lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
dan semakin berkembang. Dalam hal ini, pihak manajemen harus mampu perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. kas kepada para pemegang sahamnya (Grinblatt dan Titman, ). Kebijakan

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Laba Bersih ROE = x 100% Modal Sendiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan dan bagaimana perubahan unsur unsur itu dari tahun ke tahun untuk

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan. merger, atau menerbitkan saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang meningkat dari tahun ke tahun. Pasar modal memiliki peran yang besar dalam perekonomian suatu negara,

TINJAUAN PUSTAKA. Laba menurut IAI dalam Chariri dan Ghozali (2003:213) adalah. pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soeprihanto (1997 : 27) modal kerja adalah nilai. industri/jasa untuk keperluan sehari-hari, misalnya membayar gaji pegawai,

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian, memacu perusahaan untuk terus

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham sebagai hasil dari investasinya. Jogiyanto (2000 : 143) membedakan return

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan usaha untuk mencari tambahan dana (berupa

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan yang berlipat ganda. keuntungan yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana yang cukup besar, sehubungan dengan hal ini perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Pengklasifikasian Utang. Utang Menurut Djarwanto (2004) merupakan kewajiban perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal adalah dengan harapan memperoleh capital gain dan dividen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

A. Tinjauan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor eksternal, internal, dan pengaruh iklim industri lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost) antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya karena penggunaan hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi. Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan. Semakin besar R&D cost-nya maka berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh (Sartono, 2001). Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan beberapa cara, misalnya dengan melihat pertumbuhan penjualannya. Pengukuran ini hanya dapat melihat pertumbuhan perusahaan dari aspek pemasaran perusahaan saja.

Pengukuran yang lain adalah dengan melihat pertumbuhan laba operasi perusahaan. Dengan melakukan pengukuran laba operasi perusahaan, kita dapat melihat aspek pemasaran dan juga efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan sumber daya yang dimilikinya. Pengukuran berikutnya adalah dengan mengukur pertumbuhan laba bersih, dimana inputnya pertumbuhan laba bersih ini adalah modal, sedangkan outputnya adalah laba. Pengukuran pertumbuhan perusahaan yang terakhir adalah melalui pengukuran pertumbuhan modal sendiri. 2. Laba Secara operasional, laba merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Definisi laba menurut Winwin (2008:91) Laba adalah selisih antara pendapatan dan beban. Laba dianggap telah timbul bila terjadi kenaikan nilai dari kekayaan bersih sebagai akibat adanya transaksi. Chariri (2000:214) menyebutkan bahwa: Laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut: 1) Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi 2) Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu.

3) Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan. 4) Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu. 5) Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. Laba terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan (revenue), beban (expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Defenisi dari elemen-elemen laba tersebut telah dikemukakan Stice et.al (2004 : 230). a. Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut. b. Beban (expense) adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut. c. Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik. d. Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik. 3. Pertumbuhan Laba

Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan rugi laba. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya (Warsidi dan Agus Pramuka, 2000). Pertumbuhan laba dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut. Laba Thn t - Laba Thn Pertumbuhan Laba = Laba Thn t - 1 Pertumbuhan laba perusahaan yang baik mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga baik. Dengan kata lain, laba merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan, sehingga semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan, akan mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan tersebut. t - 1 4. Current Ratio Rasio yang umum digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah raso lancar (current ratio), dimana current ratio memberikan ukuran kasar tingkat likuiditas perusahaan. Definisi current ratio menurut Kasmir (2008:134) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar

yang dimilki perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Rasio lancar dapat dihitung dengan cara membandingkan aktiva lancar dengan utang lancar atau menurut Harahap (2006 : 301) secara matematis, rumus untuk menghitung current ratio adalah: current ratio = Aktiva Lancar Utang Lancar Aktiva lancar (current asset) merupakan harta yang dimiliki perusahaan yang dapat dijadikan uang tunai dalam waktu yang singkat (kurang satu tahun). Komponen aktiva lancar lazimnya terdiri dari kas, kas di bank, suratsurat berharga piutang, persediaan, biaya dibayar di muka, dan aktiva lancar lainnya. Kewaijaban lancar (current liabilities) merupakan kewajiban jangka pendek perusahaan yang harus dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun. Komponen kewajiban lancar biasanya terdiri dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang deviden, pendapatan diterima di muka, utang jangka panjang yang jatuh tempo serta utang jangka pendek lainnya. Dari hasil pengukuran rasio, apabila current ratio rendah dapat dikatakan bahwa tingkat likuiditas perusahaan sedang tidak baik, namun apabila current ratio tinggi belum tentu mengindikasikan kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Dalam praktiknya sering kali dipakai bahwa rasio lancar yang standar adalah 2:1 (Kasmir, 2008:135). 5. Debt to Equity Ratio Debt to equity ratio (DER) merupakan salah satu rasio solvabilitas yang

juga sering disebut leverage ratio. Menurut Van Horne (2005 : 209) rasio leverage adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang. Rasio ini mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan membandingkan seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas atau menurut Harahap (2006 : 303) secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: Total Debt to Equity Ratio = Total Hutang Ekuitas Pemegang Saham Debt to Equity Ratio (DER) berguna untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang digunakan sebagai jaminan utang. Bagi kreditur, semakin besar DER akan semakin tidak menguntungkan. Hak ini dikarenakan jika DER semakin besar maka risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi perusahaan juga akan semakin besar. Bagi perusahaan, semakin besar DER akan semakin baik. Hal ini dikarenakan tingginya DER menunjukkan semakin besar jumlah pinjaman yang diperoleh untuk digunakan dalam mendanai kegiatan operasional perusahaan. 6. Deviden Kas

Sebagian keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam operasinya akan didistribusikan kepada pemegang saham dan sebagian lagi akan akan ditahan untuk diinvestasikan pada investasi yang menguntungkan. Terkait dengan keuntungan tersebut maka manajer keuangan harus dapat mengambil keputusan mengenai besarnya keuntungan yang harus dibagikan kepada pemegang saham dan berapa yang harus ditahan guna mendanai perkembangan atau ekspansi perusahaan. Keputusan tersebut akan mempunyai pengaruh yang menentukan terhadap nilai perusahaan. Besarnya keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham disebut deviden. Pengertian deviden menurut Fakhrudin et.al (2006:179), Deviden merupakan pembagian sisa laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan RUPS. Deviden dapat berbentuk tunai (cash dividend) atau deviden saham (stock dividend). Definisi deviden kas menurut Sundjaja et.al (2002:332) Deviden kas adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Menurut Peraturan No.IX.D.5 Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (2003:IV-3) Deviden kas adalah bagian yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk uang. Kebijakan perusahaan untuk membayar deviden kas bertujuan untuk menambah kekayaan pemilik saham (investor). Deviden kas akan mengurangi laba perusahaan yang ditahan disamping akan mempengaruhi pembelanjaan intern perusahaan. Pendistribusian besarnya besarnya deviden

kas yang akan diberikan pada setiap lembar saham perlu dianalisis dengan mengaitkannya dengan pembelanjaan perusahaan secara keseluruhan. B. Tinjauan Penelitian Tedahulu Penelitian yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perusahaan telah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Penelitian Rasyid pada tahun 1998, meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri perusahaan manufaktur dan non manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Rasyid menggunakan return on asssets, debt to equity ratio, dan plowback ratio sebagai variabel independen, sedangkan variabel dependennya pertumbuhan modal sendiri. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa return on asssets, debt to equity ratio, dan plowback ratio berpengaruh pada pertumbuhan modal sendiri pada perusahaan manufaktur, sedangkan pada perusahaan non manufaktur terdapat variabel yang tidak berpengaruh yaitu plowback ratio. Penelitian Waskito pada tahun 2008 yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini menggunakan basic earning power, debt to equity ratio, plowback ratio, interest and tax rate, dan return on investment (ROI) sebagai variabel independen dan pertumbuhan modal sendiri sebagai variabel dependen. Hasil penelitian Waskito menyatakan bahwa secara simultan basic earning power, debt to equity ratio, plowback ratio, interest and tax rate, dan return on investment (ROI) berpengaruh terhadap pertumbuhan modal sendiri

