BUDIDAYA TANAMAN PADI SECARA ORGANIK BERBASIS TEKNOLOGI Bio~FOB Monday, 26 September :56 - Last Updated Wednesday, 20 February :19

dokumen-dokumen yang mirip
Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Budidaya Tanaman Tembakau Dengan Teknologi Bio~FOB

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil)

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

MENGENAL BEBERAPA SISTEM PERSEMAIAN PADI SAWAH!!!

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

III. METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN

Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK

bahasa Perancis dinamakan Le Syst me de Riziculture Intensive disingkat RSI. Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

Teknis Budidaya Tanaman Kakao Ramah Lingkungan Dengan Teknologi Bio~FOB

BAB VI ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

BUDIDAYA TANAMAN LADA RAMAH LINGKUNGAN BERBASIS TEKNOLOGI Bio~FOB Wednesday, 12 December :41 - Last Updated Thursday, 13 December :11

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH Oleh : Saiful Helmy

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

Tabel 1. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor 1. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perspesi petani padi organik maupun petani padi konvensional dilatar

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

Tata Cara penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek,

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI RAMAH IKLIM Climate Smart Agriculture. Mendukung Transformasi Menuju Ekonomi Hijau

Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

Cara Menanam Cabe di Polybag

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Rajabasa dari bulan Januari 2011 sampai dengan Juni Permata yang diproduksi PT East West Seed Indonesia, gula aren, dedak

Sumber : Nurman S.P. (

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, dan metode kualitatif. Menurut Nazir dalam Iin, 2008, metode

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

HASIL PANEN BERTON-TON DENGAN TEKNOLOGI HAZTON. Oleh : Fitri Ikayanti, SP

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. METODOLOGI PENELITIAN

PT. TUNAS HARMONI ABADI

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

III. BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

PRINSIP UTAMA PENERAPAN PTT

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

III.TATA CARA PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. menjadikan sektor tersebut sebagai mata pencaharian masyarakat.

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Transkripsi:

BUDIDAYA TANAMAN PADI SECARA ORGANIK BERBASIS TEKNOLOGI Bio~FOB 1 / 15

2 / 15

2011 SOP BUDIDAYA PADI ORGANIK BERBASIS TEKNOLOGI BIO~FOB (Semi organic dan Full organic) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam,dengan urutan sebagai berikut. Mula-mula tanah dibajak menggunakan traktor atau tenaga sapi. Selanjutnya tanah digaru sambil disebari pupuk organic 3-5 ton/ha (OraganoTRI BA atau jerami telah diproses dengan BioTRIBA BT1). Terakhir, tanah diratakan.pada saat menggaru dan meratakan tanah, usahakan agar air tidak mengalir di dalam sawah supaya unsur hara yang ada di tanah tidak hanyut. Setelah tanah diratakan, buatlah parit di bagian pinggir dan tengah tiap petakan sawah untuk memudahkan 3 / 15

pengaturan air. Menyiapkan Benih Yang Bermutu Ini merupakan awal dari rangkaian kegiatan membuat persemaian. pertama-tama kita siapkan benih yang akan dipakai. Kebutuhan benih unutk tanaman padi BioFOB model SRI adalah 5 7 kg per hektar lahan. Kemudian benih tadi harus diseleksi sebelum disemai. Untuk itu kita bisa menggunakan metode Larutan Garam. Prosesnya adalah sebagai berikut. 1. Masukkan air ke dalam wadah atau toples 2. Selanjutnya masukkan telur ayam ke dalam wadah atau toples berisi air tadi. Telur ayam akan berfungsi sebagai penanda ketika larutan garam sudah siap untuk digunakan 3. Kemudian masukkan garam dapur perlahan-lahan ke dalam air sambil diaduk hingga garam larut. Penambahan garam dihentikan ketika telur sudah naik ke permukaan air. 4. LAngkah berikutnya adalah memasukkan benih yang akan ditanam ke dalam larutan garam. 5. Benih yang mengapung adalah benih yang kurang baik kualitasnya. Benih ini bisa diambil dan disisihkan. Banih yang tenggelam adalah benih yang baik. Benih-benih ini kemudian diambil dan dicuci unutk selanjutnya disemai. Pencucian dimaksudkan untuk menghilangkan larutan garam yang menempel pada benih. 6. Metode Larutan Garam hanyalah salah satu cara untuk menyeleksi banih. Anda bisa menggunakan cara lain yang mungkin suadh biasa Anda gunakan dalam memilih benih yang baik untuk disemaikan. 4 / 15

