JURNAL TUGAS AKHIR DISAIN RANGKAIAN SNUBBER PADA SISTEM POWER SWITCHING MENGGUNAKAN MOSFET. Universitas Indonesia Depok

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 DISAIN RANGKAIAN SNUBBER DAN SIMULASI MENGGUNAKAN MULTISIM

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

BAB III METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 ABSTRAK

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN

PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH

Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik

Perancangan Sistem Pengendalian Kecepatan Motor Pompa Air Tekanan Konstan

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC)

PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL

Elektronika Daya ALMTDRS 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

UNJUK KERJA PENGUBAH TEGANGAN DC-DC TOPOLOGI BOOST DENGAN NILAI INDUKTANSI DAN KAPASITANSI YANG DIOPTIMASI PADA KEADAAN TRANSIEN

KEGIATAN BELAJAR 3 B. DASAR TEORI 1. MOSFET

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

BAB I PENDAHULUAN. Inverter adalah alat yang banyak digunakan dalam aplikasi elektronis. Alat ini

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

PENYEARAH TIGA FASA. JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO NOMOR : XI PROGRAM STUDI :DIV WAKTU : 2 x 50 MENIT MATA KULIAH /KODE : ELEKTRONIKA DAYA 1/ TEI051

PTE409/GANJIL-2011 ELEKTRONIKA DAYA TEUM KULIAH 2

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah

Gambar 1. Intergrasi bidang Ilmu yang terkait dengan ELDA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

BAB III PERANCANGAN PENGUAT KELAS D

BOOST-UP CHOPPER 24 V/320 V DENGAN KENDALI PROPORSIONAL- INTEGRAL (PI) BERBASIS MIKROKONTROLLER

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI

BAB VI PEMANGKAS (CHOPPER)

12/26/2006 PERTEMUAN XIII. 1. Pengantar

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLE- OUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

PENGANTAR ELEKTRONIKA DAYA

Rancang Bangun AC - DC Half Wave Rectifier 3 Fasa dengan THD minimum dan Faktor Daya Mendekati Satu menggunakan Kontrol Switching PI Fuzzy

Desain Switch Mode Power Supply Jenis Push Pull. Converter Sebagai Catu Kontroler

Pengkonversi DC-DC (Pemotong) Mengubah masukan DC tidak teratur ke keluaran DC terkendali dengan level tegangan yang diinginkan.

ANALISIS PENGATURAN ARUS ROTOR PADA MOTOR INDUKSI ROTOR BELITAN TIGA FASA MENGGUNAKAN BUCK KONVERTER

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

Rancang Bangun Interleaved Boost Converter Berbasis Arduino

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK

Faisyal Rahman et al., Pengendalian Tegangan Inverter 3 Fasa... 12

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA. Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari system buck chopper

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter

Perancangan dan Simulasi Chopper Buck Boost pada Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI

BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

KONVERTER ELEKTRONIKA DAYA UNTUK PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK PADA BEBAN LISTRIK STATIS DAN LISTRIK DINAMIS

Desain Penyearah 1 Fase Dengan Power Factor Mendekati Unity Dan Memiliki Thd Minimum Menggunakan Kontrol Pid-Fuzzy Pada Boost Converter

Breadboard Breadboard digunakan untuk membuat dan menguji rangkaian-rangkaian elektronik secara cepat, sebelum finalisasi desain rangkaian dilakukan.

BAB III LANGKAH PERCOBAAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

A. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

Pengaruh Bentuk Gelombang Pembawa Terhadap Harmonisa pada Inverter Satu Fasa

PNPN DEVICES. Pertemuan Ke-15. OLEH : ALFITH, S.Pd, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Perancangan dan Implementasi Multi-Input Konverter Buck Untuk Pengisian Baterai Menggunakan Panel Surya dan Turbin Angin

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

KLEM AKTIF TUNGGAL INTERLEAVED FLYBACK DENGAN KOMBINASI NMOSFET DAN P-MOSFET ABSTRAK

Analisa dan Pemodelan PWM AC-AC Konverter Satu Fasa Simetri

TUGAS DAN EVALUASI. 2. Tuliska macam macam thyristor dan jelaskan dengan gambar cara kerjanya!

