) di dalam Rohani (2007) mengatakan pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang tersebut melakukan pengindraan terhadap suatu objek. Adapun pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo (2003) di dalam Rohani (2007) adalah tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. 7

Faktor Karakteristik Ibu yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif antara lain: Pekerjaan Sikap (Menerima, merespon, menghargai, bertanggung jawab). Pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan Pengetahuan (tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi). Tidak ada hubungan Ada hubungan Bagan 1.1 Kerangka Konsep Penelitian Hubungan antara karakteristik ibu dengan pemberian ASI eksklusif Sumber diadaptasi dari Rohani (2007). 8

Tabel 1.1 Definisi Konseptual dan Operasional Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional Skala Pekerjaan Pekerjaan Nominal adalah sekumpulan tugas dan tanggung jawab yang akan, sedang, dan telah dikerjakan oleh tenaga kerja dalam kurun waktu tertentu (Sastrohadiw iryo, 2002) Kegiatan yang dilakukan ibu yang memiliki anak 6-12 bulan di OPD Pediatrik SHLV sebagai tenaga kerja untuk mendapatkan penghasilan baik di dalam maupun di luar rumah. Hasil Ukur 0 : Bekerja 1 : Tidak Bekerja Cara Pengukuran Keterangan dengan mengguna-kan bekerja dan tidak bekerja Sikap Sikap merupakan respon tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus, dan merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu (Notoatmodjo, 2003 di dalam Rohani, 2007). Respon tertutup dari ibu yang memiliki anak 6-12 bulan di OPD Pediatrik SHLV untuk mau memulai memberikan ASI secara eksklusif bagi bayinya. Ordinal Sikap dibagi menjadi 2 kategori yaitu 0 : Kurang (total <19) 1: Baik (total >19) Kuesioner terdiri dari 20 dan terdiri dari tujuh belas positif dan tiga negatif. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang tersebut melakukan pengindraan terhadap suatu objek. (Notoatmodjo, 2003 di dalam Rohani, 2007). Informasi yang diperoleh ibu yang memiliki anak 6-12 bulan di OPD Pediatrik SHLV dari berbagai sumber yang berguna untuk membantunya Ordinal Pengetahuan dibagi menjadi 2 kategori yaitu 0 : kurang (total < 12) 1: baik (total>12) Kuesioner terdiri dari 15 dan terdiri dari 12 positif dan 3 negatif. 9

memberikan ASI eksklusif. Variabel Terikat : Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan Pemberian ASI esklusif adalah pemberian ASI dalam jangka waktu selama 6 bulan tanpa makanan atau minuman tambahan apapun (Roesli, 2005 didalam Anggrita, 2009). Keberhasilan ibu yang mempunyai anak 6-12 bulan di OPD Pediatrik SHLV dalam memberikan ASI eksklusif kepada anaknya secara optimal selama 6 bulan tanpa makanan dan minuman tambahan seperti susu formula,air putih, teh manis, madu,bubur nasi,pisang serta fungsinya sama antara ASI yang disusui maupun yang diperah. Nominal 0: Tidak berhasil (Total <6) 1: Berhasil (total >6) Kuesioner yang terdiri dari 10 dan terdiri dari lima positif dan lima negatif. 10

1.6 Pertanyaan Penelitian dan Hipotesis Dalam bagian ini peneliti menjelaskan pertanyaan penelitian dan hipotesis. 1.6.1 Pertanyaan Penelitian 1) Adakah hubungan antara status pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di OPD Pediatrik SHLV? 2) Adakah hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di OPD Pediatrik SHLV? 3) Adakah hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di OPD Pediatrik SHLV? 1.6.2 Hipotesis 1) Ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di OPD Pediatrik SHLV. 2) Ada hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di OPD Pediatrik SHLV. 3) Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di OPD Pediatrik SHLV. 1.7 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan praktis 1.7.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini akan memberikan informasi dan menambah khasanah ilmu keperawatan dalam hal hubungan faktor karakteristik ibu dengan pemberian ASI eksklusif. 11

1.7.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini terdiri dari manfaat bagi: 1) Ibu yang mempunyai bayi usia 6 12 bulan Para ibu menjadi lebih mengetahui tentang faktor determinan yang dapat menghambat ibu dalam memberikan ASI eksklusif bagi anaknya sehingga ia bisa mengatasi hambatan yang mungkin akan dialami saat memberikan ASI eksklusif yang disebabkan karena faktor karakteristik tersebut. Dengan demikian ia akan sangat membantu tumbuh kembang anaknya dengan sempurna dan dapat meningkatkan frekuensinya memberikan ASI eksklusif pada anaknya yang selanjutnya. 2) Perawat OPD Pediatrik SHLV Perawat mengetahui lebih jauh tentang faktor karakteristik yang dapat menghambat ibu dalam memberikan ASI eksklusif sehingga perawat di rumah sakit dapat melakukan penyuluhan lebih sering pada ibu-ibu yang sedang hamil maupun ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi bayi mereka sehingga persentasi pemberian ASI eksklusif pun dapat meningkat. 3) Siloam Hospitals Lippo Village Dapat memberikan gambaran tentang faktor karakteristik ibu di SHLV meliputi status pekerjaan, sikap dan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif khususnya bagi petugas kesehatan 12

OPD Pediatrik sehingga pelayanan kesehatan dapat diberikan lebih baik lagi dan ibu yang memberikan ASI eksklusif pun dapat meningkat. 4) Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Pelita Harapan Bagi universitas, hasil penelitian ini akan menambahkan informasi bagi para dosen dan mahasiswa meliputi status pekerjaan, sikap dan pengetahuan ibu dapat mempengaruhi pemberian ASI ekslusif pada bayi sehingga informasi tersebut dapat membuat dosen dan mahasiswa untuk dapat berkontribusi dalam memberi motivasi pada ibu-ibu yang ditemui di rumah sakit saat mahasiswa praktik klinis agar mereka selalu memberikan ASI eksklusif pada bayi mereka apapun hambatannya karena ASI eksklusif sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi mereka di masa depan. 13