ANALISA PROKSIMAT DAN NILAI KALOR PADA BRIKET BIOARANG LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU ABSTRAK ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PROKSIMAT BRIKET BIOARANG CAMPURAN LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU

Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi

ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

ANALISIS PROKSIMAT DAN NILAI KALOR PADA PELLET BIOSOLID YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN BIOMASSA LIMBAH BAMBU

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH KEBUN ECO-BRIQUETTE FROM COMPOSITE HIGH DENSITY

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal :

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET

Ratna Srisatya Anggraini ( )

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram Kondisi Energi Nasional 2014 (Sumber: Badan Geologi Kementrian Energi Sumber Daya Mineral 2014)

ANALISA PROKSIMAT TERHADAP PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN DAN KULIT PISANG SEBAGAI BRIKET BIOARANG

PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK

Pemanfaatan Kulit Buah Kakao Menjadi Briket Arang Menggunakan Kanji Sebagai Perekat

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA

KARAKTERISTIK CAMPURAN CANGKANG DAN SERABUT BUAH KELAPA SAWIT TERHADAP NILAI KALOR DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH ORGANIK KOTA ECO-BRIQUETTE FROM COMPOSITE HIGH DENSITY

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Pengaruh Prosentase Campuran Briket Limbah Serbuk Kayu Gergajian Dan Limbah Daun Kayuputih Terhadap Nilai Kalor Dan Kecepatan Pembakaran

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

BAB III METODE PENELITIAN

Pembuatan Briket Hasil Pemanfaatan Eceng Gondok dan Sampah Plastik HDPE Sebagai Energi Alternatif

METODOLOGI PENELITIAN

Karakteristik Pembakaran Briket Arang Tongkol Jagung

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

ANALISIS PEGARUH KOMPOSISI TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET BIOBATUBARA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN OLI BEKAS

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang

PENERAPAN IPTEKS PEMANFAATAN BRIKET SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGAANTI MINYAK TANAH. Oleh: Muhammad Kadri dan Rugaya

Pengaruh Penambahan Tongkol Jagung Terhadap Performa Pembakaran Bahan Bakar Briket Blotong (Filter Cake)

TUGAS AKHIR PENGUJIAN KARAKTERISTIK BRIKET (KADAR ABU, VOLATILE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Nilai densitas pada briket arang Ampas Tebu. Nilai Densitas Pada Masing-masing Variasi Tekanan Pembriketan

PENGARUH JUMLAH BAHAN PEREKAT TERHADAP KUALITAS BRIKET BIOARANG DARI TONGKOL JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

JURNAL TEKNIK POMITS 1

Analisis Variasi Suhu Tekan Pada Karakteristik Briket Arang Ampas Tebu sebagai Bahan Bakar Alternatif

PENELITIAN BERBAGAI JENIS KAYU LIMBAH PENGOLAHAN UNTUK PEMILIHAN BAHAN BAKU BRIKET ARANG

PEMANFAATAN KOTORAN AYAM DENGAN CAMPURAN CANGKANG KARET SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

KARBONISASI PELEPAH SAWIT DENGAN VARIASI TEMPERATUR DAN WAKTU KARBONISASI Mesakh Fridolin Sitorus 1, Komalasari 1, Zuchra Helwani 1,*

PENGARUH VARIASI CAMPURAN BATANG POHON JAGUNG DAN PEREKAT TETES TEBU DALAM PEMBUATAN BRIKET SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU MERANTI DAN ARANG KAYU GALAM

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN BATUBARA, AMPAS TEBU DAN JERAMI

SISTEM GASIFIKASI FLUIDIZED BED BERBAHAN BAKAR LIMBAH RUMAH POTONG HEWAN DENGAN INERT GAS CO2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS BRIKET ARANG DARI CAMPURAN KAYU AKASIA DAUN LEBAR

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

BAHAN BAKAR PADAT DARI PELEPAH SAWIT MENGGUNAKAN PROSES KARBONISASI DENGAN VARIASI UKURAN BAHAN BAKU DAN SUHU

Berapa Total Produksi Sampah di ITS..??

