HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KETAHANAN KARDIORESPIRASI PADA DOSEN PRIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS RIAU

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN INDEKS KESEGARAN KARDIOVASKULER PEGAWAI PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia atau World Health Organization (WHO) (2014), mendeklarasikan

berusia di atas 37,65 tahun untuk lebih diperhatikan. Kata kunci: kesegaran jasmani lalu lintas. Kepustakaan: 46 ( ). ABSTRAK Susilowati

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS FUNGSI FAKTOR KELUARGA DAN PERSEPSI FATWA HARAM MEROKOK PEGAWAI TERHADAP PERILAKU PELAKSANAAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR UMY TENTANG MEROKOK

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN MASUK 2012

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

Kata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

SEBAGAI PEROKOK. Oleh: ARSWINI PERIYASAMY

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. RINGKASAN... vii. SUMMARY...

BAB III METODE PENELITIAN. Analitik dengan metode Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PAPARAN PADA PEROKOK PASIF DENGAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2MAX) PADA REMAJA USIA TAHUN SKRIPSI

Karya Tulis Ilmiah. Disusun Oleh : KURNIA DWI SAFITRI

BAB III METODE PENELITIAN. adalah pendekatan cross sectional, dimana variabel independen dan dependen

BAB I PENDAHULUAN. di DIY memiliki proporsi sebesar 42,1% untuk perilaku sedentari <3 jam,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabelvariabel,

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE ASTRAND MODIFIKASI IWAN BUDIMAN

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menunjukkan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG.

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA DI SMA NEGERI PLANDAAN JOMBANG. M. Miftahul Laili Ramadhana. Junaidi Budi Prihanto

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN ANTARA TES BANGKU METODE QUEEN S COLLEGE DAN TES BANGKU METODE FREKUENSI TETAP 25 KALI/MENIT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kurnia Dwi Safitri 1, Nurvita Risdiana 2. Intisari. Abstract

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Surakarta dan dilakukan pada bulan Febuari one group with control design. Metode pendekatan yang akan digunakan

BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan studi cross

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2011

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA TAHUN 2009

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PELAJAR DI SALAH SATU SMA DI BANJARMASIN MENGENAI MASALAH MEROKOK

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya

THE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MASYARAKAT DI DUSUN NGEBEL, KASIHAN BANTUL

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA SOPIR TRAYEK KOTAMOBAGU MANADO DI CV PARIS 88 KOTAMOBAGU

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA BATIK BROTOSENO MASARAN SRAGEN

HUBUNGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU DENGAN KONDISI PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKES FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2008 DAN 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik noneksperimental

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

Universitas Lampung. Abstrak

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES BANGKU METODE YMCA

Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

GAMBARAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA LAKI-LAKI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik dengan baik untuk memacu semangat belajar.

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

ABSTRAK HUBUNGAN USIA DAN JENIS KELAMIN TERHADAP RISIKO JATUH PADA LANSIA

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DM DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

HUBUNGAN JENIS KELAMIN, AKTIFITAS FISIK DAN STATUS GIZI DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross

Transkripsi:

1 HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KETAHANAN KARDIORESPIRASI PADA DOSEN PRIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS RIAU ELI ERAWATI MIFTAH AZRIN INDRA YOVI Email : elly_erawati@yahoo.co.id ABSTRACT : Cardiorespiratory endurance is ability of heart system, lungs and blood vessels to optimal function when do daily activity in long time without serious tired. Cardiorespiratory endurance influenced some factors such as: age, sex, nutritional status, sport and smoke habits. Harvard step test is one of cardiorespiratory endurance inspection that can do in the field with use simple tools, cheap, and easy to do by all people. This research is the analytical research with cross sectional approach that purpose to know the relation of smoke habits with cardiorespiratory endurance of man lecturer in social and politicies faculty in riau university by taking over sample technics is total sampling. There are 40 man lecturers in 45-65 years old, but of them fill include criteria. The result of research show there are relation that meaning between smoke habits and cardiorespiratory endurance with medium correlation strong and direction negative correlation (r=-0,497 ; p=0,001). Conclusion in this research is most of man lecturer have smoke habits in medium smoker category with enough cardiorespiratory endurance. Keywords : smoke habits, cardiorespiratory endurance PENDAHULUAN Ketahanan kardiorespirasi adalah kesanggupan sistem jantung, paru, dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan kerja dalam mengambil oksigen dan menyalurkannya ke jaringan yang aktif sehingga dapat digunakan pada proses metabolisme tubuh. 1 Menurut WHO (World Health Organization) ketahanan kardiorespirasi dapat dinilai dengan VO2max ( VO2maksimum) atau konsumsi oksigen maksimum yang merupakan indikator tunggal terbaik yang dapat diukur secara langsung ataupun tidak langsung. Pengukuran secara tidak langsung yang dapat dilakukan salah satunya adalah Harvard step test ( tes naik turun bangku). 2 Data di Indonesia mengenai pengukuran tingkat kebugaran jasmani yang dilakukan oleh pusat kesegaran jasmani di provinsi tahun 2005 terhadap 7685 orang hasilnya adalah 38,4% kurang, 9,53% kurang sekali sisanya dinyatakan sedang. 3 Ketahanan kardiorespirasi merupakan komponen terpenting dalam menilai tingkat kebugaran jasmani seseorang. Ketahanan kardiorespirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya umur, jenis kelamin, status

