BAB I PENDAHULUAN. Azoic Eon (Zaman Ketiadaan Kehidupan) (An-Najjar, 2007: 2). teori yang sangat terkenal hingga sekarang yaitu Big Bang oleh Edwin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

Asal Usul Alam Semesta

Pendidikan Agama Islam

KATA PENGANTAR. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini.

BAB I PENDAHULUAN. orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya pembicaraan. Dalam hal kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi

Kecerdasan Rancangan (1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. science is lame ; Ilmu tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh.

DUNIA YANG BERANEKA WARNA

PRAKTEK RITUAL BAKAR DUPA DALAM PANDANGAN ISLAM DESA LAWONUA KEC.BESULUTU KAB. KONAWE

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. Surat al-baqarah ayat 2 yang artinya: Kitab (al-quran) ini tidak ada keraguan. padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.

BAB I PENDAHULUAN. abad ke XVII): bintang-bintang dilangit yang tampak di langit beserta planet,

BAB I PENDAHULUAN. pada masa Rasululah, hingga masa sekarang. memahami dan dapat mengamalkan isi dari Al Quran. Sebagaimana yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MATERI 5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya kemunduran umat Islam tidak lain disebabkan oleh kemiskinan ilmu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Dengan

Teori Big Bang. 1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

TERMINOLOGIS KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

Mukadimah. Pengkajian

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam pengertian secara umum, yakni proses transmisi

BAB I PENDAHULUAN. firman Allah dalam QS Al-Imran 190 yang berbunyi : Allah SWT kepada manusia yang telah diberi kenikmatan berupa akal dan pikiran

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abudin Nata, Al-Qur an dan Hadits, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm.55-56

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. saing dalam menghadapi zaman perubahan yang serba instan. 1 Oleh karena

PROPOSAL RAMADHAN 1430 H PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi

ISLAM MENJADI SUMBER MOTIVASI PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang keilmuan lainnya. Al-Qur an juga merupakan firman Allah

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah ayat-ayat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak

MODUL 02 MEMAHAMI KEAGUNGAN AL-QUR AN DAN HIDUP BAHAGIA DENGAN AL-QUR AN

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya orang yang meyakini dan menganut ajaran Islam memiliki kepribadian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Karakter Morfologi Penciri Ketahanan Kekeringan Pada Beberapa Varietas Kedelai

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan. dengan jalan mutawātir, dan yang membacanya dipandang beribadah.

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran menjadi kecakapan hidup yang diperlukan seseorang,

F LS L A S F A A F T A T ISL S A L M

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

BAB I PENDAHULUAN. Al-Baqarah, Ayat 151, Al-Qur an Terjemah Kudus, Menara Kudus, 2006, Hal 23

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup manusia. kearah kearifan ( wisdom), pengetahuan ( knowledge), dan etika ( conduct).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka tuntutan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini, karena tiada ilmu yang lebih utama untuk dipelajari oleh umat

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

Islam dan Teknologi. Bag.2. Oleh : Didin Hafidudin dan Abdullah Shahab. Pada Acara Diskusi Panel Teknik Mesin ITS. Islam dan Teknologi bag 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan

SAINS DAN TEKNOLOGI DALAM AL QUR AN 1) Oleh Abdussakir 2)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama Islam bertugas mempertahankan, menanamkan, dan

Modul ke: Mengenal Islam. DR. Rais Hidayat. Fakultas: Ilmu komputer. Program studi: Informasitika.

Kosmologi Ibnu Sînâ MUHAMMAD SOFYAN NURUL JAMAL Dosen Pembimbing Dr. Humaidi

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

Tuduhan Bahwa Berpegang Terhadap Agama Penyebab Kemunduran Kaum Muslimin

BAB VI PENUTUP. Perkembangan Pondok Pesantren Hidayatullah ditandai dengan berdirinya

PERADABAN DALAM ISLAM

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Salah satu pangan fungsional yang

Sumber Ajaran Islam. Informatika. DR. Rais Hidayat.