PENGARUH VARIASI BAHAN PEREKAT TERHADAP LAJU PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN BATUBARA DAN SABUT KELAPA

RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN BATUBARA DAN SABUT KELAPA

INFO TEKNIK Volume 14 No. 1 Juli 2013 (74-80) PEMBUATAN BRIKET BIOARANG BERBAHAN BAKU SAMPAH ORGANIK DAUN KETAPANG SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF

Journal of Mechanical Engineering Learning

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN BRIKET BATUBARA MUDA (BROWN COAL) SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF BERKALORI TINGGI

PENELITIAN NILAI KALOR BIOMASSA : PERBANDINGAN ANTARA HASIL PENGUJIAN DENGAN HASIL PERHITUNGAN

PENENTUAN KADAR AIR HILANG DAN VOLATILE MATTER PADA BIO-BRIKET DARI CAMPURAN ARANG SEKAM PADI DAN BATOK KELAPA

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI

UJI KEHALUSAN BAHAN DAN KONSENTRASI PEREKAT BRIKET BIOMASSA KULIT DURIAN TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU BRIKET

KUALITAS BRIKET ARANG DARI KOMBINASI KAYU BAKAU

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN SEKAM SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI LIMBAH ABU KETEL, JARAK DAN GLISERIN. Samsudi Raharjo 1. Abstrak

STUDI MUTU BRIKET ARANG DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH BIOMASSA

Ibm Kelompok Tani Kelapa Sawit dan Palawija

Konsumsi BB yang meningkat. Biobriket. Pencarian BB alternatif. Yang ramah lingkungan. Jumlahnya Banyak

LAPORAN AKHIR. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN SERBUK GERGAJI MENJADI BIO-OIL MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS

KARAKTERISTIK BRIKET BIOARANG LIMBAH PISANG DENGAN PEREKAT TEPUNG SAGU

PENGARUH KOMPOSISI BRIKET BIOMASSA KULIT KACANG TANAH DAN ARANG TONGKOL JAGUNG TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET

Studi Kualitas Briket dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Perekat Limbah Nasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

I. PENDAHULUAN. Persediaan minyak bumi di dunia mulai berkurang, sehingga perlu dicari

OPTIMASI UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN MEVARIASI TEMPERATURE UDARA AWAL

BAB I PENDAHULUAN. Produksi Konsumsi Ekspor Impor Gambar 1.1 Grafik konsumsi dan produksi minyak di Indonesia (Kementrian ESDM, 2011) 1

Peningkatan Kualitas Pembakaran Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan

Aditya Kurniawan ( ) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

OPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): Jurnal Einstein. Available online

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KOMPOSISI BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DAUN CENGKEH SISA DESTILASI MINYAK ATSIRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN ENCENG GONDOK DAN TEMPURUNG KELAPA DENGAN PEREKAT TETES TEBU

(Maryati Doloksaribu)

OPTIMASI PRODUKSI BIOBRIKET DARI KULIT BUAH KARET

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BIOMASSA ABSTRAK

Transkripsi:

