HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR MURID SD NEGERI DI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi

PENGARUH STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PRESTASI AKADEMIK ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN. Oleh: TN BADIUZZAMAN BIN TUAN ISMAIL

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MURID KELAS III SDN 32 BEURAWE BANDA ACEH TAHUN 2012

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD ADVENT DI KOTA MEDAN TAHUN Oleh : SUNTHARA VIGNES MOOGAN

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP NILAI UJIAN NASIONAL SISWA SDN MARGOMULYO III BOJONEGORO

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

Hubungan Antara Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

PENGARUH AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA MURID

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2011

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan.kualitas sumber. daya manusia (SDM) memainkan peran penting dalam pembangunan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2

BAB III METODE PENELITIAN

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada Program Studi Gizi FIK UMS. Disusun Oleh :

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI AKADEMIK SISWA-SISWI SD. NEGERI NO SUKA MAKMUR KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2011

Antok Dian Pranadi, Dr. H. Roemintoyo. S.T., M.Pd., Drs. Bambang Sulistyo Budhi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

ISSN Anggit Grahito Wicaksono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Slamet Riyadi Surakarta

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN SIKAP PEMBERIAN ASI EKSLKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

ABSTRAK. Hubungan Sarapan Dan Tidak Sarapan Terhadap Indeks Prestasi Dan Kecerdasan Emosi Pada Siswa/I SMU X Di Bandung

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI BAHAYA ROKOK (STUDI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KOTA DEMAK)

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI (Fe) DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI KUDU 02 KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ORANG TUA DENGAN OBESITAS PADA BALITA DI PUSKESMAS PENUMPING SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. RINGKASAN... vii. SUMMARY...

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Anak Usia Sekolah Dasar 6 12 Tahun Di SD N 1 Rowosari Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PANGAN-NON PANGAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

ABSTRAK GAMBARAN PENCAPAIAN PROGRAM KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PADA BALITA DI KOTA KUPANG PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SARAPAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK DI SD INPRES TALIKURAN KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. maupun sanitasi lingkungan yang buruk, maka akan menyebabkan timbulnya

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X JURUSAN AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INDEKS PRESTASI MAHASISWA SEMESTER III JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

Keywords: Anemia, Social Economy

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY

Copyright 2005 by Medical Faculty of Diponegoro University ARTIKEL ASLI

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel Skripsi) Oleh Imam Basuki

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KUALITAS SARAPAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V DI SD NEGERI 21 MANADO

Linda Yunitasari 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan

PROFESI Volume 10 / September 2013 Februari 2014

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

HUBUNGAN BESARAN UANG SAKU DENGAN PEMILIHAN JAJANAN SEHAT. Connections between The Amount of Pocket Money with Selection of Healthy Snack

KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI KAITANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI KEBIDANAN

ISSN Vol 2, Oktober 2012

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Gigi pada siswa SDN 174 Muara Fajar Pekanbaru

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA LATIHAN FISIK DAN KAPASITAS VITAL PARU PADA SISWA PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA

HUBUNGAN EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS WONGKADITI KOTA GORONTALO. Heni PanaI. Polteknik Kesehatan Provinsi Gorontalo