Mengenal Pemimpin Besar Ibrahim

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi setiap manusia dalam aktivitas komunikasi antara sesama mereka. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. konstitusional ini menjiwai dan dijabarkan dalam semua aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB V PEMBAHASAN. yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan :

Kisah Dr. Gary Miller (Misionaris Kristen), Sang Penantang Al Quran : Melakukan Riset Panjang Untuk Mencari Kesalahan Al Qur an!

ILMU SOSIAL Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kajian ilmu-ilmu geologi dan astronotika menyatakan bahwa kita hidup di alam semesta yang umurnya diperkirakan mencapai lebih dari tiga juta miliar tahun. Sementara bumi yang kita pijak diperkirakan umurnya sekitar lebih dari 4600 juta tahun. Rentang waktu mulai 4,6 miliar tahun hingga 3,8 miliar tahun yang diperkirakan mencapai 800 juta tahun merupkan fase penyiapan bumi untuk menerima kehidupan dan disebut dengan istilah The Azoic Eon (Zaman Ketiadaan Kehidupan) (An-Najjar, 2007: 2). Alam semesta yang luar biasa ini tentu tidak ada dengan sendirinya, pasti ada yang menciptakan yakni Tuhan semesta alam Allah SWT. Banyak ilmuwan yang mengkaji tentang terciptanya alam semesta. Sehingga muncullah berbagai macam teori mengenai penciptaan alam semesta. Seperti teori yang sangat terkenal hingga sekarang yaitu Big Bang oleh Edwin Hubble dan teori Nebulata oleh Immanuel Kant. Jika diamati pada masa sekarang ini, teori-teori penciptaan alam semesta yang berlaku di masyarakat dan bahkan di dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam adalah teori yang berasal dari barat. Masyarakat kita menganggap bahwa ilmu-ilmu alam semesta hanya ditemukan dan dikaji oleh para ilmuwan-ilmuwan yang berasal dari bangsa barat. Bahkan ada juga

yang mengatakan bahwa cabang-cabang ilmu alam yang ada pada masa sekarang ini awal mulanya ditemukan oleh bangsa barat. Padahal jauh sebelum bangsa barat, Islam telah lebih dahulu menemukan dan mengkaji ilmu alam semesta. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan didirikannya beberapa observatorium oleh para ilmuwan muslim untuk mengamati bintang-bintang yang bertebaran di langit. Beberapa observatorium yang dimaksud yaitu observatorium Bayt Al-Hikmah di Bagdad, Dar Al-Hikmah di Kairo, Taqi Al-Din di Istanbul serta observatorium pertama di dunia yang terletak di Ulugh Beg (Samarkhand) pada sekitar abad 5 M. Orang barat baru memiliki observatorium sendiri sekitar 1000 tahun setelah para ilmuwan muslim mendirikannya yaitu pada tahun 1580 di Tycho Brahe (Wardhana, 2006: 53). Beberapa ilmuwan muslim yang sangat berperan dalam berkembangnya ilmu alam semesta antara lain yaitu Al-Farabi yang bergelar al-mu allim al- Tsani (Guru Kedua) setelah Aristoteles dan Ibn Sina yang bergelar al-syaikh al-rais al- Alim karena kehebatannya dalam mengungguli pakar lainnya. Melalui teori Emanasi (pancaran)nya kedua tokoh tersebut berusaha mejelaskan alam semesta sambil berusaha menghindari terjadinya paham menyekutukan atau menyerupakan Allah dengan alam ciptaan-nya (Nata, 2013: 103). Para ilmuwan muslim tersebut melakukan penelitian-penelitian dengan bersumber pada Al-Qur an. Sebagaimana umat Islam yakini bahwa Al- Qur an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad SAW

