PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 6 TAHUN 2012

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN Nomor 3 Tahun 2009 Seri C

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2005 NOMOR 37 SERI C NOMOR SERI 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 22 TAHUN 2005

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 7 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 7

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PALANGKA RAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 16

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 20 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 20 TAHUN 2006

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK

PEMERINTAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

BUPATI BOVEN DIGOEL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 21 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 06 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK DOKUMEN KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 2 SERI C

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KTP DAN AKTA CATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA KTP DAN AKTE CATATAN SIPIL

- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PALANGKA RAYA dan WALI KOTA PALANGKA RAYA MEMUTUSKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 30 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KAUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

WALIKOTA PARIAMAN PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 8 TAHUN 2012 T E N T A N G

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KTP DAN AKTA CATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

NOMOR : 9 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN KUTAI BARAT MEMUTUSKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 25 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN DAN PENCATATAN PENDUDUK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA PENCATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 1998 TENTANG

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEEROM,

1 of 6 02/09/09 10:52

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA PENCATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN DAN PENCATATAN PENDUDUK DALAM WILAYAH KABUPATEN KUTAI

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Re

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 4 TAHUN 1998 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI BUTON PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 4 TAHUN 2012 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 12 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 7 TAHUN 2008 SERI C.1

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 3 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KOTA METRO Tahun 2011 Nomor 06

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEEROM,

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KOTA BLITAR

BUPATI TELUK WONDAMA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Transkripsi:

TELUK BINTUNI SEHATI MENUJU BINTUNI BARU PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI 2003 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TELUK BINTUNI NOMOR 12 TAHUN 2006 T E N T A N G RETRIBUSI PENGGANTI BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK, KARTU KELUARGA DAN AKTA CATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TELUK BINTUNI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemantapan pelaksanaan Otonomi Daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab, maka perlu menggali potensi guna peningkatan Pendapatan Asli Daerah, sehingga lebih menunjang penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan; b. bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, maka Retribusi Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Akta Catatan Sipil merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud pada huruf a dan b di atas, perlu diatur dan ditetapkan dalam bentuk Peraturan Daerah Kabupaten Teluk Bintuni; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2907); 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019); 3. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3474); 4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3689) sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); 5. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 1

Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151); 6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235); 7. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Sarmi, Kabupaten Keerom, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yakuhimo, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Waropen, Kabupaten Boven Digul, Kabupaten Mappi, Kabupaten Asmat, Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Teluk Wondama di Propinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4245); 8. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 9. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 10. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 11. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1973 tentang Perubahan Nama Propinsi Irian Barat Menjadi Irian Jaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1973 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2977); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 tentang Jenis dan Bentuk Produk Hukum Daerah; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah; 2

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2006 tentang Lembaran Daerah dan Berita Daerah; 19. Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 174 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah; 20. Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 175 Tahun 1997 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Retribusi Daerah; 21. Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Penerimaan Pendapatan Lain-lain; 22. Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TELUK BINTUNI Dan BUPATI TELUK BINTUNI MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PENGGANTI BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK, KARTU KELUARGA DAN AKTA CATATAN SIPIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Teluk Bintuni. 2. Bupati adalah Bupati Teluk Bintuni. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Teluk Bintuni yang selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 5. Instansi adalah instansi yang memiliki kewenangan dalam Pendaftaran Penduduk, Kartu Keluarga dan Akta Catatan Sipil. 6. Kepala Distrik adalah Kepala Pemerintahan Tingkat Distrik. 7. Distrik Kota adalah Distrik yang berada di Wilayah Ibukota Kabupaten. 8. Retribusi adalah iuran kepada daerah dengan memperoleh imbalan jasa secara langsung yang gunanya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum sehubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah. 9. Penduduk adalah setiap orang baik Warga Negara Indonesia (WNI) maupun Warga Negara Asing (WNA) yang bertempat tinggal di Kabupaten Teluk Bintuni. 3

