BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa antara lain ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan serta dididik sampai menjadi dewasa. Kewajiban suami selain menafkahi ekonomi keluarga, juga diharapkan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakatnya. Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Sejarah pembangunan di wilayah pedesaan di Indonesia memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk berpengaruh positif apabila perekonomian dapat menyerap tambahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki

BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN KELUARGA

2015 PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

PERENCANAAN KELUARGA SEJAHTERA MELALUI PROGRAM KB. Oleh : Drs. Andang Muryanta (Koordinator Penyuluh KB Kec. Kokap)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. 1937, Murdok menemukan tiga Tipe keluarga yaitu; keluarga inti (Nurclear

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia, salah satu dampak

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997.

Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan

Abstrak. Kata kunci: perempuan, bekerja, sektor publik, adat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA, URGENSI DAN UPAYANYA

PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ISSN No Media Bina Ilmiah 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Purwadarminta (dalam Walgito, 2004, h. 11) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. Ketuhanan Yang Maha Esa (UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974). Perkawinan pada pasal 6 menyatakan bahwa Untuk

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan di atas adalah merupakan rumusan dari Bab I Dasar Perkawinan pasal

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEWUJUDKAN SDM BERKUALITAS MELALUI KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat.

I. PENDAHULUAN. sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Apalagi jika hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada kodratnya Tuhan menciptakan manusia untuk saling berpasang-pasangan

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia. Hal ini sebagaimana diatur dalam UU Sisdiknas BAB VI Pasal 13

I. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Sejak awal tahun 70-an, isu mengenai

I. PENDAHULUAN. dalam keluarga dibanding pria. Wanita di mana-mana mencurahkan tenaganya

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga juga tempat dimana anak diajarkan paling awal untuk bergaul dengan orang lain.

LAMPIRAN. Draf wawancara (interview guide) untuk buruh tani perempuan:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

Tingkat pertumbuhan sekitar 1,48% per tahun dan tingkat kelahiran atau Total

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa pada dasarnya tempat wanita adalah di dapur, yang berarti bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang secara pesat, baik yang bersifat positif maupun negatif.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. mencitrakan (to describe), menerangkan sifat bumi, serta menganalisa gejalagejala

I. PENDAHULUAN. keberadaan pekerja anak telah memberikan kontribusi dalam perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain. 1. Pertalian darah menurut garis bapak (Patrilineal)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Globalisasi dan kemajuan teknologi adalah hal yang tidak dapat

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia telah memiliki potensi kreatif sejak awal ia

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 153 TAHUN 2014 TENTANG GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Badan Pusat Statistik mendefinisikan bekerja adalah melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan dari masyarakat tradisional ke

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berhubungan dengan manusia lain. Timbulnya hubungan ini didukung oleh

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

TINJAUAN PUSTAKA. serta pendorong dan penarik tumbuhnya sektor sektor ekonomi, dapat. dan pengangguran serta dapat mensejahterakan masyarakat.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 153 TAHUN 2014 TENTANG GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian di lapangan, masih memiliki keinginan untuk membina rumah-tangga dan

BAB I PENDAHULUAN. insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Sumatra Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan anggota keluarganya. Pada umumnya, apabila hal tersebut

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan institusi terkecil dalam masyarakat yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan bahwa keluarga merupakan suatu sistem jaringan interaksi antar pribadi yang berperan menciptakan persahabatan, kecintaan, rasa aman, hubungan antar pribadi yang bersifat kontiniu. Hal ini terkait erat dengan fungsi keluarga sebagai wahana pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu keluarga harus dibangun menjadi keluarga-keluarga yang sehat, sejahtera, maju dan mandiri. Sebenarnya ada berbagai definisi tentang keluarga sejahtera, baik yang dikemukakan oleh para ahli psikologi maupun sosiologi atau oleh lembagalembaga yang berkepentingan dalam meningkatkan kualitas keluarga. Dalam UU No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, Bab Pasal 1 Ayat (11), Keluarga sejahtera didefinisikan sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Keluarga yang sejahtera tentu menjadi dambaan setiap orang. Tercapainya tingkat kesejahteraan seseorang bukan saja akan dapat menikmati hidup secara wajar dan menyenangkan karena tercukupi kebutuhan materill dan spiritualnya, 1