Setelah benih berkualitas baik siap, benih harus diperam dulu selama satu hari satu malam, (24 jam) tidak boleh lebih. Ini dilakukan agar benih tumbuh seragam. Setelah diperam. akan terlihat adanya bintik pada lembaga atau embrio benih (tetapi belum tumbuh akar). Ini adalah tanda benih yang baik dan siap disemai (Perlakuan BioFOB). 1. Selanjut benih direndam dengan Formula BioFOB EC dengan konsentrasi 20%. Formula BioFOB sebelum digunakan terlebih dahulu diencerkan dengan menggunakan air mineral(aqua dll) kemudian didiamkan selama 2 jam. Pengenceran adalah 50 ml BioFOB EC + 5 liter air Mineral. Setelah 2 jam benih padi tadi direndam selama 20 30 menit sebelum disemai. 2. Menggunakan BioFOB WP. Sebelum benih ditebar agar ditaburi dengan BioFOB WP sampai rata sebanyak 100g untuk 10 kg benih padi. Membuat Persemaian 1. Persemaian untuk Padi BioFOB dapat dilakukan dengan dua cara yaitu persemaian kering dan persemaian basah. 2. Persemaian basah adalah persemaian yang langsung di lakukan di lahan pertanian, seperti pada sistem konvensional. 3. Sementara persemaian kering yaitu persemaian yang menggunakan wadah berupa 5 / 15

kotak/besek/wonca/pipiti. Penggunaan wadah ini dimaksudkan untuk memudahkan pengangkutandan penyeleksian banih. Untuk lahan seluas satu hektar dibutuhkan wadah persemaian ukuran 20 cm x 20 cm, sebanyak 400 500 buah. Kotak/besek/wonca/pipiti bisa juga diganti dengan wadah lain seperti pelepah pisang atau belahan buluh bambu. Tahapan membuat persemaian adalah sebagai berikut. 1. Siapkan media persemaian dengan cara mencampur tanah dengan pupuk organic(pupuk OrganoTRIBApupuk organic yang diberi perlakuan BioTRBA BT1) dengan perbandingan 1:1. 2. Sebelum wadah diisi dengan media, lapisi dulu bagian dalamnya dengan daun pisang yang sudah dilemaskan dengan cara dijemur atau dipanaskan di atas api. 3. Masukkan media ke dalam wadah hingga ¾ penuh. Selanjutnya media ini disiram dengan air supaya lembab(larutan BioFOB sisa perlakuan perendaman tadi). 4. Tebarkan benih ke dalam wadah. Jumlah benih per wadah antara 300 350 biji. 5. Taburkan arang sekam diatas benih sampai rata melapis/menutupi benih. 6. Selanjutnya simpan wadah-wadah ini di tempat yang teduh. Pada hari pertama dan hari kedua, sebaiknya wadah-wadah ini ditutupi agar tidak kepanasan. 7. Jika di simpan di pekarangan, jangan lupa untuk meletakkan wadah-wadah ini di tempat yang aman dari gangguan ternak seperti ayam. 8. Penyiraman bisa dilakukan setiap hari agar media tetap lembab dan bibit tanaman tetap segar. Penanaman Bibit siap dipindahkan ke lahan setelah mencapai umur 7 10 hari setelah semai. Kondisi air pada saat tanam adalah macak-macak ( Jawa-Red.). Arti dari macak-macak adalah kondisi tanah yang basah tetapi bukan tergenang. Sebelum bibit dipindahkan sebaiknya bibit disiram dengan pupuk hayati BioTRIBA BT2 dengan dosis 10 ml/liter. Pada metode ini di gunakan sistem tanam tunggal. Artinya, satu lubang tanam diisi satu bibit padi. Selain itu, bibit tanam dangkal, yaitu pada kedalaman 2 3 cm dengan bentuk perakaran horizontal (seperti huruf L). Mengapa hanya menggunakan satu benih untuk satu lubang. Dasar pemikirannya adalah, jika 6 / 15

