Sistem intercooler ini tak cuma memperbaiki tenaga mesin mobil. Ia juga membuat suhu udara kabin mobil lebih dingin dan penggunaan bahan bakar lebih irit. Pemasangannya pun tanpa perlu memodifikasi mesin. Penulis: I Gede Agung Yudana MESIN MOBIL MAKIN GALAK DENGAN ACTIVE INTER- COOLER Ganis M emang sudah sepatutnya Antonius Saryanatha bersyukur pernah memiliki mobil SUV bikinan Jepang yang menurutnya kurang bertenaga. Berkat kekurangan tersebut, manajer PT Auvia Gaya Perkasa yang bergerak di bidang teknologi informasi ini berhasil menciptakan sistem intercooler yang mampu mendongkrak kinerja mesin mobilnya. Biayanya murah lagi. Sistem tersebut bisa dipasang pada mobil berbahan bakar bensin maupun solar (diesel). Yang penting mobil tersebut memiliki sistem pendingin udara atau AC, karena sistem intercooler ini diciptakan dengan memanfaatkan kelebihan energi dari sistem AC. Sesuai dengan sifat kerjanya, sistem tersebut dinamai active intercooler. Ia termasuk intercooler tipe air to liquid. Ia bekerja melalui suatu rekayasa kimia. Sistem ciptaan alumnus ITB tersebut ternyata tak cuma membuat mesin mobil yang dipasanginya semakin garang. Active intercooler ciptaan Anton juga membuat mesin mobil lebih irit mengonsumsi bahan bakar. Penghematan bahan bakar itu bisa mencapai 60%. Ini dicapai tentu dengan asumsi gaya mengemudi dan kondisi lingkungan yang sama. Kinerja kompresor AC mobil juga menjadi lebih optimal, sehingga temperatur udara yang dihasilkan untuk kabin menjadi lebih dingin. 152 INFOTEKNO Intisari MEI INFOTEKN009 INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO MEI 2009 Intisari 153
Selain itu, usia pakai kompresor AC menjadi lebih lama karena yang masuk ke dalamnya pasti sudah mencapai fase gas. Yang tak kalah penting, pemasangan alat ini dapat dilakukan tanpa perlu memodifikasi sistem mesin. Dengan begitu, kalau tidak diperlukan lagi dapat dengan mudah dicopot tanpa perlu mengobrak-abrik mesin. Tentu Anda bertanya bagaimana sih wujud sistem pendingin udara yang masuk ke ruang bakar mesin itu. Inilah jawabannya. Perlu evaporator tambahan Active intercooler merupakan alat untuk mendinginkan udara yang hendak dipasokkan ke dalam sistem pembakaran mesin Grafik: Anton SISTEM AC panas ke udara luar 2 1 3 SISTEM AC YANG SUDAH DIRANGKAI DENGAN ACTIVE INTERCOOLER panas ke udara luar 4 2 1 3 4 5 dingin ke mesin Keterangan gambar: 1. Koil kondensor, 2. Katup ekspansi, 3. Koil evaporator, 4. Kompresor, 5. Koil evaporator tambahan untuk active intercooler. dengan menggunakan energi dingin yang terbuang dalam sistem AC. Ia terdiri atas beberapa selang karet yang biasa digunakan dalam sistem AC, evaporator AC, alat penyalur udara ke filter udara. Dasar pemikiran penciptaan alat ini adalah bahwa sebenarnya masih ada energi dingin ke kabin dingin ke kabin IKLAN 154 INFOTEKNO Intisari MEI INFOTEKN009 INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO MEI 2009 Intisari 155
yang tak termanfaatkan dari sistem AC mobil. Dalam sistem pendingin udara ini ada jalur high pressure dan low pressure. Jalur high dihasilkan dari kompresor yang disalurkan ke kondensor untuk mendinginkan udara kabin. Kompresor bekerja menekan gas (freon) sehingga temperaturnya menjadi tinggi. Gas ini kemudian dialirkan ke kondensor untuk didinginkan. Namun, penurunan temperatur oleh kondensor itu tidak terlalu besar. Untuk membuatnya lebih dingin lagi, freon dialirkan melalui suatu alat yang oleh awam disebut katub ekspansi (nama ilmiahnya Jo Thomson Valve). Di alat ini, tekanannya diturunkan secara drastis, sehingga temperatur gasnya juga turun drastis. Temperaturnya