pikir manusia. Astuti (2009:1) mengemukakan bahwa perkembangan pesat di bidang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

A. Latar Belakang Masalah

48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

51. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Media sebagai alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan

09. Mata Pelajaran Matematika

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

B. Tujuan Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

09. Mata Pelajaran Matematika

44. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya. Oleh karena itu keberhasilan anak didik sangat

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP MELALUI PERTANYAAN-PERTANYAAN INOVATIF PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN (PTK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 7 Bilato

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

BAB III TINJAUAN PEDAGOGIK PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang dihadapi manusia, suatu cara yang menggunakan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai

Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pemahaman siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional terdapat penjelasan mengenai standar nasional. dan afektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.

yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. solving), penalaran (reasoning), komunikasi (communication), koneksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Penerapan Metode Smart Games untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bilangan Berpangkat Pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Kalidawir.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh: BIVIKA PURNAMI A

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Guna Mencapai Derajat Strata 1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Wajib belajar 9 tahun menjadi kebutuhan mendasar bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sejak dahulu. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar mempunyai. maupun kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. 184). Faktor internal merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK sekarang ini telah memberikan dampak positif. kemampuan untuk mendapatkan, memilih, dan mengolah informasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di MI karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN SISWA DI KELAS VIIA SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan proses belajar mengajar didalam kelas, melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Permendikbud nomor 58 tahun 2014 matematika merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terapannya mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan

BAB I. teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam mengembangkan. ketajaman berpikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi

PENGGUNAAN LKS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD 08 KEPAHIANG BENGKULU

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. Matematika telah diberikan kepada anak mulai dari sekolah dasar yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Astuti (2009:1) mengemukakan bahwa perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai khususnya di kelas IV untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam dokumen ini disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. 1

2 Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan kemampuan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. Peningkatan kemampuan siswa dalam menentukan besar sudut merupakan salah satu kompetensi dasar matematika yang perlu dikuasai siswa kelas IV SD. Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam melakukan pengukuran sudut secara tepat. Peningkatan kemampuan siswa dalama menentukan besar sudut ini dapat ditingkatkan jika siswa selalu diajak untuk berlatih dalam mengembangkan kemampuannya tersebut. Menurut teori belajar Brownell (dalam Karim dkk, 1996:18) kemampuan siswa dapay tingkatkan didasarkan atas keyakinan bahwa siswa pasti memahami apa yang sedang mereka pelajari jika belajar secara permanen atau secara terus-menerus untuk waktu yang lama. Yang dimaksudkan di atas adalah apabila setiap siswa dibelajarkan secara terus-menerus dengan bimbingan guru, maka siswa lambat laun akan memahami apa yang ia pelajari. Hal ini pun harus didukung bagaimana cara guru membawakan materi melalui model pembelajaran yang dipilih untuk membawakan matematika terutama pada materi menentukan besar sudut.

3 Terkait dengan upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan besar sudut dengan busur derajat maka perlu dilakukan proses latihan terbimbing dan mandiri sehingga siswa dapat memahamai cara menentukan besar sudut dengan menggunakan busur derajat. Namun Kondisi riil yang ada di lapangan khususnya yang ada di kelas IV SDN 7 Bilato menunjukkan bahwa dari 20 siswa yang ada di kelas ini terdapat 14 siswa yang tidak dapat menentukan besar sudut dengan menggunakan busur derajat. Ketidakmampuan siswa dalam menentukan besar sudut dengan menggunakan busur derajat. Kesulitan tersebut karena siswa tidak dapat menggunakan busur untuk menentukan besar sudut pada bangun datar segitiga sama sisi, sama kaki. Kesulitan siswa ini sering terjadi karena guru kurang memberikan latihan sehingga berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam melakukan pengukuran sudut dengan menggunakan busur derajat. Kondisi yang terjadi tersebut menyebabkan kemampuan siswa dalam menentukan besar sudut tidak mengalami peningkatan yang diharapkan.terkait hal ini maka akan digunakan model pembelajaran langsung (Direct Instruktion) dalam mengajarkan materi besar sudut dengan menggunakan busur derajat tersebut. Model ini dapat membantu guru memantau langsung kegiatan siswa, dan model ini pula dapat membatu siswa melalui latihan-latihan terbimbing sehingga membuat siswa terpantau dalam mengerjakan tugas. Menurut Arends (2001:67): pembelajaran langsung adalah suatu model yang memusat pada guru dan disajikan dalam lima tahap, yaitu (1) penyampaian tujuan