PENGARUH MANAJEMEN KELAS DAN KEAKTIFAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR MURID SD NEGERI DI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Diajukan Oleh: IKA DEWI RISTIYATI J500100087 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR MURID SD NEGERI DI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG IKA DEWI RISTIYATI J500 100 087 Sri Wahyu Basuki; Endang Widhiyastuti Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Latar Belakang : Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah status gizi. Anak - anak dengan status gizi tidak normal ternyata lebih sering sakit, lebih sering absen dan tidak naik kelas. Berdasarkan data dari dinas kependidikan Jawa Tengah jumlah lulusan di Kabupaten Semarang 12.485 dengan 5.962 siswa yang mengulang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan prestasi belajar murid SDN di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Metode: Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di 4 sekolah dasar yang dipilih secara cluster sampling di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan jumlah sampel 70 anak usia 7-13 tahun. Analisis data ini menggunakan uji chi square. Hasil: Sampel yang berstatus gizi normal memiliki nilai baik sebesar 42.82%, sampel yang berstatus gizi tidak normal memiliki prestasi belajar kurang 50.04%, berdasarkan uji chi square dengan membandingkan status gizi dan prestasi belajar, dengan hasil nilai (p < 0.001) berdasarkan IMT menurut umur, menggunakan nilai pembatas (p < 0.05), menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara status gizi dan prestasi belajar. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara status gizi dan prestasi belajar murid SD Negeri di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Kata Kunci : Status Gizi, Anak Sekolah Dasar, Prestasi Belajar

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR MURID SD NEGERI DI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG IKA DEWI RISTIYATI J500 100 087 Sri Wahyu Basuki; Endang Widhiyastuti Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Background : One of the factors that can influence the learning achievement of childern is nutritional status. Childern with nutritional status is not normal, who are late to school, more often absent, and nott the next grade. Base on data from departement of education Jawa Tengah amount of graduate in Semarang Regency is 12.485 and nott the next grade 5.962.The purpose of this research is to determine the relationship between nutritional status and learning achievement of the student in primary school in Tuntang District, Semarang Regency. Methods: The research is analytic study used cross sectional design. The research was conducted in 4 elementary schools by cluster sampling selected in the Tuntang District Semarang Regency. Sample were 70 children aged 7-13 years. The analysis of data use chi square test. Results: Sample with normal nutritional status have good value is 42.82%, sample with nutritional status is not normal have less learning achievemen is 50.04%, base on chi square test to compare the nutritional status of the value of learning performance, with the value (p < 0.001) for a count of nutritional status based on IMT by age, by using the restriction value (p < 0.05). It shows that there was significant correlation between nutritional status and learning performance. Conclusion: There was significant correlation between nutritional status and learning performance. Keywords : nutritional status, elementary school student, learning performance

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat fundamental dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan, di samping juga merupakan faktor penentu bagi perkembangan sosial dan ekonomi ke arah kondisi yang lebih baik. Pendidikan juga dipandang sebagai sarana paling strategis untuk mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa. Mengingat begitu pentingnya peran pendidikan bagi kehidupan masyarakat, maka pemerintah dewasa ini sangat memperhatikan segala aspek pendidikan yang ada untuk ditingkatkan. Harapannya adalah agar pendidikan di Indonesia bangkit dari keterpurukan dan menjadi garda terdepan dalam pembangunan bangsa. Bentuk perhatian ini, secara khusus tercermin dalam kebijakan pemerintah, antara lain: berupa pemenuhan sarana perundangundangan, peningkatan anggaran pendidikan, sampai pada upaya penyempurnaan berbagai regulasi yang berlaku untuk memajukan pendidikan nasional (Subandowo, 2009). Tercapai tidaknya tujuan pendidikan nasional salah satunya terlihat dari prestasi belajar yang telah diraih siswa. Dengan prestasi belajar yang tinggi, para siswa mempunyai indikasi berpengetahuan yang baik (Sadirman, 2004). Prestasi belajar Indonesia saat ini menempati peringkat 121 dari 186 negara lainnya, dimana pendidikan dijadikan sebuah standart untuk menentukan apakah suatu negara itu maju atau berkembang, dalam hal ini menjadikan Indonesia masuk dalam kategori negara berkembang (UNDP, 2013). Dari data dinas kependidikan Jawa Tengah tahun 2010, jumlah lulusan siswa dasar di Kabupaten Semarang 12.485 anak dengan 5.962 anak mengulang dan 49 anak putus sekolah. Jumlah siswa yang mengulang di Kabupaten Semarang ini relatif cukup tinggi dibandingkan Kabupaten lainnya di Jawa Tengah. Kecerdasan seorang anak tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan berupa stimulasi, melainkan juga faktor gizi atau nutrisi yang sehat dan seimbang dalam makanan sehari-hari (Faizah, 2007). Menurut dinas kesehatan Propinsi Jawa Tengah (2011) prevalensi status gizi kurang dan status gizi buruk anak di Indonesia saat ini adalah 17,9% jauh diatas target Millennium