Analisa Proksimat Dan Nilai Kalor Briket Bioarang Ampas Tebu Dan Arang Kayu ANALISA PROKSIMAT DAN NILAI KALOR PADA BRIKET BIOARANG LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU Eddy Elfiano 1, Purwo Subekti 2, Ahmad Sadil 3 ABSTRAK Dalam penelitian ini limbah ampas tebu dimanfaatkansebagai bahan bakar dengan cara mengubahnya menjadi briket bioarang. Tujuan pembuatan briket bioarang untuk mengetahui briket yang baik dan mengetahui perbandingan jenis briket bioarang limbah ampas tebu dan arang kayu ditinjau dari pengujian proksimat dan nilai kalor. Manfaat pembuatan briket dapat mengurangi penimbunan sampah yang menyebabkan pencemaran lingkungan. Hasil penelitian menunjukan persentase kadar air briket ampas tebu pada perekat damaradalah 3,36-1,47 %, kadar asapadalah 36,91-3,15 %, kadar abuadalah 8,5-6,1 %,dan nilai kalor 3683,68-452,88 kj/kg. Sedangkan untuk briket arang kayu diperoleh persentase kadar air 3,25-1,36 %, kadar asap 34,55-26,53 %, kadar abu 6,36-5,37 %, dan nilai kalor 3934,84-5274,36kJ/kg. Kata kunci : briket, bioarang, proksimat, dan nilai kalor. ABSTRACT In this study, waste of bagasse and wood charcoal was converted into charcoal briquettes to be used as an alternative fuel. The bagasse and wood charcoal were selected as raw material to produce briquette due to these two materials was abundantly available and because they have not been used in any application. Moreover, the use of them as briquette and alternative energy will reduce the accumulation of waste that causes environmental pollution. Analysis of proximate test and heating value test showed that the percentage of moisture content of bagasse briquettes withdammar as adhesive is 3.36 to 1.47%, the amount of volatile matter is 36.91 to 3.15%, the ash content is 8.5 to 6.1 % and heating value is 3683.68 to 452.88 kj / kg. As for the charcoal briquettes was obtained that percentage of moisture content is 3.25 to 1.36 %, content of volatile matter is 34.55 to 26.53%,ash content is 6.36 to 5.37%, and heating value is 3934.84 to 5274.36kJ/kg. Keywords: briquettes, charcoal, proximate, and heating value. 1. PENDAHULUAN Konsumsi bahan bakar di Indonesia sejak tahun 1995 telah melebihi produksi dalam negeri. Diperkirakan dalam kurun waktu 1-15 tahun kedepan cadangan minyak di Indonesia akan menipis. Perkiraan ini terbukti dengan seringnya terjadi kelangkaan BBM di beberapa daerah di Indonesia.(Hambali dkk,26). Kelangkaan dan kenaikan harga minyak akan terus terjadi karena sifatnya yang non-renewable. Hal ini harus segera diimbangi dengan penyediaan sumber energi alternatif yang renewable, melimpah jumlahnya, dan murah harganya sehingga terjangkau oleh masyarakat luas. Disamping untuk mendapatkan sumber energi baru, usaha yang terus menerus dilakukan dalam rangka mengurangi emisi CO2 guna mencegah terjadinya pemanasan global telah mendorong penggunaan energi biomassa sebagai pengganti energi bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara. (Winaya, 28). Limbah ampas tebu mempunyai peluang untuk dimanfaatkan secara optimal sebagai energi alternatif yang bermanfaat bagi kebutuhan masyarakat dan ramah terhadap lingkungan. Pemanfaatan dilakukan dengan cara mengubah limbah ampas tebu menjadi 1,3 Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau Page 57 2 Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Pasir Pengaraian