4 pembelajaran, (2) mendemonstrasikan ilmu pengetahuan dan kemampuan, (3) pemberian latihan terbimbing, (4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, dan (5) pemberian perluasan latihan dan pemindahan ilmu. Penggunaan model pembelajaran langsung ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan demonstrasi secara langsung, serta mendapatkan latihan secara terbimbing untuk menentukan besar sudut. Dengan pembimbingan yang dilakukan secara langsung ini pula maka guru akan mendapatkan umpan balik dari proses yang dilakukan dan dapat mengetahui secara langsung siswa memiliki kemampuan dalam menentukan besar sudut yang sedang dipelajari. Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa pembelajaran langsung memiliki keunggulan untuk digunakan dalam meningkatkan kemampuam siswa dalam menentukan besar sudut derajat. Terkait kondisi tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang diberi judul Meningkatkan Kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat dengan menggunakan Model Pembelajaran Langsung (Direct Insturction) Pada Siswa Kelas IV SDN 7 Bilato. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang permasalahan di atas, teridentifikasi berbagai masalah yang terkait dengan proses dan hasil belajar matematika pada siswa di SDN 7 Bilato sebagai berikut. 1. Sebagian siswa belum dapat menggunakan busur derajat pada bangun tertentu untuk mengukur.

5 2. Penggunaan media berupa alat peraga masih kurang 3. Model pembelajaran yang digunakan tidak menarik 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, yang telah dikemukakan diatas, maka masalah dalam penelitian ini difokuskan pada apakah penggunaan model pembelajaran langsung (direct instruction) dapat meningkatkan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat Pada Siswa Kelas IV SDN 7 Bilato? 1.4 Cara Pemecahan Masalah Untuk meningkatkan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat dengan menggunakan model pembelajaran langsung (direct insturction) pada siswa kelas IV SDN 7 Bilato melakukan langkah-langkah berikut. 1. Tanya jawab tentang busur derajat sebagai alat pengukur sudut. 2. Siswa diperkenalkan dengan gambar sudut. 3. Siswa memperhatikan cara mengukur sudut dengan busur derajat yang didemonstrasikan guru. 4. Siswa diminta mengupkapkan pendapatnya tentang cara mengukur sudut yang didemonstrasikan guru. 5. Siswa diberi latihan terbimbing dalam mengukur sudut. 6. Guru menilai kinerja siswa dengan memberikan umpan balik

6 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat dengan menggunakan model pembelajaran langsung (direct insturction) pada siswa kelas IV SDN 7 Bilato. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi siswa, diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan besar sudut dengan busur derajat. 2. Bagi guru, diharapkan mampu memotivasi guru agar lebih baik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar khususnya mengenai cara dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan besar sudut dengan busur derajat. melalui model pembelajaran langsung (direct instruction). 3. Bagi sekolah, diharapkan mampu memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah serta kondusifnya iklim pendidikan disekolah, khususnya pelajaran matematika dan umumnya semua mata pelajaran yang ada di sekolah. 4. Bagi peneliti, diharapkan mampu menjadi sarana ilmiah dalam berlatih untuk menganalisis masalah pendidikan khususnya yang berhubungan dengan mengefektifkan pembinaan dan pengelolaan proses belajar mengajar dalam pelaksanaan pendidikan.