10. Kartu Keluarga adalah kartu yang memuat nama-nama anggota keluarga yang secara kemasyarakatan menjadi tanggung jawab Kepala Keluarga. 11. Kartu Tanda Penduduk selanjutnya di singkat KTP adalah kartu sebagai tanda bukti diri (legitimasi) dari setiap penduduk di Kabupaten Teluk Bintuni. 12. Akta Catatan Sipil adalah data otentik yang berisi catatan lengkap seseorang mengenai Kelahiran, Perkawinan, Perceraian, Kematian, Pengakuan dan Pengesahan Anak, Pengangkatan Anak dan Perubahan Nama yang diterbitkan dan disimpan oleh Kantor Kependudukan, Keluarga Berencana dan Catatan Sipil sebagai dokumen negara. 13. Kutipan Akta adalah Catatan Pokok yang dikutip dari Akta Catatan Sipil dan merupakan alat bukti sah bagi diri yang bersangkutan maupun pihak ketiga mengenai peristiwa Kelahiran, Perkawinan, Perceraian, Kematian, Pengakuan dan Pengesahan Anak, Pengangkatan Anak dan Perubahan Nama. 14. Kutipan Akta kedua dan seterusnya adalah Kutipan Akta Catatan Sipil yang kedua dan seterusnya yang dapat diterbitkan oleh Kantor Kependudukan, Keluarga Berencana dan Catatan Sipil karena Kutipan Akta yang asli (pertama) hilang, rusak, atau musnah setelah dibuktikan dengan Surat Keterangan dari pihak yang berwajib. 15. Salinan Akta adalah salinan lengkap mengenai isi Akta Catatan Sipil yang diterbitkan oleh Kantor Kependudukan, Keluarga Berencana dan Catatan Sipil atas permintaan pemohon. 16. Surat Keterangan adalah surat yang diterbitkan oleh Kantor Kependudukan, Keluarga Berencana dan Catatan Sipil mengenai hal-hal yang berkaitan dengan tugas pelayanan. 17. Bendahara Khusus Penerima adalah personil pada Dinas Perekonomian dan Pendapatan Daerah Kabupaten Teluk Bintuni yang diangkat oleh Bupati dalam jabatan Bendahara Khusus Penerima. 18. Pembantu Bendahara Khusus Penerima adalah personil pada Kantor Kependudukan, Keluarga Berencana dan Catatan Sipil Kabupaten Teluk Bintuni yang ditugaskan untuk menerima, menyimpan dan menyetorkan hasil pungutan retribusi kepada Bendahara Khusus Penerima. 19. Pejabat Pencatat Sipil adalah Pejabat yang diberikan wewenang untuk menandatangani dan atau mengesahkan Akta Catatan Sipil. 20. Pembantu Pejabat Pencatat Sipil adalah Pejabat yang bertugas membantu Pejabat Pencatat Sipil dalam pelaksanaan tugas pencatatan. BAB II NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2 Retribusi Pelayanan Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Akta Catatan Sipil, dipungut atas setiap kegiatan pelayanan Pemerintah Daerah dalam pemberian Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Akta Catatan Sipil. Pasal 3 Obyek Rertibusi adalah kegiatan pelayanan pada instansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Peraturan Daerah ini. Pasal 4 Subyek Retribusi adalah penduduk yang menerima pelayanan pada instansi yang memiliki kewenangan dalam pemberian Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, Akta Catatan Sipil. 4

BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5 Retribusi Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Akta Catatan Sipil termasuk Golongan Retribusi Jasa Umum. BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PELAYANAN JASA Pasal 6 Tingkat pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diukur berdasarkan frekwensi permohonan Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Akta Catatan Sipil dengan memperhatikan tingkat kemampuan masyarakat. BAB V BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 7 (1) Retribusi dibayar langsung oleh setiap penduduk yang memperoleh jasa pelayanan pada instansi yang memiliki kewenangan dalam pemberian Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Akta Catatan Sipil. (2) Besarnya tarif atas pelayanan Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Akta Catatan Sipil ditetapkan sebagai berikut : No 1. 2. Jenis Pelayanan Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga; a. Kartu Tanda Penduduk: 1) WNI 2) WNA 3) Kartu Tanda Penduduk Sementara b. Kartu Keluarga 1) WNI 2) WNA Akta Catatan Sipil; I. Kelahiran Kelahiran Umum; a. Pencatatan dan Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran Penduduk WNI 0 sampai dengan 60 hari sejak kelahiran; Anak ke satu dan ke dua Anak ketiga dan seterusnya b. Pencatatan dan Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran Penduduk WNA 0 sampai dengan 10 hari sejak kelahiran; Anak ke satu dan ke dua Anak ketiga dan seterusnya Kelahiran Istimewa (Melewati Batas Waktu 60 hari) a. Pencatatan dan Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran penduduk WNI ; Tarif (Rp.) 5.000,- 25.000,- 10.000,- 2.500,- 10.000,- 5

