SIRKUIT MOTOR PEMALANG

dokumen-dokumen yang mirip
BANGUNAN FASILITAS SIRKUIT BALAP OTOMOTIF ROAD RACE DI SEMARANG

otomotif dapat dijadikan alternatif untuk lebih mengoptimalkan potensi tersebut.2 Sirkuit

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) SIRKUIT INTERNASIONAL SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. SIRKUIT TERPADU TAWANG MAS DI SEMARANG (Penekanan Desain Arsitektur High Tech)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

Seminar Tugas Akhir. Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan berbagai komunitas otomotif khususnya komunitas mobil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I

BANJAR BARU INTERNATIONAL CIRCUIT

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

WISATA KULINER SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI WIDURI DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

SIRKUIT DAN PUSAT PELATIHAN BALAP MOTOR DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Pengertian Judul

SIRKUIT DRAG RACE DI YOGYAKARTA

BAB II SIRKUIT DRAG RACE

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Marina Central Place di Jakarta Utara (Sebagai Lokasi Sentral Bisnis dan Wisata Berbasis Mixed Use Area)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Deskripsi Judul Judul Bee Center sebagai Area Wisata Lebah Madu di Subah Batang.

BAB I PENDAHULUAN. I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

BAB I PENDAHULUAN. kali di dunia secara resmi di trek balap Brookland. Trek tersebut merupakan

BAB III ELABORASI TEMA

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Segala sesuatu

BAB IV GAMBARAN LOKASI

SIRKUIT INTERNASIONAL SENTUL

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

Penataan dan Pengembangan Obuek Wisata Pantai Widuri di Pemalang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. tergolong tinggi dengan tingkat mobilitas yang tinggi dimana aktifitas ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Deskripsi

PEKALONGAN BASKETBALL ARENA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

negara kita sebagai negeri bahari yang kuat. Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini ola

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

PERATURAN NASIONAL OLAHRAGA KENDARAAN BERMOTOR

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

TUGAS AKHIR. BALI INTERNATIONAL CIRCUIT Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I. PENDAHULUAN. mudah dijumpai, dari jalanan Ibukota sampai di daerah-daerah bisa dipastikan ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan

Metafora Akselerasi dalam Objek Rancang Sirkuit Balap Drag Nasional

Konsep perencanaan dan perancangan

REKREASI PANTAI DAN RESTORAN TERAPUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) SOLO FUTSAL CENTER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN #Lereng#Gunung#Lawu#Kabupaten#Magetan#sebagai#Kota# Pariwisata#

BANJAR BARU INTERNATIONAL CIRCUIT DENGAN PENEKANAN DESAIN HI-TECH

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

BAB I PENDAHULUAN. tidak dikelola dengan baik. Disamping itu, perusahaan asuransi juga padat dengan

PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Arti judul Surakarta Golf Club a. Surakarta b. Golf c. Club Arti keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI WIDURI KABUPATEN PEMALANG

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang padat dengan kemacetan lalu lintas sampai dengan jalanan kecil

BAB I PENDAHULUAN. atas keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin atau

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Judul

REDESAIN STADION MANAHAN SURAKARTA SEBAGAI STADION SEPAKBOLA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul laporan Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang diangkat adalah Persis Solo Anti Disturbance Stadium.

REGISTER TRANSAKSI JUAL BELI TIKET DI WIEN TOUR JL. RAYA GAMBIRAN-DAYU PARK KM 1 SRAGEN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SEMARANG INLINE SPEED SKATE AREN

Gedung Pameran Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.2. Esensi Judul

BAB I PENDAHULUAN. Bengawan Solo :

BAB I PENDAHULUAN KABUPATEN KUPANG KABUPATEN KUPANG

ABSTRAK. Kata kunci : Pembelajaran sepeda motor berbasis multimedia PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 DESKRIPSI JUDUL Pengembangan Wisata Api Abadi Mrapen sebagai Pusat Energi Alam

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

REDESAIN FASILITAS UTAMA SIRKUIT INTERNASIONAL SENTUL, BOGOR

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 33 TAHUN TENTANG

Transkripsi:

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKUR ( PPA ) SIRKUIT MOTOR PEMALANG Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh : Adi Prayogo D 300 030 008 JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I SIRKUIT MOTOR PEMALANG A. Pengertian Judul 1. SIRKUIT Lingkaran / jalan yang melingkar / membentuk lingkaran yang dipakai untuk menghadapi perlombaan. 1 2. MOTOR Mesin yang menjadi tenaga penggerak. 2 3. PEMALANG Letak Goegrafis Kabupaten Pemalang Terletak di antara 3 : - Bujur timur : 109 17 30-109 40 30 - Lintang selatan : 8 52 30-7 20 11 Dengan batas-batas sebagai barikut 4 : sebelah utara : Laut Jawa sebelah selatan : Kabupaten Purbalingga sebelah barat : Kabupaten Tegal sebelah timur : Kabupaten Pekalongan 1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke Tiga, Dpeartemen Pendidikan Nasional Pt. Grandmedia, Jakarta 2 Kabupaten Pemalang Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Pemalang 3 Kabupaten Pemalang Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Pemalang 73

Sirkuit Motor Pemalang Sirkuit motor Pemalang adalah perencanaan atau perancangan arena adu cepat dan adu skil mengemudi sepeda motor dalam beberapa kelas, pengelolaan sirkuit kepada semua bidang perlombaan sepeda motor yang di buat pada kota pemalang. B. Latar belakang 1. Umum Penjabaran balap motor internasional Balap motor adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terorganisasi dalam melakukan peraduan sepeda motor berdasarkan jenis, kecepatan, kapasitas mesin. Kegiatan ini biasanya dilakukan sebagai ajang olah raga berjenis hobby yang nantinya akan mengarah ke profesi jika didukung dengan baiknya prestasi pembalap dan pendukungnya. Balap motor dilakukan pada area yang dirancang khusus demi tercapainya keamanan dalam pelaksanaan balap motor itu sendiri. Serta Dunia balap di tanah air tidak biasa dipisahkan dari ajang balap liar. diberlakukannya tatacara wajib dalam melakukan balap motor yang bertujuan untuk safety dari rider / pembalap, penonton, crew, dll. Badan-badan Internasional yang merupakan induk organisasi olah raga kendaraan bermotor di dunia termasuk induk organisasi dan IMI ( Ikatam Motor Indonesia ) : 1. FIA : Federation International del Automobile, induk organisasi 74

dunia untuk olahraga mobil. 2. FIM : Federation International of Motorcycle, induk organisasi dunia untuk olahraga motor. 3. ASN/FMN : Autorites Sportives Nationales (ASN), oisasi olahraga mobil yang diakui oleh FIA di suatu negara, untuk Indonesia adalah IMI. 4. UAM : Asian Motorcycle Union, adalah continental union dari FIM 5. CIK (FIA) : Commising du Karting. Untuk organisasi induk dari IMI yang berhubungan dengan motor adalah FIM dan UAM. Adapun jenis balap motor yang dilakuakan dalam perlombaan adalah : 6. Motorcoss. 7. Grass trak. 8. Drag Race. 9. Time Rally. 10. Slalom (free style). Penjabaran balap motor Indonesia Indonesia merupakan wilayah yang syarat akan kepadatan lalu lintas, terutama pemakai sepeda motor yang jumlanya setiap tahun bertambah banyak, karena masyarakat Indonesia sebagian banyak sudah menganggap pentingnya sepeda motor / hal wajib. 75

Dengan banyaknya peminat akan sepeda motor di Indonesia, maka banyak pula bermunculan komunitas yang menggemari akan sepeda motor. Baik dalam hal untuk memodivikasi maupun sebagai ajang untuk merebutkan gelar tercepat dalam arena balap Banyak pembalap nasional lahir dari balap jalanan tersebut, seperti Asep Hendro, Ahmad Jayadi, Hendriyansyah, Hokky Kristianto. Suatu kegiatan yang liar biasanya identik dengan ilegal. Walaupun berhasil menelurkan pembalap nasional, keberadaan balap liar tidak bisa dibenarkan, dilihat dari tempatnya, balap liar banyak dilakukan di jalan raya jelas mengganggu dan membahayakan orang lain, dari sisi kelengkapan pengendara, para pembalap liar hanya memakai kelengkapan seadanya, tanpa helm, tanpa jaket pelindung dan kadang hanya memakai sandal jepit, Mereka beradu nyali hanya demi uang taruhan yang tidak sepadan dengan harga nyawanya. Pihak kepolisian jelas sangat tidak menyetujui akan adanya balap liar. Tapi seakan pihak berwajib kewalahan untuk menangani akan adanya balap liar. Mereka seakan kucing-kucingan dengan para pembalap liar. 2. Khusus Penjabaran kondisi sirkuit balap motor di Pemalang Dengan pesatnya perkembangan olah raga sepeda motor di Indonesia, kota Pemalang sangatlah terpengaruh akan jenis olah raga ini. Dengan pertimbangan maraknya balapan liar didaerah pemalang dan menimbulkan banyaknya angka kecelakaan di bidang ini, maka Pemerintah kota 76