beberapa benih ditanam bersamaan dalam satu lubang maka akan muncul persaingan antara tanaman dalam memperebutkan nutrisi, oksigen, dan sinar matahari. Karena itu, dengan sistem penanaman tunggal diharapkan bahwa tiap tanaman bisa menyerap nutrisi, oksigen, dan sinar matahari secara lebih optimal. Jarak tanam yang digunakan dalam metode ini adalah jarak tanam lebar, misalnya 25 cm x 25 cm atau 30 cm x 30 cm. Semakin lebar jarak tanam, semakin meningkat jumlah anakan produktif yang dihasilakan oleh tanaman padi. Penyebanya, sinar matahari bisa mengenai seluruh bagian tanaman dengan lebih baik sehingga proses fotosintesis dan pertumbuhan tanaman terjadi dengan lebih optimal. Jarak tanam yang lebar ini juga memungkinkan tanaman untuk menyerap nutrisi, oksigen, dan sinar matahari secara maksimal. Pemupukan dasar Pemupukan dasar dilakukan sebelum tanam dengan menggunakan kompos (Organo TRIBA) at au pupuk organik yang telah diolah dengan BioTRIBA sebanyak 300 400 kg/ha + 50 Kg pupuk OrganoPLUS PENANAMAN 7 / 15

Penanaman dilakukan pada saat bibit telah berumur 7 10 hari. Bibit ditanam sebanyak 1 2 tanaman per lubang dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm atau dengan menggunakan jarak tanam legowo 2 dengan jarak antar barisan 25 cm, dalam barisan 12.5 cm dan jarak legowo 50 cm. Pengelolaan air Pengelolaan air dilakukan untuk menjaga lahan berada dalam kondisi aerob. Pemberian air dilakukan pada saat diperlukan dengan menggenangi lahan. Adapun system pengairan yang diterapkan dengan teknologi HES adalah sebagai berikut. 1. Setelah dilakukan penanaman lahan digenangi setinggi 1 cm dari permukaan lahan lalu dibiarkan sampai tanaman berumur 8 hari atau tanah sudah mulai retak-retak. 2. Pada umur 9 hari lahan digenangi kembali setinggi 1 cm lalu dibiarkan sampai tanaman berumur 13 hari. 3. Pada umur 13 hari lahan digenangi setinggi 3 cm untuk memudahkan penyiangan gulma keesokan harinya. 4. Pada umur 14 hari atau setelah penyiangan dilakukan lahan dibiarkan dalam kondisi macak-macak sedangkan air dalam saluran tetap dipertahankan sampai tanaman berumur 19 hari. (Pupuk Hayati BioTRIBA BT2 dapat disemprot dosis 10-20 ml/liter pada pangakal batang padi) sebelum digenangi air. 5. Pada umur 20 hari lahan kembali digenangi setinggi 1 cm lalu dibiarkan sampai tanah terlihat retak-retak tetapi tanaman tidak menguning. Setelah tanah kelihatan retak-retak lahan digenangi setinggi 1 cm lalu dibiarkan sampai tanah kelihatan retak-retak. 6. Pada umur 30 hari dilakukan penggenangan setinggi 3 cm untuk memudahkan pengiangan gulma. 8 / 15

7. Pada umur 31 hari atau sebelum pemupukan susulan dilakukan pembuangan air pada permukaan sedangkan air dalam saluran tetap dipertahankan. Air dapat dimasukkan kembali setinggi 1 cm lalu dibiarkan hingga tanah kelihatan mulai retak-retak. Kondisi seperti ini terus dipertahankan sampai menjelang panen. PEMUPUKAN 1. Pemupukan dasar Jerami dapat digunakan sebagai pupuk dasar sehingga dianjurkan untuk tidak di bakar.setelah panen dapat ditumpuk kemudian disarim dengan Hayati Juara 10 ml/lt dan dibiarkan 2 3 minggu kemudian tanah diolah bersama tumpukan jerami tadi. 9 / 15

2. Pemupukan susulan. a. Budidaya Semi Organik. Untuk pemupukan apabila menggunakan paket teknologi BioFOB maka dapat dianjurkan penggunaan pupuk an organic dapat dikurangi 30 50% dari dosis anjuran setempat. Contoh semulasi penggunakan pupuk an organic dan OrganoTRIBA Plus + Hayati BioTRIBA. Dosis an organic yang digunakan di kelompok tani Rukun Tani di Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Urea 600 kg/ha/musim, SP-36 300 kg/h/musim dan KCL 200 kg/ha/musim adalah: (Tabel 1) Tabel 1. Contoh simulasi penggunaan pupuk organik dan hayati Juara dengan dosis anjuran pupuk an organic : Urea = 600 kg/ha/thn, SP36 = 300kg/ha/thn, KCL=200kg/ha/thn dan Super Dolomit =300 kg/ha/thn. Jenis Pupuk Dosis (/ha/thn) tanpa 100% pupuk organotriba organik Plus dan hayati BioTRIBA BT2 Dosis (/ha/thn) tanpa 100% pupuk organotriba dan organik hayati Plus BioTRIBA BT2 Dosis (/ha/thn)25 % pupuk an organic dan + pupuk hayati organotriba BioTRIBA BT2 Plus 10 / 15