Development Goals (MDGs) 2015 yaitu sebesar 15,5%. Sedangkan prevalensi status gizi kurang dan status gizi buruk anak di provinsi Jawa Tengah adalah 12,1% untuk Kabupaten Semarang sendiri sebesar 9,13%. TINJAUAN PUSTAKA Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan. Metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa, 2004). Status gizi merupakan keadaan kesehatan sekelompok atau individu yang ditentukan dengan derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat gizi yang diperoleh dari pangan dan makanan, yang dampak fisiknya dapat diukur secara antropometri (Almatsier, 2011). Jadi status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang dapat diukur secara antropometri sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan dan penggunaan makanan. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi dapat juga mengarah kepada tingkah laku yang buruk melalui latihan atau pengalaman. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan tersebut harus relatif mantab, harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, berfikir, pemecahan suatu masalah, kecakapan, kebiasaan maupun sikap (Purwanto, 2010). Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya (Winkel, 2005). Status gizi akan mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang dan kemampuan seseorang dalam menangkap pelajaran di sekolah, sehingga seseorang yang memiliki status gizi baik akan memiliki daya tangkap yang lebih baik dan dapat memperoleh prestasi yang baik pula di sekolahnya. Sebaliknya jika seseorang memiliki status gizi yang kurang atau lebih akan berdampak pada

kecerdasan sehingga kurang optimal dalam menangkap pelajaran di sekolah sehingga prestasi belajar kurang baik (Khomsan, 2004). METODE PENELITIAN Peneliti ini termasuk jenis analitik dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan tanggal 16 Desember 2013 pada 4 sekolah dasar yang dipilih secara cluster sampling di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, dengan jumlah sampel 70 anak usia 7-13 tahun. Analisis data ini menggunakan uji chi square. Penelitian dilakukan Kriteria inklusi: Semua murid laki-laki dan perempuan kelas 2-6, Kriteria eksklusi: 1) Murid yang tidak hadir di sekolah atau sedang sakit, 2) Murid yang tidak bersedia menjadi responden. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL 1. Status gizi adalah suatu keadaan kesehatan tubuh yang dapat diukur secara antropometri sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan dan penggunaan makanan (Almatsier, 2009 dan Supariasa, 2004) 2. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sesuai dengan kemampuan anak dari proses belajar dalam waktu tertentu dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian (Purwanto, 2010 dan Winkel, 2005) HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan pada siswa Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang pada tanggal 16 Desember 2013. Sebanyak 70 siswa terdiri dari : 16 anak siswa kelas 2 (6 anak laki-laki dan 10 anak perempuan), 14 anak siswa kelas 3 (5 anak laki-laki dan 9 anak perempuan), 15 anak siswa kelas 4 (9 anak laki-laki dan 6 anak perempuan), 15 anak siswa kelas 5 (8 anak laki-laki dan 7 anak perempuan), dan 10 anak siswa kelas 6 (5 anak laki-laki dan 5 anak perempuan).

