BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham atau kepada pihak eksternal yang memiliki kepentingan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah laporan yang dibuat oleh perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai kepentingan. Oleh karena itu, kualitas dari suatu laporan. penggunanya dalam mengambil keputusan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan utama suatu perusahaan adalah memperoleh tingkat laba yang

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya akuntansi merupakan suatu proses untuk menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (IAI). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kebebasan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan haruslah memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. entitas atau perusahaanya dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang

I. PENDAHULUAN. Perusahaan membuat laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja manajemen dalam

BAB I PENDAHULUAN. implikasi sangat besar terhadap penilaian aset perusahaan. Konservatisme

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dalam mengelola sumber daya. Laporan keuangan merupakan produk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dibuat harus memberikan informasi yang bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. Konservatisme merupakan suatu sikap hati-hati yang dikerjakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan gambaran dari kondisi perusahaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan adalah laporan yang bisa diharapkan memberikan

BAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan

BAB I PENDAHULUAN. membuat para manajer perusahaan harus lebih kreatif dalam menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. telah ditetapkan. Laporan keuangan perusahaan disediakan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip konservatisme merupakan prinsip kehati-hatian terhadap suatu

BAB I PENDAHULUAN. komisaris, direktur, manajer, dan karyawan maupun pihak eksternal seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode dan dapat menjadi alat untuk mengukur kinerja manajemen

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Suatu manajemen perusahaan memiliki tugas yang harus dilakukan dengan penuh

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam laporan keuangan harus tranparan dan akuntabel agar. keputusan dibuat oleh pihak internal dan ekternal bisa tepat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan laporan yang berisikan informasi-informasi

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan prinsip konservatisme dalam pelaporan keuangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan dapat dibayarkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam dunia bisnis di Indonesia telah melahirkan begitu banyak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 (2012) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan rasio pembayaran pokok dan bunga atas utang jangka panjang dan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dalam dua pilihan atau lebih terhadap teknik akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal. Standar akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi ekonomi indonesia yang tidak stabil, menyebabkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum objek penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. dan investasi dari obligasi atau surat hutang yang diterbitkan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian Teori Agensi / Keagenan (Agency Theory)

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder maupun pihak-pihak yang terkait untuk menilai apakah perusahaan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dipatuhi. Setiap negara memiliki standar akuntansi yang berbeda-beda dalam

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Sehingga laporan keuangan harus memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak eksternal yang dapat berupa kreditur, investor, pemegang saham, dan lainlain.

BAB II LANDASAN TEORI. terhadap penyajian data akuntansi yang relevan dan handal.

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. optimal bagi perusahaan. Kinerja manajemen dapat tercermin dalam laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi keuangan memuat data-data keuangan yang tersaji secara deskripsi tentang

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

PENGARUH KONFLIK BONDHOLDERS SHAREHOLDERS TERHADAP PENERAPAN KONSERVATISME AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURYANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda pula. Pengharapan manusia selalu bisa berada pada tingkat. segala proses dan tahap demi tahap (Irham, Fahmi 2013:155).

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia semakin berkembang dalam era globalisasi dengan banyaknya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan publik diwajibkan membuat laporan keuangan. tahunan yang diaudit oleh kantor akuntan publik.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan. kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan standar akuntansi yang berlaku secara internasional sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. dalam akuntansi (Sterling, 1970), seperti membatasi perilaku oportunistik manajer

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang digunakan setiap negara berbeda beda. Investor akan menemui

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dividen, badan usaha dituntut untuk tumbuh. Growth dapat diwujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagai pedoman bagi peneliti. Selain itu juga untuk menghindari adanya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. aturan, standar, dan prinsip yang mengatur penyajian laporan keuangan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Menurut IAI (2009) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

Judul : Pengaruh Konservatisme Akuntansi dan Leverage pada Earnings Response Coefficient Nama : Desriyana Natalia NIM :

BAB I PENDAHULUAN. manajemen atas pengelolaan sumberdaya perusahaan kepada pihak-pihak yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman yang semakin pesat telah banyak