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic

Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

PERANCANGAN INVERTER SEBAGAI SWITCH MOS PADA IC DAC

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

DESAIN BATTERY CHARGER DENGAN EFFISIENSI OPTIMUM MENGGUNAKAN KONTROL PI-Fuzzy

PRAKTIKUM KENDALI ELEKTRONIS SISTEM TENAGA LISTRIK (TEE 309P)

Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari

1 DC SWITCH 1.1 TUJUAN

DESAIN PENYEARAH 1 FASE DENGAN POWER FACTOR MENDEKATI UNITY DAN MEMILIKI THD MINIMUM MENGGUNAKAN KONTROL PID-fuzzy PADA BOOST CONVERTER

BAB II. Dasar Teori. = muatan elektron dalam C (coulombs) = nilai kapasitansi dalam F (farad) = besar tegangan dalam V (volt)

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III CARA KERJA INVERTER

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

Konverter DC-DC Input Ganda Rasio Tinggi Sebagai Pencatu Motor DC Brushless Permanen Magnet Untuk Mobil Listrik

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

PERCOBAAN 5 REGULATOR TEGANGAN MODE SWITCHING. 1. Tujuan. 2. Pengetahuan Pendukung dan Bacaan Lanjut. Konverter Buck

ANALISIS SISTEM CYCLOCONVERTER PADA BEBAN NON LINEAR

Percobaan III Gejala Transien

PENGERTIAN THYRISTOR

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Penelitian Terkait

ANALISIS PERBANDINGAN HASIL OPERASI CCM DAN DCM PADA DC CHOPPER TIPE CUK

Politeknik Gunakarya Indonesia

Transkripsi:

JURNAL TUGAS AKHIR DISAIN RANGKAIAN SNUBBER PADA SISTEM POWER SWITCHING MENGGUNAKAN MOSFET Ananta Tiara 1), Dr. Ir. Feri Yusivar, M.Eng 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro 2) Dosen Jurusan Teknik Elektro Depok Email : tatyaviola@yahoo.com Abstrak Skripsi ini membahas disain rangkaian snubber untuk menentukan nilai elemen snubber (resistor dan kapasitor) yang akan digunakan pada sistem power switching menggunakan moset. Dalam merancang rangkaianrangkaian elektronika daya, salah satu aktor penting yang perlu diperhatikan adalah masalah kerugian daya yang terjadi pada sakelar elektronik yang digunakan. Kerugian daya pada sakelar elektronik itu sendiri terdiri dari dua bagian yaitu pada kondisi ON dan pada kondisi peralihan. Alternati untuk mengurangi kerugian pensakelaran adalah dengan menambahkan rangkaian snubber pada sakelar elektronik. 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam merancang rangkaianrangkaian elektronika daya, salah satu aktor penting yang perlu diperhatikan adalah masalah kerugian daya yang terjadi pada sakelar elektronik yang digunakan. Alternati untuk mengurangi kerugian pensakelaran adalah dengan menambahkan rangkaian snubber pada sakelar elektronik. Pada dasarnya, rangkaian snubber dirancang untuk memodiikasi bentuk gelombang peralihan sehingga kerugian daya pun dapat dikurangi. 1.2 Tujuan Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan nilai elemen snubber (resistor, dan kapasitor) yang akan digunakan pada rangkaian power switching menggunakan moset. 2. Menganalisa pengaruh rangkaian snubber terhadap rangkaian power switching. 1.3 Batasan Masalah Skripsi ini menitikberatkan pada pemilihan nilai elemen snubber yang akan digunakan pada sistem power swtching dan ungsi rangkaian snubber pada rangkaian power switching. 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sekilas Tentang Pengubahan Daya DC-DC Tipe Peralihan Pengubah daya DC-DC (DC- DC Converter) tipe peralihan atau dikenal juga dengan sebutan DC Chopper dimanaatkan terutama untuk penyediaan tegangan keluaran DC yang bervariasi besarannya sesuai dengan permintaan pada beban. Komponen yang digunakan untuk menjalankan ungsi 1

