ALGORITMA PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK BERBASIS QOS GUARANTEED MENGGUNAKAN ANTENA MIMO 2X2 PADA SISTEM LTE UNTUK MENINGKATKAN SPECTRAL EFFICIENCY

dokumen-dokumen yang mirip
SIMULASI DAN ANALISIS ALGORITMA PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK BERBASIS QOS GUARANTEED PADA SISTEM LONG TERM EVOLUTION

EVALUASI PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK

SIMULASI DAN ANALISIS DATA TRAFIK SCHEDULING DAN PERFORMANSI PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Pengaruh Penggunaan Skema Pengalokasian Daya Waterfilling Berbasis Algoritma Greedy Terhadap Perubahan Efisiensi Spektral Sistem pada jaringan LTE

ANALISIS ALOKASI RESOURCE BLOCK ARAH UPLINK PADA SISTEM LONG TERM EVOLUTION DENGAN SC-FDMA MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2100

Simulasi dan Analisis Performansi Algoritma Pengalokasian Resource Block dengan Batasan. Daya dan QualityofService pada Sistem LTE Arah Downlink

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

REDUKSI EFEK INTERFERENSI COCHANNEL PADA DOWNLINK MIMO-OFDM UNTUK SISTEM MOBILE WIMAX

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING

Analisis Penerapan Teknik AMC dan AMS untuk Peningkatan Kapasitas Kanal Sistem MIMO-SOFDMA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Simulasi MIMO-OFDM Pada Sistem Wireless LAN. Warta Qudri /

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Evaluasi Kinerja Penerapan Koordinasi Interferensi pada Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay

Evaluasi Kinerja Penerapan Koordinasi Interferensi pada Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay

PENGARUH FREQUENCY SELECTIVITY PADA SINGLE CARRIER FREQUENCY DIVISION MULTIPLE ACCESS (SC-FDMA) Endah Budi Purnomowati, Rudy Yuwono, Muthia Rahma 1

BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC

I. PENDAHULUAN. kebutuhan informasi suara, data (multimedia), dan video. Pada layanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bab II Landasan teori

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

BAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA IMPLEMENTASI GREEN COMMUNICATIONS PADA JARINGAN LTE UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ENERGI JARINGAN

Alfi Zuhriya Khoirunnisaa 1, Endah Budi Purnomowati 2, Ali Mustofa 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

ANALISIS PENGGUNAAN ALGORITMA RESOURCE SCHEDULING BERDASARKAN USER GROUPING UNTUK SISTEM LTE-ADVANCED DENGAN CARRIER AGGREGATION

Jurnal JARTEL (ISSN (print): ISSN (online): ) Vol: 3, Nomor: 2, November 2016

ANALISIS KINERJA PACKET SCHEDULING MAX THROUGHPUT DAN PROPORTIONAL FAIR PADA JARINGAN LTE ARAH DOWNLINK DENGAN SKENARIO MULTICELL

ANALISIS NILAI LEVEL DAYA TERIMA MENGGUNAKAN MODEL WALFISCH-IKEGAMI PADA TEKNOLOGI LONG TERM EVOLUTION (LTE) FREKUENSI 1800 MHz

PENGARUH FREQUENCY SELECTIVITY PADA ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM)

BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)

BAB I PENDAHULUAN I-1

Pengenalan Teknologi 4G

BAB II DASAR TEORI. DFTS-OFDM maupun nilai PAPR pada DFTS-OFDM yang membuat DFTS-OFDM menjadi

Presentasi Tugas Akhir

SIMULASI DAN ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI PADA LTE FEMTOCELL BERBASIS SOFT FREQUENCY REUSE

BAB II LANDASAN TEORI

Kinerja Precoding pada Downlink MU-MIMO

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE

PERFORMANSI SINGLE CARRIER FREQUENCY DIVISION MULIPLE ACCESS PADA TEKNOLOGI RADIO OVER FIBER

TUGAS AKHIR UNJUK KERJA MIMO-OFDM DENGAN ADAPTIVE MODULATION AND CODING (AMC) PADA SISTEM KOMUNIKASI NIRKABEL DIAM DAN BERGERAK

ANALISIS UNJUK KERJA CODED OFDM MENGGUNAKAN KODE CONVOLUTIONAL PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH FADING

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.2. Arsitektur Jaringan LTE a. User Equipment (UE) merupakan terminal di sisi penerima

PERHITUNGAN BIT ERROR RATE PADA SISTEM MC-CDMA MENGGUNAKAN GABUNGAN METODE MONTE CARLO DAN MOMENT GENERATING FUNCTION.