2 gizi, aktivitas olahraga dan kebiasaan. 4 Merokok merupakan salah satu masalah utama yang terjadi di Indonesia dan menyebabkan lebih dari 200.000 kematian pertahunnya. 5 Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2011 mengungkapkan bahwa Indonesia menempati peringkat pertama diantara 16 negara yang di survei dengan tingkat prevalensi perokok aktif tertinggi yaitu 67,4% untuk laki-laki dan 4,5% untuk perempuan dan sekitar 36,1% atau 60 juta penduduk Indonesia adalah perokok aktif. 6 Penelitian yang dilakukan oleh Rizkiani dan Rita (2012), hubungan stress dengan perilaku pada pegawai negeri sipil laki-laki didapatkan 50,05% perokok aktif dan 49,05% perokok pasif. 7 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau memiliki dosen pria yang lebih banyak dibandingkan dosen wanita. Survei yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya ditemukan adanya dosen pria yang di lingkungan kampus dan belum adanya larangan kawasan bebas asap rokok di lingkungan kampus. Wawancara yang didapatkan dari 10 dosen pria yang 3 diantaranya memiliki kebiasaan > 20 tahun. Belum adanya penelitian mengenai kebiasaan dengan ketahanan kardiorespirasi di kalangan dosen mendorong peneliti untuk mengetahui hubungan kebiasaan dengan ketahanan kardiorespirasi pada dosen pria Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Riau. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional 8 yaitu untuk mengetahui hubungan kebiasaan dengan ketahanan kardiorespirasi pada dosen pria Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau.Penelitian ini dilakukan pada tanggal 21-28 Februari 2014 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau. Populasi penelitian ini adalah seluruh dosen pria Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi berjumlah orang. Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah usia 45-65 tahun dan bersedia menandatangani persetujuan penelitian serta mengikuti persetujuan penelitian yang telah ditetapkan. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah dosen pria yang sedang izin atau mengambil cuti dan pada saat penelitian dilakukan subjek dalam keadaan sakit dengan hasil tes PAR-Q 4 terdapat satu atau lebih jawaban ya. Tes PAR-Q merupakan tes untuk mengetahui kondisi responden dalam keadaan sehat atau tidak. Instrumen penelitian ini adalah kusisioner untuk mengetahui kebiasaan dan Harvard Step Test 9 untuk mengetahui ketahanan kardiorespirasi. Harvard Step Test adalah tes naik turun bangku yang dilakukan maksimal 5 menit untuk menilai ketahanan kardiorespirasi. Analisis univariat yang digunakan untuk mendiskripsikan distribusi frekuensi setiap variabel. Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. bebas menggunakan skala ukur ordinal dan variabel terikat menggunakan skala ukur ordinal. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan diantara keduanya digunakan uji GAMMA DAN SOMER S. 10 Tingkat kemaknaan (p) yang digunakan adalah <0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN

3 Karakteristik umum responden Populasi dalam penelitian ini adalah dosen pria Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau yang berjumlah 40 orang. Terdapat 9 orang dosen pria yang dieksklusi sehingga jumlah sampel penelitian menjadi orang dosen pria. Hal ini dikarenakan 3 orang berada dalam kondisi tidak sehat saat penelitian diadakan dan 6 orang tidak bersedia mengikuti prosedur penelitian yang telah ditetapkan. Karakteristik umum subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Karakteristik umum subjek penelitian umur (tahun) Frekuensi Persentase 45-54 55-64 65 7 2 71,6 6,5 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa umur subjek penelitian terbanyak adalah umur 45-54 tahun yang berjumlah orang (71%), umur 55-64 tahun sebanyak 7 orang (,6%) dan umur 65 tahun sebanyak 2 orang (6,5%). Rata-rata umur subjek penelitian adalah 52,90 tahun dengan umur termuda 45 tahun dan umur tertinggi 65 tahun. Distribusi frekuensi subjek penelitian berdasarkan status gizi Data diperoleh melalui pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) subjek penelitian dengan mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan subjek penelitian sehingga didapatkan distribusi frekuensi status gizi pada dosen pria Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau seperti yang terlihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.2 Distribusi frekuensi subjek penelitian berdasarkan status gizi status gizi Frekuensi Persentase Berlebih Normal 14 17 45,2 54,8 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa status gizi subjek penelitian terbanyak yaitu berlebih berjumlah 17 orang (54,8%) dan normal berjumlah 14 orang (45,2%). Distribusi frekuensi subjek penelitian berdasarkan kebiasaan olahraga Data diperoleh melalui kuisioner sehingga didapatkan distribusi frekuensi kebiasaan olahraga subjek penelitian seperti yang terlihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.3 Distribusi frekuensi subjek penelitian berdasarkan kebiasaan olahraga Frekuensi Persentase olahraga Tidak teratur Teratur 9 71 29 Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa kebiasaan olahraga subjek penelitian terbanyak adalah olahraga tidak teratur sebanyak orang(71%) dan olahraga teratur sebanyak 9 orang (29%). Distribusi frekuensi riwayat kebiasaan subjek penelitian Data diperoleh melalui kuisioner sehingga didapatkan distribusi frekuensi