2 tetapi dengan kondisi keluarga yang sejahtera yaitu didukung suasana aman, nyaman, tenang, dan tenteram setiap individu didalamnya akan mendapat kesempatan untuk berkembang sesuai dengan potensi, bakat dan kemampuan yang dimiliki. Permasalahannya sekarang, upaya untuk mencapai keluarga sejahtera, bukanlah pekerjaan mudah. Banyak tantangan, permasalahan dan hambatan yang akan ditemui oleh setiap keluarga sebelum mencapai kondisi yang diinginkan. Seluruh anggota keluarga mungkin harus bekerja ekstra keras secara bahu membahu, terus menerus dan tanpa mengenal lelah. Harus ada pula rasa kebersamaan, rasa senasib sepenanggungan dan tanggung jawab diantara mereka untuk bersatu padu dalam menggapai keluarga sejahtera yang diidam-idamkan. Terkait dengan hal itu, maka diperlukan upaya-upaya praktis untuk membangun keluarga yang sejahtera, tanpa harus takut mengalami kegagalan. Kondisi ekonomi nasional yang semakin tidak menentu serta naiknya harga-harga kebutuhan pokok tidak selalu berjalan searah dengan peningkatan penghasilan menyebabkan istri dituntut pula untuk membantu suami dalam mencari nafkah keluarga. Pendapatan keluarga yang cenderung tidak meningkat akan berakibat pada terganggunya stabilitas perekonomian keluarga. Keadaan ini yang mendorong ibu rumah tangga yang sebelumnya hanya mengurusi sektor domestik (mengurus rumah tangga), tetapi kemudian ikut berpartisipasi di pasar kerja dengan ikut serta membantu perekonomian keluarga. Sebagai tenaga kerja wanita dalam keluarga, umumnya ibu rumah tangga cenderung lebih memilih bekerja di sektor informal. Hal ini dilakukan dengan alasan agar dapat membagi waktu antara pekerjaan dan mengurus keluarga.

3 Hal ini mengakibatkan adanya perubahan atau pergeseran peranan antara pria dan wanita dalam rumah tangga. Dimana kegiatan wanita dalam rumah tangga tidak hanya terbatas dalam sektor domestik dan reproduksi. Wanita banyak melakukan kegiatan ekonomi bersama-sama dengan pria diluar rumah. Pujiwati dalam Handayani, M.Th dan Ni Wayan Putu Artini (2009) menyatakan bahwa ada dua peranan wanita. Pertama, peran wanita dalam status atau posisi sebagai ibu rumah tangga yang melakukan pekerjaan yang secara tidak langsung menghasilkan pendapatan, tetapi memungkinkan anggota rumah tangga yang lain melakukan pekerjaan mencari nafkah. Kedua, peranan wanita pada posisi sebagai pencari nafkah (tambahan atau pokok) dalam hal ini wanita melakukan pekerjaan produktif yang langsung menghasilkan pendapatan. Partisipasi wanita dalam pembangunan nasional sebagai salah satu potensi yang besar sangatlah dibutuhkan, walaupun tingkat partisipasinya relatif rendah dalam suatu pekerjaan daripada laki-laki namun untuk saat ini tingkat partisipasi Ibu Rumah Tangga mengalami peningkatan. Melalui wanita yang bekerja berarti terjadi penambahan pendapatan bagi keluarga. Penambahan pendapatan ini merupakan kontribusi atau sumbangan pendapatan ibu yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehingga kesejahteraan keluarga dapat dicapai. Selain itu akan memberikan nilai tambah (added value) bagi kehidupan mereka dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Dalam kehidupan berkeluarga wanita tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga melakukan kegiatan produktif guna menambah penghasilan. Pekerja wanita dari rumah tangga berpenghasilan rendah cenderung

4 menggunakan lebih banyak waktu untuk kegiatan produktif dibandingkan dengan pekerja wanita dari rumah tangga berpenghasilan tinggi (Suratiyah,1998). Begitu juga yang terjadi di Desa Sei- Semayang keikutsertaan ibu rumah tangga sangat penting untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Kebutuhan hidup yang meningkat mengakibatkan ibu rumah tangga terlibat dalam meningkatkan ekonomi keluarga hal ini disebabkan karena pendapatan suami yang tidak tetap atau tidak mengalami peningkatan sehingga mengalami persoalan ekonomi dalam kehidupan keluraga. Adapun usaha yang dilakukan oleh sebahagian besar masyarakat di Desa Sei Semayang untuk memenuhi kebutuhan yaitu dengan bercocok tanam. Masyarakat yang memiliki areal persawahan menanam padi sedangkan yang tidak memiliki sawah menggarap sawah masyarakat lain dengan harapan Pada umumnya para suami bekerja sebagai karyawan perkebunan, buruh pabrik dan tukang bangunan dimana pendapatan tidak mencukupi kebutuhan keluarga. Hal ini juga ditambah dengan tanggungan keluarga yang besar, pada umumnya keluarga di Desa Sei Semayang memiliki lebih dari 2 orang anak sehingga makin menyulitkan ekonomi keluarga yang semakin lama semakin besar. Berbagai masalah yang penulis temukan dilapangan akhirnya menggeser peran ibu rumah tangga yang dahulu hanya mengurusi pekerjaan rumah tangga akhirnya terjun bekerja untuk menambah pendapatan keluarga yang diharapkan pendapatan keluarga meningkat dan akhirnya segala kebutuhan keluarga dapat terpenuhi.

