BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Melalui sekolah, siswa belajar

BAB I PENDAHULUAN. 2010:65) Hasil survei The Political and Economic RiskConsultancy (PERC)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Banyaknya materi pembelajaran dalam mata pelajaran ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) adalah gabungan dari ilmu sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang penting dalam menyiapkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagai modal bagi pembangunan nasional. 2010:65) Hasil survei The Political and Economic Risk Consultancy (PERC)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. belajar (pengajaran) maupun penilaian pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. menambah sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pemerintah, masyarakat dan pengelola pendidikan pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan bangsa itu sendiri.kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. IPS merupakan mata pelajaran di Sekolah Dasar (SD) yang tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, pendidikan di Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam pasal 1

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

A ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. dana yang cukup besar. Hal ini diakui semua orang atau suatu bangsa demi

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Media Group, 2007, hlm 5. 1 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, Yogyakarta, Arruz

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses pelatihan untuk. webster s New Word Dictionary Sagala (2007: 1), sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. permasalahan yang akan dihadapi. Selama ini proses pembelajaran PKn di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi. aspek kompetensi pedagogik adalah guru mampu melakukan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu mempersiapkan diri dan memberikan bekal untuk melanjutkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan menggunakan ilmu politik, ekonomi, sejarah, sosiologi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan melalui kegiatan matematika. Matematika juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam. pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan inilah dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan adanya pendidikan akan membentuk sikap, watak, karakter, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan yang menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Dalam mencapai tujuan yang lebih baik, pemerintah telah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan baik melalui proses belajar mengajar maupun seluruh perangkat pendukung terlaksananya pendidikan misalnya penataran guru-guru, perbaikan kurikulum dan bantuan alat sekolah. Namun usaha yang dilakukan oleh pemerintah belum memberi hasil seperti yang diharapkan. Oleh Karena itu, pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan dan prioritas secara intensif dari pemerintah, masyarakat, dan juga dari pengelola pendidikan. Guru merupakan salah satu bagian yang penting dalam proses belajar mengajar yang dituntut harus memiliki kemampuan dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran di kelas. Guru memegang peranan yang penting terhadap aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Dalam proses belajar mengajar dibutuhkan guru yang berkualitas dan terampil dalam menyampaikan materi pembelajaran juga dapat mengarahkan peserta didik menjadi generasi yang diharapkan. Untuk itu, guru tidak cukup hanya menyampaikan materi pelajaran semata, tetapi juga harus mampu menciptakan aktivitas dan suasana belajar yang

menyenangkan bagi siswa serta mempertimbangkan metode dan strategi dalam mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran. Namun pengamatan awal penulis di SMP N 2 Laguboti, metode yang digunakan guru saat mengajar adalah metode konvensional, dimana guru menyampaikan pelajaran dengan berceramah, terkadang melakukan tanya jawab dan memberi tugas kepada siswa. Dalam metode ini guru yang berperan aktif sedangkan siswa pasif atau dapat dikatakan proses pembelajaran yang berlangsung masih berpusat pada guru (teacher centre learning).dalam proses belajarb mengajar, siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa juga kebanyakan bermain dan ada juga siswa yang tidur. Dalam pelaksanaan metode konvensional ini ada beberapa kelemahan yang dapat dilihat langsung pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, interaksi guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa yang lain jarang terjadi, siswa juga kurang terampil menjawab pertanyaan guru atau bertanya tentang materi pelajaran yang sedang berlangsung. Hal tersebut akan mengurangi kesempatan siswa untuk mandiri dan berkembang melalui proses berpikirnya, sehingga siswa cenderung bosan saat pelajaran berlangsung, kurang menyerap materi yang disampaikan oleh guru dan menganggap mata pelajaran IPS Terpadu itu adalah pelajaran yang membosankan. Berdasarkan hasil observasi penulis di SMP N 2 Laguboti, diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas VIII A tergolong masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian siswa yaitu dari 26 siswa kelas VIII A hanya 42% (11 orang ) siswa yang memperoleh nilai di atas 70 sedangkan 58% (15 orang) siswa memperoleh nilai di bawah 70 atau belum memenuhi KKM. Dimana Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPS Terpadu yang telah ditetapkan sekolah adalah 70. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPS Terpadu masih dikategorikan rendah. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, perlu diadakan perbaikan dalam pembelajaran agar proses belajar mengajar terlaksana dengan baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun salah satu cara yang digunakan adalah mengubah metode pembelajaran konvensional dengan menerapkan model-model pembelajaran. Model pembelajaran yang dimaksud adalah Make A Match dengan Talking Stick yang diharapkan mampu mencapai keberhasilan pembelajaran di sekolah dan dapat dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan aktivitas yang akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Penerapan model Make A Match atau mencari pasangan ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/ soal. Secara umum cara pelaksanaan model pembelajaran ini yaitu guru mempersiapkan beberapa kartu yang berisi soal/jawaban dari materi yang sedang dipelajari, setengah dari jumlah kartu berisi soal, dan setengah lagi berisi jawaban. Kemudian guru membagi kartu secara acak, tiap siswa mendapat satu kartu. Selanjutnya guru menyuruh siswa memikirkan jawaban maupun pertanyaan dari kartu yang ada pada siswa untuk di pertanggung jawabkan, yang selanjutnya dikolaborasikan dengan Talking Stick dengan menggunakan tongkat yang di iringi dengan musik. Seorang siswa yang mendapat tongkat akan membacakan soal/jawaban yang ada di kartunya dan siswa yang merasa soal/jawaban yang dikartunya cocok dengan yang dibacakan siswa pertama akan menggabungkan

kartu mereka, begitu juga dengan siswa selanjutnya sampai semua siswa mendapat giliran. Dengan menerapkan kolaborasi Make A Match dan Talking Stick siswa diharapkan untuk lebih aktif serta memudahkan siswa memahami pelajaran IPS Terpadu. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Make A Match dengan Talking Stick Untuk Meningkatkan Aktivitas dan hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII A SMP N 2 Laguboti Tahun Pembelajaran 2012/2013. 1.2 Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengapa hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII A SMP N 2 Laguboti masih rendah? 2. Bagaimana cara meningkatkan aktivitas belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII A semester genap SMP N 2 Laguboti? 3. Bagaimana cara menigkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII A semester genap SMP N 2 Laguboti? 4. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Make A Macth dengan Talking Stick dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII A semester genap SMP N 2 Laguboti?

