BAB III KEJAHATAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DALAM HUKUM ISLAM. langsung di dalam Al-Qur an maupun dalam Sunnah. Dalam Al-qur an hanya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. A. Pandangan Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Hukuman Kumulatif. Dari Seluruh Putusan yang dijatuhkan oleh Hakim, menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup dalam masyarakat, baik dalam masyarakat Sosial, Hukum,

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN MATI BAGI PENGEDAR NARKOTIKA. dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009.

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA MENURUT PERMEN NO.M.2.PK.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV. Dasar Pertimbangan Hakim Terhadap Putusan Pengadilan Negeri. Pidana Hacker. Negeri Purwokerto No: 133/Pid.B/2012/PN.

BAB IV ANALISIS JARI<MAH TA ZI<R TERHADAP SANKSI HUKUM MERUSAK ATAU MENGHILANGKAN TANDA TANDA BATAS NEGARA DI INDONESIA

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR :191/PID.B/2016/PN.PDG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN HADIAH JALAN SEHAT DARI HASIL PENJUALAN KUPON. Kupon Di Desa Made Kecamatan Sambikerep Surabaya

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengadilan Negeri Mojokerto yang terletak di Kota Mojokerto Provinsi

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim pada Putusan Pengadilan Negeri Jombang No.23/Pid.B/2016/PN.JBG tentang Penggelapan dalam Jabatan

Dalam memeriksa putusan pengadilan paling tidak harus berisikan. tentang isi dan sistematika putusan yang meliputi 4 (empat) hal, yaitu:

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PERJUDIAN TOGEL MELALUI MEDIA INTERNET

BAB V PENUTUP. sebelumnya, serta arahan dari pembimbing maka dalam bab ini penulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini telah marak penjualan minum-minuman yang dapat. mengenal siapa yang membeli minuman tersebut, bahkan tidak mengenal

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN. Istilah narkotika dalam konteks hukum Islam tidak disebutkan secara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan

Tindak pidana perampasan kemerdekaan orang lain atas dasar. keduanya, diantaranya persamaan-persamaan itu adalah sebagai berikut:

BAB IV. A. Sanksi hukum terhadap tindak pidana bagi orang tua atau wali dari. pecandu narkotika yang belum cukup umur menurut pasal 86 Undangundang

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI BANYUWANGI TERHADAP TINDAK PIDANA PENANGKAPAN IKAN DENGAN POTASIUM CIANIDA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA PENADAHAN DALAM PUTUSAN NO 376/PID.B/2015/PN.SMG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan yang dilakukan oleh setiap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

Etimologis: berasal dari jahada mengerahkan segenap kemampuan (satu akar kata dgn jihad)

BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU

BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG NARKOTIKA DAN KHAMR. bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PROBOLINGGO NO. 179/PID.B/PN.PBL TENTANG TINDAK PIDANA ILLEGAL LOGGING

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu ketentraman umum serta tindakan melawan perundang-undangan.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PAMEKASAN TENTANG HUKUMAN AKIBAT CAROK MASAL (CONCURSUS) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB II DESKRIPSI TENTANG PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN HUKUMAN KUMULATIF DALAM PRESPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

BAB IV. Perbuatan tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa dipandang. sebagai tindak kejahatan yang melanggar norma hukum.

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Penipuan yang. Berkedok Lowongan Pekerjaan (Studi Direktori Putusan Pengadilan Negeri

BAB IV STUDI KOMPARASI ANTARA HUKUM PIDANA DAN FIQH JINAYAH TERHADAP TINDAK KEJAHATAN PERDAGANGAN ORGAN TUBUH

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS. keterangan ahli sebagai alat bukti yang sah. Malah tempatnya diletakkan pada. yang penting, artinya dalam pemeriksaan perkara pidana.

