TUGAS AKHIR BOM TEMPAT PERIBADATAN WUJUD BUTA SILA PERTAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Disusun oleh : : Dedy Tri Nofiantoro NIM :

dokumen-dokumen yang mirip
ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH

BAB IV KOMPARASI HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM MENGENAI HUKUMAN PELAKU TINDAK PIDANA TERORISME

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

MAKALAH KONSEP AGAMA DALAM PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

TUGAS AKHIR MATA KULIAH PANCASILA IMPLEMENTASI SILA PERTAMA TERHADAP PEMBANGUNAN TEMPAT IBADAH

PENERAPAN SILA PERTAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

AKU WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan Pancasila. Implementasi Sila Ke 2 dan 3 Pancasila. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York,

PENERAPAN PANCASILA SILA 1 DALAM PELAKSANAAN SHALAT BERJAMAAH DI MASJID AL MUHTAR DEKSO OLEH GENERSI MUDA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

AGAMA DAN NEGARA DALAM PERSPEKTIF PANCASILA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Hari Raya Nyepi tahun Baru Saka 1935, Jakarta, 7 April 2013 Minggu, 07 April 2013

Lemahnya Kesadaran Masyarakat Indonesia Terhadap Nilai-nilai Pancasila

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB DAN HUKUMAN MATI

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan zaman yang semakin pesat membuat orang dapat

NILAI-NILAI DASAR SILA-SILA PANCASILA

STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA

PANCASILA & KEBEBASAN BERAGAMA STMIK AMIKOM Yogyakarta

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

Pancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing :

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI TUGAS AKHIR

Universitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa

MAKNA PANCASILA SILA PERTAMA SEBAGAI DASAR DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA DAN BERNEGARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil laporan, deskripsi serta pembahasan hasil penelitian

SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila,The Way of Life

PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR HUKUM

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME

MAKALAH PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM BIDANG PROFESI MANUSIA

MAKALAH PANCASILA PANCASILA DI ERA GLOBALISASI

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAHAN TAYANG MODUL 9

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Allah Swt menurunkan kitab-kitab kepada para Rasul-Nya yang wajib diketahui dan

BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

KERUKUNAN BERAGAMA DI DALAM MASYARAKAT

NILAI HISTORIS PANCASILA DAN PERAN PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan

PANCASILA SEBAGAI DASAR DAN IDEOLOGI NEGARA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terorisme merupakan suatu tindak kejahatan luar biasa yang menjadi

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

PENDIDIKAN PANCASILA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN PELAKSANA HARIAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA SOSIALIASASI 4 PILAR KEBANGSAAN BAGI HAMONG PROJO KABUPATEN SEMARANG

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus.

TUGAS AKHIR KULIAH PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

MTPJ Juli 2014 ALASAN PEMILIHAN TEMA

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

Makalah Pendidikan Pancasila

PANCASILA SEBAGAI SITEM ETIKA (LANJUTAN)

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. yang cenderung kepada kelezatan jasmaniah). Dengan demikian, ketika manusia

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berawal dari aksi teror dalam bentuk bom yang meledak di Bali pada

PENERAPAN DEMOKRASI PANCASILA

Eksistensi Pancasila Dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat material atau sosiologi, dan/atau juga unsur-unsur yang bersifat. Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghuchu.

Kontroversi Agama dan Pancasila

PANCASILA. Sebagai Ideologi Negara. Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK. H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Modul ke: Fakultas Teknik

I. PENDAHULUAN. oleh Durkheim (Betty Schraf, 1995), bahwa fungsi agama adalah. mempertahankan dan memperkuat solidaritas dan kewajiban sosial pada

menjadi pemberitaan yang sering kali dikaitkan dengan isu agama. Budi Gunawan dalam bukunya Terorisme : Mitos dan Konspirasi (2005, 57) menekankan : K

Bab I Pendahuluan. Dorongan beragama bagi manusia merupakan tuntutan yang tidak dapat dihindari.

11MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan bernegara. .Drs. Sugeng Baskoro, M.M.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

Transkripsi:

TUGAS AKHIR BOM TEMPAT PERIBADATAN WUJUD BUTA SILA PERTAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Disusun oleh : Nama : Dedy Tri Nofiantoro NIM : 11.12.5990 Kelompok : I Prog. Studi : Pendidikan Pancasila Jurusan : Sistem Informasi (SI) Dosen : M Idris.P, Drs, MM

ABSTRAK Makalah pendidikan pancasila ini mengangkat kasus-kasus kejahatan bom khususnya bom di tempat-tempat peribadatan. Metode pembuatan makalah ini menggunakan metode pengumpulan data baik dari berita di televisi maupun dari internet. Motif kasus bom peribadatan ini sama dengan kasus bom bunuh diri pada umumnya yakni si pelaku menganggap tindak terorismenya sebagai jihad yang diyakini merupakan jalan untuk memerangi orang-orang kafir. Pandangan si pelaku bahwa orang kafir adalah orang yang beragama selain islam. Padahal di agama Islam sendiri tidak dibenarkan melakukan tindak seperti itu. Sesuai dengan sila pertama pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, bahwa setiap warga Indonesia mempunyai hak untuk memilih dan memeluk agama sesuai dengan keyakinan masing-masing dan wajib saling menghormati antar pemeluk agama yang berbeda. Tetapi hal ini tidak diperdulikan sama sekali karena si pelaku yakin bahwa tindakannya itu akan menghantarkan ia ke surga Tuhan dan menyelamatkan kaum Islam dari orang kafir. Padahal Orang yang mereka anggap kafir itu juga memeluk suatu agama yang mempunyai tujuan sama dengan agama Islam hanya berbeda di cara peribadatan dan kepercayaannya. Disamping itu nama baik islam justru jadi tercoreng dengan ulah para teroris tersebut. Seperti halnya saat sebuah organisasi yang bergerak di bidang Islami ingin mencapai suatu tujuan baik, namun cara yang mereka pakai salah misal; kekerasan ataupun perusakan fasilitas fasilitas umum yang jelas merugikan orang lain. i

LATAR BELAKANG MASALAH Sebagai dasar dan falsafah negara, Pancasila lagi-lagi diuji ketahanannya di era globalisasi sekarang. Banyak hal-hal yang menyimpang dari aturan-aturan yang terkandung di dalam pancasila. Tindak kriminal, pembunuhan, konflik antar daerah, korupsi, teror, ekstrimisme, radikalisme dan lain sebagainya merupakan wujud kebutaan akan sila pancasila dan aturan yang terkandung didalamnya. Pancasila tak lagi dipedulikan bahkan tak lagi dianggap ada. Korupsi-korupsi terjadi bukan dilakukan oleh orangorang bodoh, justru oleh kaum-kaum terperlajar, yang jauh lebih mengerti makna pancasila akan tetapi mereka tak terapkan dalam kehidupan seharihari. Penyebab terjadinya tindakan terorisme, ekstrimisme, dan radikalisme di Indonesia dikarenakan banyak hal. Ada yang bilang karena fanatik buta, pengetahuan agama yang rendah, dan sebagainya. Munculnya sejumlah gerakan terorisme di Tanah Air dikarenakan faktor kemiskinan, kebodohan, dan ketidakharmonisan. Sehingga, dengan kondisi seperti itu, seseorang akan mudah terprovokasi. Biasanya para pelaku adalah orang yang sudah dicuci otaknya dan disebabkan kemiskinan. Mereka juga meyakini jika membunuh orang dengan alasan tertentu itu dibenarkan. Karena itu, perlu adanya pelurusan pola pikir segelintir orang yang berpendapat bahwa membunuh orang dengan alasan tertentu dapat dibenarkan. Karena, hal itu sangat membahayakan bagi generasi muda bangsa. Sedih rasanya jika generasi kita meyakini sesuatu yang salah akibat dicuci otaknya. Karena itu, mari kita antisipasi hal seperti ini. ii

RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut ; Adakah kaitan antara tindak terorisme dengan pancasila dan mengapa kejahatan tersebut masih saja terjadi? Apakah sanksi bagi para pelaku teror maupun jaringannya kurang berat? iii

PENDEKATAN a. Historis Pada Tanggal 1 Juni 1945 disambut dengan lahirnya sebuah konsepsi kenegaraan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu lahirnya Pancasila dan ditetapkan pada tgl 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Sebagai falsafah negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan light-star bagi segenap bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari, dan yang jelas tadi telah diungkapkan sebagai dasar serta falsafah negara Republik Indonesia. Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia, terkecuali bagi mereka yang tidak pancasilais. Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dan kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sila tersebut memilki makna yag sangat luas dan mencakup aspek-aspek dasar negara dalam hal ini Negara Kesatuan Republik Indonesia. 1

b. Sosiologis Ketika Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 mengemukakan bahwa Republik Indonesia yang akan diproklamasikan memerlukan Dasar Negara yang kokoh dan kemudian mendapat persetujuan para Pendiri Negara untuk menjadikan usulnya yang diberi nama Pancasila Dasar Negara itu, maka sejak itu bangsa Indonesia mempunyai satu landasan atau Weltanschauung yang membedakannya dari bangsa-bangsa yang lain di dunia. Dalam perjuangan bangsa Indonesia selanjutnya Pancasila telah berperan amat besar dan bahkan menentukan. Dampak utama Pancasila sebagai Dasar Negara RI adalah bahwa hingga sekarang Republik Indonesia masih tetap berdiri meskipun selama 66 tahun harus mengalami ancaman, tantangan dan gangguan yang bukan main banyaknya dan derajat bahayanya. Pancasila telah menjadi pusat berkumpul (rallying point) bagi berbagai pendapat yang berkembang di antara para pengikut Republik sehingga terjaga persatuan untuk menjamin keberhasilan perjuangan. Pancasila juga memberikan pedoman yang jelas untuk menetapkan arah perjuangan pada setiap saat, terutama apabila harus dihadapi ancaman yang gawat yang error dari luar. Pancasila juga telah menimbulkan motivasi yang kuat sehingga para pengikut Republik terus menjalankan perjuangan sekalipun menghadapi tantangan dan kesukaran yang bukan main beratnya. Dengan begitu Pancasila menjadi Identitas bangsa Indonesia. Namun ada satu kekurangan penting yang terdapat pada Dasar Negara kita, yaitu bahwa Pancasila belum menjadi kenyataan hidup dalam masyarakat Indonesia. Meskipun Pancasila selama 66 tahun berdirinya Republik Indonesia telah disalahgunakan oleh banyak penguasa, namun bagian terbesar rakyat Indonesia tetap menganggap Pancasila sebagai Dasar Negaranya. Tanpa Pancasila tidak ada Republik Indonesia. 2

Hanya sebagian kecil saja rakyat Indonesia yang tidak menghendaki Pancasila karena terpengaruh oleh gagasan-gagasan lain yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Oleh sebab itu menjadi kewajiban kita untuk mengatasi kelemahan yang masih ada dan secara sungguh-sungguh serta mantap mengusahakan agar Pancasila menjadi kenyataan hidup dalam masyarakat. Justru ketika bangsa Indonesia mengalami tahap surut yang demikian parah usaha itu amat penting. Sebab dalam keadaan begitu terbuka peluang bagi mereka yang tidak menghendaki Pancasila untuk memaksakan gagasan mereka menjadi landasan hidup bangsa Indonesia. Kita harus mengusahakan agar dalam masyarakat Indonesia nilai Ketuhanan Yang Maha Esa makin kuat, karena itulah landasan spiritual dan moral bagi perjuangan. Dengan landasan demikian perjuangan kita akan lebih ulet dan tahan terhadap setiap tantangan. 3

