SYARAT DAN TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGAKUAN SISTEM PENGAWASAN KEAMANAN PSAT DI SUATU NEGARA

dokumen-dokumen yang mirip
SYARAT DAN TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGAKUAN SISTEM PENGAWASAN KEAMANAN PSAT DI TEMPAT PRODUKSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Pangan. Keamanan. Pemasukan. Pengawasan. Perubahan.

JENIS PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN (PSAT) YANG DIIMPOR DAN BATAS MAKSIMUM RESIDU PESTISIDA

TENTANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN TERHADAP PEMASUKAN DAN PENGELUARAN PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.121, 2009 DEPARTEMEN PERTANIAN. Keamanan Pangan. Segar. Pemasukan. Pengeluaran. Pengawasan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011 TENTANG

SISTEM SERTIFIKASI EKSPOR KARANTINA TUMBUHAN PETUNJUK OPERASIONAL PELAKSANAAN IN LINE INSPECTION

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT. oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012

PEDOMAN PENGAKUAN AREA BEBAS OPTK TERTENTU DI NEGARA ASAL BADAN KARANTINA PERTANIAN, 2012 BAB I PENDAHULUAN

Kata Pengantar. Kepala Badan Karantina Pertanian, Ir. Banun Harpini, M.Sc. NIP

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PERMEN-KP/2013 TENTANG SERTIFIKAT ASAL RUMPUT LAUT

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2016

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Jaminan Mutu Pangan.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 20/Permentan/OT.140/2/2010 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU PANGAN HASIL PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEAMANAN PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Sertifkasi. Kepada Yth: Ketua OKKP-D Provinsi Nusa Tenggara Timur Jl Polisi Militer, Kupang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG

IndoGAP. Hubungan antar sistem. (Pre--requisite Programmes) (GAP, GMP, GHP, SOP, etc.) Program Persyaratan (Pre

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI ORGANIK. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN PANGAN DAERAH PROVINSI BALI GUBERNUR BALI,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 T E N T A N G

TENTANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN SEGAR ASAL HEWAN DAN/ATAU PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DARI NEGARA JEPANG TERHADAP KONTAMINASI ZAT RADIOAKTIF

PELAKSANAAN INSPEKSI SISTEM PANGAN ORGANIK

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negar

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04/Permentan/PP.340/2/2015 TENTANG

Upaya Antisipasi Bahaya dan Kontaminan Baru dalam Pangan Segar. Upaya Antisipasi Bahaya dan Kontaminan Baru dalam Pangan Segar

BAB I KETENTUAN UMUM. peraturan..

KEBIJAKAN PENGALIHAN SPPT SNI. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMILIK HUTAN HAK

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

RENCANA KEGIATAN SUBID SERTIFIKASI & PELABELAN PRODUK PANGAN BIDANG KEAMANAN PANGAN TAHUN 2016 L/O/G/O

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN KUALITAS PEMASUKAN PANGAN SEGAR METODE SMART

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH P

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN

FORMULIR PERMOHONAN PENDAFTARAN PSAT KE OKKP-D PROVINSI JAWA TENGAH

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

UU No.18 tahun 2012 tentang Pangan PP No.28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan. Permentan No.48/Permentan/OT.140/10/2006 tentang

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.345, 2011 KEMENTERIAN KESEHATAN. Cemaran Radioaktif. Pangan. Batas Maksimum.

GAP: mutlak untuk menghasilkan produk hortikultura berkualitas

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENARIKAN PANGAN DARI PEREDARAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Kepala Badan Ketahanan Pangan, Dr. Ir. Gardjita Budi, M.Agr.St Nip

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 02/MEN/2007 TENTANG

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Indonesia s Agricultural Trade Challenging on ASEAN Economic Community/AEC 2015 Opportunities and Threats: Is It Ready?

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/PERMENTAN/SR.140/10/2011 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA TPT

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA GULA KRISTAL PUTIH SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENERAPAN JAMINAN MUTU PRODUK TANAMAN PANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/ TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN

-2- yang optimal dengan tetap menjamin kelestarian Sumber Daya Ikan dan lingkungannya. Adapun pokok materi muatan yang diatur dalam Peraturan Pemerint

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBUDIDAYAAN IKAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini,

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

Manajemen laboratorium. by Djadjat Tisnadjaja

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA

RUANG LINGKUP MANAJEMEN MUTU TITIS SARI KUSUMA

PENERAPAN SNI DI PT. PACIFIC MEDAN INDUSTRI DIPERSENTASIKAN OLEH EVIYANTI TARIGAN (MANAGEMENT REPRESENTATIVE) & SUDARI (MANAGER QC)