2 penghubung tersebut tidak lain adalah switch (solid state electronic switch) seperti misalnya Thyristor, MOSFET, IGBT, GTO. 2.2 Penggunaan Rangkaian Snubber Pada Sakelar Elektronik Alternati untuk mengurangi kerugian pensakelaran adalah dengan menambahkan rangkaian snubber pada sakelar elektronik. Pada dasarnya, rangkaian snubber dirancang untuk memodiikasi bentuk gelombang peralihan sehingga kerugian daya pun dapat dikurangi. Dengan kata lain, rangkaian snubber dapat menekan kondisi kilasan yang tidak diinginkan. Manaat lain dari rangkaian snubber adalah untuk melindungi sakelar elektronik yang harganya relati lebih mahal dibandingkan dengan harga komponen-komponen yang ada pada rangkaian snubber tersebut. Kinerja snubber pada dasarnya adalah dengan cara memindahkan energi yang seharusnya diserap oleh sakelar elektronik ke rangkaian snubber. Pada umumnya ada dua jenis rangkaian snubber, yaitu rangkaian snubber disipasi dan rangkaian snubber non-dissipasi atau juga yang dikenal dengan istilah rangkaian snubber pemulih energi. 2.2.1 Rangkaian Snubber Disipasi Pada jenis ini, perpindahan energi terjadi dari sakelar elektronik ke komponen resistor di rangkaian snubber. Sebagai contoh, gambar 2.5 menunjukkan model rangkaian transistor dengan beban berinduksi beserta bentuk gelombang pada saat pensakelaran dan daya sesaat pada transistor. Gambar 2.5. Rangkaian transistor dengan beban berinduksi Dari gambar 2.5c dapat ditarik kesimpulan bahwa kerugian energi akibat kerugian daya adalah proporsional dengan trayek dari daya sesaat p( t) = vq( t) iq(t ). Salah satu rangkaian snubber guling-o untuk transistor dapat dilihat pada gambar 2.6. Gambar 2.6. Rangkaian snubber guling-o pada transistor Kapasitor yang dipilih adalah berdasarkan tegangan yang dikehendaki saat arus transistor mencapai nol.

3 I Lt C = (2.7) 2 V V adalah tegangan kapasitor yang dikehendaki saat arus transistor mencapai nol (V V s ). Kapasitor yang dipilih terkadang seperti tegangan sakelar mencapai nilai akhir pada saat yang sama arus mencapai nol. I Lt C = (2.8) 2 VS Dimana V s adalah tegangan akhir ketika sakelar terbuka. Perlu diperhatikan bahwa tegangan akhir di seluruh transistor mungkin berbeda dari tegangan dc pasokan di beberapa topologi. Resistor yang dipilih seperti kapasitor yang dibuang muatan sebelum waktu berikutnya transistor guling-o. Waktu interval dari tiga sampai lima kali nilai konstan diperlukan untuk kapasitor tuntas. Dengan asumsi lima kali konstan untuk menyelesaikan buang muatan, waktu nyala untuk transistor adalah t on > 5RC atau ton R < 5C (2.12) Sebagian besar energi ditranser ke resitor selama transistor on. Daya yang diserap oleh resistor adalah energi dibagi dengan waktu, dengan persamaan waktu yang sama dengan periode switching 1 2 CVs 1 2 PR = 2 = CVs T 2 (2.14) Parameter PR inilah yang menunjukkan besarnya daya yang dipindahkan dari transistor ke rangkaian snubber. Gambar 2.7 menunjukkan bahwa penggunaan rangkaian snubber sebenarnya tidaklah berpengaruh besar pada kerugian daya secara keseluruhan (total loss) pada rangkaian transistor atau pada rangkaian sakelar elektronik lainnya. Gambar 2.7. Kerugian daya sebagai ungsi dari ukuran kapasitor snubber 3 DISAIN RANGKAIAN SNUBBER DAN SIMULASI MENGGUNAKAN MULTISIM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Pada saat moset berguling ke posisi o, tegangannya menanjak dan kapasitor snubber mulai dimuati. Pada kondisi ini, tegangan kapasitor snubber sama dengan tegangan pada moset karena keduanya pada posisi paralel. Akibatnya, laju ubahan dari tegangan pada moset pun menjadi berkurang karena pemuatan kapasitor snubber tersebut. Kapasitor snubber termuati sampai tegangan moset mencapai kondisi o akhir dan terus termuati sampai moset di on-kan kembali. Pada saat penggulingan-on inilah kapasitor snubber membuang muatan melalui resistor snubber. Jadi snubber bekerja dengan cara memindahkan energi yang