Analisis Kinerja Jenis Modulasi pada Sistem SC-FDMA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan informasi dan komunikasi terus

1 BAB I PENDAHULUAN. Long Term Evolution (LTE) menjadi fokus utama pengembangan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III DISCRETE FOURIER TRANSFORM SPREAD OFDM

Analisis Kinerja SISO dan MIMO pada Mobile WiMAX e

Gambar 1.1 Pertumbuhan global pelanggan mobile dan wireline [1].

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Unjuk Kerja Sel Tunggal di Jaringan LTE dengan Teknik Adaptive Soft Frequency Reuse

Analisis Throughput Pada Sistem MIMO dan SISO ABSTRAK

PERBANDINGAN PERFORMANSI ALGORITMA PENJADWALAN ROUND-ROBIN, MAXIMUM C/I, DAN PROPORTIONAL FAIR DENGAN MENGGUNAKAN HARQ PADA SISTEM 3GPP LTE

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis

EVALUASI KINERJA TEKNIK ADAPTIVE MODULATION AND CODING (AMC) PADA MOBILE WiMAX MIMO-OFDM

BAB IV PEMODELAN SIMULASI

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Multi Input Single Output Orthogonal Frequency Division Multiplexing (MISO OFDM) Menggunakan WARP

ANALISIS MIMO UNTUK PENINGKATAN KAPASITAS SISTEM SELULER 4G LTE PADA SISTEM KOMUNIKASI HIGH ALTITUDE PLATFORM STATION

Analisis Kinerja Metode Power Control untuk Manajemen Interferensi Sistem Komunikasi Uplink LTE-Advanced dengan Femtocell

PERBANDINGAN KINERJA ANTARA OFDM DAN OFCDM PADA TEKNOLOGI WiMAX

Analisis Penanggulangan Inter Carrier Interference di OFDM Menggunakan Zero Forcing Equalizer

ANALISIS REDUKSI PAPR MENGGUNAKAN ALGORITMA DISTORTION REDUCTION

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1654

BAB I PENDAHULUAN. Akhir yang berjudul Discrete Fourier Transform-Spread Orthogonal Frequency Division

Wireless Communication Systems Modul 9 Manajemen Interferensi Seluler Faculty of Electrical Engineering Bandung 2015

Alokasi Sumber Daya Lintas Lapisan pada Sistem OFDMA untuk Trafik Heterogen

Degradasi Jaringan TD-LTE MHz Akibat Interferens Alur-Waktu Silang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KINERJA TEKNIK PENJADWALAN PADA WIMAX UNTUK LAYANAN VIDEO ON DEMAND

Studi Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Pada Spektrum 1800 MHz Area Kota Bandung Menggunakan Teknik FDD, Studi Kasus PT.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan Spektrum Frekuensi [1]

PERANCANGAN ANTENA WAVEGUIDE 6 SLOT PADA FREKUENSI 2,3 GHZ UNTUK APLIKASI LTE-TDD

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG

UNJUK - KERJA LAYANAN BEST EFFORT PADA LTE DENGAN PAKAI ULANG FREKUENSI FRAKSIONAL TIGA JENJANG

KINERJA TEKNIK SINKRONISASI FREKUENSI PADA SISTEM ALAMOUTI-OFDM

PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI SUBSCRIBER STATION BERBASIS STANDAR TEKNOLOGI LONG-TERM EVOLUTION

PENGGUNAAN ADAPTIVE CODED MODULATION DAN SELECTION COMBINING UNTUK MITIGASI PENGARUH REDAMAN HUJAN DAN INTERFERENSI PADA SISTEM LMDS

Analisis Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Frekuensi 900 MHz Pada Perairan Selat Sunda

Radio Resource Management dalam Multihop Cellular Network dengan menerapkan Resource Reuse Partition menuju teknologi LTE Advanced

ANALISA KINERJA ESTMASI KANAL DENGAN INVERS MATRIK PADA SISTEM MIMO. Kukuh Nugroho 1.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Konsep global information village [2]