briket. Briket yang dibuat adalah briket bioarang dengan diarangkan terlebih dahulu limbah ampas tebu kemudian diayak dan dicampur dengan bahan perekat. Biomassa merupakan bahan yang dapat diperoleh dari tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung dan dimanfaatkan sebagai energi atau bahan dalam jumlah yang besar. Biomassa disebut juga sebagai Fitomassa dan sering diterjamahkan sebagai bioresuorce atau sumber daya yang diperoleh dari hayati.(yokoyama, 28).Biomassa sebenarnya dapat digunakan secara langsung tanpa melalui pembuatan arang terlebih dahulu. Namun, pemanfaatan biomassa secara langsung ini kurang efisien. Sebagai contoh, pada penggunaan kayu sebagai bahan bakar, energi yang terpakai kurang dari 1%. Selain itu, pembuatan bioarang dapat meningkatkan energi yang dihasilkan. Sebagai gambaran, energi yang dihasilkan dari pembakaran kayu hanya 3.3 kkal/g, sedangkan energi yang dihasilkan dari pembakaran bioarang dapat mencapai 5. kkal/g. (Setiawan, 27). Bioarang adalah arang (salah satu jenis bahan bakar) yang dibuat dari aneka macam bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting, daun-daunan, rumput, jerami, dan limbah pertanian lainnya. Bioarang ini dapat digunakan sebagai bahan bakar yang tidak kalah dari bahan bakar sejenis yang lain. Akan tetapi, untuk memaksimalkan pemanfaatannya, bioarang ini masih harus melalui sedikit proses pengolahan sehingga menjadi briket bioarang (Dani Sucipto,212).Briket bioarang adalah gumpalan-gumpalan atau batangan-batangan arang yang terbuat dari bioarang (bahan lunak). Bioarang yang sebenarnya termasuk bahan lunak yang dengan proses tertentu diolah menjadi bahan arang keras. Kualitas dari bioarang ini tidak kalah dengan batubara atau bahan bakar jenis arang lainnya. Briquetting terhadap suatu material merupakan cara mendapatkan bentuk dan ukuran yang dikehendaki agar dipergunakan untuk keperluan tertentu. (Sitompul, 211). Ade setiawan (27) menyatakan Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa (konvensional) antara lain: 1. Bioarang menghasilkan panas pembakaran yang lebih tinggi. 2. Asap yang dihasilkannya lebih sedikit. 3. Bentuk dan ukuran bioarang seragam karena dibuat dengan alat pencetak. 4. Bioarang dapat tampil lebih menarik karena bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan keinginan pembuat. 5. Proses pembuatannya menggunakan bahan baku yang tidak menimbulkan masalah lingkungan. Pada penelitian ini, ampas tebu dan arang kayu dipilih sebagai bahan biomassa yang kemudian dibuat menjadi briket bioarang. Pemilihan ini dilakukan karena ampas tebu di kota Pekanbaru ditemukan dalam jumlah yang cukup banyak dan belum dimanfaatkan secara optimal. Analisa proksimat dan analisa nilai kalor dilakukan pada briket yang dihasilkan untuk mengetahui potensi pemanfaatan briket ini sebagai bahan bakar alternatif. 2. METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini, ampas tebu dan arang kayu dibuat menjadi briket dengan menggunakan dua jenis perekat yaitu kanji dan damar. Tekanan yang digunakan juga divariasikan masing-masing 3,15, 6,29 dan 7,86. Untuk mengetahui kualitas briket yang dihasilkan, dilakukan analisa proksimat dan nilai kalor. Diagram alir penelitian secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 1. Page 58 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 1 Januari 214

Analisa Proksimat Dan Nilai Kalor Briket Bioarang Ampas Tebu Dan Arang Kayu Persiapan Bahan Pengeringan dan Penjemuran Pengaranga n Penggilingan n Pengadonan Pembuatan Briket Bahan Pencetaka n gadonan Pencetaka n gadonan Pengujian kgadonan Analisa Proksimat - Moisture content - Volatile matter - Ash content Uji Nilai Kalor Pembahasan Kesimpula n Gambar 1. Diagram alir penelitian. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan briket bioarang adalah : 1. Limbah ampas tebu 2. Arang kayu 3. Perekat kanji 4. Perekat damar 5. Air sebagai campuran bahan perekat Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Blender listrik 2. Mesh atau penyaring 3. Baskom kecil 4. Hydrolic hand press 5. Cetakan briket 6. Timbangan digital (mechanical balance) 7. Drum 8. Kotak pemanggang 9. High temperature furnace 1. Bomb calorimeter Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1,3 Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau Page 59 2 Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Pasir Pengaraian