4 seharusnya diserap oleh sakelar elektronik ke rangkaian snubber. 3.2 Diagram Blok Sistem Diagram blok rangkaian snubber pada sistem power switching menggunakan moset ini dapat dilihat pada gambar 3.1. dibawah Gambar 3.1. Diagram blok sistem 3.2.1 Tegangan Input Tegangan input yang dipakai untuk mensuplai rangkaian power switching ini, ditetapkan sebesar 15 VDC. 3.2.2 Oscilator Pada pengujian nanti rekwensi yang digunakan sebagai masukan adalah sebesar 1 KHz. 3.2.3 Beban Besar induktor yang yang dipakai rangkaian power switching ini adalah sebesar 0,869 mh. 3.2.4 Rangkaian Pengendali Moset Rangkaian pengendali moset harus mampu secara cepat menerima dan membuang arus pada sistem switching kecepatan tinggi. Untuk melakukan penyaklaran, diperlukan moset atau IGBT, dalam perancangan tugas akhir ini menggunakan moset tipe-n 2SK2847. Moset 2SK2847 mempunyai spesiikasi waktu switching sebagai berikut: V GS = 10V V DD = 400V I D = 4A R G = 4,7Ω Duty 1% tw = 10µs Waktu naik (t r ) = 25 ns Waktu hidup (t on ) = 60 ns Waktu jatuh (t ) = 20 ns Waktu mati (t o ) = 95 ns 3.3 Rangkaian Snubber Untuk menentukan nilai kapasitor (C s ) pada rangkaian snubber, didapat dari persamaan C = I L t / 2V. Dimana, arus beban (I L ) yang digunakan adalah sebesar 4A, sesuai dengan besar arus maksimum yang mampu dilewati oleh moset 2SK2847. Besar all time (t ) adalah 20 ns, sesuai dengan spesiikasi switching time dari moset 2SK2847. Maka didapat nilai C s sebesar : I L t C = 2 V 9 4 20 10 = 2 15 9 = 2.67 10 F = 2. 67 nf Maka digunakan kapasitor dengan nilai yang mendekati yaitu 2,2 nf, sesuai dengan nilai kapsitor yang ada di pasaran. Untuk menentukan nilai resistor (R s ) pada rangkaian snubber, didapat dari persamaan R < ton / 5C. Dimana, besar ton adalah 60 ns, sesuai dengan spesiikasi switching time dari moset 2SK2847. Maka didapat nilai R s sebesar : ton R < 5 C