c. Yuridis Negara Indonesia didirikan atas landasan moral luhur, yaitu berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang sebagai konsekuensinya, maka negara menjamin kepada warga negara dan penduduknya untuk memeluk dan untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya, seperti pengertiannya terkandung dalam: a.) Pembukaan UUD 1945 aline ketiga, yang antara lain berbunyi: Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa... Dari bunyi kalimat ini membuktikan bahwa negara Indonesia tidak menganut paham maupun mengandung sifat sebagai negara sekuler. Sekaligus menunjukkan bahwa negara Indonesia bukan merupakan negara agama, yaitu negara yang didirikan atas landasan agama tertentu, melainkan sebagai negara yang didirikan atas landasan Pancasila atau negara Pancasila. b.) Pasal 29 UUD 1945 (1)Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa (2)Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya. Oleh karena itu di dalam negara Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam hal Ketuhanan Yang Maha Esa, dan sikap atau perbuatan yang anti terhadap Tuhan Yang Maha Esa, anti agama. Sedangkan sebaliknya dengan paham Ketuhanan Yang Maha Esa ini hendaknya diwujudkan dan dihidupsuburkan kerukunan hidup beragama, kehidupan yang penuh doleransi dalam batas-batas yang diizinkan oleh atau menurut tuntunan agama masing-masing, agar terwujud ketentraman dan kesejukan di dalam kehidupan beragama. 4

Untuk senantiasa memelihara dan mewujudkan 3 model kerukunan hidup yang meliputi : 1. Kerukunan hidup antar umat seagama 2. Kerukunan hidup antar umat beragama 3. Kerukunan hidup antar umat beragama dan Pemerintah. Tri kerukunan hidup tersebut merupakan salah satu faktor perekat kesatuan bangsa. Di dalam memahami sila I Ketuhanan Yang Maha Esa, hendaknya para pemuka agama senantiasa berperan di depan dalam menganjurkan kepada pemeluk agama masing-masing untuk menaati norma-norma kehidupan beragama yang dianutnya, misalnya : bagi yang beragama Islam senantiasa berpegang teguh pada kitab suci Al-Qur an dan Sunnah Rasul, bagi yang beragama Kristen (Katolik maupun Protestan) berpegang teguh pada kitab sucinya yang disebut Injil, bagi yang beragama Budha berpegang teguh pada kitab suci Tripitaka, bagi yang beragama Hindu pada kitab sucinya yang disebut Wedha. Sila ke I, Ketuhanan Yang Maha Esa ini menjadi sumber utama nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia, yang menjiwai dan mendasari serta membimbing perwujudan dan Sila II sampai dengan Sila V. 5

PEMBAHASAN Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan berjuta-juta penduduknya yang berarti makin beragam sifat dan sisi kehidupan rakyatnya, menyebabkan beragam pula tindak kriminal dan kejahaan yang terjadi di negara ini. Kejahatan yang paling dianggap keji karena paling banyak memakan korban, ialah peledakan bom entah itu bom bunuh diri maupun dengan detonator. Dan kejahatan ini masuk dalam tindak terorisme yang sejak tahun 2000 hingga sekarang terus terjadi ditempat yang berbeda dan dengan motif kejahatan yang berbeda pula. Dari berbagai kasus bom yang terjadi di Indonesia, mayoritas didasari pada keyakinan jalan jihad, yakni si pelaku meyakini dengan ia meledakkan bom tersebut di tempattempat yang telah ditargetkan dengan tujuan membinasakan orang-orang kafir yang dianggap tidak sejalan dengan keyakinan mereka dan dalam konteks ini adalah umat katolik maupun umat kristen. Padahal sebenarnya mereka bukan kafir! Mereka juga pemeluk agama, sama seperti si pelaku hanya saja keyakinan yang berbeda. Padahal sesunggunhnya setiap agama mempunyai tujuan yang sama. Sama-sama mengajarkan dalam kebaikan dan menjauhi larangan-larangan Tuhan. Akan tetapi hal inilah yang tidak pernah ada di fikiran para pelaku bom gereja. Mereka mempunyai cara pandang yang berbeda terhadap agama lain sehingga mereka yakin dengan melakukan hal tersebut, surga Tuhan akan mereka tempati setelah mati. Dan sesungguhnya hanya Tuhan yang tahu tentang hal itu. Jelas perbuatan keji itu tak sesuai dengan sila pertama pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa yang kurang lebih maknanya seperti ini: 1. Pengakuan adanya causa prima (sbab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha Esa. 6

2. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah sesuai agamanya. 3. Tidak memaksa warga negara untuk beragama, tetapi diwajibkan memeluk agama sesuai dengan hukum yang berlaku. 4. Atheisme dilarang hidup dan berkembang di Indonesia. 5. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama, toleransi antar umat dan dalam beragama. 6. Negara memberikan fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara dan menjadi mediator ketika terjadi konflik antar agama. Manusia sebagai makhluk yang ada di dunia ini seperti halnya makhluk lain diciptakan oleh penciptanya. Pencipta itu adalah Causa Prima yang mempunyai hubungan dengan yang diciptakannya. Manusia sebagai makhluk yang dicipta wajib menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi segala larangannya. Dalam konteks bernegara, maka dalam masyarakat yang berdasarkan pancasila, dengan sendirinya dijamin kebebasan memeluk agama masing- masing. Dengan payung Ketuhanan Yang Maha Esa itu maka bangsa Indonesia mempunyai satu asas yang dipegang teguh yaitu bebas untuk memeluk agama dan beribadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Sehubungan dengan agama itu perintah dari Tuhan dan merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh manusia sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan, maka untuk menjamin kebebasan tersebut didalam alam pancasila seperti kita alami sekarang ini tidak ada pemaksaan beragama, atau dengan kata lain orang dapat memeluk agama dalam suasana yang bebas, yang mandiri. Oleh karena itu dalam masyarakat pancasila dengan sendirinya agama dijamin berkembang dan tumbh subur dan konsekuensinya diwajibkan adanya toleransi beragama. Jika ditilik secara historis, memang pemahaman kekuatan yang ada diluar diri manusia dan diluar alam yang ada ini atau adanya sesuatu yang 7

bersifat adikodrati (di atas/ diluar yang kodrat) dan yang transenden (yang mengatasi segala sesuatu) sudah dipahami bangsa Indonesia sejak dahulu. Sejak zaman nenek moyang sudah dikenal paham animisme, dinamisme, sampai paham politheisme. Kekuatan ini terus saja berkembang didunia sampai masuknya agama-agama Hindhu, Budha, Islam, Kristen, Katolik, dan Konghuchu ke Indonesia, sehingg kesadaran akan monotheisme di masyarakat Indonesia semakin kuat. Oleh karena itu tepatlah jika rumusan sila pertama pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa antara satu agama dengan yang lain harus saling menghormati, tidak boleh saling menghina bahkan saling menghancurkan. Akan tetapi munculnya kelompok-kelompok teror membuat resah para jemaat saat mereka beribadah, dan dilihat dari data bom yang pernah terjadi tidak hanya jemaat gereja yang khawatir tetapi jemaat masjid juga demikian. Siapa yag tahu kalu salah satu jemaatnya membawa bom yang siap meledak. Berbagai peristiwa bom telah terjadi dan daftar jumlah korban jiwa karenanya terus meningkat. Mulai dari yang terparah yakni bom Bali yang terjadi pada tahun 2002 dengan motif memerangi dan menghancurkan tempat maksiat, menyebabkan ratusan korban jiwa dan ratusan orang lukaluka. Peristiwa ini tidak dilakukan pelaku di tempat peribadatan namun di sebuah cafe yang dianggap tempatnya orang-orang pendosa berkumpul. Mayoritas korban adalah warga asing. Sejak saat itu banyak muncul ancaman bom, baik di tempat umum seperti mall, kantor kedutaan asing, hingga di tempat peribadatan baik di gereja maupun yang terjadi pada 15 april 2011 di masjid yang berada di areal markas Kepolisian Resor Cirebon, Jawa Barat, pada saat shalat Jum at. Dan salah satu pelaku yang berhasil dibekuk ternyata seorang teknisi komputer. Ini menunjukkan bahwa mereka yang menjadi otak ataupun eksekutor sendiri bukan dari kalangan bodoh. Berikut data kejahatan bom tempat peribadatan di Indonesia; 8