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

NOTULEN RAPAT PENYUSUNAN REGULASI KETAHANAN PANGAN TAHUN 2016

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pe

(3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Balai mempunyai rincian tugas sebagai berikut : a. merencanakan kegiatan oper

II. TINJAUAN PUSTAKA A. KEAMANAN PANGAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN [LN 1996/99, TLN 3656]

Rencana Kinerja Tahunan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMILIK HUTAN HAK

AUDIT INTERNAL SNI ISO 9001:2015. Oleh: Ade Khaerudin Taufiq & Sik Sumaedi

IMPLEMENTASI IHR ( 2005 ) DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Strata Satu ( S1 )

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 05/Permentan/OT.140/2/2012 TANGGAL : 6 Pebruari 2012

GUBERNURJAWATENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR. 23 T.AliUlf 2017 TENTANG

PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK (Good Agricultural Practices) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PROSEDUR MUTU SISTEM. Universitas Nusa Cendana AUDIT MUTU INTERNAL (06)

Transkripsi:

LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 27/Permentan/PP.340/5/2009 TANGGAL : 18 Mei 2009 SYARAT DAN TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGAKUAN SISTEM PENGAWASAN KEAMANAN PSAT DI SUATU NEGARA A. PERSYARATAN Persyaratan permohonan pengakuan sistem pengawasan keamanan PSAT di suatu negara: a. Permohonan diajukan oleh otoritas kompeten keamanan pangan negara asal; b. Otoritas kompeten dan pihak terkait di negara asal bersedia secara sukarela menyediakan/menyampaikan informasi sistem pengawasan keamanan PSAT di negara asal sebagaimana dimaksud pada huruf a; c. Mengikuti tata cara pengajuan permohonan sebagaimana diuraikan pada lampiran ini. B. TATA CARA Dalam mempersiapkan dan melaksanakan proses penetapan pengakuan terhadap sistem pengawasan keamanan pangan negara asal, Badan Karantina Pertanian harus mengikuti tahapan kegiatan sebagai berikut: 1. Berkoordinasi/bekerjasama dengan instansi terkait. 2. Membentuk Tim Pengkajian Sistem Pengawasan Keamanan PSAT. 3. Proses penetapan pengakuan dapat dilakukan apabila ada permohonan dari otoritas kompeten keamanan pangan negara asal kepada Badan Karantina Pertanian. 4. Pengakuan diberikan apabila sistem pengawasan keamanan pangan negara asal mencapai tingkat yang sama dengan tingkat perlindungan keamanan pangan yang memadai (appropriate level of protection/alop) Indonesia. 5. Ruang lingkup kegiatan proses pemberian pengakuan: a. mempertimbangkan, mengkaji, dan memverifikasi ruang lingkup kesepakatan, antara lain jenis komoditas, sistem keamanan pangan pada tempat produksi, sistem keamanan pangan di suatu negara; b. merumuskan prosedur pemberian pengakuan; c. merumuskan prosedur pengkajian dan verifikasi terhadap sistem pengawasan keamanan pangan negara asal; d. memberikan/menolak pengakuan terhadap sistem pengawasan keamanan pangan negara asal; e. melakukan monitoring/surveilan terhadap pemasukan PSAT di tempat pemasukan untuk menilai tingkat kesesuaian batas maksimum residu pestisida, cemaran mikotoksin, dan/atau logam berat. 1