1. Hasil Deskriptif a. Status Gizi Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian Status Gizi Menurut Jenis Kelamin Variabel Status Gizi N % TN % Total % Jenis Kelamin Laki-Laki 15 21.43 18 25.73 33 47.16 Perempuan 17 24.27 20 28.57 37 52.84 Total 32 45.7 38 54.3 70 100 Keterangan: N = Normal TN = Tidak Normal Sumber: Data Primer Hasil deskriptif status gizi menurut jenis kelamin adalah anak lakilaki berstatus gizi normal sebanyak 15 anak (21.43%) hasil ini lebih kecil dari jumlah anak perempuan yang berstatus gizi normal yaitu sebanyak dengan 17 anak (24.27%). Sedangkan anak laki-laki berstatus gizi tidak normal sebanyak 18 anak (25.73%) hasil ini lebih kecil dari jumlah anak perempuan yang berstatus gizi tidak normal yaitu sebanyak 20 anak (28.57%). Tabel 2. Karakteristik Subyek Penelitian Status Gizi Berdasarkan Kelas Variabel Status Gizi Total % Kelas N % TN % Kelas 2 7 9.99 9 12.86 16 22.85 Kelas 3 3 4.29 11 15.71 14 20 Kelas 4 10 14.28 5 7.15 15 21.43 Kelas 5 7 9.99 8 11.44 15 21.43 Kelas 6 5 7.14 5 7.15 10 14.29 Total 32 45.7 38 54.3 70 100 Sumber: Data Primer

Pada status gizi berdasarkan kelas didapatkan yang memiliki status gizi normal tertinggi adalah kelas 4 dengan jumlah 10 anak (14.28%) berstatus gizi normal, sedangkan kelas yang memiliki status gizi normal terendah adalah kelas 3 dengan jumlah 3 anak (4.29%) berstatus gizi normal. Status tidak normal tertinggi adalah kelas 3 yaitu 11 anak (15.71%) berstatus gizi tidak normal, dan status gizi tidak normal terendah adalah kelas kelas 4 dengan jumlah 5 anak (7.15%) berstatus gizi tidak normal dan juga kelas 6 sebanyak 5 anak (7.15%) berstatus gizi tidak normal. b. Prestasi Belajar Tabel 3. Karakteristik Subyek Penelitian Prestasi Belajar Menurut Jenis Kelamin Variabel Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total Nilai Semester 1 B % K % Total % 16 22.83 17 24.30 33 47.13 17 24.27 20 28.6 37 52.87 33 47.1 37 52.9 70 100 Sumber: Data Primer Hasil deskriptif subyek penelitian prestasi belajar menurut jenis kelamin adalah sebagai berikut : laki-laki dengan jumlah 33 anak (47.13%), 16 anak (22.83%) mempunyai nilai baik dan 17 anak (24.30%) mempunyai nilai kurang, sedangkan perempuan dengan jumlah 37 anak (52.87%), 17 anak (24.27%) mempunyai nilai baik dan 20 anak (28.6%) mempunyai nilai kurang.

Tabel 4. Karakteristik Subyek Penelitian Prestasi Belajar Berdasarkan Kelas Variabel Nilai Semester 1 B % K % Total % Kelas Kelas 2 7 9.99 9 12.86 16 22.85 Kelas 3 3 4.28 11 15.73 14 20.01 Kelas 4 10 14.28 5 7.15 15 21.43 Kelas 5 7 9.99 8 11.44 15 21.43 Kelas 6 6 8.56 4 5.72 10 14.28 Total 33 47.1 37 52.9 70 100 Sumber: Data Primer Pada prestasi belajar berdasarkan kelas diperoleh hasil deskriptif sebagai berikut : kelas yang memiliki nilai baik tertinggi adalah kelas 4 dengan jumlah 10 anak (14.28%) berprestasi belajar baik, dan kelas yang memiliki nilai baik terendah adalah kelas 3 dengan jumlah 3 anak (4.28%) berprestasi belajar baik. Sedangkan kelas yang memiliki nilai kurang tertinggi adalah kelas 3 dengan jumlah 11 anak (15.73%) berprestasi belajar kurang, kelas yang mimiliki nilai kurang terendah adalah kelas 6 dengan jumlah 4 anak (5.72%) berprestasi belajar kurang. c. Hubungan Antara Status Gizi dan Prestasi Belajar Tabel 5. Deskriptif Status Gizi Terhadap Prestasi Belajar Variabel Nilai Semester 1 B % K % Total % Status Gizi Normal 30 42.82 2 2.86 32 45.68 Tidak Normal 3 4.28 35 50.04 38 54.32 Total 33 47.1 37 52.9 70 100 Sumber: Data Primer Setelah dilakukan pengelompokan status gizi berdasarkan prestasi belajar didapatkan hasil sebagai berikut : dari 32 anak (45.68%) berstatus

