BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. menerapkan konsep, strategi dan teknik-teknik public relations salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, termasuk dalam proses pemilihan kepala daerah. Pada Undang-

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB IV PENUTUP. tersebut, peneliti berhasil menemukan frame Jurnal Nasional terkait dengan sosok

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilihan kepala daerah selalu menjadi peristiwa menarik terutama bagi masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka

KONTRUKSI BERITA DALAM MEDIA MASSA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

-1- KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. NOMOR: 20/Kpts/KPU-Prov-010/2012

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa,

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sudah memasuki era informasi dimana informasi menjadi sebuah kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

BAB I PENDAHUUAN. berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media. bisa bertahan. Kecepatan media online dalam menyampaikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan buah demokrasi dari Negara Indonesia. Sejak tahun 2005 pergantian

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilakukan secara berlebihan sebagaimana beberapa kandidat kepala daerah

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

Publik Ingin Gubernur Jakarta Yang Bisa Atasi Banjir, Sampah dan Macet. Kerjasama dengan Cikom LSI

PENDAHULUAN Latar Belakang

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar

BAB I PENDAHULUAN. Metro TV dalam pengantar buku Mata Najwa: Mantra Layar Kaca, Dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

Kata kunci: Strategi Pemasaran Politik, Profit Kontestan, Profit pemilih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Template for Microsoft PowerPoint

BAB I PENDAHULUAN. DPR atau MPR. Karena pergantian sistem pemerintahan, banyak wajah wajah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dengan diumumkannya dua pasangan calon bupati dan wakil bupati, maka rangkaian Pilkada Serentak 2015 di Kabupaten Bantul

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan sebuah kegiatan yang pokok dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai bangsa yang lekat dengan primordialisme, agama menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN AKUN TWITTER OLEH POLITISI (Analisis Genre Penggunaan Akun Twitter Calon Gubernur DKI Jakarta 2012 Selama Masa Kampanye Putaran I)

EXIT POLL PILGUB DKI JAKARTA 11 Juli 2012

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pada awal pemerintahan Jokowi di tahun 2015, muncul konflik antara KPK dan Polri. Hal ini berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

HASIL JAJAK PENDAPAT PUBLIK SEPUTAR PEMILUKADA DKI JAKARTA 2012

AGENDA MEDIA SURAT KABAR IBU KOTA DALAM PEMBERITAAN MENGENAI PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

Calon Gubernur DKI Tebar Janji. Ditulis oleh Seno Minggu, 25 Maret :30 -

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat

Publik Jakarta Rindukan Figur Ali Sadikin. Survei Pilkada DKI, Mei 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang. membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

KONSTRUKSI PEMIMPIN NASIONAL DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS. (Analisis Framing Laporan Jajak Pendapat KOMPAS dengan Topik

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau

BAB I PENDAHULUAN. daerah (pemilukada) diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB I PENDAHULUAN. rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang

BAB I PENDAHULUAN. common) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. dan membentuk opini public (Hamad, 2004: 15).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. surat kabar telah ada sejak ditemukannya mesin cetak di Jerman oleh Johann Gutenberg pada

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012

BAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan orang-orang di pedesaan dan para ibu rumah tangga pun semakin gemar berbicara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai negara demokrasi, pada tahun 2014 Indonesia kembali menyelenggarakan

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seolah tak pernah memiliki akhir dan tak selesai untuk dibahas.

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

BAB II KERANGKA TEORITIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa pekan lalu, Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) DKI Jakarta dianggap demikian penting. Hal ini terlihat jelas ketika semua warga Indonesia disedot perhatiannya oleh berbagai media dengan maraknya tayangan kampanye dan berita mengenai dua kubu yang bersaing. Statusnya sebagai pusat pemerintahan Indonesia membuat Jakarta pantas diberi perhatian, dengan demikian media mau mengatakan biarlah seluruh masyarakat Indonesia di mana pun berada, ikut ambil bagian di dalam pesta demokrasi ini baik itu sebagai pemilih aktif maupun sekedar pengamat. Pemilukada DKI Jakarta 2012 merupakan sarana bagi warga ibukota untuk menentukan siapa yang pantas memimpin mereka selama 5 tahun ke depan. Selain itu, Pemilukada ini bisa dikatakan menjadi miniatur proses demokrasi di Indonesia. Rakyat dari berbagai agama, suku, ras, dan budaya menyatu di Jakarta. Singkatnya, Jakarta menjadi cermin yang memantulkan gambaran kebhinekaan kita. Karena itu, apa yang terjadi selama Pemilukada Jakarta juga memperlihatkan fenomena yang umumnya mewarnai pesta demokrasi di berbagai tempat di daerah ini dan dapat menjadi gambaran situasi PILPRES 2014. Kecerdasan rakyat Jakarta dalam memilih Kepala Daerah Jakarta dapat secara langsung mendidik seluruh rakyat Indonesia untuk memilih yang terbaik pada PILPRES 2014. Pada putaran pertama yang dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2012 lalu, Pemilukada Jakarta diikuti oleh enam pasang calon Gubernur yaitu, : Fauzi Bowo- Nachrowi Ramli, Joko Widodo-Basuki Tjahya Purnama, Hidayat Nurwahid-Didik J.Rahbini, Alex Noerdin-Nono Sampono, Faisal Basrie-Biem Benyamin, dan Hendarji Supanji-Riza Patria. Di putaran pertama ini, pasangan Jokowi Widodo- Basuki atau sering disapa Jokowi-Ahok ini berhasil memimpin perolehan suara yang disusul oleh pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Berikut perolehan suara keenam pasangan ini menurut Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta

Berikut perolehan suara keenam pasangan ini menurut Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta, yaitu: Joko Widodo-Basuki sebanyak 1.847.157 (42,60%) suara; Fauzi Bowo-Nachrowi dengan perolehan suara 1.476.648 (34,05%); disusul Hidayat-Didik sebanyak 508.113 (11,72 %) suara; di posisi selanjutnya pasangan Faisal-Biem yang mendapatkan 215.935 (4,98%) suara; Alex Noerdin-Nono Sampono yang harus puas dengan perolehan 202.643 (4,67%) suara; dan diposisi akhir pasangan Hendarji Supanji-Riza Patria yang hanya memperoleh 85.990 (1,98%) suara. (sumber : http://.kompas.com) Mengingat berlakunya UU Nomor 29 Tahun 2007 yang isinya menerangkan bahwa Pemilukada dua putaran harus digelar jika tidak ada calon yang mendapatkan suara 50 persen plus satu, maka dua pasangan teratas tersebut harus kembali bersaing di Pemilukada putaran kedua pada tanggal 20 September 2012 lalu. Jokowi sebenarnya masih menjabat sebagai walikota Solo saat proses pilkada Jakarta ini berlangsung. Berhasil memimpin Solo di lima tahun pertama membuatnya kembali menang di periode selanjutnya. Beberapa gebrakan baru yang dibuatnya adalah penanganan para Pedagang Kaki Lima (PKL) tanpa paksaan dan kekerasan. Melainkan secara damai dan sukarela. Tak tanggungtanggung beliau harus melakukan sampai 54 kali jamuan makan bersama dengan para PKL untuk merundingkan niatnya secara damai. Prestasi ini juga yang membuatnya menerima penghargaan dari Tempo di akhir tahun 2008 lalu sebagai nominasi 10 walikota terbaik. Tak berhenti di situ, sosok Jokowi kembali mencuat ke publik sejak mobil karya SMK 2 Surakarta dan SMK Warga Surakarta tersebut juga diperkenalkan dan dipromosikan oleh beliau. Dengan rasa bangganya terhadap prestasi siswa-siswa tersebut, Jokowi menjadikan hasil karya mereka menjadi mobil dinasnya di Solo. Sementara Basuki Thajaja Purnama wakilnya merupakan mantan Bupati Bangka Belitung yang sekarang telah menjabat sebagai anggota DPR RI. Tak kalah dengan Jokowi, sosok Basuki juga ternyata pernah menuai beberapa penghargaan, yaitu Di tahun 2006, Ahok dinobatkan oleh Majalah TEMPO sebagai salah satu dari 10 tokoh yang mengubah Indonesia. Di tahun 2007 ia