BAB II TELAAH PUSTAKA

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan publik memiliki kewajiban untuk bertanggung jawab dalam menerbitkan laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan dapat memberikan informasi keuangan mengenai posisi keuangan suatu perusahaan sehingga dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan selama beberapa periode. Informasi yang disampaikan melalui laporan keuangan ini digunakan oleh pihak internal seperti komisaris, direktur, manajer, dan karyawan maupun pihak eksternal seperti investor, kreditor, dan pemasok untuk mengambil keputusan. Laporan keuangan tersebut harus memenuhi tujuan, aturan, serta prinsip-prinsip akuntansi yang sesuai dengan standar yang berlaku umum yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK) agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan bermanfaat bagi setiap penggunanya (Rahmawati, 2010). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kebebasan kepada setiap perusahaan dalam memilih metode akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan. Perusahaan memilih metode akuntansi yang dianggap sesuai dengan kondisinya dan yang dapat mengantisipasi kondisi perekonomian yang tidak stabil, artinya perusahaan berhati-hati dalam penyusunan laporan keuangan. 1

2 Tindakan kehati-hatian yang dilakukan oleh perusahaan ini disebut sebagai konservatisme akuntansi. Konservatisme akuntansi adalah prinsip yang menilai aset bersih yang terlalu rendah secara konsisten. Watts (2003) menyatakan bahwa understatement aset bersih yang sistematik atau relatif permanen merupakan konservatisme akuntansi, sehingga dapat dikatakan bahwa konservatisme akuntansi menghasilkan laba yang berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aset yang tidak overstatement. Konsekuensinya, apabila terdapat kondisi yang memiliki kemungkinan menimbulkan kerugian, maka biaya atau hutang tersebut harus segera diakui. Di sisi lain, apabila terdapat kondisi yang memiliki kemungkinan menghasilkan laba, maka pendapatan atau aset tersebut tidak boleh langsung diakui, sampai kondisi tersebut betul-betul telah terealisasi (Chariri dan Ghozali, 2007:178). Seiring dengan konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS), konsep konservatisme ditinggalkan dan diganti dengan konsep prinsip kehati-hatian atau prudence. Pada masa sekarang ini, konservatisme akuntansi lebih dikatakan sebagai prinsip kehati-hatian atau prudence. Akan tetapi, penerapan prudence tidak seekstrim konservatisme. Prinsip ini dapat mengakui adanya kenaikan aset atau menurunnya kewajiban dan beban dengan suatu kondisi tertentu walaupun belum terealisasi asalkan telah

3 memenuhi kriteria pengakuan suatu pos. Hal ini dikarenakan dalam prudence, pendapatan juga dapat diakui sesegera mungkin ketika syarat pengakuan pendapatan sudah terpenuhi (Deviyanti, 2012). Contohnya ada di PSAK pendapatan, ada syarat-syarat ketika pendapatan dapat diakui. Sementara itu, jika syarat-syarat pengakuan pendapatan belum terpenuhi, maka pendapatan belum dapat diakui. Oleh karena itu, prinsip konservatisme akuntansi tidak hilang dalam IFRS tetapi lebih terarah pada prinsip kehati-hatian (prudence) berdasarkan IFRS. Banyak pertentangan yang terjadi mengenai penerapan konservatisme akuntansi dalam penyajian laporan keuangan. Prinsip konservatisme akuntansi masih dianggap sebagai prinsip yang kontroversial. Terdapat banyak kritikan yang muncul dari para peneliti, namun ada beberapa peneliti yang mendukung penerapan konservatisme akuntansi. Penerapan konservatisme akuntansi ini mengakibatkan laporan keuangan menjadi bias sehingga tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi terjadinya risiko suatu perusahaan (Haniati dan Fitriany, 2010). Mayangsari dan Wilopo (2002, dalam Deviyanti, 2012) juga menyatakan bahwa konservatisme akuntansi ini merupakan konsep yang kontroversial. Penman dan Zhang (2000, dalam Safiq, 2010) berpendapat bahwa prinsip tersebut dianggap sebagai kendala dalam mempengaruhi kualitas laporan keuangan, yaitu tidak tercapainya tujuan pengungkapan secara penuh semua informasi yang relevan dan