4 kebiasaan subjek penelitian adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 distribusi riwayat kebiasaan subjek penelitian kebiasaan Tidak Merokok Frekuensi 9 Persentase 29 71 Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa riwayat kebiasaan subjek penelitian terbanyak adalah sebanyak orang (71%) dan tidak sebanyak 9 orang (29%). Analisis univariat Distribusi frekuensi derajat subjek penelitian Data diperoleh melalui kuisioner yang dihitung berdasarkan indeks brinkman sehingga didapatkan distribusi frekuensi derajat subjek penelitian yang tergolong derajat ringan, sedang dan berat. Derajat pada dosen pria Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau yang memiliki kebiasaan berjumlah orang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.5 Distribusi frekuensi derajat subjek penelitian derajat Frekuensi Persentase Ringan Sedang Berat 6 14 2 27,3 63,6 9,1 Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa derajat dosen pria Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau terbanyak adalah derajat sedang berjumlah 14 orang (63,6%), derajat ringan berjumlah 6 orang (27,3%) dan paling sedikit derajat berat berjumlah 2 orang (9,1%). Distribusi frekuensi ketahanan kardiorespirasi subjek penelitian Data diperoleh dari Harvard step test (naik turun bangku) dengan menggunakan bangku Harvard, metronome dan stopwatch pada subjek penelitian sehingga didapatkan gambaran distribusi frekuensi ketahanan kardiorespirasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Distribusi frekuensi ketahanan kardiorespirasi subjek penelitian ketahanan kardiorespirasi Baik Cukup Kurang Frekuensi 5 16 10 Persentase 16,1 51,6 32,3 Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa ketahanan kardiorespirasi dosen pria Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau terbanyak dengan ketahanan kardiorespirasi cukup berjumlah 16 orang (51,6%), di ikuti dengan ketahanan kardiorespirasi kurang yang berjumlah 10 orang (32,3%) dan ketahanan kardiorespirasi baik berjumlah 5 orang (16,1%). Analisis Bivariat Hubungan kebiasaan dengan ketahanan kardiorespirasi Hubungan kebiasaan dengan ketahanan kardiorespirasi pada dosen pria Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut :

5 Tabel 4.7 Distribusi frekuensi ketahanan kardiorespirasi berdasarkan derajat Derajat Ringan Sedang Berat Ketahanan kardiorespirasi Baik Cukup Kurang 3 3 0 0 6 8 0 1 1 Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa dosen pria Fakultas ILmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau yang memiliki kebiasaan ada orang dengan derajat ringan ada 6 orang yaitu derajat ringan dengan ketahanan kardiorespirasi baik ada 3 orang dan derajat ringan dengan ketahanan kardiorespirasi cukup ada 3 orang. Dosen pria yang memiliki kebiasaan dengan derajat sedang ada 14 orang yaitu derajat sedang dengan ketahanan kardiorespirasi cukup ada 6 orang dan derajat sedang dengan ketahanan kardiorespirasi kurang ada 8 orang. Dosen pria yang memiliki kebiasaan dengan derajat berat ada 2 orang yaitu derajat berat dengan ketahanan kardiorespirasi cukup ada 1 orang dan derajat berat dengan ketahanan kardiorespirasi kurang ada 1 orang. Hasil uji statistik hubungan kebiasaan dengan ketahanan kardiorespirasi dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini : Derajat Ketahanan kardiorespirasi Kekuatan p value korelasi (r) -0,497 0,001 Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa hasil uji hipotesis p = 0,001 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan ketahanan kardiorespirasi dengan kekuatan korelasi sedang dan arah korelasi negatif. Berdasarkan kepustakaan disebutkan bahwa perokok membutuhkan kinerja yang lebih besar karena pada perokok terjadi penurunan kinerja dan daya tahan kardiorespirasi dibandingkan yang bukan perokok. Daya tahan perokok 7,2 % lebih kecil dibandingkan yang bukan perokok. Perokok memiliki denyut nadi istirahat yang lebih tinggi dan denyut nadi maksimal yang lebih rendah dibandingkan yang bukan perokok. Semakin tinggi denyut nadi istirahat berarti perokok harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga perokok akan mengalami cepat lelah. 11 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiasih yaitu terdapat hubungan antara kebiasaan dengan kebugaran jasmani dengan hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,007. 12 Adapun pengukuran tingkat kebugaran jasmani yang dilakukan oleh Budiasih juga menggunakan Harvard Step Test. Penelitian lain yang dilakukan oleh Rahmawati, Intan menunjukkan ada hubungan antara jumlah konsumsi rokok berat (p=0,00005; POR=9,000; CI95%=2,594-,2), sedang (p=0,042; POR=6,750; CI95%=1,7-37,142) dengan kebugaran jasmani yang diukur dengan menggunakan Harvard Step Test. Tidak ada hubungan antara konsumsi rokok ringan dengan kebugaran jasmani (p=0,285; POR=2,250; CI95%=0,570-8,875). 13