C. RUANG LINGKUP PENGAKUAN 1. Jenis komoditas yang dapat memperoleh pengakuan antara lain: a. Buah: aprikot, black currant, red currant, blackberry, blueberry, boysenberry, kismis, ceri, cranberry, dewberry, gooseberry, kiwi, peach, persimon, pear, plum, dan prunes; b. Serealia: barley, gandum, oats. 2. Penerapan praktek budidaya yang baik (GAP) di negara asal. 3. Penerapan praktek penanganan/pengemasan yang baik (GHP) di negara asal. 4. Pengkajian dan verifikasi terhadap GAP, GHP, sistem monitoring/surveilan, dan sistem sertifikasi keamanan PSAT. 5. Pengakuan terhadap komoditas yang mengikuti sistem pengawasan keamanan PSAT suatu negara. D. PROSEDUR PEMBERIAN PENGAKUAN 1. Otoritas kompeten keamanan pangan negara asal mengajukan permohonan kepada Badan Karantina Pertanian. 2. Permohonan dilampiri informasi mengenai: a. sistem pengawasan keamanan PSAT di negara asal yang dimohonkan untuk mendapat pengakuan; b. daftar peraturan perundang-undangan terkait keamanan pangan segar negara asal beserta dokumennya; c. daftar tempat produksi yang menerapkan GAP dan GHP; d. penerapan sistem pengawasan keamanan PSAT di negara asal; e. sistem (prosedur, perencanaan, pelaksanaan) dan data hasil monitoring/surveilan terhadap cemaran kimia; f. daftar laboratorium penguji keamanan pangan (pengujian cemaran kimia: residu pestisida, mikotoksin, dan logam berat); g. daftar lembaga sertifikasi produk; h. daftar produsen/eksportir; i. hasil uji laboratorium cemaran kimia pada PSAT; j. kelembagaan pemerintah (otoritas kompeten dan regulatory body); k. bagan alur ekspor PSAT; dan l. daftar tempat pengiriman. 3. Tim Pengkajian Sistem Pengawasan Keamanan PSAT melakukan pengkajian terhadap informasi sistem keamanan pangan negara asal sebagaimana diuraikan pada angka 2. 4. Apabila berdasarkan hasil pengkajian, sistem pengawasan keamanan PSAT negara asal memenuhi persyaratan keamanan pangan Indonesia, maka sistem pengawasan keamanan PSAT negara asal dapat diberikan pengakuan. 5. Apabila berdasarkan hasil pengkajian ditemukan adanya keraguan terhadap kesesuaian dan kebenaran informasi yang telah disampaikan, maka Badan Karantina Pertanian berkoordinasi dengan instansi terkait melakukan verifikasi terhadap sistem pengawasan keamanan PSAT di negara asal. 2

E. PROSEDUR UNTUK MELAKUKAN PENGKAJIAN DAN VERIFIKASI TERHADAP SISTEM PENGAWASAN KEAMANAN PSAT NEGARA ASAL Pengkajian dan verifikasi dilakukan oleh Tim Pengkajian dan Verifikasi yang ditunjuk oleh Kepala Badan Karantina Pertanian. Sasaran pengkajian dan verifikasi adalah mengkaji dan memverifikasi sistem pengawasan keamanan PSAT di negara asal. Tim pengkajian dan verifikasi dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian. 1. Persiapan 1.1. Tim Pengkajian dan Verifikasi menyiapkan hal-hal sebagai berikut: a. ruang lingkup pengkajian (informasi dan dokumen permohonan); b. ruang lingkup verifikasi (jenis komoditas, sistem pengawasan keamanan PSAT negara asal); c. tanggal dan waktu pelaksanaan pengkajian; d. jadwal kunjungan verifikasi termasuk pertemuan dengan para pihak terkait. e. rencana kerja (termasuk verifikasi secara random); f. identitas tim (nama dan instansi asal); 1.2. Rencana ini harus dibahas terlebih dahulu dengan perwakilan negara asal dan, apabila perlu, dengan otoritas kompeten keamanan pangan negara asal. 2. Pertemuan 2.1. Persiapan verifikasi diawali dengan pertemuan dengan perwakilan negara asal di Indonesia untuk mengharmoniskan jadwal dan menjelaskan rencana kerja serta sasaran dalam pelaksanaan verifikasi. 2.2. Tim verifikasi mengadakan pertemuan dengan para pihak yang terkait dalam sistem pengawasan keamanan PSAT di negara asal untuk memperoleh keterangan yang otentik dan kebenaran informasi tentang pelaksanaan sistem tersebut. 3. Verifikasi Verifikasi terdiri atas pengkajian dokumen dan verifikasi di lapangan. 3.1. Pengkajian dokumen Pengkajian dokumen terdiri atas pengkajian terhadap sistem pemeriksaan dan sertifikasi dengan penekanan pada penerapan unsur-unsur sistem tersebut untuk komoditas sasaran. Berdasarkan hasil pengkajian tersebut, tim mengkaji dan mencocokkan kesesuaian arsip-arsip dokumen dan sertifikasi. 3.2. Verifikasi lapangan a. Keputusan untuk melaksanakan verifikasi tidak dilakukan secara otomatis, tetapi harus didasarkan pada beberapa unsur antara lain kajian risiko keamanan pangan atas komoditas sasaran, riwayat pemenuhan persyaratan oleh produsen di negara asal, volume produk untuk ekspor, kelayakan prasarana di negara asal, sistem pemeriksaan dan sertifikasi serta perubahannya, dan jenis-jenis pelatihan petugas. 3

