2014 ANALISIS KESIAPAN UJIAN NASIONAL SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB III METODOLOGI. A. Metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berkualitas. Dalam menciptakan SDM yang berkualitas tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan dan menurunkan pengetahuan dari generasi yang lalu ke generasi

I. PENDAHULUAN. dalam lingkungan yang lebih luas, harus dapat ditumbuh kembangkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. pembenahan di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Hal ini juga dilakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas.salah satu wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peny Husna Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Era teknologi ditandai dengan adanya persaingan yang sangat kuat dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizki Kurniawati, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang penuh dengan persaingan dalam seluruh aspek

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses pembebasan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru adalah pelaku utama dalam pendidikan, karena guru yang berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Satrisman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk pemikir yang jauh lebih baik dari makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desy Mulyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ingin cepat maju dan mampu bersaing dengan negara-negara lain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

2016, No Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2 nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang lain. Sumber daya manusia merupakan aset yang p

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ayu Eka Putri, 2014

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau. kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

I. PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas merupakan pendidikan yang dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Melalui berbagai pendekatan pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, karena pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan tenaga-tenaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu. Kemajuan suatu bangsa diukur dari tingkat kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, maka dari itu tidaklah heran jika pendidikan saat ini adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN..

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan informasi saja atau mengarahkan ke satu tujuan saja.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dalam. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era modern ini pendidikan menjadi kunci dari perubahan dan perkembangan zaman, karena pendidikan yang menjadi penentu dan tolak ukur dari kemajuan era saat ini. Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapankecakapan fundamental secara intelektual dan emosional yang merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kualitas manusia yang berguna dan bermutu untuk kemajuan bangsa dan negara. Pendidikan yang bermutu pada hakekatnya adalah suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas belajarnya dengan baik kepada siswa sehingga timbul interaksi dari keduanya agar tercapai cita-cita yang diharapkan dan ini berlangsung terus menerus (Yahya, 2013:3-4). Lebih lanjut, Yahya (2013) menyatakan bahwa kualitas dalam pendidikan sangat diutamakan. Karena dalam pendidikan, kualitas sering dipandang sebagai suatu kegiatan yang utama yang membawa arah perkembangan untuk generasi selanjutnya, dalam rangka menyongsong perubahan dan perkembangan yang diperhitungkan akan terjadi di masa depan. Kualitas pendidikan ini ditentukan pada acuan historis dari sistem pendidikan itu sendiri dengan melihat persepsi suatu masyarakat pendidikan terhadap kecendrungan-kecendrungan sepanjang historis dari sistem pendidikan Indonesia tentunya, oleh karena itu mutu pendidikan menjadi sangat penting untuk dijangkau. emi mencapai pendidikan yang bermutu dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu pula. Itulah salah satu dari tujuan pendidikan bermutu yakni untuk meningkatkan mutu SDM yang ada di Indonesia. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, peran serta dan dukungan semua pihak yang terkait sangat dibutuhkan baik dari pihak sekolah, masyarakat, maupun pemerintah. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan Indonesia untuk mewujudkan manusia Indonesia yang paripurna maka diadakanlah Ujian Febriadi, Eko 2014 ANALISIS KESIAPAN UJIAN NASIONAL SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 Nasional sebagai bentuk penilaian. Ujian Nasional, yang dulu dikenal sebagai Ujian Negara dari tahun 1945 sampai dengan 1970, Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) dari 1984 sampai 2001, Ujian Akhir Nasional (UAN) dari tahun 2001 sampai 2005, dan Ujian Nasional (UN) dari tahun 2005 hingga sekarang ini, sudah diselenggarakan sejak diberlakukannya Kurikulum 1968, 1984 dan 1994. Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) terutama yang tertuang pada pasal 3, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Rumusan tersebut dapat diartikan bahwa pendidikan di Indonesia diharapkan dapat menghasilkan lulusan bermutu yang diakui di tingkat nasional, regional dan internasional serta lulusannya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan karakter pribadi dan watak yang dapat diandalkan. Tanpa menghasilkan lulusan yang bermutu, program pendidikan bukan merupakan sebuah investasi sumberdaya manusia, melainkan hanya sebuah pemborosan baik dari segi biaya, tenaga, waktu, dan akan menimbulkan berbagai masalah sosial. Oleh karena itu, negeri yang paling maju sekali pun, selalu berkepentingan untuk mengendalikan dan meningkatkan mutu lulusan sekolah dalam arti prestasi akademik pada mata pelajaran yang dianggap kunci. Ujian nasional yang dijadikan sebagai tolak ukur kelulusan siswa dilakukan mata pelajaran wajib yaitu matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Sosiologi dan Geografi yang harus dilewati oleh siswa. Berbagai persiapan pun dilakukan siswa demi mempersiapkan diri mengikuti ujian nasional ini. Masing masing dari mata pelajaran tersebut tentunya mengharuskan siswa untuk mempersiapkan diri dengan cara yang berbeda karena masing-masing mata pelajaran memiliki karakteristik yang berbeda.