Pelanggaran terhadap nilai-nilai kesopanan yang terjadi dalam suatu. masyarakat, serta menjadikan anak-anak sebagai obyek seksualnya merupakan

STUDI KRITIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI BANGKINANG PERKARA NO 01/PID.B/2013/PN.BKN TENTANG NARKOTIKA PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. pidana. Dalam hal penulisan penelitian tentang penerapan pidana rehabilitasi

A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Kekerasan seksual pada anak, yaitu dalam bentuk pencabulan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI HUKUM TENTANG KEJAHATAN TERHDAP ASAL-USUL PERNIKHAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP)

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

Makalah Syar u Man Qoblana

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

5 Oktober 2011 AAEI ITB K-07

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS TENTANG SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

Khutbah Jum'at. Hukum & Bahaya Minuman Keras. Bersama Dakwah 1

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 84 PK/Pid/ TENTANG PEMBUKTIAN PERKARA ILLEGAL FISHING

BAB II PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN (PENCURIAN) MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM. A. Pengertian Pelanggaran Hak Pemegang Paten (Pencurian)

BAB IV ANALISIS PERTANGGUNG JAWABAN PEMERIKSAAN TERSANGKA PENGIDAP GANGGUAN JIWA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG NO. 62/PID. SUS/2011/PN SEMARANG TENTANG PENGEDAR NARKOTIKA

Syarah Istighfar dan Taubat

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Praktik Jual Beli Produk atau Barang Replika di Darmo Trade

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA

Bahaya Minuman Keras. Khutbah Pertama:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

UNTUK KALANGAN SENDIRI

Dalam putusan Pengadilan Negeri Tanjungpinang Nomor: 308/Pid.B/2015/PN Tpg tentang kelalaian yang menyebabkan luka berat, dasar

PENGGUNAAN ALKOHOL DAN BAHAN TAMBAHAN PADA PENGOLAHAN PRODUK MAKANAN

BAB 1V ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI MEULABOH DALAM PUTUSAN NO.

BAB III ANALISIS. hukum positif dan hukum Islam, dalam bab ini akan dianalisis pandangan dari kedua

A. Analisis Tentang Fenomena Pemasangan Identitas KH. Abdurraman Wahid (Gus Dur) pada Alat Peraga Kampanye PKB di Surabaya

Dalam Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009, sanksi bagi pelaku kejahatan narkoba adalah sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS PEMIDANAAN ORANG TUA ATAU WALI DARI PECANDU NARKOTIKA DI BAWAH UMUR MENURUT HUKUM PIDANA DAN HUKUM ISLAM

BAB IV KOMPARASI HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF MENGENAI SANKSI PROSTITUSI ONLINE. A. Persamaan Sanksi Prostitusi Online Menurut Hukum Positif dan

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB IV. Sehingga, tidak bisa disamakan dengan sistem-sistem lainnya. Begitu juga

BAB IV ANALISIS SADD AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI

BAB III TINJAUAN FIQH JINAYAH TERHADAPPERCOBAAN KEJAHATAN

BAB IV ANALISIS FIKIH MURAFA AT TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PENCURIAN HELM TOD YANG DIKENAKAN PASAL 362

Assalamu alaikum wr. wb.

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penuntutan terhadap terdakwa tindak pidana narkotika adalah:

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERSYARATAN TEKNIS DAN SANKSI HUKUM MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR YANG

Transkripsi:

30 BAB III KEJAHATAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DALAM HUKUM ISLAM A. Defenisi Dari Narkotika Dalam Islam Istilah Narkotika dalam konteks hukum Islam tidak disebutkan secara langsung di dalam Al-Qur an maupun dalam Sunnah. Dalam Al-qur an hanya menyebutkan istilah khamr. Tetapi karena dalam teori ilmu fiqh, bila suatu hukum belum ditentukan status hukumnya, maka bisa diselesaikan melalui metode qiyas (analogi hukum). Selanjutnya, kata khamr dipahami sebagai nama minuman yang membuat peminumnya mabuk atau gangguan kesadaran. Oleh karena itu narkotika diqiyaskan ke khamar karena narkoba dapat membuat si pemakai hilang kesadaran dan gangguan kesadaran. Oleh karena itu illat hukumnya sama dengan khamar yaitu sama-sama mengakibakan hilang kesadaran dan gangguan kesadaran. 1 Karena Narkotika disamakan dengan Khamr, maka hukum keharaman Narkotika ditetapkan melalui metode qiyas, yaitu: 1. Pengertian Qiyas Qiyas menurut bahasa Arab adalah menyamakan, membandingkan, atau mengukur. Menurut ulama Ushul fiqh, qiyas adalah menetapkan hukum suatu kejadian atau peristiwa yang tidak ada dasar nashnya dengan cara membandingkannya dengan suatu kejadian atau peristiwa yang lain yang telah ditetapkan hukumnya berdasarkan nash karena ada persamaan illat antara kedua kejadian atau peristiwa itu. 1 Nasrun Harun, Usul Fiqih, (Sinar Grafika), Cet. ke-1, h. 64.