Sistem Mimo dan Aplikasi Penggunaannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN AWAL JARINGAN MULTI PEMANCAR TV DIGITAL BERBASIS PENGUKURAN PROPAGASI RADIO DARI PEMANCAR TUNGGAL

Analisa Kinerja MIMO 2X2 dengan Full-Rate STC pada Mobile WiMAX

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KINERJA SPHERE DECODING PADA SISTEM MULTIPLE INPUT MULTIPLE OUTPUT

Analisis Pengaruh Antena MIMO 2Tx2Rx Terhadap Kecepatan Akses 4G LTE

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

Transkripsi:

ALGORITMA PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK BERBASIS QOS GUARANTEED MENGGUNAKAN ANTENA MIMO 2X2 PADA SISTEM LTE UNTUK MENINGKATKAN SPECTRAL EFFICIENCY Suci Monica Sari 1), Arfianto Fahmi 2), Budi Syihabuddin 3) 1), 2) 3) School of Electrical Engineering, Telkom University Jl Telekomunikasi No. 1, Bandung, 40257 Email : suciimonica@gmail.com 1), arfiantof@telkomuniversity.ac.id 2), budisyihab@telkomuniversity.ac.id 3) Abstrak Salah satu permasalahan pada sistem Long Term Evolution (LTE) adalah masalah pengalokasian Physical Resource Block (PRB). Algoritma pengalokasian PRB yang biasa digunakan memiliki performansi yang kurang memuaskan dalam menjamin Quality of Service (QOS) user. Pada penelitian ini dilakukan simulasi menggunakan suatu algoritma optimasi untuk mengalokasikan PRB kepada user. Langkah pertama dalam proses pengalokasian PRB pada algoritma ini yaitu mengestimasi jumlah PRB yang dibutuhkan oleh user dengan menggunakan perbandingan antara laju data minimum user dengan kondisi kanal rata-rata. Selanjutnya dilakukan pengalokasian PRB sampai laju data minimum user tercapai. Hasil dari simulasi dengan menggunakan algoritma ini dengan jumlah user 20 yaitu tercapainya nilai throughput 26%- 51% lebih tinggi dibandingkan dengan nilai throughput jika menggunakan algoritma Round Robin (RR). Kata kunci: Long Term Evolution, Physical Resource Block, Throughput. 1. Pendahuluan Long Term Evolution (LTE) merupakan komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi dengan laju data yang tinggi. Bisa digunakan teknik Orthogonal Frequency Division Multiple Access (OFDMA) sebagai teknik multiple access pada arah downlink dan Orthogonal Frequency Dvision Multiplexing (OFDM) sebagai teknik modulasi [1]. Secara teoritis, LTE mampu mengirimkan data 100 Mbps pada arah downlink seperti pada [1]. Namun pada realisasinya, laju data ini belum bisa tercapai karena beberapa hal. Salah satunya adalah karena pengalokasian Physical Resource Block (PRB) kepada user. Metode pengalokasian PRB dilakukan dengan bermacam metode antara lain seperti pada [2] dengan menggunakan algoritma greedy. Pengalokasian algoritma greedy tersebut dilakukan dengan cara mengalokasikan PRB kepada user yang memiliki CQI tertinggi. Sedangkan pada [3] untuk mengalokasikan PRB kepada user digunakan algoritma Particle Swarm Optimization (PSO) yang berdasarkan perpindahan posisi particle. Pada setiap iterasinya particle akan menuju posisi terbaik dan pada saat bersamaan terjadi pertukaran informasi posisi terbaik. Proses algoritma ini berakhir ketika sudah didapat nilai yang optimal. Pada [4] dikenalkan algoritma pengalokasian PRB berbasis QoS Guaranteed dengan mengunakan konfigurasi single antenna. Dengan algoritma ini, PRB dialokasikan berdasarkan laju minimum yang dibutuhkan oleh masing masing user. Hasil simulasi menggunakan algoritma ini, throughput yang didapat lebih tinggi dibandingkan 3 algoritma penjadwalan seperti Max C/I, Round Robin (RR), dan Proportional Fair (PF). Pada [5] dijelaskan sebuah algoritma pengalokasian PRB untuk meningkatkan spectral efisiensi. Selanjutnya pada [6] dijelaskan tentang ketentuan yang harus diikuti dalam proses penjadwalan PRB kepada user. Pada penelitian ini, dilakukan proses simulasi pengalokasian PRB kepada user pada arah downlink menggunakan algoritma berbasis QoS Guaranteed berdasarkan [4] dengan mengunakan konfigurasi antenna Multiple Input Multiple Output (MIMO) 2x2. Sebelum melakukan pengalokasian, dilakukan proses selective combining untuk mengetahui jalur terbaik yang digunakan. Setelah itu, dilakukan estimasi jumlah PRB dengan membandingkan laju data minimum user dengan kondisi kanal rata-rata. Selanjutnya PRB dialokasikan berdasarkan prioritasnya. Paper ini tersusun menjadi beberapa bagian. Bagian 2 mengenalkan struktur frame LTE. Pada bagian 3 menjelaskan tentang pemodelan. Bagian 4 membahas tentang proses algoritma berbasis QoS Guaranteed dan parameter sistem. Pada bagian 5 membahas tentang analisis dari hasil simulasi. Dan kesimpulan dijelaskan pada bagian 6. 2. Struktur Frame LTE Satu radio frame LTE memiliki durasi 10 ms. Terdiri dari 10 subframe dimana 1 subframe memiliki durasi 1 ms. Dan 1 subframe terbagi menjadi 2 slot dimana 1 slot 5.5-37