diatur agar gas freonnya menjadi cair. Oleh evaporator, dinginnya freon tersebut ditukar dengan panas kabin. Jadi, panas kabin diserap evaporator, sehingga freonnya menjadi hangat. Pengertian hangat di sini sebenarnya menunjukkan perbedaan fase zat yang masuk dan keluar evaporator. Ketika masuk fasenya cair, begitu keluar menjadi uap. Energi yang diserap dalam perubahan zat dari cair ke uap jauh lebih besar daripada menaikkan temperatur. Namun, energi itu tidak semuanya digunakan untuk mendinginkan kabin. Energi yang tidak digunakan ini kemudian disalurkan ke jalur low pressure untuk dikembalikan ke kompresor. Jalur kondisi zat yang berada di jalur low pressure ini sebenarnya masih dingin. Dalam bekerja, kompresor memiliki syarat, zat yang masuk ke dalamnya 100% harus berupa gas. Kalau mengandung zat cair, kompresor akan rontok, makanya sisa dingin di dalam kabin (yang disalurkan kembali ke kompresor) ini dibuang ke udara. Karena itu, pipanya dibuat telanjang supaya dinginnya dapat dibuang dan yang masuk ke kompresor 100% berupa gas. Jalur inilah yang dimanfaatkan untuk mendinginkan udara yang hendak masuk ke dalam mesin supaya energinya bertambah. Ternyata pemanfaatan ini berhasil, jelas Anton. Untuk memanfaatkannya diperlukan alat tambahan berupa heat exchanger. Dalam hal ini, yang digunakan adalah evaporator AC yang dapat diperoleh di toko spare part atau bengkel AC. Alat ini dihubungkan dengan jalur low pressure sistem AC yang keluar dari kabin. Ia bekerja memanfaatkan energi dari freon dingin untuk mendinginkan udara yang masuk ke dalam mesin. Dari active intercooler ini, freon yang keluar sudah berupa gas. Otomatis, kompresor bekerja lebih optimal. Jadi, dari alat ini ada dua manfaat yang kita dapatkan, udara dingin dan kompresor bekerja lebih optimal, ungkap sarjana teknik kimia lulusan Institut Teknologi Bandung ini. Perbedaan intercooler bikinan Anton dengan intercooler konvensional terletak pada metode pendinginannya. Intercooler konvensional mendinginkan udara dengan menggunakan pendingin udara luar juga. Karena pendinginnya udara luar, kita pasrah aja pada kondisi udara luar. Intercooler konvensional juga hanya bisa bekerja kalau mesinnya menggunakan turbo. Dengan turbo, udara dimampatkan sehingga temperaturnya naik. itu kemudian didinginkan oleh intercooler itu sebe 156 INFOTEKNO Intisari MEI INFOTEKN009 INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO MEI 2009 Intisari 157
lum dialirkan ke ruang bakar. Namun, hasilnya masih tak sedingin udara yang dihasilkan active intercooler. Kalau dengan intercooler konvensional, udara yang dihasilkan bisa bersuhu 60-70 o C. Gambarannya begini. Bila temperatur udara sekitar 40 o C, oleh turbo udara dimampatkan hingga temperaturnya menjadi 80-100 o C. panas ini kemudian didinginkan oleh intercooler dengan menggunakan udara, sehingga temperaturnya menjadi 60-70 o C. Sebaliknya, kalau dengan active intercooler meskipun udara lingkungan bertemperatur sama, yakni 40 o C, udara yang nantinya dipasok ke dalam mesin bisa hanya 2 o C. yang dingin ini akan lebih baik dalam meningkatkan kinerja mesin, tegas pria penggemar otomotif ini. Kalau dengan asumsi udara mengandung 21%, pada temperatur berapa pun kandungan -nya tetap sama. Namun, karena dengan active intercooler, volume udara yang masuk akan lebih banyak, karena temperaturnya lebih dingin. Dengan demikian jumlah -nya juga lebih banyak. Inilah yang membuat kinerja mesin lebih baik. Dengan dinginnya udara yang masuk ke mesin, jumlah bahan bakar yang dipasok ke dalam mesin oleh injektor menjadi lebih banyak. Soalnya, jumlah oksigen