31 2. Rukun Qiyas Rukun qiyas terdiri dari 4 unsur a. Ashal (pokok) adalah suatu peristiwa yang telah ditetapakan hukumnya berdasarkan nash, ashal disebut juga maqis alaih (yang menjadi ukuran ) atau musyabbah bih (tempat menyerupakan), atau mahmul alaih (tempat membandingkan), ashalnya Khamr. b. Hukum ashal adalah hukum dari ashal yang telah yang telah ditetapkan berdasarkan nash dan hukum itu pula yang akan ditetapkan pada furu seandainya ada persamaan illatnya, Narkotika dan khamr sama-sama bisa merusak akal pikiran, menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yaitu hukumnya haram. Hukum ashalnya khamr adalah haram, dalil hukumnya terdapat dalam sebuah hadits yaitu: ك ل م س ك ر خ م ر و ك ل خ م ر ح ر ام Artinya : Setiap yang memabukkan adalah khamr, dan setiap khamr haram hukumnya. (HR. Muslim) 2 c. Furu (cabang) adalah yaitu peistiwa yang tidak ada nashnya. Far u itulah yang akan dikehendaki untuk disamakan hukumnya dengan ashal yang disebut dengan maqis (yang dianalogikan) musyabbah (yang diserupakan), yaitu furu nya Narkoba. h. 641 2 M.Nashiruddin Al-albani, Ringkasan Shahih Muslim (Jakarta:Gema Insani, 2005), Cet. ke-1,

32 d. Illat adalah suatu sifat yang terdapat pada ashal, dengan adanya sifat tersebut ashal mempunyai suatu hukum. Dan dengan sifat itulah terdapat cabang, sehingga hukum cabang itu disamakan dengan hukum ashal. Illat dari Narkotika itu sendiri adalah sama-sama memabukkan. Oleh karena khamr diqiyaskan dengan Narkotika maka hukumannya tetap haram, yaitu samasama memabukkan mengganggu akal pikiran, perubahan kesadaran dan menyebabkan ketergantungan. 3 Secara Umum khamar diartikan dengan segala sesuatu dari makanan atau minuman dan obat-obatan yang dapat menghilangkan akal dan memabukkan macam dan jenis khamar itu sendiri sangat banyak. Sebelum datangnya Islam, masyarakat Arab sudah akrab dengan minuman beralkohol atau disebut juga minuman keras (khamar). Pada zaman klasik, cara mengkonsumsi benda yang memabukkan diolah oleh manusia dalam bentuk minuman sehingga para pelakunya disebut dengan peminum. Di era modern, benda yang memabukkan dibuat berbagai aneka ragam bentuknya berupa kapsul, tablet, atau serbuk, sesuai dengan kepentingan dan kondisi si pemakai. 4 Dampak bahaya dari mengonsumsi minuman keras, narkoba, dan obat-obatan terlarang adalah sanagat luas dan multidimensial, tidak hanya membahayakan bagi pemakainya saja, akan tetapi juga bagi keluarga, anak-anak, masyarakat dan umat. 3 Rachmat Syafe I, Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 1999) Cet. ke-1, h. 86-88. 4 H. Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, (Sinar Grafika), Cet, ke-1, h,75.