Dosis (/ha/thn)0 % pupuk an organic dan + pupuk hayati organotriba BioTRIBA BT2 Plus 1. Urea 2. SP36 3. KCL 4. Super Dolomit 600 kg 300 kg 200 kg 300 kg 300 kg 150 kg 11 / 15

100 kg 150 kg 150 kg 75kg 100 kg 150 kg 0 kg 0 kg 0 kg 0 kg 1.OrganoTRIBA Plus 2.HayatiBioTRIBA BT2 12 / 15

0 kg 0 lt 80 kg 4 lt 120 kg 6 lt 210 kg 6 lt Keterangan: 13 / 15

- Aplikasi OrganoTRIBA Plus dilakukan bersamaan dengan pupuk an organik dan Hayati BioTRIBA BT2 1 minggu setelah atau sebelum pemberian pupuk an organic. - Pada umur 14 dan 30 hari dilakukan penyiangan gulma secara manual dengan menggunakan alat penyiang, kemudiaan dilakukan penyemprotan dengan Pupuk Hayati Hayati Juara dengan dosis 4 liter/ha. - Pupuk an organic (urea, SP-36, KCL) dilakukan 2 tahap. Pemupukan I dilakukan pada saat bermur 15-16 dan pemupukan tahap II pada saat tanaman berumur 32 35 hari - Untuk padi organic tanpa pupuk an organic hanya menggunakan 210 Kg OrganoTRIBA Plus + 6 lt Hayati BT2. b. Budidaya Organik, (Tidak Menggunakan pupuk an organik) Dari pengalaman uji coba yang kami lakukan selama ini di berbagai wilayah pupuk yang digunakan dalam metodei hanyalah pupuk organik yang berasal dari hijauan (seperti jerami,batang pisang, dan pangkasan daun tanaman legum) atau kotoran ternak (seperti sapi, kerbau, dan ayam) kemudian di aplikasi hayati BioTRIBA BT2 10 ml/lt atau pupuk organic yang diolah dengan decomposer BioTRIBA BT1. Bahan-bahan ini harus dikomposkan terlebih dahulu dengan menggunakan BioTRIBA BT2. Kebutuhan pupuk organik adalah 5 6 ton/ha/musim. Apabila menggunakan pupuk organotriba PLus dan hayati BioTRIBA BT2 maka pupuk organic dapat dikurangi 60 80% dan organotriba Plus 75 100 kg/ha dan hayati BioTRIBA BT2 4 lt/ha, dan kalau hanya menggunakan OrganoTRIBA Plus 150 210 kg/ha/musim. Dan hayati Juara 6 lt/ha/musim. 14 / 15

c. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Dalam metode ini, pengendalian hama dilakukan denga sistem PHT. Dengan sistem ini, petani diajak untuk bisa mengelolah unsur-unsur dalam agroekosistem (seperti matahari, tanaman, mikroorganisme, air, oksigen, dan musuh alami) sebagai alat pengendali hama dan penyakit tanaman. Cara yang dilakukan petani misalnya dengan menempatkan bilah-bilah bambu/ ajir di petakan sawah sebagai terminal capung atau burung kapinis. Selain itu petani juga menggunakan pestisida organic MITOL 20EC dan SIORI. Untuk pengendalian gulma, metode ini mengandalkan tenaga manusia dan sama sekali tidak memakai herbisida. Biasanya digunakan alat bantu yang disebut susruk. Ini adalah semacam garu yang berfungsi sebagi alat pencabut gulma. Dengan alat ini, gulma yang sudah tercabut sekaligus akan dibenamkan kedalam tanah unutk menambah bahan organik tanah. Perlu diingat, bahwa dalam aplikasi metode ini, gulma yang tumbuh akan relatif banyak karena sawah tidak selalu ada dalam kondisi tergenang air. Untuk mencegah penyakit bakteri (Kresek) dianjurkan menggunakan MITOL 20 EC dengan jadwal penyemprotan 30 hst,40hst dan 50 hst dengan dosis 5 ml/l atau setiap ha 1,5 lt setiap aplikasi Untuk mencegah hama wereng digunakan varitas yang tahan dan dibantu dengan penyeprotan pestisida organic SIORI 50 hst,60 hst dan 70 hst dengan dosis 5 ml/l atau setiap aplikasi 1,5 l/ha. 15 / 15