3 Pada mata pelajaran biologi, komposisi dimensi pengetahuan pada soal UN biologi bervariasi mulai dari faktual, konseptual dan prosedural dengan No Tahun Faktual (%) Konseptual (%) Prosedural (%) 1 2008 10 80 0 2 2009 10 88 2,5 3 2010 23 78 2.5 persentase berturut-turut dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Persentase komposisi dimensi pengetahuan soal ujian nasional (Manik, 2011) No Tahun Cl (%) C2 (%) C3 (%) C4 (%) 1 2008 25 63 13 0 2 2009 42 50 8 0 3 2010 15 80 2,5 2.5 Dari Tabel di atas, dapat diketahui bahwa kecenderungan soal UN biologi tahun 2008, 2009, dan 2010 berdasarkan hasil analisis yang dilakukan secara keseluruhan, tidak mengalami perubahan pola yang begitu besar tiap tahunnya. Tabel 1.2. Persentase komposisi dimensi proses pada soal ujian nasional (Manik, 2011) Berdasarkan hasil temuan tersebut diketahui komposisi terbanyak untuk jenjang kemampuan kognitif berada pada C2. Dalam taksonomi Bloom revisi jenjang C1 hingga C2 termasuk ke dalam proses berpikir yang rendah. Sehingga berdasarkan analisis yang dilakukan pada soal UN tahun 2008, 2009, dan 2010 pada umumnya bisa dikatakan hanya membutuhkan proses berpikir yang rendah. Demi meningkatkan kualitas kurikulum, pemerintah secara teratur mengubah kurikulum secara bertahap agar kualitas pendidikan nasional bisa memiliki kualitas kompetensi lulusan yang sejajar dengan negara-negara maju.

4 Dalam rangka pengembangan tersebut, kurikulum sekolah melakukan adaptasi dan adopsi pada kurikulum berstandar internasional (IB/international beccalaureate, Cambridge, dan lainya) dengan tujuan pendidikan nasional dapat diakui di taraf internasional. Universitas Cambridge merupakan salah satu institusi global yang menaruh konsentrasi besar dalam hal ini dan sering dijadikan referensi untuk pengadaptasian pada kurikulum nasional. Kurikulum Cambridge menerapkan suatu sistem evaluasi pembelajaran yang bersesuaian dengan dimensi proses dan pengetahuan kognitif tinggi serta keterampilan proses sains yang bervariasi. Hal ini dapat dilihat dari tujuan evaluasi (assesment objectives) Cambridge yang tertuang dalam Cambridge International AS and A Level Biology Syllabus 2012 yaitu supaya siswa memiliki pemahaman atas pengetahuan yang diajarkan, mengelola informasi dan mampu memecahkan masalah, serta memiliki kemampuan melakukan eksperimen dan investigasi (University of Cambridge Local Examination Syndicate-UCLES, 2009). Adaptasi kurikulum yang dilakukan pada sekolah tentu menuntut penyesuaian jenis soal yang sesuai dan mengacu pada kurikulum yang di adaptasi. Dengan demikian salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian ini mengacu pada lembaga penyelenggara ujian tertulis internasional yakni Cambridge yang memiliki kualitas soal yang baik dan sering diadaptasi di sekolah-sekolah di Indonesia. Menurut Savitri (2010) menyatakan elaborasi dimensi kognitif pada soalsoal Cambridge yang dianalisis tersebut bervariasi mulai dari C1 (17,02%), C2 (36,20%), C3(23,39%) dan C4 (23,39%). Komposisi domain pengetahuan pun bervariasi mulai dari pengetahuan faktual (17%), konseptual (44,7%), dan prosedural (38,3%) (Savitri, 2010). Disamping itu soal-soal pada kurikulum Cambridge selalu menuntut siswa untuk berpikir kritis. Hal ini bisa dilihat dari soal-soal yang selalu diawali kata-kata yang meminta opini contohnya kata state dan describe, tidak terpaku pada jawaban yang telah ada seperti kebanyakan pada soal-soal ujian di Indonesia. Evaluasi dalam kurikulum Cambridge memiliki beberapa level, salah satunya O Level yang sudah dijadikan ujian internasional oleh beberapa negara. Ujian ini diterapkan pada siswa umur 14-16 tahun. O Level meliputi berbagai