33 Adapun bahaya bagi si pemakai sendiri adalah efek buruk bagi tubuh dan akal sekaligus. Karena minuman keras dan obat-obatan terlarang memiliki kekuatan merusak yang sangat dahsyat terhadap kesehatan, syaraf, akal, pikiran, berbagai organ pencernaan dan sebagainya berupa berbagai bahaya yang sangat dahsyat bagi tubuh secara keseluruhan. Tidak hanya itu saja, dampak bahaya minuman keras dan obat-obatan terlarang juga menyerang reputasi, nama baik, kedudukan dan kehormatan seseorang. B. Keharaman Narkotika Dalam Islam Hukum narkoba dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang adalah haram. Keharaman narkoba dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang sama seperti keharaman minuman keras yang diharamkan berdasarkan nash-nash al-qur an dan hadist yang bersifat pasti. 5 Zat yang digolongkan sejenis minuman yang memabukkan adalah narkotika. Zat ini digolongkan sejenis minuman khamar, termasuk juga zat yang memabukkan dan haram status hukumnya dikonsumsi oleh manusia. 6 Adapun meminum minuman yang memabukkan (khamar) adalah haram dan perilaku setan, dalil yang mengatur sanksi hukum khamar dijelaskan secara langsung di dalam al-quran. h. 27. 5 Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam, (Jakarta; Gema Insani, 2003), Cet. ke-2, 6 H. Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, (Sinar Grafika), Cet. ke-1, h. 79.

34 a. Surah Al-Baqharah ayat 219 Artinya; mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. 7 b. Surah An-Nisaa ayat 43 7 Depertemen Agama RI, al- Qur an dan Terjemahan, ( Bandung : PT Sygma Ekamedia Arkanleema, 2009 ), Cet. ke-1, h. 27.

35 Artinya; Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam Keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun. 8 Dari uraian al-quran dan hadist di atas sudah begitu jelas bahwasanya Syari at Islam memerangi dan mengharamkan segala hal yang memabukkan dan segala bentuk narkoba dengan berbagai macam dan jenisnya yang beragam. Karena barangbarang itu mengandung bahaya yang nyata bagi manusia yaitu kesehatan, akal, kehormatan, reputasi, prestis, dan nama baiknya. Setelah mencermati kronologi pelarangan khamar di atas dapat diambil pelajaran bahwa Islam sangatlah bijaksana. Islam tidak serta merta mengharamkan tradisi yang telah lama mengakar dalam suatu budaya (Quraisy). Islam melakukannya secara perlahan-lahan dengan terlebih dahulu memaparkan bahaya yang dikandung oleh khamar. Narkoba dan obat-obatan terlarang yang sangat berbahaya bagi akal pikiran, merusak jiwa, hati nurani, dan perasaan. Fuqaha sepakat bahwa pengonsumsi narkoba tanpa usur dan alasan yang dibenarkan seperti kepentingan medis, maka ia dikenai sanksi hukuman ta zir. 8 Depertemen Agama RI, al- Qur an dan Terjemahan, ( Bandung : PT Sygma Ekamedia Arkanleema, 2009 ), Cet. ke-1, h. 90, h. 97.

36 Hukuman ta zir tersebut bisa dengan dipukul, dipenjara, dipublikasikan, dikenai sanksi denda berupa harta, dan bentuk-bentuk hukuman ta zir lainnya sesuai dengan kebijakan hakim yang menurutnya bisa memberi efek jera baik bagi pelaku dan orang yang lain. 9 Adapun bahaya bagi si pemakai sendiri adalah efek buruk bagi tubuh dan akal sekaligus. Karena minuman keras dan obat-obatan terlarang memiliki kekuatan merusak yang sangat dahsyat terhadap kesehatan, syaraf, akal, pikiran, berbagai organ pencernaan dan sebagainya, C. Hukuman Menurut Hukum Positif Indonesia Di dalam hukum positif Indonesia hukuman bagi tindak pidana narkotika telah diatur dalam Undang-undang No 35 tahun 2009 tentang Narkotika, tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau meyerahkan Narkotika Golongan I. Sesuai dengan pasal 112 ayat ( 1) UU No 35 tahun 2009 tentang Narkotika yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangkan rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat 9 M. Daud Ali, Hukum Islam, (PT Raja Grafindo Persada), Cet. ke-2, h. 130.