melalui perantara malaikat Jibril yang disampaikan pada generasi berikutnya tanpa secara mutawatir (tidak diragukan), dianggap ibadah bagi orang yang membacanya, yang dimulai dengan surat al-fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas (al-khallaf dalam Nata, 2010: 75). Di dalam Al-Qur an terkandung berbagai macam ilmu, termasuk di dalamnya penciptaan alam semsesta yang kita tinggali hingga pada saat ini. Banyak penemuan-penemuan yang sebenarnya sudah tercantum di dalam Al- Qur an, hanya saja manusia yang tidak tahu atau mungkin terlalu malas untuk mengkajinya. Salah satu contoh penemuan yang sebenarnya sudah tercantum dalam Al-Qur an yaitu penemuan Cyril Ponnamperuma seorang professor di Universitas Maryland, Amerika Serikat pada tahun 1978 mengenai jejak kehidupan tertua di bumi yang berbentuk bagian-bagian kecil milik strukturstruktur organik yang terpendam mirip sejumlah sel-sel hidup kontemporer. Dengan penemuan arkeologis ini memunculkan asumsi bahwa rentang waktu mulai 4,6 miliar tahun hingga 3,8 miliar tahun yang diperkirakan mencapai 800 juta fase penyiapan bumi untuk menerima kehidupan dan disebut dengan istilah The Azoic Eon (An-Najjar, 2007: 2). Sebenarnya jauh sebelum penemuan tersebut, Al-Qur an telah menyebutkannya terlebih dahulu yaitu dalam surat Al-Insan ayat 1, Bukankah telah datang atas manusia satu waktu satu masa sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? (Al-Insan: 1).

Dengan berbagai fakta bahwa Islam adalah sang penemu sains yang sebenarnya, maka muncullah pertanyaan mengapa umat muslim dan para akademisi pendidikan Islam lebih condong pada pemikiran barat mengenai sains khususnya sains alam semesta? Jawabannya adalah karena pada saat ini terjadi dikotomi atau pertentangan antara agama dan sains di dalam umat Islam itu sendiri. Padahal sebagaimana yang dipahami dan diterapkan oleh para ilmuwan muslim terdahulu, bahwa agama dan sains merupakan dua bidang ilmu yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling menguatkan dan melengkapi satu sama lain. Agama menawarkan asas-asas dan arah yang benar bagi sains, dan sebaliknya sains menyediakan metodologi dan eksplanasi ilmiah bagi agama (Bastaman, 2005: 21). Bahkan Albert Enstein, yang dianggap sebagai salah seorang ilmuwan terbesar abad ke-20 menyatakan bahwa sains tanpa agama adalah pincang (Yahya, 2004: 1) dan sebaliknya agama tanpa sains adalah buta (science without religion is lame, religion without science is blind) (Hawari, 2004: 4). Dengan berkembangnya sains dan teknologi yang dahsyat seperti sekarang ini sudah saatnya sains mendapatkan peluang untuk diterangi cahaya Islam, agar berkembang sains yang diidam-idamkan Islam. Untuk itu para ilmuwan terutama ilmuwan muslim pada saat ini perlu lebih membuka diri terhadap nilai-nilai Islami, serta bersedia pula menempatkan Al-Qur an sebagai pengarah, penyempurna dan sumber ilham yang tidak ada habishabisnya bagi sains. Al-Qur an memberikan gambaran mengenai ilmuwan

yang terus menerus meneliti alam ciptaan Tuhan dalam QS Al-Mulk ayat 3-4 (Bastaman, 2005 : 22-23). Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah (Al-Mulk : 3-4). Dengan berbagai idealita dan realita yang telah dipaparkan di atas sudah seharusnya dikotomi antara agama dan sains atau dalam implementasinya di sekolah yakni mata pelajaran pendidikan agama khususnya pendidikan agama Islam dengan sains ditiadakan. Dikotomi diantara keduanya tentu sangat merugikan bagi dunia pendidikan Islam, karena dapat menyebabkan siswa yang mempelajari agama beranggapan bahwa ibadalah yang paling penting sehingga berpaling dari ilmu yang terkandung di dalam alam semesta. Begitu juga sebaliknya, siswa yang mempelajari sains akan mengaburkan nilai-nilai agama yang ada di dalam alam semesta. Sehingga, semakin berkuranglah ilmuwan muslim dari masa ke masa. Sebagaimana disebutkan Dien Syamsudin yang dimuat dalam artikel Umat Islam Tertinggal dalam Iptek dan Ekonomi oleh Mukhtar (2015), Menurut statistik Rabithoh al Alam bil Islami ada 1,7 miliar umat muslim di dunia, berbanding jauh dengan Yahudi yang jumlah totalnya