4 menganggap bahwa laba yang dihasilkan dari prinsip ini tidak berkualitas, tidak relevan dan tidak bermanfaat. Di lain pihak, Almilia (2004, dalam Deviyanti, 2012) menyatakan bahwa pelaporan yang didasari kehati-hatian akan memberi manfaat yang terbaik untuk semua pemakai laporan keuangan dan laba yang disusun dengan metode yang konservatif tidak merupakan laba yang dibesar-besarkan nilainya, sehingga dapat dianggap sebagai laba yang berkualitas. Konservatisme akuntansi juga bermanfaat untuk menghindari perilaku oportunistik manajer berkaitan dengan kontrak-kontrak yang menggunakan laporan keuangan sebagai media kontrak yang efisien dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (Watts, 2003). Penerapan konservatisme akuntansi ini perlu dipertimbangkan karena adanya fleksibilitas manajemen dalam menyajikan laporan keuangan dan mengingat beberapa kasus yang menyajikan laporan keuangan yang cenderung overstate justru menyesatkan pengguna laporan keuangan. Beberapa contoh kasus kecurangan manajemen dengan penyajian yang overstate adalah kasus kebangkrutan Enron Coorporation di Amerika Serikat dan kasus kecurangan PT. Kimia Farma di Indonesia. Kasus tersebut menunjukkan kurangnya kebijakan atau prinsip konservatisme akuntansi yang diterapkan perusahaan. Dalam penelitian ini, konservatisme akuntansi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain struktur kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan institusional, leverage, dan growth

5 opportunities. Faktor-faktor ini dipilih karena masih terdapat hasil yang belum konsisten dari penelitian sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Agustin (2011), Astarini (2011), dan Deviyanti (2012). Struktur kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajer, direksi, komisaris, ataupun pihak-pihak lain yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Diyah dan Erman, 2009). Semakin tinggi kepemilikan manajerial dibanding pihak eksternal maka perusahaan akan cenderung menggunakan prinsip konservatisme akuntansi. Hal ini dikarenakan rasa memiliki manajemen terhadap perusahaan yang tinggi membuat manajer tidak ingin melaporkan laba secara berlebihan. Pelaporan laba yang tidak berlebihan menimbulkan adanya cadangan dana yang tersembunyi yang dapat digunakan perusahaan untuk memperbesar perusahaan dengan meningkatkan jumlah investasi (Mayangsari dan Wilopo, 2002; dalam Deviyanti, 2012). Kepemilikan saham manajerial yang rendah menyebabkan manajer cenderung kurang konservatif atau cenderung melaporkan laba yang lebih tinggi agar kinerja yang dicapai dapat dinilai baik oleh pemegang saham eksternal. Hal tersebut yang mendorong manajer melaporkan laba lebih besar (Suaryana, 2008). Penelitian Wu (2006, dalam Wardhani, 2008) membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara kepemilikan manajerial dengan konservatisme akuntansi dalam perusahaan. Selain itu, Deviyanti

6 (2012) membuktikan bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap penerapan konservatisme akuntansi. Struktur kepemilikan institusional adalah persentase kepemilikan saham pada akhir tahun yang dimiliki oleh lembaga, seperti asuransi, bank atau institusi lain (Tarjo, 2008). Jika investor institusional mempunyai kepemilikan saham dalam jumlah besar, maka mereka mempunyai hak untuk mengawasi perilaku dan kinerja manajemen. Berbeda dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional yang tinggi cenderung membuat perusahaan justru menerapkan prinsip yang kurang konservatif. Hal ini dikarenakan investor cenderung berharap investasi yang mereka tanamkan di dalam perusahaan mempunyai tingkat return yang tinggi. Hal ini mendorong manajemen untuk melaporkan laba yang tidak konservatif agar dividen yang dibagikan kepada investor menjadi lebih tinggi. Selain itu, hal ini dapat menarik para calon investor baru untuk menanamkan investasinya. Hasil penelitian Wardhani (2008) dan penelitian Ahmed dan Duellman (2006) yang menunjukkan bahwa semakin besar kepemilikan institusional dalam struktur kepemilikan perusahaan maka semakin mendorong penggunaan prinsip konservatisme akuntansi. Selain itu, hasil penelitian Deviyanti (2012) membuktikan bahwa struktur kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap penerapan konservatisme akuntansi. Leverage adalah rasio total hutang terhadap total aset, yang mengukur persentase dari dana yang diberikan oleh para kreditor.