pemalang berkerja sama denga pihak IMI (Ikatan Motor Indonesia) membangun sirkuit Road Race, Motor Cross, Free Style, dan Slalom. Dengan adanya berbagai macam sirkuit yang telah dibangun didaerah yang bersebelahan langsung obyek wisata pantai widuri dan pantai utara, maka daerah pemalang menjadi ramai akan para penggemar balap sepeda motor untuk mengadu motornya di arena tersebut, serta sirkuit Road Race Pemalang dijadikan agenda rutin dalam Kejurnas Road Race. Namun dengan ramainya agenda yang berkembang, tidak diimbangi akan fasilitas yang memadai dari bidang keamanan sirkuit, keamanan penonton, serta fasilitas lainnya, adapun masalah yang perlu ditanggapi dari hal tersebut, karena banyaknya penggemar balap sepeda motor yang datang di kota Pemalang, maka sebaiknya juga di wadahi dengan adanya penginapan. Dalam hal ini sangatlah sesuai dibangun Resort, karena area sirkuit bersebelahan langsung dengan pantia utara. Dari data Pembangunan Road Race, Motor Cross, Free Style di Obyek Wisata Widuri 5, terlihat bahwa tidak adannya pengembangan ketingkat selanjutnya. Biasanya penyelenggara hanya membatasi antara Sirkuit balapan dengan penonton dengan menggunakan kantung pasir. Hal ini sangat mudah terjatuhnya korban jiwa baik dari penonton maupun pembalapnya itu sendiri. Maka dengan ini perlu akan perencanaan dan perancangan Sirkuit Road Race yang memenuhi persyaratan dan sebagai obyek wisata olah 5 Dana Alokasi Umum Tahun Anggaran 2006, Kabupaten Pemalang 77

raga di Kota Pemalang. Gambar 1 dan 2. Tidak adanya pembatas antara pembalat dengan penonton Pada Sirkuit Road Race dan Motor Cross Sumber : Survei 2007 Gambar 3. Tidak adanya pembatas pada jalur Trek yang berdekatan pada sirkuit Road Race Sumber : Survei 2007 Gambar 4. Tidak adanya pembatas antara pembalab dengan penonton pada sirkuit Free Style Sumber : Survei 2007 Gambar 5. Akses Pintu masuk dan keluar yang sangat padat Sumber : Survei 2007 78

EKSISTING SITE KAWASAN Gambar 6 & 7. Eksisting site kawasan Sumber : Asumsi dan servey 2007 Eksisting Site yang dipertahankan dan dikembangkan. Eksisting Site yang diubah karena tidak sesuai dengan standart perancangan. Gambar 8. Rencana desain Sumber : Asumsi Kondisi yang terjadi saat ini pada sirkuit motor di Pemalang: - Tidak terkelola dengan baik dari segi perawatan dan mekanisme dalam menjalankan aktifitas balap. - Tidak adanya indikasi untuk pengembangan yang sesuai standart sirkuit Nasional maupun Asia. - Kondisi eksisting site hanya ada bentuk trek saja. Dalam arti, tidak 79

adanya fasilitas pendukung lainnya, seperti podium, tribun, kantor pengelola, tiket box, pit room, dll. - Bebasnya pengguna sirkuit dalam menggunakan sirkuit pemalang, mengakibatkan minimnya kesadaran pembalap akan safety. - Perancangan bentuk sirkuit road race yang tidak sesuai dengan standart peraturan perancangan sirkuit, mengakibatkan jarangnya event yang digelar di sirkuit pemalang karena atas dasar pertimbangan standarisasi event. - Bagian sirkuit yang layak digunakan dalam perlombaan hanya pada sirkuit Motocross dan Free style. C. Rumusan Permasalahan 1. Permasalahan Merancang Sirkuit Motor Pemalang sesuai dengan standart, dan sebagai sarana wisata edukatif. 2. Tujuan dan sasaran a. Tujuan - Menyusun konsep perencanaan dan perancangan sirkuit balap yang aman bagi pembalap dan penonton sesuai standar Nasional dan Asia. - Menyusun konsep perencanaan dan perancangan sirkuit balap sebagai salah satu sarana pendukung pariwisata di Kota Pemalang. - Mengembangkan sirkuit motor di Pemalang untuk menjadi pusat kegiatan otomotif. 80