11 November 1976 di Masjid Nurul Iman, Padang. 14 April 1978 di Masjid Istiqlal, Jakarta. Bom gereja GPIB Koinonia di Kawasan Jatinegara Bom gereja di dalam lingkungan Pangkalan Udara Utama TNI-AU Bom gereja di dalam Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma pada awal 2000. 28 Mei 2000 di Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) Medan. 29 Mei 2000 di Gereja Katolik di Jalan Pemuda Medan. Bom Gereja katedral jakarta 24 Desember 2000, Gereja ini menjadi salah satu lokasi yang terkena serangan ledakan bom, bersamaan dengan ledakan di gereja, Bekasi, Sukabumi, Bandung, Mojokerto, Mataram, Pematang Siantar, Medan, Batam, dan Pekanbaru, yang mengakibatkan belasan orang tewas, seratus lebih lainnya luka-luka dan puluhan mobil rusak. Tercatat hanya 16 dari 31 bom yang meledak. Bom Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, di Jalan Arif Rachman Hakim, Solo. Terjadi seusai kebaktian. 22 Juli 2001 Sekitar pukul 07.05, bom meledak di dalam ruangan Gereja Santa Anna di Jalan Laut Arafuru Blok A7/7, Duren Sawit. Pada saat hampir bersamaan sekitar pukul 06.55, bom juga meledak di lapangan parkir Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Jatiwaringin. Ledakan di Gereja Santa Anna terjadi ketika pastor tengah menyampaikan khotbah dan 5 orang tewas dalam tragedi itu. Dan bom yang baru saja terjadi pada 25 September 2011 di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBSI) Kepunton, Solo, Jawa Tengah menyebabkan satu korban tewas yakni si pelaku dan beberapa jemaat mengalami luka-luka. Peledakan ini adalah upaya adu domba dan penyudutan terhadap kelompok tertentu, atau bahkan mengarah ke agama tertentu ke agama lain, dalam hal ini jemaat Kristen. Tujuannya agar terjadi pergesekan-pergesekan horizontal antaragama atau kelompok. 9

Pengamat sekaligus mantan aktifis Jamaah Islamiah (JI) Nasir Abbas menyebut bahwa pelaku bom bunuh diri di Gereja GBIS Kepunton Solo adalah gerakan baru dari radikalis yang mengumbar jihad dalam arti yang salah. Pelaku ini kemungkinan bergerak atas inisiatif sendiri. Nasir Abbas menjelaskan, aksi ini merupakan aksi yang dilakukan secara error c dari para radikalis. Dengan tidak adanya pemimpin yang jelas, mereka sulit untuk membuat peristiwa besar seperti yang pernah terjadi pada peristiwa bom di Bali, Kuningan dan beberapa tempat lain. Mereka akan sulit melakukan aksi besar-besaran karena terkait dana yang terbatas. Beda dengan dulu. Selain itu yang lebih membahayakan, yakni peran internet yang semakin berkembang. Diketahui, pelaku bom bunuh diri yang dilakukan Yosefa Hayat sebelum melakukan bom, sempat menyambangi rental internet. Diduga ia membuka situs yang menyajikan bacaan berbau radikal. Ini yang berbahaya, si pelaku tidak lagi mendapat pencerahan dari pemimpin, namun ia meneguhkan niat nelalui internet. Sebenarnya banyak pelaku teroris yang dihukum berat, bahkan sampai hukuman mati. Namun hukuman yang dijatuhkan pengadilan belum membuat efek jera bagi pelaku lain. Hukuman mati yang dijatuhkan kepada pelaku bom bunuh diri ternyata belum memberi efek jera kepada pelakunya dan hal itu terbukti masih ada yang ingin melakukan perbuatan serupa. Dalam hal ini penegak erro sudah memberi sanksi sesuai erro islam biarpun masih dipertimbangkan dengan tingkatan error yang dilakukan si pelaku. Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar (QS. Al Maidah: 33) 10