2.1 Pengujian Proksimat Pengujian proksimat merupakan pengujian yang meliputi pengujian kadar air (moisture content), kadar asap (volatile matter), dan kadar abu (ash content). Pengujian proksimat ini dengan cara pemanasan atau pembakaran briket bioarang ke dalam high temperature furnace. 2.1.1 air (moisture content) Perhitungan persentase kadar air (moisture content) yang terkandung di dalam briket tersebut menggunakan standar ASTM D-3173-3 dengan persamaan sebagai berikut: Moisture content, % = a b x 1 % (1) a a = Massa awal briket (gram) b = Massa briket setelah pemanasan 17 o C (gram) 2.1.2 zat yang menguap (volatile matter) Perhitungan persentase kadar zat yang menguap (volatile matter) yang terkandung di dalam briket bioarang ampas tebu menggunakan standar ASTM D-3175-2 dengan persamaan sebagai berikut: Volatile matter, % = b c x 1 % a (2) c = Massa briket setelah pemanasan pada temperatur 95 o C (gram) 2.1.3 abu (ash content) Perhitungan persentase kadar abu (ash content) briket bioarang menggunakan standar ASTM D-3174-4 dengan persamaan sebagai berikut. Ash content, % = d a x 1 % (3) d = Massa briket setelah pemanasan 75 o C (gram) 2.2 Pengujian nilai kalor Nilai kalor (heating value) suatu bahan bakar diperoleh dengan menggunakan bomb calorimeter. Nilai kalor yang diperoleh melalui bomb calorimeter adalah nilai kalor atas atau highest heating value (HHV) dan nilai kalor bawah atau lowest heating value (LHV). Perhitungan nilai kalor kotor berdasarkan standar ASTM D24. Dari pengujian bomb calorimeter dapat dihitung panas yang diserap air dalam bomb calorimeter dan energi setara bomb calorimeter serta LHV dan HHV. Panas yang diserap air dalam bomb calorimeterdihitung dengan menggunakan rumus : Q = m.cp.δt (4) Q : Panas yang diserap (kj) m : Massa air di dalam bomb calorimeter (gram) Cp : Specific heat 4,186 kj/kg o C ΔT : Perbedaan temperatur ( o C) LHV dan HHV dihitung dengan menggunakan rumus berikut: LHV = (m x C p x T) m briket (5) Untuk menghitung HHV digunakan rumus : HHV = (T2 T1- Tkp) x Cv (kj/kg) LHV = HHV 324 kj/kg Maka, HHV = LHV + 324 kj/kg (6) T1 = Temperatur air pendingin bomb calorimeter sebelum pembakaran ( o C) T2 = Temperatur air pendingin bomb calorimeter sesudah pembakaran ( o C) Tkp = Kenaikan temperature disebabkan kawat pembakaran,.5 o C. HHV = Higthest Heating Value (kj/kg) LHV = Lowest Heating Value (kj/kg) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisa Proksimat Dari pengujian proksimat masingmasing briket, maka diperoleh hasil Page 6 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 1 Januari 214

Persentase Persentase Analisa Proksimat Dan Nilai Kalor Briket Bioarang Ampas Tebu Dan Arang Kayu perhitungan proksimat pada masing-masing briket seperti yang dijelaskan pada Tabel 1. No Perekat Tabel 1. Analisa proksimat briket ampas tebu dan briket arang kayu. Tekanan () air asap abu air asap abu 1 Kanji 3,15 5,1 39,49 9,55 4,4 35,22 7,55 2 Kanji 6,29 2,68 37,58 7,38 2,3 31,8 6,76 3 Kanji 7,86 1,49 3,6 7,16 1,37 28,77 5,96 4 Damar 3,15 3,36 36,91 8,5 3,25 34,55 6,36 5 Damar 6,29 2,5 35,62 6,51 1,99 29,8 5,63 6 Damar 7,86 1,47 3,15 6,1 1,36 26,53 5,37 Dari tabel perhitungan analisa proksimat briket ampas tebu di atas, kadar air tertinggi terdapat pada briket dengan perekat kanji dan tekanan 3,15 yaitu sebesar 5,1 % sedangkan kadar air terendah terdapat pada briket dengan perekat damar dan tekanan 7,86 yaitu sebesar 1,47 %. asap tertinggi terdapat pada briket dengan perekat kanji dan tekanan 3,15 yaitu sebesar 39,49 % sedangkan kadar asap terendah terdapat pada briket dengan perekat damar dan tekanan 7,86 yaitu sebesar 3,15 %. abu tertinggi terdapat pada briket dengan perekat kanji dan tekanan 3,15 yaitu sebesar 9,55 % sedangkan kadar abu terendah terdapat pada briket dengan perekat damar dan tekanan 7,86 yaitu sebesar 6,1 %. 5 4 3 2 1 Briket Ampas Tebu Jenis Briket air zat abu 5 4 3 2 1 Briket Arang Kayu Jenis Briket air zat abu Gambar 2. Grafik nilai proksimat briket ampas tebu (a) dan briket arang kayu (b). Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang perbandingan hasil analisa proksimat antara briket ampas tebu dengan briket arang kayu, maka hasil analisa untuk kedua jenis briket tersebut dibandingkan dalam grafik seperti terlihat pada Gambar 3. 1,3 Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau Page 61 2 Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Pasir Pengaraian