1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah Penerapan kolaborasi model pembelajaran Make A Match dengan Talking Stick untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ekonomi siswa khususnya pada standar kompetensi memahami kegiatan perekonomian di Indonesia di kelas VIII A SMP N 2 Laguboti Tahun Pembelajaran 2012/2013. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Apakah dengan penerapan kolaborasi model pembelajaran Make A Match dengan Talking Stick dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII A N 2 Laguboti? 1.5 Pemecahan Masalah Metode yang digunakan untuk pemecahan masalah dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS Terpadu siswa yaitu menerapkan kolaborasi model pembelajaran Make A Match dengan Talking Stick. Penulis akan melakukan konsultasi kepada guru untuk menerapkan kolaborasi model pembelajaran Make A Macth dengan Talking stick. Saat proses belajar mengajar berlangsung, penulis berperan sebagai pengamat yakni mengamati respon atau tindakan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

Penerapan model pembelajaran Make A Match dimulai dari teknik yaitu siswa mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/ soal dalam batas waktu yang sudah ditentukan, siapa yang dapat mencocokkan kartunya akan diberi poin. Dengan penerapan model pembelajaran ini, siswa di ajak untuk berpikir cepat dan tepat. Selain itu, model pembelajaran Make A Match ini dapat melatih pola pikir dan keingintahuan siswa karena dalam model pembelajaran ini siswa di dilatih untuk berpikir cepat dalam mempelajari suatu konsep atau topik dalam pencarian kartu jawaban atau soal. Setiap siswa pasti mendapat pasangan kartu yang cocok lalu mendiskusikan hasil pencarian pasangan kartu yang telah dicocokkan dengan pasangannya. Model pembelajaran Talking Stick merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam proses belajar mengajar dengan bantuan tongkat (stick). Setiaap siswa yang mendapatkan tongkat wajib menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, demikian seterusnya sampai seluruh siswa mendapat tongkat dan pertanyaan dari guru. Adapun model pembelajaran Talking Stick merupakan pembelajaran yang berfokus dalam memaksimalkan kondisi dan aktivitas belajar untuk mencapai tujuan belajar, mampu berbicara dan berkomunikasi. Kolaborasi model pembelajaran Make A Match dengan Talking Stick merupakan penggabungan antara dua model pembelajaran kooperatif, dimana siswa secara aktif memberikan pengaruh dalam proses pembelajaran dengan memberikan pendapat serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah bersama kelompoknya yang dapat

mengembangkan sikap teliti dan menciptakan interaksi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa lainnya. Pelaksanaan kolaborasi kedua model ini dimulai dengan guru menjelaskan tujuan pembelajaran, guru menjelaskan materi pembelajaran, kemudian membagi kelas menjadi dua kelompok dimana kelompok pertama yakni mendapat kartu pertanyaan dan kelompok kedua mendapat kartu jawaban. Siswa diberi waktu beberapa menit untuk mendiskusikan pertanyaan/jawaban masing-masing. Untuk menguatkan pengetahuan siswa, setelah diskusi selesai guru selanjutnya mengkolaborasikan dengan model pembelajaran Talking Stick dimana guru menyiapkan tongkat dan memutar musik. Saat musik diputar tongkat dijalankan secara bergilir dari siswa yang satu ke siswa yang lain. Saat musik berhenti siswa yang memegang tongkat berkesempatan membacakan soal/jawaban yang di kartunya dan kemudian mencari soal/jawaban pasangan kartunya dalam waktu yang telah tetapkan, apabila siswa berhasil, maka akan mendapat poin. Penerapan kolaborasi model pembelajaran Make A Match dengan Talking stick ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa serta cara perpikir, dan mengeluarkan gagasan atau pendapat dalam kelompok. Model pembelajaran ini juga dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa karena dituntut untuk berbicara didepan kelas. Selain itu, melalui penerapan model pembelajaran ini siswa akan lebih memahami materi pelajaran yang diajarkan karena siswa dituntut untuk berpikir cepat dan bertanggungjawab. Suasana pembelajaran yang menyenangkan, berkesan dan mencerdaskan siswa merupakan salah satu yang

dapat tercipta melalui penerapan kolaborasi model pembelajaran Make A Match dengan Talking Stick. Dari uraian di atas maka pemecahan masalah dalam penelitian ini yaitu dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Make A Match dengan Talking Stick diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII A SMP N 2 Laguboti Tahun Pembelajaran 2012/2013. 1.6 Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPS Terpadu siswa dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Make A Match dengan Talking Stick di kelas VIII A SMP N 2 Laguboti. 1.7 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Penulis dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan model pembelajaran Make A Match dan Talking Stick. 2. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis sebagai calon guru mengenai model pembelajaran Make A Match dan Talking Stick dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS Terpadu.

3. Sebagai bahan masukan untuk pihak sekolah dan guru dalam menggunakan model pembelajaran Make A Match dan Talking Stick.