5 9 60 10 = 5 2.2 10 = 5. 45Ω 9 Maka digunakan resistor dengan nilai lebih kecil dari 5,45 Ω yaitu dipilih resistor sebesar 3,3 Ω. 3.4 Skematik Diagram Pada gambar 3.2 dapat dilihat skematik diagram rangkaian snubber pada sistem power switching menggunakan moset. Gambar 3.2. Skematik Diagram Gambar layout PCB untuk rangkaian power switcing dapat dilihat pada gambar 3.3 dibawah. Gambar 3.3. PCB layout 3.5 Simulasi Menggunakan Multisim Pada simulasi ini, akan digunakan tiga nilai kapasitor yang berbeda yaitu 100 nf, 10 nf, dan 2,2 nf. Simulasi juga akan dilakukan pada rangkaian tanpa snubber untuk melihat perbandingan antara rangkaian dengan snubber dan rangkaian tanpa snubber. Besar resistor snubber (R s ) yang digunakan adalah 3,3Ω. Nilai resistor disini tidak dirubah karena ungsi resistor snubber hanya sebagai pembuang muatan. Yang perlu diperhatikan, besarnya ukuran resistor snubber harus cukup untuk menyediakan waktu buang muatan dari kapasitor selama moset berada pada kondisi on ( t ON ) dan sebelum moset di-o-kan kembali. Simulasi menggunakan multisim ini mengambil dua titik pengukuran yaitu pada rangkaian snubber dan pada resistor 0,1Ω. Dari hasil simulasi, maka didapat datadata tegangan yang mengalir di rangkaian snubber dan di resistor 0,1Ω. Dari data-data tersebut, maka didapat nilai tegangan drain-source di moset (V DS ) yaitu selisih antara tegangan di rangkaian snubber dengan tegangan di resistor 0,1Ω. Nilai arus source yang mengalir pada moset (I S ) juga dapat dicari dengan cara membagi nilai tegangan V DS dengan besar tahanan resistor yaitu 0,1Ω Dengan nilai V DS dan I S, maka daya yang diserap oleh moset (P) dapat dihitung dengan cara mengalikan nilai V DS dan I S. Dari data-data V DS, IS, dan P maka didapat graik dari masing-masing nilai kapasitansi. Gambar bentuk gelombang yang dihasilkan dengan besar nilai kapasitor 2.2nF, 10nF, dan 100nF dapat dilihat pada gambar 3.5, 3.6, dan 3.7.

6 Data simulasi multisim Data simulasi multisim 1.20E+01 1.00E+02 9.00E+01 1.00E+01 8.00E+01 7.00E+01 8.00E+00 6.00E+01 6.00E+00 VDS (2.2nF) Is (2.2nF) 5.00E+01 4.00E+01 VDS (Wout) Is (Wout) P (Wout) 4.00E+00 P (2.2nF) 3.00E+01 2.00E+01 2.00E+00 1.00E+01-2.00E+00 2.00E-04 4.00E-04 6.00E-04 8.00E-04 1.00E-03 1.20E-03 Gambar 3.5. Bentuk gelombang kapsitansi 2.2 nf dari data simulasi multisim 1.00E+01 8.00E+00 6.00E+00 4.00E+00 2.00E+00-2.00E+00 Data simulasi multisim 2.00E-04 4.00E-04 6.00E-04 8.00E-04 1.00E-03 1.20E-03 VDS (10nF) Is (10nF) P (10nF) Gambar 3.6. Bentuk gelombang kapsitansi 10 nf dari data simulasi multisim -1.00E+01 2.00E-04 4.00E-04 6.00E-04 8.00E-04 1.00E-03 1.20E-03 Gambar 3.8. Bentuk gelombang rangkaian tanpa snubber dari data simulasi multisim Dari gambar 3.8 dapat dilihat nilai tegangan dan arus moset yang tinggi sehingga seketika menghasilkan bentuk gelombang daya moset seperti bentuk segitiga. Dengan rangkaian snubber pada gambar 3.5 sampai 3.7, bentuk gelombang dari V DS (t) dan I S (t) dapat diubah sehingga trayek bentuk gelombang P(t) = V DS (t) * I S (t) pun termodiikasi. Pada tabel 3.1, dapat dilihat nilai rata-rata daya yang diserap oleh moset, besar daya yang diserap oleh resistor snubber, dan total penjumlahan keduanya untuk masing-masing besar kapasitansi. 8.00E+00 7.00E+00 6.00E+00 5.00E+00 4.00E+00 3.00E+00 Data simulasi multisim VDS (100nF) Is (100nF) P (100nF) Tabel 3.1. Daya yang diserap oleh moset dan snubber untuk masingmasing besar kapasitansi pada simulasi multisim 2.00E+00 1.00E+00 2.00E-04 4.00E-04 6.00E-04 8.00E-04 1.00E-03 1.20E-03 Kapasitansi Moset Snubber Total -1.00E+00 Gambar 3.7. Bentuk gelombang kapsitansi 100 nf dari data simulasi multisim 2,2 nf 2,73. 2,475. 2,73. 10-1 10-4 10-1 10 nf 2,21. 1,125. 2,23. 10-1 10-3 10-1 100 nf 1,28. 0,01125 1,39. 10-1 10-1