hanya sekitar 2,5 juta. Jumlah tersebut menjadikan Islam sebagai agama terbesar di dunia. Meskipun demikian, jumlah yang fantastis tersebut tidak sebanding dengan jumlah ilmuwan muslim yang hanya sekitar 3000 orang. Padahal Israel saja yang jumlah penduduknya sekitar 2 juta lebih, mungkin ada sekitar 20.000 ilmuwan. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian yang mengarah pada pengintegrasian sains khususnya sains penciptaan alam semesta dengan agama di dalam pendidikan Islam. Sehingga di masa-masa yang akan datang atau bahkan pada masa ini juga dikotomi agama dan sains dapat terhapuskan. Dengan demikian, dalam penelitian ini dibahas mengenai sains penciptaan alam semesta dalam Al-Qur an menurut Harun Yahya dalam buku The Qur an Leads The Way to Science dan implementasinya pada pendidikan Islam. Buku The Qur an Leads The Way to Science ini merupakan salah satu buku karya Harun Yahya yang membahas secara rinci mengenai sains penciptaan alam semesta dalam Al-Qur an. Selain itu, buku tersebut adalah buku yang terbilang baru dibandingkan dengan karya-karya Harun Yahya tentang alam semesta lainnya. Oleh karena itu, buku The Qur an Leads The Way to Science digunakan sebagai sumber primer dari penelitian ini. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sains penciptaan alam semesta dalam Al-Qur an menurut Harun Yahya dalam buku The Qur an Leads The Way to Science? 2. Bagaimana implementasi sains penciptaan alam semesta dalam Al-Qur an menurut Harun Yahya dalam buku The Qur an Leads The Way to Science pada pendidikan Islam?

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian adalah sebagain berikut : 1. Untuk mengkaji sains penciptaan alam semesta dalam Al-Qur an menurut Harun Yahya dalam buku The Qur an Leads The Way to Science. 2. Untuk menjelaskan implementasi sains penciptaan alam semesta dalam Al- Qur an menurut Harun Yahya dalam buku The Qur an Leads The Way to Science pada pendidikan Islam. D. Kegunaan Penelitian 1. Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai konsep sains dalam agama dan implementasinya pada pendidikan khususnya pendidikan Islam. 2. Secara praktis diharapkan dapat menjadi pedoman atau panduan bagi pendidik dalam pengintegrasian agama dengan sains sebagai salah satu upaya penghapusan dikotomi diantara keduanya. E. Sistematika Pembahasan Secara garis besar penelitian ini dibagai menjadi tiga bagian, yaitu pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Ketiga bagian tersebut kemudian dikembangkan menjadi lima bab. Antara satu bab dengan bab lain saling terkait sehingga menjadi satu kesatuan karya yang utuh. Adapun gambaran dari masing-masing bab adalah sebagai berikut: Bab I pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II tinjauan pustaka dan kerangka teori, berisi uraian tentang penelitian terdahulu dan kerangka teori yang relevan dan terkait dengan penelitian ini. Bab III metode penelitian, meliputi jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data. Bab IV pembahasan, merupakan bagian inti yang berisi hasil penelitian dan pembahasan. Dalam penelitian ini, pembahasan yang diperoleh terdiri dari tiga poin yaitu: pertam, biografi Harun Yahya dan buku The Qur an Leads the Way to Science. Kedua berisi tentang sains penciptaan alam semesta menurut Harun Yahya, kemudian poin yang ketiga yaitu implementasi penciptaan alam semesta dalam Al-Qur an pada pendidikan Islam. Bab V penutup, berisi kesimpulan yang diperoleh dari bab I-IV, serta saran yang akan disampaikan kepada pihak-pihak terkait melalui penelitian ini.