5 macam subjek, diantaranya adalah Sains (University of Cambridge Local Examination Syndicate-UCLES, 2009). Biologi selaku mata pelajaran wajib yang diikut sertakan dalam ujian nasional menjadi mata pelajaran wajib yang harus siswa persiapkan agar dapat memenuhi syarat lulus dari Sekolah Menengah Atas yang sudah ditempuh selama tiga tahun, tak heran jika persiapan baik secara pengetahuan dan mental perlu siswa persiapkan, mengingat 60% dari nilai ujian nasional menentukan kelulusan siswa, dengan masing-masing mata pelajaran harus mencapai nilai minimal 4.0 (Permen No 97, 2013) maka siswa perlu melakukan persiapan yang matang sebelum menempuh ujian nasional tersebut agar mampu memenuhi kriteria minimal yang telah ditentukan oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Berdasarkan hal-hal diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana kesiapan siswa SMA dalam menghadapi ujian nasional yang akan dihadapi oleh siswa SMA di kota Bandung dari tiga cluster yang berbeda termasuk didalamnya sekolah Cluster satu, dua dan tiga yang mana kategori tersebut didasari oleh urutan passing grade skor ujian nasional meskipun sekolahsekolah tersebut memiliki akreditasi dan fasilitas yang tidak jauh berbeda. Penulis memilih sekolah cluster satu SMAN 4 Bandung karena letak sekolah cluster satu yang berada pada pusat kota Bandung dengan status sosial siswa yang lebih merata dari kalangan menengah ke atas dan menengah kebawah sementara sekolah cluster dua yang terletak pada pusat kota dan didominasi oleh siswa kalangan menengah keatas dan sekolah cluster tiga yang berlokasi di tengah pemukiman warga dan pinggiran kota Bandung. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka permasalahan pada penelitian ini adalah Bagaimanakah kesiapan siswa kelas XII Kota Bandung menempuh Ujian Naional pada mata pelajaran biologi? C. Pertanyaan penelitian

6 Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kesiapan ujian nasional siswa SMA cluster 1 kota Bandung? 2. Bagaimanakah kesiapan ujian nasional siswa SMA cluster 2 kota Bandung? 3. Bagaimanakah kesiapan ujian nasional siswa SMA cluster 3 kota Bandung? D. Batasan masalah Untuk lebih mengarahkan penelitian ini, maka batasan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Mata pelajaran biologi SMA merupakan fokus pada penelitian ini. 2. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XII IPA cluster 1, 2 dan 3 kota Bandung pada tahun ajaran 2013/2014. 3. Penelitian dilakukan untuk memetakan kesiapan siswa pada materi biologi pada ujian nasional tahun ajaran 2013/2014. E. Manfaat dan tujuan penelitian 1. Manfaat penelitian a. Tes yang dilakukan dapat digunakan siswa sebagai tolak ukur kesiapan diri dalam menempuh ujian nasional. b. Hasil yang didapatkan dapat dijadikan sekolah sebagai evaluasi persiapan yang harus dilakukan untuk menghadapi ujian nasional. c. Hasil dapat digunakan sekolah untuk mengukur ketuntasan indikator yang diraih oleh siswa. 2. Tujuan penelitian a. Untuk mengukur kesiapan ujian nasional siswa di kota Bandung b. Untuk memetakan ketuntasan indikator ujian nasional pada sekolahsekolah sekota Bandung.

7 c. Untuk menemukan persiapan yang diperlukan dalam mempersiapkan ujian nasional sekota Bandung. F. Struktur Organisasi Skripsi Penulisan hasil penelitian Analisis kesiapan ujian nasional siswa pada mata pelajaran bilogi ini terdiri dari beberapa bab, yaitu: (1) BAB I yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan; (2) BAB II yang terdiri dari instrumen penilaian, kualitas instrumen, teknik pengembangan instrumen penilaian, kurikulum Cambridge ; (3) BAB III yang terdiri dari metode penelitian, responden penelitian, objek penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, bentuk tes yang dikembangkan, tahapan pengembangan tes, teknik pengolahan data, dan alur penelitian; (4) BAB IV yang terdiri dari data hasil penelitian dan analisis data, pembahasan, dan temuan; (5) BAB V yang terdiri dari kesimpulan dan rekomendasi.