Anak ke satu dan ke dua Anak ketiga dan seterusnya b. Pencatatan dan Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran penduduk WNA (melewati batas waktu 10 hari) Anak ke satu dan ke dua Anak ketiga dan seterusnya 50.000 75.000 Kutipan Akta Kelahiran kedua dan seterusnya WNI Kutipan Akta Kelahiran kedua dan seterusnya WNA II. Perkawinan A. Pencatatan Perkawinan WNI 1. Di dalam Kantor pada jam kerja 2. Di dalam Kantor diluar jam kerja 3. Di luar Kantor pada jam kerja 4. Di luar Kantor diluar jam kerja Bagi yang melebihi 30 hari sejak tanggal perkawinan menurut agama ditentukan : 1. Di dalam Kantor pada jam kerja 2. Di dalam Kantor diluar jam kerja 3. Di luar Kantor pada jam kerja 4. Di luar Kantor diluar jam kerja B. Pencatatan Perkawinan WNA 1. Di dalam Kantor pada jam kerja 2. Di dalam Kantor diluar jam kerja 3. Di luar Kantor pada jam kerja 4. Di luar Kantor diluar jam kerja Bagi WNA pencatatan perkawinan melebihi waktu 30 hari sejak tanggal pengesahan perkawinan menurut agama; 1. Di dalam Kantor pada jam kerja 2. Di dalam Kantor diluar jam kerja 3. Di luar Kantor pada jam kerja 4. Di luar Kantor diluar jam kerja C. Kutipan Akta Perkawinan kedua dan seterusnya WNI D. Kutipan Akta Perkawinan kedua dan seterusnya WNA III. Perceraian A. Pencatatan dan Penerbitan Kutipan Akta Perceraian WNI B. Pencatatan dan Penerbitan Kutipan Akta Perceraian WNA Bagi Pencatatan Perceraian yang melebihi jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tanggal Keputusan Pengadilan Negeri yang telah mempunyai kekuatan hukum; 1. WNI 2. WNA C. Kutipan Akta Perceraian kedua dan seterusnya untuk WNI D. Kutipan Akta Perceraian kedua dan seterusnya 75.000,- 90.000,- 125.000,- 125.000,- 150.000,- 150.000,- 250.000,- 150.000,- 250.000,- 300.000,- 350.000,- 250.000,- 350.000,- 300.000,- 6

untuk WNA IV. Kematian A. Pencatatan dan Penerbitan Kutipan Akta Kematian WNI B. Pencatatan dan Penerbitan Kutipan Akta Kematian WNA C. Kutipan Akta Kematian kedua dan seterusnya WNI D. Kutipan Akta Kematian kedua dan seterusnya WNA V. Pengakuan dan Pengesahan Anak A. Penerbitan Kutipan Akta Pengakuan Anak WNI B. Penerbitan Kutipan Akta Pengakuan Anak WNA C. Pencatatan Pengakuan Pengesahan Anak WNI D. Pencatatan Pengakuan Pengesahan Anak WNA E. Kutipan Akta Pengakuan dan Pengesahan anak kedua dan seterusnya WNI F. Kutipan Akta Pengakuan dan Pengesahan anak kedua dan seterusnya WNA VI. Pengangkatan Anak A. Pencatatan pengangkatan anak oleh WNI B. Pencatatan pengangkatan anak oleh WNA Pencatatan melebihi jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal keputusan pengangkatan anak dari Pengadilan Negeri : 1. WNI 2. WNA VII. Perubahan Nama Pencatatan Perubahan Nama VIII. Salinan Akta Kelahiran A. Salinan Akta Kelahiran WNI B. Salinan Akta Kelahiran WNA IX. Salinan Akta Perkawinan dan Perceraian A. Salinan akta perkawinan dan perceraian WNI B. Salinan akta perkawinan dan perceraian WNA X. Salinan Akta Kematian A. Salinan Akta kematian WNI B. Salinan akta kematian WNA XI. Salinan Akta Pengakuan dan Pengesahan Anak A. Salinan akta pengakuan dan pengesahan anak WNI B. Salinan akta pengakuan dan pengesahan anak WNA XII. Penerbitan Surat Keterangan dan Bukti Pelaporan serta legalisir Kutipan Akta/Keterangan Catatan Sipil A. Penerbitan Surat Keterangan Catatan Sipil bagi 1. WNI 10.000,- 20.000,- 15.000,- 30.000,- 50.000,- 75.000,- 125.000,- 150.000,- 150.000,- 250.000,- 50.000,- 75.000,- 75.000,- 10.000,- 25.000,- 30.000,- 30.000,- 7