7 Leverage juga menunjukkan seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh hutang dan merupakan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman. Lo (2005) menyatakan jika perusahaan mempunyai hutang yang tinggi, maka kreditor juga mempunyai hak untuk mengetahui dan mengawasi jalannya kegiatan operasional perusahaan. Oleh karena itu, kreditor akan meminta perusahaan untuk menerapkan konservatisme akuntansi dalam pelaporan laba, sehingga kreditor yakin akan keamanan dan pengembalian dananya. Sari dan Adhariani (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi rasio leverage, semakin besar pula kemungkinan perusahaan akan menggunakan prosedur yang meningkatkan laba yang dilaporkan. Hasil penelitian Agustin (2011) dan penelitian Astarini (2011) mengenai debt covenant (proksi dari tingkat leverage) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Akan tetapi, hasil penelitian Deviyanti (2012) menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap penerapan konservatisme akuntansi. Growth opportunities adalah kesempatan tumbuh perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan. Perusahaan dengan growth opportunities yang tinggi akan cenderung membutuhkan dana dalam jumlah yang cukup besar untuk membiayai pertumbuhan tersebut pada masa yang akan datang, oleh karenanya perusahaan akan mempertahankan earning untuk diinvestasikan kembali pada perusahaan dan pada waktu bersamaan perusahaan diharapkan akan tetap mengandalkan pendanaan melalui

8 utang yang lebih besar (Baskin, 1989; dalam Astarini, 2011). Pada perusahaan yang menggunakan konservatisme akuntansi terdapat cadangan tersembunyi yang digunakan untuk investasi, sehingga perusahaan yang menggunakan konservatisme akuntansi identik dengan perusahaan yang tumbuh (Mayangsari dan Wilopo, 2002; dalam Astarini, 2011). Widya (2005) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan maka semakin tinggi perusahaan untuk memilih prinsip konservatisme akuntansi. Akan tetapi, hasil penelitian Agustin (2011) dan penelitian Astarini (2011) menyatakan bahwa growth opportunities tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dilihat perbedaan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya. Penelitian ini mereplikasi dan mengembangkan penelitian Agustin (2011), Astarini (2011), dan Deviyanti (2012) untuk menguji dan menganalisis pengaruh struktur kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan institusional, leverage, dan menambah satu variabel independen yaitu growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang menjual produknya yang dimulai dengan proses produksi yang tidak terputus mulai dari pembelian bahan baku, proses pengolahan bahan hingga menjadi produk yang siap dijual. Perusahaan manufaktur dipilih karena konservatisme akuntansi menggunakan persediaan dalam

9 pengukurannya. Selain itu, perusahaan manufaktur lebih membutuhkan sumber dana jangka panjang untuk membiayai operasi perusahaannya dengan investasi saham oleh para investor. Oleh karena itu, perusahaan manufaktur dapat dikatakan memiliki data yang lebih kompleks tentang struktur kepemilikan maupun sistem pengendaliannya, sehingga analisis identifikasi kecurangan lebih dapat dilakukan dengan jelas terkait dengan variabel-variabel yang digunakan (Pradhono dan Cristiawan, 2004). Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah periode 2011-2012. Hal ini dikarenakan pada tahun 2011, Indonesia masih dalam proses tahap akhir dari konvergensi IFRS (International Financial Reporting Standard), dan pada tahun 2012, Indonesia telah mengadopsi penuh IFRS sehingga dapat dikatakan laporan keuangan telah disusun berdasarkan IFRS. Selain itu, penelitian ini ingin melanjutkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya untuk menguji konsistensi hasil penelitian sebelumnya. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah struktur kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan institusional, leverage, dan growth opportunities berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2012?

10 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menguji dan menganalisis pengaruh struktur kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan institusional, leverage, dan growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2012. 1.4. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, serta tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1.4.1 Manfaat Akademik Penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang akuntansi keuangan dan pasar modal mengenai konservatisme akuntansi dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 1.4.2 Manfaat Praktik Manfaat praktik yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai acuan bagi perusahaan yang akan menerapkan konservatisme akuntansi dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan.

11 b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi investor dan calon investor dalam membuat keputusan investasinya, sehingga lebih berhati-hati mengambil informasi yang disajikan pada laporan keuangan perusahaan. c. Penelitian ini diharapkan dapat membantu kreditor dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kredit yang akan diberikan melihat penggunaan konservatisme akuntansi yang diterapkan atau tidak oleh perusahaan. 1.5. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran tentang isi dari penelitian ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut: BAB 1: PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi penelitian terdahulu, landasan teori, pengembangan hipotesis, dan model analisis. BAB 3: METODE PENELITIAN Bab ini berisi desain penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, serta teknik analisis data.

12 BAB 4: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi karakteristik objek penelitian, deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. BAB 5: SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang simpulan penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.