gizi normal, 30 anak (42.82%) memiliki prestasi belajar baik dan 2 anak (2.86) memiliki prestasi belajar kurang, dan dari 38 anak (54.32%) berstatus gizi tidak normal, 3 anak (4.28%) memiliki prestasi belajar baik, 35 anak (50.04%) memiliki prestasi belajar kurang. 2. Hasil Analisis Data Hubungan antara status gizi dan prestasi belajar murid SD Negeri di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang diketahui dengan uji statistik tes chi-square menggunakan SPSS 17 for Windows, hasil dari uji statistik tes chisquare tersebut dapat dilihat dalam tabel 10 dibawah ini: Tabel 6. Hasil Analisis Chi-Square Status Gizi dengan Prestasi Belajar Variabel Status Gizi Nilai Semester 1 Total % P-Value B % K % Normal 30 42.82 2 2.86 32 45.68 Tidak Normal 3 4.28 35 50.04 38 54.32 Total 33 47.1 37 52.9 70 100 Sumber: SPSS 17 for Windows < 0.001 Dalam uji chi-square diatas didapatkan nilai p < 0.001 menggunakan nilai pembatas p < 0.05, menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara status gizi dan prestasi belajar murid SD Negeri di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang PEMBAHASAN Pengukuran status gizi yang di lakukan pada 70 subyek menunjukan subyek yang berstatus gizi normal sebesar 45.7%, subyek yang berstatus gizi tidak normal 54.3%, dari data subyek tersebut didapatkan hasil dimana kelompok subyek yang memiliki status gizi tidak normal lebih banyak dibandingkan dengan kelompok subyek yang memiliki status gizi normal, hal ini sesuai teori yang diungkapkan oleh Notoatmodjo (2011) bahwa kelompok anak sekolah umur 6-12 tahun merupakan kelompok yang rentan kekurangan gizi masalah-masalah yang timbul pada kelompok ini antara lain: berat badan rendah, defisiensi Fe (kurang darah), dan defisiensi vitamin E. Masalah ini timbul karena pada umur-umur ini

anak sangat aktif bermain dan banyak kegiatan, kelompok ini kadang-kadang nafsu makan mereka menurun, sehingga konsumsi makanan tidak seimbang dengan kalori yang diperlukan. Menurut Devi (2012) anak-anak lebih memilih makanan yang ditentukan oleh lingkungan dan keluarga. Iklan yang ditayangkan di televisi akan mempengaruhi pola pikir anak, sehingga mereka cenderung konsumtif dan memilih makanan yang diiklankan saat jajan atau makan di luar. Data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2007) bahwa sebanyak 93,5% anak usia 10 tahun ke atas tidak mengkonsumsi buah dan sayur, sebanyak 65,2% mengkonsumsi makanan manis, sebanyak 24,5% mengkonsumsi makanan asin dan 12,8% mengkonsumsi makanan berlemak. Sedangkan dari data pengukuran status gizi dan prestasi belajar menunjukan subyek yang berstatus gizi normal memiliki nilai baik sebesar 42.82%, subyek yang berstatus gizi tidak normal memiliki prestasi belajar kurang 50.04%, maka hasil penelitian yang dilakukan pada subyek didapatkan nilai p < 0.001 dengan nilai pembatas p < 0.05, menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara status gizi dan prestasi belajar murid SD Negeri di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Berdasarkan teori yang diungkapkan oleh Khomsan (2004) bahwa status gizi akan mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang dan kemampuan seseorang dalam menangkap pelajaran di sekolah, sehingga seseorang yang memiliki status gizi baik akan memiliki daya tangkap yang lebih baik dan dapat memperoleh prestasi yang baik pula di sekolahnya. Sebaliknya jika seseorang memiliki status gizi yang kurang atau lebih akan berdampak pada kecerdasan sehingga kurang optimal dalam menangkap pelajaran di sekolah sehingga prestasi belajar kurang baik. Kekurangan atau kelebihan zat-zat esensi gizi bisa mempengaruhi terjadinya gangguan belajar, kinerja kurang dan rentan terhadap berbagai penyakit. Burkhalter dan Hillman (2011) anak yang memiliki status gizi berlebih dapat mempercepat penuaan dan kematian sel di otak sehingga menurunnya volume dan fungsi otak berpengaruh terhadap prestasi akademiknya.