abu air asap 6 5 4 3 2 1 45 4 35 3 25 2 15 1 5 12 1 8 6 4 2 Gambar 3. Grafik perbandingan nilai proksimat briket ampas tebu dan briket arang kayu, yang meliputi persentase kadar air (a), kadar asap (b) dan kadar abu (c). Dari tabel perhitungan analisa proksimat briket arang kayu di atas, kadar air tertinggi terdapat pada briket dengan perekat kanji dan tekanan 3,15 yaitu sebesar 4,4 % sedangkan kadar air terendah terdapat pada briket dengan perekat damar dan tekanan 7,86 yaitu sebesar 1,36 %. asap tertinggi terdapat pada briket dengan perekat kanji dan tekanan 3,15 yaitu sebesar 35,52 % sedangkan kadar asap terendah terdapat pada briket dengan perekat damar dan tekanan 7,86 yaitu sebesar 26,53 %. abu tertinggi terdapat pada briket dengan perekat kanji dan tekan 3,15 yaitu sebesar 7,55 % sedangkan kadar abu terendah terdapat pada briket dengan perekat damar dan tekanan 7,86 yaitu sebesar 5,37 %. Gambar 2 (a) dan 2 (b) menunjukan grafik nilai proksimat briket ampas tebu dan arang kayu. Berdasarkan Gambar 3, diketahui bahwa secara umum persentase kadar air, kadar asap dan kadar abu pada briket ampas tebu memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding pada briket arang kayu. air untuk briket dengan perekat damar tidak jauh berbeda antara briket ampas tebu dengan briket arang kayu. Hal ini menunjukan bahwa kandungan air dalam briket pada dasarnya berasal dari perekat. Analisa proksimat juga menunjukan bahwa kenaikan tekanan akan menurunkan persentase kandungan air, kandungan asap dan kandungan abu. Page 62 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 1 Januari 214