b. Sasaran - Mewadahi aktivitas olah raga motor yang sesuai dengan standart yang berhubungan dengan keamanan dan kenyamanan yang berlaku serta berstandart Nasional ataupun Asia dalam bidang olah raga motor. - Inspirasi bentuk yang bersifat simbolik atau sesuai dengan karakter tempatnya. 3. Lingkup pembahasan - Pembahasan dititik beratkan pada disiplin ilmu arsitektur, sedangkan disiplin ilmu yang lain sebagai pendukung akan dibahas porsi keterlibatannya. - Pembahasan dilakukan berdasarkan analisa data yang relevan terhadap perencanaan sirkuit yang bersumber darim survey, peraturan serta literature. - Pembahasan menyangkut aspek fisik arsitektural yang bersifat simbolik. - Lahan atau site yang digunakan di wilayah tepi pantai utara / pantai Widuri cocok untuk sirkuit yang bertaraf Nasional dengan penambahan Resort pada pantai yang nantinya juga sebagai nilai tambah bagi pariwisata Kota Pemalang. - Pembahasan dibatasi pada penataan fasilitas-fasilitas sirkuit yang masih kurang akan standart dari segi permainannya dan keamanan. 81

4. Konsep Awal perencanaan Melanjutkan rencanan pengembangan wisata yang dilakukan oleh PEMDA pemalang yang direncanakanpada daerah garis pantai widuri. Bangunan krepresentatif yang mudah dikenal dan mampu mengekspresikan kegiatan didalamnya dengan memperhatikan faktor kenyamanan, kelengkapan, karakteristik bangunan. Konsep awal dari perencanaan bangunan mengacu pada pemusatan dari fungsi Pengembangan Sirkuit Motor di Pemalang yang mampu mewadahi semua kegiatan dan kebutuhan dari peminat olah raga sepeda motor. 5. Metodologi a. Pengumpulan data - Observasi lapangan Adalah hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau adanya suatu study yang disengaja dan sistematis tentang keadaan / fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat. - Wawancara Adalah teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan keterangan-keterangan melalui bercakap-cakap dan berhadapan langsung dengan orang yang memberikan keterangan pada peneliti. 82

- Data Statistik Adalah data yang didapat dari suatu hasil penelitian yang panjang oleh suatu badan-badan tertentu. b. Analisis Merupakan penguraian terhadap permasalahan berdasarkan datadata yang terkumpul, analisis ini berdasarkan pada landasan teori yang relevan dengan permasalahan. c. Sintesis Merupakan tahap penyusunan hasil analisis dalam bentuk kerangka yang terarah dan terpadu berupa deskripsi konsep perancangan sebagai pemecahan masalah. 6. Sistematika Pembahasan Tahap I Pendahuluan, meliputi: Pengertian Judul, Latar Belakang, Rumusan Permasalahan, Tujuan dan Sasaran, Lingkup Pembahasan, Metode Penelitian, Sistematia Pembahasan, dan Rancangan Daftar Isi. Tahap II Tinjauan Pustaka, meliputi: Definisi-definisi, Tipologi, teori-teori / dasar-dasar / persyaratan-persyaratan pusat permainan. Tahap III Gambaran Khusus Obyek / Materi Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur di lokasi terpilih, meliputi : aspek eksternal, seperti kebijakan pemerintah, kecenderungan / perkembangan obyek di lokasi lain, data fisik ( lokasi, situasi, site ) alam buatan dan estetika, data non fisik ( pemakai / user ) dan aktivitas lingkungan social budaya. 83

Tahap IV Analisa Pendekatan Konsep Perancangan dan Perencanaan, meliputi: landasan teori / kriteria analisa / parameter / dasar pertimbangan, analisa makro / analisa site. Daftar Pustaka Lampiran 84