6 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada dosen pria Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau dapat disimpulkan : 1. Berdasarkan umur terbanyak adalah umur 45-54 (71%). 2. Berdasarkan status gizi terbanyak dengan berat badan berlebih (54,8%). 3. Berdasarkan kebiasaan olahraga terbanyak adalah tidak teratur (71%). 4. Berdasarkan riwayat kebiasaan terbanyak adalah perokok (71%) dengan derajat terbanyak adalah perokok sedang (63,6%). 5. Berdasarkan ketahanan kardiorespirasi terbanyak adalah kategori cukup (51,6%). 6. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan ketahanan kardiorespirasi dengan p value = 0,001. SARAN Kepada dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau tetap menjaga kebugaran jasmani agar ketahanan kardiorespirasi dapat berfungsi dengan baik dengan melakukan gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, tidak dan kontrol berat badan. Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan menghubungkan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan ketahanan kardiorespiraasi seperti status gizi dan kebiasaan olahraga. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing 1 dr. Miftah Azrin, Sp.KO dan pembimbing 2 dr. Indra Yovi, Sp.P atas bimbingannya dan kepada responden yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Lathiifa H. Gambaran Kebiasaan Berolahraga Terhadap Daya Tahan Kardiorespirasi Pada Siswa-Siswi SMU TrigunaUtama Kampung Utan Ciputat Banten Tahun 2009. Jakarta : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 2009 2. Mexitalia M, Anam MS, Uemura A, Yamauchi T. Jurnal Media Medika Indonesia. Komposisi Tubuh Dan Kesegaran Kardiovaskuler Yang Diukur Dengan Harvard Step Test Dan 20 M Shuttle Run Test Pada Anak Obesitas. 2012 ; Vol. 46, No. 1 3. Susilowati. Faktor-Faktor Risiko Kebugaran Jasmani Pada Polisi Lalu Lintas di Kota Semarang. Magister Epidemiologi Pasca Sarjana Diponegoro Semarang. 2007 4. Sharkey BJ. Kebugaran dan Kesehatan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2011 5. Reimondos A, Utomo ID, Donald PM, Hull T, Suparno H, Utomo A. The 2010 Greater Jakarta Transition to Adulthood Survey Policy Background. Merokok dan Penduduk Dewasa Muda di Indonesia. 2010 ; No. 2. 6. Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jendral Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan Luncurkan Hasil Survei Tembakau. 2012. [diperbarui 28 oktober 2013; diakses 26 november 2013]. Di unduh dari : http://www.pedulidampakrokok.co m/2013/02/kemenkes-luncurkanhasil-survei-tembakau.html

7 7. Rizkiani M, Rita HW. Hubungan Stress dengan Perilaku Merokok pada Pegawai Negeri Sipil Laki- Laki. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 2012. 8. Notoatmodjo S. Metodologi Peenelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2005. 9. Brianmac Sport Coach. Harvard Step Test. 2013. [2013 sep 15] http://www.brianmac.co.uk/havard. htm 10. Dahlan MS. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika. 2009. 11. Compaign For Tobacco Free Kids. Smoking, Physical Activity and Poor Physical Performance. 2003. Di unduh dari : http://tobaccofreekids.org/ 12. Budiasih, KAS. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani Karyawan di PT. Amoco Mitsui Indonesia Tahun 2011 [Skripsi]. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. 2011 13. Rahmawati, Intan. Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani di Dusun Taman Desa Taman Baru Taktakan Serang Banten. Semarang : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro. 2009. Diunduh dari : http://eprints.undip.ac.id/35277/1/3 565.pdf