dinobatkan sebagai Tokoh Anti Korupsi dari penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan yang terdiri dari KADIN, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Masyarakat Transparansi Indonesia (sumber: http://ahok.org/tentang-ahok/siapa-ahok) Untuk sosok Fauzi Bowo sendiri pastinya sudah dikenal seantero Jakarta. Menjabat sebagai Gubernur Jakarta satu periode membuatnya juga lebih leluasa dan berpeluang besar memenangkan pilkada DKI Jakarta. Setidaknya itulah dulu pandangan tim suksesnya yang terlalu optimis Fauzi menang satu putaran. Kiprah Fauzi di Jakarta sudah tak asing lagi, mulai dari menjabat Sekretaris Wilayah Jakarta, kemudian menjadi wakil dari mantan gubernur Sutiyoso, dan akhirnya di pilkada 2007, berhasil meraih kemenangan menjadi Gubernur Jakarta periode 2007-2012. Sedangkan untuk wakilnya, Nachrowi Ramli lebih banyak berkarir di kemiliteran. Selama 34 tahun mengabdi menjadi perwira TNI tak sedikit penghargaan yang diperolehnya. Awal terjunnya beliau ke dunia politik adalah sejak menjadi Ketua DPD partai Demokrat. Sifatnya yang tegas dan latar belakangnya dinilai mampu menciptakan keamanan di Jakarta sehingga membawanya maju menjadi calon wakil gubernur DKI Jakarta periode mendatang yang didukung penuh oleh partai Demokrat. Pasca-putaran pertama Pilkada DKI Jakarta, suasana pertentangan antarpasangan calon terasa sangat memanas. Segala macam isu yang terjadi di Jakarta pun dihubungkan dengan politik. Segala macam celah dan kekurangan kandidat tertentu digunakan sebagai isu yang dilempar ke masyarakat. Salah satunya adalah isu SARA yang melibatkan penyanyi dangdut Rhoma Irama. Tak berhenti di kasus itu, maraknya terjadi kebakaran di beberapa wilayah permukiman padat di Jakarta mengakibatkan merebaknya isu bahwa peristiwa itu pun sengaja dilakukan oleh pihak yang bersaing untuk mengurangi jumlah suara bagi lawannya. Isu korupsi yang melibatkan kader Demokrat pun menyerang pertahanan suara kubu Fauzi. Pada akhirnya, Jokowi-Basuki berhasil memenangkan Pemilukada yang cukup melelahkan itu dan terpilih menjadi Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur yang memegang kepemimpinan Jakarta selama lima tahun kedepan.

Tak dapat dipungkiri, media massa juga turut memiliki pengaruh dalam pesta demokrasi ini. Bahkan, para calon Gubernur juga sengaja menggunakan perhatian wartawan untuk meliput aktivitas politiknya dalam media massa. Hal ini dikarenakan media massa mampu melakukan pembentukan opini publik, baik yang diharapkan oleh para politisi ataupun oleh para wartawan melalui liputannya. Bukan hanya diharapkan dapat mempengaruhi sikap khalayak mengenai masalah yang ada tetapi terlebih juga dapat terlibat dalam pembicaraan dan tindakan politik yang diharapkan. Dalam pembentukan opini publik ini, media massa umumnya melakukan tiga kegiatan sekaligus. Pertama, menggunakan simbol-simbol politik (language of politics). Kedua, melaksanakan strategi pengemasan pesan (framing strategies). Ketiga, melakukan fungsi agenda media (agenda setting function). Tatkala melakukan ketiga tindakan itu, boleh jadi sebuah media dipengaruhi oleh berbagai faktor internal berupa kebijakan redaksional tertentu mengenai suatu kekuatan politik, kepentingan politik para pengelola media, relasi media dengan sebuah kekuatan politik tertentu, dan faktor eksternal seperti tekanan pasar pembaca atau pemirsa, sistem politik yang berlaku, dan kekuatan-kekuatan luar lainnya (Hamad,2004:2-3). Berbeda dari pandangan positivisme yang hanya melihat apakah suatu berita sudah disampaikan secara benar menurut kaidah sintaksis dan semantik, paradigma konstruktivisme memandang berita adalah hasil konstruksi sosial pekerja-pekerja media. Karena sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media massa adalah menceritakan peristiwa-peristiwa, maka kesibukan utama media massa adalah mengkrontuksikan berbagai realitas yang akan disiarkan. Dengan demikian isi media adalah realitas yang telah dikontruksikan dalam bentuk wacana yang bermakna (Hamad, 2004:11). Althusser dan Gramsci juga sepakat bahwa media massa bukan sesuatu yang bebas (independen), tetapi memiliki keterkaitan dengan realitas sosial. Jelasnya, ada berbagai kepentingan yang bermain dalam media massa seperti kebijakan redaksi, kepentingan kapitalisme pemilik modal, kepentingan politik bahkan ideologi wartawan yang menulis berita. Hal ini berarti, adanya suatu realitas yang dapat ditonjolkan ataupun disamarkan dan bahkan dihilangkan dalam suatu berita yang telah dikontruksikan (Sobur, 2004: 30).