memiliki durasi 0.5 ms. 1 PRB terdiri dari 12 subcarrier (180 khz) pada domain frekuensi dengan durasi 1 slot dimana dalam 1 slot terdapat 7 OFDM simbol pada normal cyclic prefix atau 6 OFDM simbol pada extended cyclic prefix [7]. Lebih jelasnya struktur frame LTE dapat dilihat pada Gambar 1 dan PRB dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 1. Struktur Frame LTE [4] sejumlah user yang di asumsikan dengan K seperti Gambar 3. Penggunaan single cell sebagai dasar asumsi bahwa tidak ada interferensi dari sel tetangga. enodeb akan mengalokasikan PRB kepada user. Bandwidth yang digunakan dalam simulasi ini adalah 5 Mhz. Berdasarkan [8] 10% dari bandwidth digunakan sebagai guard band sehingga bandwidth efektif yang bisa digunakan adalah 4.5 MHz. Sehingga total subcarrier yang bisa digunakan adalah 300 subcarrier (4.5MHz/15KHz) dan jumlah PRB adalah 25 PRB (4.5MHz/180KHz). Jumlah PRB yang dialokasikan dinotasikan dengan N dengan power pada masing-masing PRB nilainya sama berdasarkan [6] didapat persamaan (1) seperti di bawah ini : P P N tot n (1) Jumlah user yang dilayani oleh 1 base station di asumsikan dengan K. Selanjutnya R k Mbit/s adalah laju data minimum yang dibutuhkan oleh user k dimana k {1,2,.,K}. N s adalah OFDM simbol dalam domain ( waktu ) adalah subcarrier yang bisa digunakan untuk membawa data dalam domain frekuensi. Selanjutnya R j adalah code rate dimana j {1,2,.,J}dan J adalah total MCS) yang mendukung proses transmisi, M j adalah ukuran konstelasi, T s durasi OFDM simbol. Berdasarkan [4] laju data 1 PRB dirumuskan dengan persamaan (2) : c N j 2 j d R Log M (2) j r Nsc s Ts Ns s1 Gambar 2. Physical Resource Block [7] 3. Model Sistem Selanjutnya adalah pembangkitan nilai Channel Quality Indicator (CQI). CQI merupakan data masukan yang diumpanbalikkan oleh receiver kepada transmitter sebagai informasi untuk penerapan proses penjadwalan kepada user [6]. Pada penelitian ini nilai CQI direpresentasikan dengan nilai Signal to Noise Ratio (SNR) yang dipengaruhi oleh pathloss, shadowing, dan multipath fading sepanjang proses transmisi data. Besar interferensi dari sel tetanggan dianggap tidak ada karena penelitian ini menggunakan single cell. Model pathloss yang digunakan adalah Spatial Code Mutiplexing seperti yang dijelaskan pada [9] Berdasarkan [4] nilai CQI maksimum pada PRB oleh user k dapat ditentukan dengan persamaan (3) n _ max argmax CQI (3) Gambar 3. Pemodelan Sistem Pada penelitian ini sistem di modelkan sebagai sel tunggal (single cell) yang terdiri dari sebuah enodeb dan p k,n dinotasikan sebagai PRB yang sudah digunakan oleh user. Karena masing-masing PRB hanya dialokasikan untuk 1 user maka ketika p k,n = 1 maka p k,n = 0 dimana 5.5-38