Nilai kalor (kj/kg) Nilai kalor (kj/kg) Analisa Proksimat Dan Nilai Kalor Briket Bioarang Ampas Tebu Dan Arang Kayu 3.2 Nilai Kalor Nilai rata-rata hasil dari pengujian bomb calorimeter pada masing-masing briket dapat dilihat pada Tabel 2seperti di bawah ini. No Tabel 2. Nilai LHV dan HHV briket ampas tebu dan briket arang kayu. Perekat Tekanan () LHV (kj/kg) HHV (kj/kg) LHV (kj/kg) HHV (kj/kg) 1 Kanji 3,15 3181,36 6421,36 3516,24 6756.24 2 Kanji 6,29 3432,52 6672,52 4269,72 759.72 3 Kanji 7,86 3767,4 77,4 4688,32 7928.32 4 Damar 3,15 3683,68 6923,68 3934,84 7174.84 5 Damar 6,29 4269,72 759,72 4939,48 8179.48 6 Damar 7,86 452,88 776,88 5274,36 8514.36 Dari tabel perhitungan nilai kalor briket ampas tebu di atas, LHV (lowest heating value) tertinggi terdapat pada briket dengan perekat damar dan tekanan 7,86 yaitu sebesar 452,88 kj/kg, sedangkan LHV (lowest heating value) terendah terdapat pada briket dengan perekat kanji dan tekanan 3,15 yaitu sebesar 3181,36 kj/kg. Sedangkan untuk briket arang kayu, LHV (lowest heating value) tertinggi terdapat pada briket dengan perekat damar dan tekanan 7,86 yaitu sebesar 5274,36 kj/kg sedangkan LHV (lowest heating value) terendah terdapat pada briket dengan perekat kanji dan tekanan 3,15 yaitu sebesar 3516,24 kj/kg. 8 7 6 5 4 3 2 1 Mpa 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Mpa LHV (kj/kg) HHV (kj/kg) LHV (kj/kg) HHV (kj/kg) Gambar 4. Grafik nilai kalor briket ampas tebu (a) dan briket arang kayu (b). Gambar 4 menunjukan bahwa nilai kalor yang ditunjukan dengan nilai LHV dan HHV, akan meningkat dengan kenaikan tekanan. Pada kedua jenis briket ampas tebu dan arang kayu, penggunaan perekat damar juga memberikan hasil yang lebih baik pada nilai kalor dibandingkan briket dengan perekat kanji. Seperti juga hasil analisa proksimat, nilai kalor yang ditunjukan oleh briket arang kayu lebih tinggi dibandingkan briket ampas tebu. 4. KESIMPULAN Hasil penelitian dan pengujian briket bioarang ampas tebu dan arang kayu terhadap 1,3 Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau Page 63 2 Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Pasir Pengaraian

pengujian proksimat dan nilai kalor dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Nilai proksimat yang rendah ditunjukan pada briket yang terbuat dari arang kayu dengan tekanan paling tinggi yaitu 7,86 dan menggunakan perekat damar. 2. Nilai kalor paling tinggi juga ditunjukan oleh briket yang terbuat dari arang kayu dengan tekanan 7,86 dan menggunakan perekat damar. 3. Tekanan dan jenis perekat berpengaruh pada nilai proksimat dan nilai kalor. 4. Briket dengan kualitas yang paling baik adalah terbuat dari arang kayu dengan perekat damar dan ditekan pada tekanan 7,86. 5. Dibandingkan dengan briket arang kayu, kualitas briket ampas tebu lebih rendah, tetapi tetap dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif karena masih memiliki nilai kalor yang cukup baik. Ismun, Teknologi Tepat Guna, Membuat Briket Bioarang, Kanisius, Yogyakarta 1998. Komoditas Dian Aksara, Energi Alternatif, Yudhistira, Ciawi, Bogor 27. Kurniawan, Superkarbon, Bahan Bakar Alternatif Pengganti Minyak Tanah Dan Gas, Penebar Swadaya, Cimanggis, Depok 28. Rislima Sitompul, Manual Pelatihan, Teknologi Terbarukan yang Tepat Untuk Aplikasi di Masyarakat Perdesaan, PNPM, Jakarta 211. Setiawan, Memanfaatkan Kototran Ternak, Solusi Masalah Lingkungan Dan Pemanfaatan Energi Alternatif, Penebar Swadaya, Cimanggis, Depok 27. Winaya, Suprapta, Prospek Energi Dari Sekam Padi dengan Teknologi Fluidized Bed Combustion, 28. Yokoyama, S., Buku panduan biomassa asia, The Japan Institute Of Energy, Japan 28. DAFTAR PUSTAKA Andi Nur, A,S, Biodiesel Jarak Pagar, Bahan Bakar Alternatif Yang Ramah Lingkungan, Agromedia Pustaka, Jakarta 26. ASTM D 3173, 23, Standar Test Method for Moisture in the Analysis Sampel of Coal and Coke. ASTM D 3174, 24, Standar Test Method for Ash in the Analysis Sampel of Coal and Coke from Coal. ASTM D 3175, 22, Standar Test Method for Volatile matter in the Analysis Sampel of Coal and Coke. Dani Sucipto, SKM., M.Sc., Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah, Gosyen Publishing, Yogyakarta 212. Hambali, E., Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodiesel, Penebar Swadaya, Bogor 26. Page 64 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 1 Januari 214