37 menimbulkan ketergantungan. Dengan tuntutan kurungan minimal 5 (lima ) tahun penjara dan membayar denda sebesar Rp. 1.000.000.000;- (satu miliyar). 10 Pasal 114 ayat 1 setiap orang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, menyerahkan Narkotika Golongan I dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 1.000.000.000;-(satu milyar rupiah) dan paling banyak Rp. 10.000.000.000;-(sepuluh milyar rupiah). D. Hukuman Menurut Hukum Pidana Islam Dari Seluruh Putusan yang dijatuhkan oleh Hakim, menunjukkan bahwa sikap Hakim pemutus perkara kental atau dipengaruhi oleh alam fikiran positivis/legalistik, artinya suatu hukum baru dinyatakan sebagai hukum apabila terumus dalam Undangundang atau dengan kata lain, apa yang dinormakan dalam Undang-undang itulah yang diterapkan, tidak terkecuali bagi pelaku penyalahguna, pengguna atau pengedar narkotika. Dalam Hukum Pidana Islam bagi pelaku tindak pidana narkotika juga terdapat kesamaan atau sama-sama dihukum dengan hukuman kumulatif. Hukuman kumulatif dalam Hukum Pidana Islam yaitu berupa Sanksi Ta zir yang diperkuat atau diperberat dengan Diyat (denda) 11. 10 Undang-undang Narkotika RI No 35 tahun 2009, (Sinar Grafika), Cet. ke-1, h, 57. 11 H. Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, (Sinar Grafika), Cet. ke-1, h. 75.

38 Para ulama sepakat bahwa para konsumen khamar ditetapkan sanksi haad, yaitu dera sesuai dengan berat ringannya tindak pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang. Terhadap pelaku pidana yang mengkonsumsi minuman memabukkan atau obat-obatan yang membahayakan, sampai batas yang membuat ganguan kesadaran maka harus di hukum dera. 12 Hal ini berkaitan dengan hadits yang diriwayatkan dari Husain bin Al-Munzir bahwa ketika Sayyidina Ali ditugaskan oleh Sayyidina Utsman untuk menghukum cambuk Al-Walid bin Uqbah, beliau berkata : ج ل د الن ب ي ص ا ر ب ع ی ن و ا ب و ب ك ر ا ر ب ع ی ن و ع م ر ث م ان ی ن و ك ل س ن ة و ھذ ا ا ح ب ا ل ي Artinya : Nabi SAW mendera sebanyak 40 kali, Abu Bakar juga 40 kali, sedang 'Umar mendera 80 kali. Namun semuanya itu adalah sesuai dengan sunnah (Rasul). Dan inilah yang paling saya senangi". (H.R Muslim). 13 Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Malik, sanksi meminum khamar adalah 80 kali dera, sedangkan menurut Imam Syafi I adalah 40 kali dera, tetapi ia kemudian menambahkan bahwa Imam boleh menambah jadi 80 kali dera. Jadi yang 40 kali adalah hukuman haad sedangkan sisanya adalah hukuman ta zir. Adapun pengertian dari haad adalah hukum yang telah ditentukan oleh syara (hukum Allah SWT). Sedangkan ta zir adalah hukum yang belum ditentukan oleh 1, h. 503. 12 Ibid, h.101 13. M.Nashiruddin Al-albani, Ringkasan Shahih Muslim (Jakarta:Gema Insani, 2005), Cet. ke-

39 syara dan untuk menetapkan dan pelaksanaan hukumnya diserahkan kepada ulil amri (penguasa) sesuai dengan bidangnya. 14 Di dalam al-quran Allah SWT sudah menjelaskan bahwasnya khamar tersebut adalah haram, di jelaskan dalam surah Al-Baqharah 219 yang berbunyi; 15 Artinya ; mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. Surah Al-Maidah 90 14 H. Ahmad Wardi Muslich,Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam (Sinar Grafika), Cet. ke-1, h. 10. 15 Depertemen Agama RI, al- Qur an dan Terjemahan, ( Bandung : PT Sygma Ekamedia Arkanleema, 2009 ), Cet. ke-1, h. 27, h. 97.

