Eksperimentasi metode pembelajaran TGT (Teams Games

dokumen-dokumen yang mirip
Alfiyatul Fajar K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Selain sebagai pengajar, guru dituntut berlaku sebagai pembimbing dan pendidik siswa.

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. luas dan merata serta meningkatkan kualitas pendidikan. mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya, orang

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. yang disusun dan dilaksanakan di masing masing satuan pendidikan. Sesuai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena

OLEH: Keswati NIM : K BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

K UNIVERSITAS SEBELAS MARET

EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN QSH DAN MODEL PEMBELAJARAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang begitu pesat

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting pola pikirnya dalam membentuk siswa menjadi

I. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Bahasa Indonesia

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAN STAD PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN. (Di SMP Muhammadiyah 14 Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan berdedikasi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. IPS merupakan mata pelajaran yang mempunyai peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, dan hanya dapat dipahami oleh sedikit orang. Ini adalah pandangan

PEMBELAJARAN TIPE TGT BERBANTU PERMAINAN MISKIN UNTUK PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam pembelajaran matematika. Matematika adalah ilmu

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TGT

BAB I PENDAHULUAN. Memecahkan masalah merupakan pekerjaan rutin manusia, sebab. dalam kehidupan sehari-hari sering dihadapkan pada masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam membantu perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Untuk menciptakan inovasi dibidang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Usaha untuk mencapai tujuan. yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang ilmu dalam dunia pendidikan

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN JIGSAW DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. hanyalah salah satu faktor saja -dari sekian banyak faktor- yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Istikomah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam raport, indeks prestasi studi, angka dan predikat keberhasilan.

I. PENDAHULUAN. sekolah menengah atas adalah mata pelajaran Matematika. Mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan terampil untuk melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas.

Surakarta, Indonesia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) yang sedemikian pesatnya menyebabkan arus komunikasi dan. lagi. Juga dengan diberlakukannya pasar bebas akan mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mictra Gustiasih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mana yang benar dan salah, dengan pikiran manusia dapat berpikir bahwa dia

SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Oleh NATALIA ERNAWATI NIM

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, perubahan sikap, perilaku dan nilai-nilai pada individu,

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari di setiap jenjang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang menjadi tujuan utama Pendidikan di Sekolah Dasar yaitu membaca,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Charlina Ribut Dwi Anggraini

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan aspek yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EKPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan merupakan kunci keberhasilan dalam mencetak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal tersebut tercantum pada Undang-

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEER LESSONS DAN LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL SNOWBALL THROWING DAN TGT TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII

STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TGT DENGAN MODEL DISKUSI DALAM KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sangat urgen dan harus

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan melalui kegiatan matematika. Matematika juga merupakan

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001:

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan kegiatan pengembangan model pembelajaran dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam meningkatkan kualitas

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan zaman di era globalisasi menuntut setiap negara untuk

Skripsi Oleh: TITIK DWI RAHAYU NIM X

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di tingkat dasar dan menengah. IPS tidak hanya mendengarkan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Eksperimentasi metode pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) pada pokok bahasan fungsi ditinjau dari aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas viii semester 1 SMP Negeri 1 Sukoharjo Tahun pelajaran 2006/ 2007 Oleh : Ulfah Zulaikha K.1302538 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusianya. Semakin berkualitas sumber daya manusia yang dimiliki suatu bangsa akan semakin cepat meraih kemajuan. Upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas utamanya adalah melalui pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang paling baik untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan diantaranya penyempurnaan kurikulum, mempersiapkan tenaga pengajar yang profesional, pengadaan buku-buku penunjang pelajaran, adanya program wajib belajar sembilan tahun serta berbagai upaya peningkatan lainnya. Hal ini dilakukan tidak lain bertujuan untuk mempersiapkan generasi penerus agar mampu berfikir ilmiah dan berkepribadian baik yang pada akhirnya nanti dapat membantu tercapainya tujuan pembangunan. Dalam dunia pendidikan mata pelajaran matematika diajarkan hampir pada setiap jenjang pendidikan, hal ini dikarenakan matematika diperlukan disemua disiplin ilmu baik secara langsung maupun tidak langsung. Sekolah menengah pertama (SMP) termasuk lembaga pendidikan dasar yang mempersiapkan para peserta didiknya untuk melanjutkan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Penguasaan siswa terhadap konsep-konsep materi pelajaran 1