5 Adapun data jumlah penduduk yang diterima dari kepala Desa Sei Semayang adalah sebanyak 6.099 KK dengan jumlah Laki-laki 12.088 orang dan Perempuan 12.614 orang. Dengan rata-rata pendapatan sekitar Rp 1.000.000 per bulan. Masyarakat ini masih tergolong miskin, dengan pendapatan ini mereka harus membiayai kebutuhan anak dan istri baik kebutuhan makanan dan keperluan sehari-hari. Berdasarkan sumber yang peneliti peroleh dari kepala Desa Sei Semayang bahwa tingkat angkatan kerja ibu rumah tangga di desa Sei-Semayang pada tahun 2011 sebesar 40,89 % dan meningkat menjadi 45,14 % pada tahun 2012. Jumlah ibu rumah tangga yang bekerja 2.428 orang dengan perincian berdasarkan jenis pekerjaan yaitu PNS 401 orang, pedagang 581 orang, jasa 502 orang, petani 152 orang dan buruh 792 orang (Data Jumlah Angkatan Kerja Desa Sei Semayang Tahun 2012). Hal inilah yang mendorong peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Partisipasi Ibu Rumah Tangga dalam Mendukung Peningkatan Ekonomi Keluarga di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. B. Identifikasi Masalah Kelangsungan hidup suatu rumah tangga dapat dijaga dengan meningkatnya pendapatan keluarga. Ibu rumah tangga pada jaman dahulu mempunyai peran sebagai ibu rumah tangga (melahirkan, mengasuh anak, dan mengurus pekerjaan rumah tangga). Namun seiring dengan kemajuan jaman ibu

6 rumah tangga tidak lagi hanya sebagai pengurus pekerjaan rumah tangga namun bersama sama dengan pria berjuang untuk kelangsungan ekonomi keluarga. Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Pada umumnya kepala rumah tangga hanya bekerja sebagai petani, buruh pabrik dan karyawan perkebunan yang berpenghasilan rendah. 2. Jumlah kebutuhan hidup keluarga yang semakin tinggi. 3. Kondisi ekonomi yang tidak menentu dengan naiknya harga kebutuhan pokok. C. Batasan Masalah Agar masalah yang telah dirumuskan tidak simpang siur dan terarah maka perlu diadakan pembatasan masalah. Pembatasan masalah dilakukan dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu, dana, tenaga, dan alat-alat yang diperlukan. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah: Partisipasi ibu rumah tangga dalam mendukung peningkatan ekonomi keluarga di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Dan masyarakat dimaksud disini adalah para ibu rumah tangga yang bekerja dan berada di Dusun XI dan XIII. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Seberapa tinggi partisipasi ibu rumah tangga dalam mendukung ekonomi keluarga di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

7 E. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat partisipasi ibu rumah tangga dalam mendukung peningkatan ekonomi keluarga di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis a) Sebagai bekal untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya bagi peneliti sendiri, untuk memahami secara mendalam akan partisipasi ibu rumah tangga dalam mendukung peningkatan ekonomi keluarga. b) Memberikan gambaran kepada masyarakat di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, akan pentingnya partisipasi ibu rumah tangga mendukung peningkatan ekonomi keluarga. 2. Manfaat Teoritis a) Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa/i yang ingin mempelajari tentang partisipasi ibu rumah tangga mendukung peningkatan ekonomi keluarga. b) Untuk mengetahui dan memahami partisipasi ibu rumah tangga mendukung peningkatan ekonomi keluarga di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. c) Sebagai bahan referensi atau tambahan literatur bagi mahasiswa/i Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Medan (UNIMED) dan berbagai pihak

8 dalam melakukan penelitian sejenis di masa yang akan datang dan tentu saja dengan analisis yang lebih baik.