yang masuk menjadi lebih banyak. Jangan berpikir lebih banyak itu lebih boros. Belum tentu. Karena yang lebih banyak itu berarti tenaga mesin lebih besar. Kita tidak perlu menginjak gas lebih dalam untuk membuat mobil itu jalan, membuat konsumsi bahan bakarnya lebih irit. Satu-satunya kekurangan active intercooler adalah ia tidak dapat dipasang di mobil yang mesinnya masih menggunakan karburator. Ia hanya dapat dipasang pada mobil yang pengaturan pasokan dan bahan bakarnya telah menggunakan teknologi EFI (electronic fuel injection), sehingga kita tidak perlu lagi mengatur pasokan udara apabila terjadi perubahan temperatur yang dihasilkan oleh active intercooler. Sementara, karburator tidak bisa mengatur pasokan bahan bakar dan secara otomatis bila terjadi perubahan temperatur pasokan udara. Melebihi ekspektasi Anton memerlukan percobaan hingga 6 bulan hingga berhasil menciptakan active intercooler ini. Percobaan pertama menggunakan termokopel. Termokopel merupakan perangkat dalam dispenser portabel yang dapat memanaskan dan IKLAN 158 INFOTEKNO Intisari MEI INFOTEKN009 INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO MEI 2009 Intisari 159
mendinginkan air. Wujudnya berupa lempeng silikon yang bila dialiri listrik dapat menghasilkan suhu dingin di satu sisinya dan suhu panas di sisi lainnya. Namun, dengan alat ini energi dingin yang dihasilkan terlalu kecil ketimbang energi listrik yang dipasok kepadanya. Energi dingin ini tidak cukup untuk mendinginkan udara yang dipasok ke dalam mesin, jelasnya. Dari kegagalan ini terpikir olehnya untuk memanfaatkan sistem AC. Ternyata berhasil. Sebagai kelinci percobaan pertamanya adalah Daihatsu Taruna, SUV berkapasitas mesin 1.500 cc, miliknya. Terus terang, waktu itu saya cuma berharap tenaga yang digunakan untuk menggerakkan kompresor dapat terkompensasi. Ternyata saya mendapat bonus. Saya mendapat kelebihan tenaga dari sistem ini. Jadi ketika AC dinyalakan, mobil bukannya tambah berat, tapi tambah ringan larinya. Untuk mencapai putaran mesin 7.000 rpm cepat sekali. Ia menggunakan mobil yang telah dilengkapi active intercooler ini selama dua tahun, 2006-2008. Menyusul keberhasilan ini, percobaan dilanjutkan. Ada sembilan mobil yang telah digunakan. Selain Daihatsu Taruna, percobaan juga telah dilakukan di antaranya pada Peugeot 307 SW, Peugeot 307 diesel, Peugeot 806, dan Isuzu Panther Touring. Semuanya, memberikan hasil yang menggembirakan. Namun, active intercooler memberikan peningkatan tenaga mesin terbaik pada Isuzu Panther. Dari beberapa mobil yang dijadikan kelinci percobaan, Isuzu Panther memang menggunakan teknologi tak sesempurna mobil lain, sehingga potensi peningkatannya bisa lebih besar dari mobil lainnya. Sebelum Anton berhasil menciptakan active intercooler, perusahan otomotif Amerika Serikat, Ford, sebenarnya telah melakukan percobaan yang hampir sama. Perusahaan itu menggunakan komperesor tambahan untuk mengalirkan cairan glikol. Cairan ini memiliki temperatur yang stabil antara 0-30 o C. Glikol inilah yang digunakan untuk mendinginkan udara. Namun, upaya ini pun tidak berhasil karena total energi yang diperlukan untuk menggerakkan komperesor lebih besar ketimbang energi yang dihasilkan. Saat ini, Anton tengah mengurus hak paten atas active intercooler ciptaannya pada Departemen Hukum dan HAM RI. Sebuah perusahaan juga telah tertarik untuk meminta hak produksi kepada Anton. Saat ini persiapan untuk produksi masal juga sudah dilaksanakan, tutup Anton. 160 INFOTEKNO Intisari MEI INFOTEKN009 INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO INFOTEKNO MEI 2009 Intisari 161