2 khususnya matematika di SMP sangat mendasari penguasaan konsep-konsep dalam materi pelajaran matematika siswa tersebut pada jenjang pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, guru harus benar-benar mampu menanamkan konsep-konsep materi pelajaran yang diajarkan dengan harapan dapat dikuasai oleh siswa. Namun kenyataanya, diberbagai sekolah masih sering dijumpai adanya siswa yang mengeluh mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal matematika. Kenyataan ini dapat dilihat dari prestasi belajar matematika siswa pada hasil tes ulangan harian dan nilai ujian semester mereka yang kurang memuaskan. Hal ini terjadi karena kebanyakan dari siswa itu tidak dapat menangkap konsep matematika yang mereka pelajari sehingga banyak konsep yang keliru pemahamannya, oleh karena itu banyak siswa yang mengambil jalan pintas. Mereka hanya menghafal saja, untuk memenuhi syarat lulus ujian dan setelah itu mereka berharap bebas dari matematika. Pelajaran matematika oleh kebanyakan siswa dianggap sulit, bahkan sebagian dari mereka merasa takut, sehingga ada predikat yang menempel pada pelajaran matematika sebagai momok. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika. Metode pembelajaran merupakan faktor penting dalam menentukan prestasi belajar matematika siswa. Kurang tepatnya seorang guru dalam memilih suatu metode pembelajaran untuk suatu pokok bahasan berpengaruh pada keberhasilan proses belajar mengajar, yang bermuara pada keoptimalan prestasi belajar matematika siswa. Hal ini karena metode pembelajaran merupakan suatu cara yang teratur dan terencana dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan, yang secara spesifik adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Tidak sedikit siswa yang memiliki pemahaman yang lemah terhadap materi pelajaran matematika, bahkan masih mengalami kesalahan pemahaman. Hal ini bisa jadi disebabkan penggunaan metode pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Kebanyakan guru menggunakan metode konvensional karena dianggap mudah dan murah, tanpa mempertimbangkan pemahaman yang akan diperoleh siswa. Para siswa hanya dibiarkan duduk,

3 dengar, catat dan hafal dan tidak dibiasakan untuk belajar aktif. Akibatnya suasana kelas terasa gersang, membosankan dan mengikat. Demikian pula untuk materi Fungsi yang disampaikan pada siswa kelas VIII SMP, berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru bidang studi matematika di SMP Negeri 1 Sukoharjo, pada pokok bahasan Fungsi terdapat beberapa permasalahan yaitu siswa kurang memahami konsep relasi dan fungsi, siswa belum dapat membedakan relasi dan fungsi dan siswa belum terampil dalam mengkaitkan soal-soal cerita tentang relasi dan fungsi dalam kehidupan seharihari. Kurangnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap konsep-konsep relasi dan fungsi kemungkinan disebabkan karena pemilihan metode pembelajaran oleh guru yang kurang tepat. Karena dengan memilih dan menerapkan metode yang sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa akan memberikan pengaruh yang baik terhadap prestasi belajar siswa. Materi Fungsi ini biasanya disampaikan dengan metode konvensional (ekspositori), sehingga siswa cenderung merasa bosan dan malas untuk belajar. Maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat melibatkan keaktifan siswa dan tidak membosankan. Aktivitas belajar siswa juga pengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar disamping pemilihan metode pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas sebenarnya sudah banyak melibatkan aktivitas siswa di dalam belajar. Para siswa sudah dituntut aktivitasnya untuk mendengarkan, memperhatikan dan mencerna pelajaran yang diberikan guru. Dalam kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada keaktifan siswa, siswa akan mencari jawaban sendiri dalam memecahkan masalah, bekerja sama dengan teman sekelas, menyimpulkan hasil diskusi dan sebagainya. Guru hanya sebagai pendamping dalam belajar dan memberikan informasi seperlunya bila ada siswa yang bertanya dan mengalami kesulitan dalam menemukan konsep. Namun demikian sebagian besar siswa lebih senang bertanya kepada teman yang di anggapnya lebih tahu. Suatu inovasi dalam proses pembelajaran di antaranya adalah proses belajar gotong-royong atau belajar kelompok yang disebut pembelajaran kooperatif (Cooperative learning). Di dalam pembelajaran kooperatif akan didapatkan proses kebersamaan dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif

4 merupakan salah satu bentuk pengajaran atau pembelajaran yang didasarkan pada teori belajar konstruktivisme sosial, di mana pembelajaran ini diyakini bahwa keberhasilan peserta didik akan tercapai jika setiap anggota kelompoknya berhasil. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan suatu situasi sedemikian hingga keberhasilan anggota kelompok mengakibatkan keberhasilan kelompok itu sendiri. Oleh sebab itu untuk mencapai tujuan kelompok, maka salah seorang anggota melakukan apa saja yang dapat membantu kelompok itu berhasil. Berdasarkan sifat khas bangsa Indonesia yang suka bekerja sama (gotong - royong), pembelajaran kooperatif sangat dimungkinkan diterapkan di Indonesia. Dengan dibentuknya kelompok-kelompok kecil diharapkan interaksi antar anggota kelompok menjadi maksimal dan efektif, sehingga perbedaan kecepatan dan kemampuan tiap siswa dalam belajar dapat diperkecil. Dengan demikian siswa yang mempunyai kecepatan dan kemampuan kurang dapat tertolong oleh temannya dalam satu kelompok yang mempunyai kemampuan lebih baik. Interaksi ini akan berjalan dengan baik jika setiap kelompok memiliki kemampuan yang heterogen. Teams Games Tournament merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran tipe TGT, belajar dapat dilakukan sambil bermain. Belajar sambil bermain tidaklah selalu berakibat pada rendahnya prestasi belajar siswa. Pelaksanaan TGT dibagi menjadi tiga tahap pembelajaran, yaitu tahap presentasi kelas (penyampaian materi), kegiatan kelompok dan permainan. Penyajian materi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar dan bermain dalam kelompoknya diharapkan mampu memberi kontribusi pada peningkatan motivasi siswa untuk belajar dan berprestasi. Berdasarkan uraian di atas penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul Eksperimentasi Metode Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) Pada Pokok Bahasan Fungsi Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Semester 1 SMP Negeri I Sukoharjo Tahun Pelajaran 2006/2007. B. Identifikasi Masalah

5 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka timbul berbagai masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Rendahnya prestasi belajar matematika siswa, ada kemungkinan disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar kurang tepat. Terkait dengan hal ini, dapat diteliti apakah jika metode pembelajaran yang digunakan guru diubah dapat meningkatkan prestasi belajar matematika. 2. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar matematika siswa disebabkan oleh rendahnya aktivitas siswa dalam belajar matematika. Berkenaan dengan hal ini jika metode pembelajaran para guru diubah dengan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar matematika, apakah prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan Fungsi menjadi lebih baik. 3. Ada kemungkinan perbedaan aktivitas belajar siswa dapat menyebabkan perbedaan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, perlu diteliti apakah benar bahwa aktivitas belajar siswa mempengaruhi prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Fungsi. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka terdapat berbagai macam masalah dan luasnya bidang penelitian. Agar penelitian ini tidak terlalu luas ruang lingkupnya maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah metode pembelajaran TGT pada kelas eksperimen dan metode konvensional (metode ekspositori) pada kelas kontrol. 2. Aktivitas belajar siswa yang dimaksud adalah aktivitas siswa dalam belajar matematika yang meliputi kegiatan bertanya, mencatat, mendengarkan, mengerjakan soal secara kelompok maupun mandiri dan mempelajari kembali catatan matematika. 3. Prestasi belajar pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang dicapai setelah melalui proses belajar mengajar matematika pada pokok bahasan

6 Fungsi, sehingga indikatornya adalah hasil tes mengerjakan soal yang disiapkan peneliti yang dilaksanakan pada akhir proses belajar mengajar. 4. Pokok bahasan yang dipilih adalah pokok bahasan Fungsi. 5. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1Sukoharjo, tahun pelajaran 2006/ 2007 pada siswa kelas VIII semester 1. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas dapat dituliskan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah metode pembelajaran TGT menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada metode konvensional pada pokok bahasan Fungsi? 2. Apakah aktivitas belajar matematika yang tinggi menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik bila dibandingkan dengan aktivitas belajar matematika yang sedang dan aktivitas belajar matematika yang sedang menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik bila dibandingkan dengan aktivitas belajar matematika yang rendah pada pokok bahasan Fungsi? 3. Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan Fungsi? E. Tujuan Penelitian Guna memperoleh jawaban atas masalah yang telah dirumuskan di atas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah metode pembelajaran TGT lebih baik daripada metode konvensional pada pokok bahasan Fungsi.

7 2. Untuk mengetahui apakah aktivitas belajar siswa kategori tinggi menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada kategori sedang dan rendah pada pokok bahasan Fungsi. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaan dengan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan Fungsi. F. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk : 1. Memberikan informasi kepada guru matematika mengenai alternatif penggunaan metode mengajar selain metode konvensional. Yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran TGT yang menampilkan proses belajar dengan belajar sambil bermain yang dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. 2. Memberikan masukan kepada para guru dan calon guru matematika tentang pengaruh aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar. 3. Sebagai masukan alternatif pengajaran matematika di sekolah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah. 4. Dapat digunakan sebagai referensi bagi studi kasus sejenis yang melibatkan pembelajaran matematika dengan TGT untuk pokok bahasan yang lain.