7 Dari data-data simulasi multisim, didapat nilai rata-rata rugi daya pada rangkaian tanpa snubber adalah sebesar 2,39 W. Jadi dapat dilihat bahwa dengan menggunakan snubber maka rugi-rugi pada moset berkurang secara signiikan dan total rugi daya juga berkurang. 4 PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1 Hasil Rancang Bangun Berdasarkan rancang bangun pada Bab 3, maka dibuatlah sistem secara keseluruhan, dan hasilnya pada Gambar 4.1 memperlihatkan perangkat keras sistem. Gambar 4.1. Perangkat keras sistem 4.2 Pengujian Sistem Pengujian pada rangkaian snubber dilakukan pada tiga nilai kapaitor yang berbeda yaitu 100 nf, 10 nf, dan 2,2 nf. Masing-masing kapasitor diuji pada tegangan sumber V s = 15 VDC. Besar rekwensi yaitu 1 khz. Besar resistor snubber (R s ) adalah 3,3 Ω dan resistot gate (R G ) = 4,7 Ω. Alat-alat yang digunakan pada pengujian rangkaian snubber antara lain: Power supply 0-30 Volt DC / 5A Osiloskop Function Generator Dapat dilihat dari hasil simulasi bahwa pada rangkaian tanpa snubber, menghasilkan nilai tegangan dan arus yang tinggi pada moset. Tegangan dan arus pada moset seharusnya tidak boleh melebihi nilai maksimum yang ada pada moset. Apalagi, suhu pada moset harus dijaga dalam batasbatas yang diperbolehkan. Arus yang tinggi pada saat saat tegangan tinggi juga harus dihindarkan pada moset karena akan menyebabkan panas dan kerusakan. Oleh karena itu, pada pengujian alat ini tidak dilakukan pengujian rangkaian tanpa snubber. Dari pengujian ini, didapat data-data tegangan yang mengalir di rangkaian snubber dan di resistor 0,1Ω. Dari data-data tersebut, maka didapat nilai tegangan drain-source di moset (V DS ) dan nilai arus source yang mengalir pada moset (I S ). Dengan nilai V DS dan I S, maka daya yang diserap oleh moset (P) dapat dihitung dengan cara mengalikan nilai V DS dan I S. Dari data-data V DS, IS, dan P maka didapat graik dari masing-masing nilai kapasitansi. Gambar bentuk gelombang dari hasil pengujian alat, yang dihasilkan dengan besar nilai kapasitor 2.2nF, 10nF, dan 100nF dapat dilihat pada gambar 4.3, 4.4, dan 4.5.