2. WNA B. Legalisasi Kutipan Akta/Keterangan. 60.000,- 10.000.- BAB VI KERINGANAN DAN PEMBEBASAN PEMBAYARAN Pasal 8 (1) Bagi penduduk yang tidak mampu membayar retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dapat diberikan keringanan biaya setinggi-tingginya 25% (dua puluh lima persen). (2) Keringanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) baru dapat diberikan setelah mendapatkan pesetujuan dari Bupati. (3) Dalam upaya melindungi hak anak, maka kepada anak usia 0-7 tahun dapat dibebaskan dari retribusi biaya penerbitan Akta Kelahiran. (4) Ketentuan pelaksanaan pada ayat (3), akan diatur lebih lanjut oleh Bupati. BAB VII PENGELOLAAN Pasal 9 (1) Seluruh penerimaan Retribusi Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Akta Catatan Sipil merupakan Penerimaan Asli Daerah. (2) Penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebesar 65% (enam puluh lima persen) disetor ke rekening Kas Daerah dan 35% (tiga puluh lima persen) disetor ke rekening Bupati melalui Kepala Kantor Kependudukan, Keluarga Berencana dan Catatan Sipil untuk menunjang kegiatan operasional Pendaftaran Penduduk dan Catatan Sipil. (3) Pengaturan lebih lanjut mengenai penggunaan biaya operasional sebesar 35% akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan dan atau Keputusan Bupati. BAB VIII P E N Y I D I K A N Pasal 10 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. Menerima, mencari, dan mengumpulkan serta meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah; 8

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah; d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah; e. Melakukan penggeladahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah; g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf c; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah; i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. Menghentikan penyidikan; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB IX KETENTUAN PIDANA Pasal 11 (1) Pemungut retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan Keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 5 (lima) kali jumlah retribusi yang terutang. (2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 (1) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati. (2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka ketentuan yang telah ada sepanjang mengatur hal yang sama, dinyatakan tidak berlaku lagi. (3) Pelaksanaan Peraturan Daerah ini ditetapkan oleh Bupati. 9

Pasal 13 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Teluk Bintuni. Ditetapkan di Bintuni pada tanggal 19 Desember 2006 BUPATI TELUK BINTUNI, ALFONS MANIBUI Diundangkan di Bintuni pada tanggal 20 Desember 2006 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TELUK BINTUNI, A. E. NAURY, BA PEMBINA TK. I NIP. 640 010 287 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2006 NOMOR 34 10

P E N J E L A S A N PERATURAN DAERAH KABUPATEN TELUK BINTUNI NOMOR 12 TAHUN 2006 T E N T A N G RETRIBUSI PENGGANTI BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK, KARTU KELUARGA DAN AKTA CATATAN SIPIL I. PENJELASAN UMUM Retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai penyelenggara pemerintahan dan pembangunan daerah dalam rangka memantapkan Otonomi Daerah yang nyata dan bertanggung jawab. Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undangundang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, telah memberikan keleluasaan bagi daerah untuk memungut retribusi sesuai kewenangan yang dimilikinya yakni Retribusi Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Akta Catatan Sipil merupakan salah satu jenis Retribusi Kabupaten. Dengan demikian, penerimaan dan atau pendapatan dari sektor retribusi tersebut merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah, sehingga perlu diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Teluk Bintuni. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d Pasal 13 : Cukup Jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TELUK BINTUNI NOMOR 14 11