40 Artinya ; Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Dari uraian al-quran dan Hadist di atas sudah jelas bahwa pada zaman pemerintahan Rasulullah SAW sudah memberlakukan hukuman haad berupa sanksi cambuk sebanyak 40 kali tetapi di saat pemerintahan Sayyidina Umar beliau memberikan sanksi kepada seseorang yang melakukan pelanggaran khamar sebanyak 80 kali. 40 kali itu yang dimaksud dengan sanksi haad, sedangkan yang 40 kali cambukan adalah sanksi hukuman tambahannya (ta zir). Maka pada zaman tersebut pun sudah menggunakan sanksi hukuman kumulatif atau sanksi hukuman berganda. Oleh karena itu, sesuai dengan pengertian di atas yang berhak menetapkan hukuman bagi pemakai narkotika atas nama Hendrizal tersebut adalah Hakim. Berat ringannya hukuman yang di berikan Hakim tergantung dari ijtihadnya dengan melihat pertimbangan yuridis maupun yuridis dengan tujuan memberi efek jera terhadap pelaku kejahatan narkotika. Berdasarkan keterangan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa minuman khamar yang dapat memabukkan dan menghilangkan kesadaran baik yang mengandung alkohol (miras) maupun yang nonalkohol (narkotika) dan apapun jenis,

41 nama dan bentuknya, sedikit atau banyak pemakaiannya status hukumnya adalah haram. 16 E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hukum Dalam pasal 183 KUHAP dijelaskan, bahwa : Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah, ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benarbenar terjadi, bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya. 17 Kemudian dalam pasal 184 ayat (1 ) dijelaskan bahwa : Alat bukti yang sah ialah : 1. Keteragan Saksi. 2. Barang Bukti 3. Keterangan Terdakwa Selanjutnya, sebelum Majelis Hakim Pengadilan Negeri memeriksa dan mengadili perkara pidana. Ada beberapa hal yang menjadi mempengaruhi hukuman 77. 16 H. Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, (Sinar Grafika), Cet. ke-1, h. 78. 17 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, ( Jakarta : Sinar Grafika, 2012 ), Cet. ke-6, h.

42 dalam menjatuhkan pidana kepada terdakwa, baik pengaruh secara yuridis maupun secara non yuridis. Pengaruh yuridis adalah pertimbangan terhadap unsur unsur dari pasal pasal yang didakwakan oleh jaksa penuntut umum, sedangkan yang dimaksud pengaruh secara non yuridis adalah pertimbangan yang menyangkut dalam keadaan bagaimana tindakan pidana tersebut dilakukan, baik itu dalam diri terdakwa, maupun dalam diri korban. 18 Dalam pertimbangan non yuridis misalnya hakim melihat faktor-faktor yang memberatkan dan yang meringankan hukuman. 1. Faktor-faktor yang memberatkan, yaitu : - Perbuatan terdakwa bertentangan dengan program pemerintah yang sedang menggalakkan pemberantasan Narkotika. 2. Faktor-faktor yang meringankan - Terdakwa bersikap sopan dalam persidangan. - Terdakwa belum pernah di hukum. Demikian faktor-faktor yang bisa mempengaruhi Hakim dalam menjatuhkan hukuman, di samping itu harus memperhatikan pasal pasal yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum. Hakim juga harus dapat membuktikannya di persidangan dengan alat bukti sebagaimana yang diatur dalam KUHAP serta hakim harus melihat 18 Ibid, h, 77.

43 pertimbangan pertimbangan yang dapat memberatkan atau yang meringankan hukuman bagi terdakwa. Hakim harus berlaku adil dalam persidangan dan menjatuhkan hukuman harus sesuai dengan undang-undang hukum pidana. Agar pelaku tindak pidana narkotika merasa kapok/jera dengan perbuatannya tersebut dan tidak akan mengulanginya lagi perbuatan tersebut dan bagi pelaku yang belum ketangkap biar dia merasa takut untuk mengkonsumsi barang haram tersebut. Apalagi Negara kita sekarang ini lagi menerapkan anti narkotika, oleh sebab itu hakim selaku penegak hukum yang memvonis seorang terdakwa haruslah memberi/memvonis terdakwa dengan hukuman yang berat, agar narkoba di Negara kita tercinta ini bisa dimusnahkan ataupun diberantas.