Sebagai salah satu liputan politik, Pemilukada Jakarta ternyata juga memiliki nilai berita cukup tinggi bagi majalah mingguan Tempo yang memang juga memberi ruang khusus untuk berita bernuansa politik. Hal ini terbukti dari cukup seringnya para pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur menjadi bahan liputan mereka. Bahkan, pasca putaran pertama Pilkada Jakarta, majalah yang hadir dengan gaya yang khas dan pemilihan kata yang berani ini semakin sering mengulas berita mengenai kedua pasangan pemenang putaran pertama, Jokowi-Basuki dan Fauzi-Nachrowi. Terbukti dari sepuluh edisi TEMPO sejak putaran pertama selesai hingga menjelang putaran kedua, terdapat tujuh edisi yang membahas kedua pasangan dengan jumlah 12 berita. Untuk kasus Pemilukada DKI Jakarta ini, Tempo menempatkan pemberitaannya dalam beberapa rubrik seperti dalam rubrik Nasional, Opini dan Tokoh. Tetap mengedepankan gaya bahasa sastrawi dan kedalaman berita, majalah yang mulai terbit sejak 1971 ini ternyata pernah memberikan penghargaan khusus bagi pasangan Jokowi-Basuki yaitu sebagai 10 walikota terbaik untuk Jokowi di tahun 2008 dan salah satu dari 10 tokoh yang mengubah Indonesia untuk Basuki di tahun 2006. Penghargaan ini secara tak langsung menggambarkan bahwa kedua tokoh tersebut memiliki citra positif bagi Tempo yang selama ini dikenal tak sembarangan memberi penghargaan kepada seseorang. Gaya penulisan yang kritis dan berusaha menampilkan kebenaran bagi masyarakat, khususnya mengenai masalah politik membuat majalah ini beberapa kali mengalami pembredelan oleh pemerintah orde baru. Namun, dengan prinsip bahwa masyarakat berhak tahu kebenarannya, Tempo masih bisa bertahan sampai saat ini. Menyadari perannya sebagai media massa, Tempo ternyata cukup antusias meliput pergerakan kedua pasangan pilkada Jakarta Jokowi-Basuki dan Fauzi-Nachrowi. Tempo berusaha mengulas berbagai tindakan, strategi bahkan melakukan survei bersama Lembaga Survei Indonesia (LSI) untuk melihat bagaimana citra kedua pasangan di masyarakat. Perhatian Tempo yang cukup

besar ini, seolah menyiratkan betapa pedulinya Tempo pada masa depan Jakarta di bawah kepemimpinan salah satu dari kedua pasangan tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, Peneliti tertarik untuk menganalisis bagaimana pemberitaan kedua pasangan calon pemimpin DKI Jakarta ini di majalah mingguan TEMPO sejak 22 Juli 2012 hingga 23 September 2012 dengan menggunakan analisis framing model analisis Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. 1.2. Fokus Masalah Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan, Peneliti merumuskan bahwa fokus masalah yang akan diteliti adalah Bagaimana majalah Tempo mengkronstruksikan dan membingkai peristiwa dalam pemberitaan Kedua Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Jokowi-Basuki dan Fauzi-Nachrowi menjelang Pilkada putaran kedua? 1.3. Pembatasan Masalah Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan agar penelitian lebih fokus terhadap permasalahan yang sedang diteliti, maka perlu dibuat pembatasan permasalahan sebagai berikut: 1. Penelitian hanya dilakukan pada majalah mingguan Tempo. 2. Penelitian hanya dilakukan pada pemberitaan mengenai kedua pasangan Calon Guburnur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang telah ditentukan KPU pada 19 Juli 2012 lalu berhasil lolos pada putaran kedua. 3. Penelitian dilakukan pada majalah mingguan Tempo yang terbit pada tanggal 22 Juli 23 Sepember 2012. 4. Penelitian ini menggunakan analisis framing dengan menggunakan model analisis Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.

1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ini : 1. Penelitian bertujuan untuk mengetahui cara Majalah Tempo memaknai, memahami, dan membingkai berita mengenai kedua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada Jakarta 2012. 2. Untuk melihat posisi media dalam memberitakan kedua pasangan calon pemimpin DKI Jakarta tersebut. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memperluas atau menambah khasanah penelitian komunikasi dan menambah pengetahuan dan pengalaman ilmu mahasiswa di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2. Secara teoritis, untuk menerapkan ilmu yang didapat selama menjadi mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU serta menambah cakrawala dan wawasan peneliti mengenai analisis berita menggunakan analisis framing. 3. Secara praktis, menjadi bahan masukan untuk perbaikan kepada siapa saja yang tertarik pada berita jurnalistik serta memberikan masukan kepada bidang yang bergerak di dunia jurnalistik termasuk juga Majalah Tempo.