Ayat ini berbicara tentang terorisme. Dalam Tafsir Jalalain dijelaskan tentang ayat ini: (Teroris) yang hanya membunuh, hukumannya adalah dibunuh. (Teroris) yang membunuh dan merampas harta hukumannya dibunuh lalu disalib. (Teroris) yang hanya merampas harta dan tidak membunuh, hukumannya potong tangan. Dan (teroris) yang hanya membuat error (tidak membunuh dan merampas harta) hukumannya diasingkan dari negerinya. Jelas dalam ayat ini bahwa hukuman mati buat teroris yang dari perbuatanya sampai menimbulkan korban jiwa. Lalu kenapa aksi teroris terus saja terjadi? Sudah sedikit dijelaskan diatas bahwa sebagian besar penyebab terjadinya tindakan terorisme di Indonesia dikarenakan banyak hal. Ada yang bilang karena fanatik buta, pengetahuan agama yang rendah, dan sebagainya. Munculnya sejumlah gerakan terorisme di Tanah Air dikarenakan faktor kemiskinan, kebodohan, dan ketidakharmonisan. Sehingga, dengan kondisi seperti itu, seseorang akan mudah terprovokasi. Biasanya para pelaku adalah orang yang sudah dicuci otaknya dan disebabkan kemiskinan. Mereka juga meyakini jika membunuh orang dengan alasan tertentu itu dibenarkan. Padahal sesuai QS Amaidah:33 bahwa perbuatan itu dilaknat Allah SWT. Dan disini peran keluarga sangat dibutuhkan untuk mencegah pencucian otak dan pemahaman tentang agama tidak boleh sembarangan. Modus pencucian otak/ perekrutan anggota baru dalam jarigan teror bisa lewat siapa saja, bahkan yang sebelumnya adalah teman bisa menjerumuskan anda kesana. Selain dari pihak keluarga, usaha penegak hukum untuk meringkus jaringan teror sampai ke akar-akarnya sangat dinantikan oleh masyarakat. agar tak ada lagi kekhawatiran saat di tempat umum maupun saat menjalani peribadatan. 11

KESIMPULAN Jadi aksi teror di negara ini jelas bertentangan dengan sila pertama pancasila karena sama sekali tidak menghormati agama lain dan akibat dari ulahnya antara lain kerugian dari segi materiil karena fasilitas umum rusak pasca ledakan dan di sisi lain adalah nama baik islam justru tercoreng dengan ulah-ulah para teroris. Aparat penegak hukum harus lebih meningkatkan kewaspadaan karena seperti kata pepatah hilang satu tumbuh seribu begitu juga dengan jaringan teroris. Satu jaringan tuntas sampai akar, akan tumbuh dan ada lagi jaringan baru yang memiliki tujuan tidak jauh berbeda dengan jaringan sebelumnya yakni bom, bom,dan bom. Tetapi sekeras apapun usaha aparat penegak hukum tidak akan sukses dan berhasil tanpa bantuan dan kerjasama dari masyarakat, keluarga, dan pencegahan dari instansi pemerintah/ sekolah. Karena sanksi berat yang diberikan kepada pelaku tindak teroris tak membuat pelaku kapok dan sama sekali tak menyulutkan niat kejinya, upaya pencegahan jauh lebih efektif disamping pemberantasan jaringan teror tetap diupayakan. Dan semoga bom gereja di Solo september kemarin menjadi yang terakhir di Indonesia dan terwujud masyarakat harmonis, tenang, damai, dan hilang semua kekhawatiran kita akan kejadian-kejadian seperti itu. Terwujud keharmonisan inter dan antar umat beragama di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Amin 12

REFERENSI Makalah pancasila ini pengumpulan datanya sebagian besar dari internet dan satu buku tentang pancasila; google.com antaranews.com compas.com vivanews.com Rukiyati, M.Hum,.,dkk. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY Press