k k selanjutnya b k,j adalah indikator MCS yang digunakan oleh user k dan jika b k,j = 1 maka b k,j = 0 dimana. Dan berdasarkan [4] laju data yang di dapat oleh user k dapat dirumuskan dengan persamaan (4) N gk,max gk, n* r pk, n b r k n1 j1 k, j j (4) Analisis yang digunakan adalah menggunakan perhitungan spectral efficiency (bps/hz) yang berdasarkan [6] dapat dirumuskan dengan persamaan (5) k, n Ck log21 Dan perhitungan throughput yang berdasarkan [6] dengan persamaan (6) Bw k, n Rk log21 N 4. Algoritma Berbasis QoS Guaranteed (5) (6) Proses algoritma dapat dilihat pada Gambar 4. Algoritma ini disimulasikan menggunakan Matlab dengan spesifikasi sistem seperti pada tabel 1. Mulai Penentuan Parameter dan Spesifikasi sistem Selective Combining Parameter sistem dapat dilihat pada table 1 : Tabel 1.Parameter Sistem [4] Jumlah subcarrier 300 Jumlah PRB 25 Bandwidth Model kanal Jumlah user dalam 1 TTI 20 Shadowing Gain Antena BS Gain Antena UE Kofigurasi Antena 5MHz Rayleigh 6-10 db 14 dbi 0 dbi BER 10-6 MIMO 2x2 Laju Minimum User 0.768 ; 1.024 ; 1.536v Mbis/s Modulasi dan Coding QPSK : 1/3, 1/2, 2/3, 3/4, 4/5 16QAM : 1/2, 2/3, 3/4, 4/5 64QAM : 2/3, 3/4, 4/5 Langkah algoritma ini terbagi menjadi 3 langkah utama, yaitu: a. Mengetahui jalur dengan nilai CQI terbaik.. Karena konfigurasi antena yang digunakan adalah mimo 2x2 maka ada 4 jalur transmisi data, sehingga ada 4 nilai CQI pada k user dan n PRB. Dan dengan metode selective combining dapat diketahui jalur dengan nilai CQI terbaik. Proses selective combining dirumuskan dengan persamaan (7) CQI max SNR i (7) k=k+1 Inisialisasi W = {} no k > K b. Mengestimasi jumlah PRB yang dibutuhkan oleh masing-masing user Cara mengestimasi jumlah PRB yang dibutuhkan adalah dengan membandingkan laju data yang dibutuhkan oleh user dengan kondisi kanal rata-rata. Berdasarkan [4] rata-rata gain pada kanal dapat dihitung dengan rumus (8) yes no Pilih Nk PRB oleh user k yes 1 gk gk, n (8) N Alokasikan PRB yang memiliki nila CQI tertinggi no Yes Berdasarkan [4]jumlah PRB yang dibutuhkan oleh user k dapat dihitung dengan persamaan (9) rk > Rk Nk Rk gk (9) Selesai Gambar 4. Diagram alir Algoritma Maksud dari adalah pembulatan ke nilai integer tertinggi yang mendekati nilai x. 5.5-39