b. Verifikasi lapangan meliputi mencocokkan kesesuaian antara peraturan dengan praktek-praktek pelaksanaannya dalam sistem pengawasan keamanan PSAT, disertai dengan meninjau kelayakan fasilitas pengemasan dan penanganan PSAT. 3.3. Verifikasi lanjutan Verifikasi lanjutan dapat dilakukan apabila ditemukan ketidaksesuaian pada pelaksanaan verifikasi terdahulu untuk mengetahui pelaksanaan tindak lanjut perbaikan atas penyimpangan/ketidaksesuaian yang pernah ditemukan sebelumnya. 4. Dokumen kerja 4.1. Verifikasi terhadap sistem pengawasan keamanan PSAT antara lain meliputi: a. jenis PSAT yang dimasukkan atau akan dimasukkan untuk mendapatkan pengakuan; b. sistem pengawasan keamanan PSAT di tempat produksi atau di suatu negara yang dimohonkan untuk mendapat pengakuan; c. daftar peraturan perundang-undangan terkait keamanan pangan segar negara asal beserta dokumennya; d. daftar tempat produksi yang menerapkan GAP dan GHP; e. penerapan sistem pengawasan keamanan PSAT di negara asal; f. sistem (prosedur, perencanaan, pelaksanaan) dan data hasil monitoring/surveilan terhadap cemaran kimia; g. daftar laboratorium penguji keamanan pangan (pengujian cemaran kimia: residu pestisida, mikotoksin, dan logam berat); h. daftar lembaga sertifikasi produk; i. daftar produsen/eksportir; j. hasil uji laboratorium cemaran kimia pada PSAT; k. kelembagaan pemerintah (otoritas kompeten dan regulatory body); l. bagan alur ekspor PSAT; dan m. daftar tempat pengiriman. 4.2. Hasil verifikasi dituangkan pada dokumen kerja yang mencatat tentang hasil verifikasi terhadap unsur-unsur sistem pengawasan keamanan PSAT, temuan sesuai dengan bukti-bukti otentik pada dokumentasi dan fakta di lapangan, serta kesimpulan. 5. Pertemuan penutup Pertemuan penutup harus dilaksanakan bersama para pihak terkait untuk memaparkan hasil verifikasi untuk mendapatkan pengakuan dari Badan Karantina Pertanian atau untuk mendapat perhatian/perbaikan dari pihak terkait negara asal PSAT atau untuk mendapat kelengkapan lebih lanjut guna memenuhi ketentuan dalam penetapan pengakuan. 6. Frekuensi Verifikasi Badan Karantina Pertanian dapat melakukan verifikasi ulang terhadap sistem pengawasan keamanan PSAT yang telah diakui berdasarkan hasil monitoring/surveilan terhadap cemaran kimia pada PSAT yang diimpor atau berdasarkan kasus-kasus atau informasi adanya indikasi bahaya cemaran kimia pada PSAT dari negara asal. 4

F. FORMULIR PERMOHONAN PENGAKUAN APPLICATION FOR RECOGNITION To: Agricultural Quarantine Agency of Indonesia (Food Safety Competent Authority at the Entry and Exit Points of Indonesia) From: National Food Safety Competent Authority of : (name of country) Herewith we would like to inform the details of the food safety control systems that we apply for recognition: 1. Name of Produce : (Common Name & Botanical Name) 2. Certification Bodies of Produce : 3. Testing Laboratories and Their Competence : 4. Authorized Residue Survey Institution (s) : 5. Food safety control systems*) : a. GAP b. GHP c. Procedure of Monitoring and Surveillance : (including sampling methods, scope, Yes frequency, lab test methods) d. Data of Monitoring and Surveillance - pesticide residue - mycotoxin - heavy metal (Pb, Cd) e. Procedure of Inspection and Certification (including sampling methods) 6. Annex**) : a. Food safety control system for fresh food of plant origin in country of origin b. List of Regulations (Full Text) c. List of Production Sites/Processing/Handling Industries which Applying GAP/GHP d. List of Testing Laboratories e. Procedure of Monitoring and Surveillance f. List of Certification Bodies of Produce g. List of Producers/Exporters h. Results of Laboratory Tests for Chemical Contaminants in regards to monitoring/surveillance i. Agency (Competent Authority, Regulatory Bodies, National Residue Survey, etc.) j. Control and Monitoring Systems for Chemical Contaminants k. Procedure of inspection and certification l. Flowchart of Exported Fresh Food of Plant Origin m. List of Exit Points *) put ( ) on the box **) attach the complete document Applicant, signature & stamp ( director of NFSCA...) 5