8 Data pengujian alat 8 7 6 5 dan total penjumlahan keduanya untuk masing-masing besar kapasitansi. 4 3 Is (2.2nF) VDS P 2-2.50E-03-2.00E-03-1.50E-03-1.00E-03-5.00E-04 Gambar 4.3. Bentuk gelombang kapsitansi 2,2 N 1 0-1 -2 Tabel 4.1. Daya yang diserap oleh moset dan snubber untuk masingmasing besar kapasitansi Kapasitansi Moset Snubber Total 7 6 2,2 nf 3,79. 10-1 2,475. 10-4 3,79. 10-1 5 4 3 Is (10nF) VDS P 10 nf 3,75. 10-1 1,125. 10-3 3,77. 10-1 2 1 0-1.60E-03-1.40E-03-1.20E-03-1.00E-03-8.00E-04-6.00E-04-4.00E-04-2.00E-04 2.00E-04 4.00E-04 100 nf 3,64. 10-1 0,01125 3,76. 10-1 -1 Gambar 4.4. Bentuk gelombang kapsitansi 10 nf Pada gambar 4.6, menunjukkan hubungan antara transistor, snubber, dan total kerugian. Data pengujian alat 12 10 Data pengujian alat 8 4.00E-01 3.50E-01 6 3.00E-01 2.50E-01 Transistor 4 Is (100nF) 2.00E-01 Snubber 2 VDS P 1.50E-01 1.00E-01 Total 5.00E-02 0-2.50E-03-2.00E-03-1.50E-03-1.00E-03-5.00E-04 0 20 40 60 80 100 120-2 Capacitance (C) -4 Gambar 4.5. Bentuk gelombang kapsitansi 100 nf Dari data-data yang didapat dari pengujian alat, maka dapat diperoleh nilai rata-rata besar daya yang diserap oleh moset. Pada tabel 4.1, dapat dilihat nilai rata-rata daya yang diserap oleh moset, besar daya yang diserap oleh resistor snubber, -6 Gambar 4.6. Moset, snubber, dan total rugi daya sebagai ungsi kapasitansi snubber 4.3. ANALISA SISTEM Dari hasil pengujian alat dan simulasi menggunakan multisim ini, dapat dilihat bahwa daya yang diserap oleh moset untuk kapasitansi 100 nf mempunyai nilai terendah, tetapi daya yang diserap

9 oleh resistor snubber mempunyai nilai terbesar. Penggunaan snubber dapat mengurangi total kerugian switching, namun mungkin yang lebih penting adalah bahwa rangkaian snubber mengurangi kerugian pada moset dan mengurangi kebutuhan pendinginan suatu alat. Moset lebih rentan terhadap kegagalan dan lebih sulit untuk didinginkan dibandingkan resistor, sehingga membuat desain snubber lebih dapat diandalkan. Penggunaan rangkaian snubber sebenarnya tidaklah berpengaruh besar pada kerugian daya secara keseluruhan (total loss) pada rangkaian sakelar elektronik. Ini disebabkan karena memang ungsi utama rangkaian snubber yang hanya mengalihkan (bukan menghilangkan) penyerapan daya dari sakelar elektronik ke rangkaian snubber. 5 KESIMPULAN 1. Penggunaan snubber dapat mengurangi total kerugian switching, dan kerugian pada moset. 2. Rangkaian tanpa snubber, menghasilkan nilai tegangan dan arus yang tinggi pada moset. 3. Dari hasil perhitungan, nilai kapasitansi yang paling sesuai untuk digunakan pada rekuensi 1 khz adalah sebesar 2,2 nf. 4. Daya yang diserap oleh moset untuk kapasitansi 2,2 nf mempunyai nilai tertinggi, dan untuk kapasitansi 100 nf mempunyai nilai terendah. 5. Daya yang diserap oleh resistor snubber untuk kapasitansi 2,2 nf mempunyai nilai terkecil, dan untuk kapasitansi 100 nf mempunyai nilai terbesar. 6. Semakin besar ukuran kapasitor snubber, semakin kecil kerugian daya pada transistor, namun akan semakin besar daya yang diserap oleh resistor R. 7. Daya pada resistor snubber tidak bergantung pada ukuran resistor snubber itu sendiri tetapi pada nilai kapasitansi, tegangan sumber, dan rekuensi. DAFTAR REFERENSI 1. Power Electronics: Converters, Applications, and Design, John Wiley & Sons, 1995. 2. Introduction to Power Electronics, Prentice Hall, 1991. 3. ELEKTRO INDONESIA Nomor 25, Tahun V, April 1999. http://www.elektroindonesia.com /elektro/elek25.html 4. Wojslawowicz E, Jack (Harris Corp.). "Understanding Third- Generation IGBT Switch Characteristics", Asian Electronics Engineer, May 1995. 5. Travis, Bill., "MOSFETs and IGBTs Dier in Drive Methods and Protection Needs" EDN Asia, Sept. 1996. 6. Bindra Ashok., "Silicon Direct Bonding Inuses Speed in High- Voltage IGBTs", Electronic design, May, 13. 1998 7. Goodenough Frank., "High- Voltage Power Switch; They're Faster and More Eicient", Electronic design, July 7, 1997 q