c. Proses pengalokasian PRB ke user Pada proses pengalokasian, user yang memiliki laju data paling rendah harus didahulukan. Dan PRB yang dialokasikan ke user adalah PRB yang memiliki nilai CQI tertinggi. Proses pengalokasian untuk user k dilakukan hingga laju data minimal untuk user tersebut tercapai.dan jika 1 user mendapatkan lebih dari 1 PRB maka Modulation and Coding Scheme (MCS) yang digunakan harus mengikuti nilai CQI paling rendah untuk menjamin data di transmisikan dengan benar. 5. Pengujian dan Analisis Pengujian dilakukan dengan 100 kali iterasi agar didapat sampel data rata-rata. Sehingga didapatkan data pada Gambar 5 dan Gambar 6. disebabkan karena algoritma QoS Guaranteed pada proses pengalokasiannya PRB dengan nilai CQI paling tinggi yang dialokasikan terlebih dahulu. Sehingga menghasilkan nilai spectral efficiency yang lebih tinggi dibandingkan dengan algoritma Round Robin yang hanya mengalokasikan dengan proses first in first served. Dari Gambar 6, dengan algoritma QoS Guaranteed didapat nilai throughput yang lebih tinggi dibandingkan dengan algoritma Round Robin. Karena nilai throughput sebanding dengan nilai spectral efficiency seperti pada persamaan (5) dan (6). 6. Kesimpulan Pada penelitian ini sudah dilakukan proses pengalokasian PRB menggunakan algoritma berbasis QoS Guaranteed dimana proses pengalokasian dilakukan sampai laju data minimum masing-masing user terpenuhi. Dan dengan menggunakan algoritma ini didapat nilai spectral efficiency dan throughput yang lebih tinggi 26%-51% dibandingkan algoritma Round Robin Daftar Pustaka Gambar 5. Perbandingan nilai spectral efficiency MIMO 2x2 dengan 100 TTI Gambar 6. Perbandingan nilai throughput MIMO 2x2 dengan 100TTI Dari Gambar 5, dengan algoritma QoS Guaranteed didapatkan nilai spectral efficiency yang lebih tinggi dibandingkan dengan algoritma Round Robin, spectral efficiency yang dihasilkan pada algoritma QoS Guaranteed tersebut lebih tinggi 26%-51%. Hal ini [1] M. Ergen, Mobile Broadband : Including Wimax and LTE, USA: Springer, 2009. [2] A. M. Douglas, "A Modified Greedy Algorithm for the Assignment Problem," Thesis pada University of Louisville, no. Tidak diterbitkan, 2006. [3] L. Su, P. Wang and F. Liu, "Particle Swarm Optimization Based Resource Block Allocation Algorithm for Downlink LTE Systems," IEEE, pp. 970-974, 2012. [4] N. Guan, Y. Zhou, L. Tian, G. Sun and J. Shi, "QoS Guaranteed Resource Block Allocation Algorithm for LTE Systems," IEEE 7th International Conference on Wireless and Mobile Computing, Networking and Communications, pp. 307-312, 2011. [5] Y.J.Zhang and K. Lataief, "Multiuser Adaptive Subcarrierand-Bit Allocation with Adaptive Cell Selection in OFDM Systems," IEEE Transactions on Wireless Communications, vol. 3, pp. 1566-1575, September 5, 2004. [6] S. Sadr, A. Anpalagan and K. Raahemifar, "Radio Resource Allocation Algorithm for the Downlink of Multiuser OFDM Communication Systems," IEEE Communication Surveys & Tutorials, vol. 11, pp. 92-106, 2009. [7] 3GPP TSG RAN TR 136.211 V8.7.0, LTE; Evolved Universal Terrestrial Radio Access (E -UTRA); Physical Channel and Modulation, 2009. [8] S. Rathi, N. Malik and S. M. Nidhi Chahal, "Throughput for TDD and FDD 4G LTE System," International Journal of Innovative Technology and Exploring Engineering, vol. 3, no. 12, pp. 73-77, May 2014. [9] Y. S. Cho, J. Kim, W. Y. Yang and C.-G. Kang, MIMO- OFDM Wireless Communications with MATLAB, Wiley, 2010. 5.5-40

Biodata Penulis Suci Monica Sari, Jurusan Teknik Telekomunikasi Universitas Telkom Bandung. Saat ini menjadi mahasiswa di Universitas Telkom Bandung Arfianto Fahmi, memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T), Jurusan Teknik Telekomunikasi STT Telkom lulus tahun 1998. Memperoleh gelar Magister Teknik (M.T), Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung, lulus tahun 2004. Memperoleh gelar Doktor (Ph.D), Jurusan Teknik Elektro Universitas Indonesia, lulus tahun 2013. Budi Syihabuddin, memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T), Jurusan Teknik Telekomunikasi IT Telkom, lulus tahun 2008. Memperoleh gelar Magister Teknik (M.T), Jurusan Teknik Elektro IT Telkom, lulus tahun 2012. 5.5-41

5.5-42