perusahaan,sedangkan secara parsial hanya plowback ratio yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan modal sendiri. Hasil penelitian Hendro pada tahun 2008 dengan judul, Pengaruh Investment Oppurnity Set (IOS) Berbasis Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efefk Indonesia mengatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara Investment Opportunity Cost (IOS) berbasis harga saham terhadap real growth perusahaan. Adapun penelitian- penelitian sebelumnya dapat dilihat lebih ringkas pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Rasyid (1998) 2. Waskito (2008) 3. Hendro (2008) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Modal Sendiri pada Perusahaan Manufaktur dan non manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Modal Sendiri Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Pengaruh Investment Oppurnity Set (IOS) Berbasis Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efefk Indonesia Sumber: data diolah penulis, 2010 return on asssets, debt to equity ratio, plowback ratio,dan petumbuhan modal sendiri basic earning power, debt to equity ratio, plowback ratio, interest and tax rate, return on investment (ROI), dan pertumbuhan modal sendiri Investment Oppurnity Set (IOS), danreal Growth return on asssets, debt to equity ratio, dan plowback ratio berpengaruh pada pertumbuhan modal sendiri perusahaan manufaktur, sedangkan pada perusahaan non manufaktur plowback ratio tidak berpengaruh pada pertumbuhan modal sendiri. secara simultan basic earning power, debt to equity ratio, plowback ratio, interest and tax rate, dan return on investment (ROI) berpengaruh terhadap pertumbuhan modal sendiri perusahaan,sedangkan secara parsial hanya plowback ratio yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan modal sendiri tidak ada pengaruh yang signifikan antara investment opportunity cost (IOS) berbasis harga saham terhadap real growth perusahaan

C. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1. Current Ratio (CR) (X 1 ) Debt to Equity Ratio (DER) (X 2 ) H 1 H 2 H 3 Growth Perusahaan (Y) Deviden Kas (X 3 ) H 4 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: data diolah penulis, 2010 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), dan deviden kas, sedangkan yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah growth perusahaan. Semakin tinggi current ratio, maka semakin likuid perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo sehingga perusahaan semakin mudah memperoleh pendanaan dari kreditor sehingga dapat memperlancar kegiatan operasional perusahaan. Dengan meningkatnya operasional perusahaan diharapkan laba perusahaan juga dapat meningkat, dengan demikian pertumbuhan

perusahaan semakin meningkat. Semakin tinggi debt to equity ratio, maka semakin banyak sumber dana perusahaan untuk melakukan ekspansi, dengan ekspansi yang dilakukan maka akan meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Investor yang menanamkan dananya pada perusahaan mengharapkan imbalan atas dana yang diinvestasikannya. Return yang dapat diterima investor dapat berupa capital gain, dan deviden. Biasanya investor lebih menyukai deviden dari pada capital gain, hal ini dikarenakan resiko jika mengharapkan deviden lebih kecil. Semakin tinggi deviden yang diberikan perusahaan kepada investor, maka semakin tertarik investor menginvestasikan dananya pada perusahaan, sehingga semakin besar modal perusahaan untuk membiayai kegiatan operasionalnya serta melakukan pengembangan usaha. Dengan berkembangya usaha suatu perusahaan, tentu saja akan meningkatkan perolehan laba perusahaan sehingga pertumbuhan perusahaan semakin tinggi. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan tinjauan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan di awal, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: H 1 : terdapat pengaruh current ratio (CR) terhadap growth perusahaan. H 2 : terdapat pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap growth

perusahaan. H 3 : terdapat pengaruh deviden kas terhadap growth perusahaan. H 4 : terdapat pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), deviden kas secara simultan terhadap growth perusahaan.