Menurut Supariasa (2004), kekurangan gizi pada usia sekolah dapat mengakibatkan anak menjadi lemah, cepat lelah dan sakit-sakitan. Karenanya anak akan sering absen serta kesulitan untuk memahami dan mengikuti pelajaran. Status gizi yang buruk pada anak usia sekolah juga membawa berbagai dampak lainnya yaitu: mengalami penurunan mental, sukar berkonsentrasi, rendah diri dan penurunan prestasi belajar (Moehji, 2003). Anak yang kurang gizi atau anak yang mengkonsumsi makanan rendah gizi, kinerja belajar nya akan terganggu, anak akan menjadi lekas marah, apatis dan rendah diri (Kristjansson & Allegrante, 2007). Dari hasil uji statistik juga terdapat subyek berstatus gizi normal memiliki nilai kurang sebanyak 2.86% dan subyek berstatus gizi tidak normal memiliki nilai baik sebanyak 4.28%. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Syah (2006), yang menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi belajar siswa yang kemudian mempengaruhi munculnya siswa-siswa yang on-achievers (berprestasi tinggi) dan under-achieveres (berprestasi rendah) atau juga gagal sama sekali. Faktor-faktor tersebut adalah faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yakni faktor fisik atau fisiologis dan faktor psikologis meliputi faktor intelegensi, status gizi. bakat, minat dan sikap, faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan sekitar siswa dan faktor pendekatan belajar seperti strategi belajar dan metode pembelajaran yang digunakan siswa untuk mempelajari materi pelajaran. Sadirman (2006) juga mengemukakan bahwa hasil prestasi belajar dipengaruhi oleh subyek belajar dengan dunia fisik serta lingkungan dan tergantung pada apa yang diketahui, tujuan dan motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang dipelajari. Kehadiran faktorfaktor psikologis dalam belajar memberikan peran yang cukup penting. Faktor tersebut senantiasa memberikan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Satya (2012) menyatakan bahwa status gizi tidak selalu mempengaruhi prestasi belajar. Hal ini disebabkan beberapa faktor salah satunya keluarga yang merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama, tetapi juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar, yang termasuk faktor ini antara lain adalah cara mendidik anak, hubungan orangtua dengan anak, bimbingan dari

orangtua, pendidikan orangtua, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, yang mana faktor-faktor yang telah disebutkan tidak dapat dikendalikan dalam penelitian ini. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dan prestasi belajar murid SD Negeri di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dan prestasi belajar murid SD Negeri Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi orangtua yang memiliki anak berstatus gizi kurang, hendaknya berusaha meningkatkan status gizi anaknya dengan melaksanakan pola makan sehat dan istirahat secara teratur agar tercipta kondisi badan yang sehat dan tahan terhadap penyakit. 2. Bagi guru dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan kajian untuk memberikan wawasan tentang ilmu gizi mengingat masih banyak siswa-siswi yang berstatus gizi tidak normal. 3. Para peneliti yang lain, dapat melakukan penelitian lanjutan dengan menambah variabel yang lain, sehingga variabel yang mempengaruhi prestasi belajar dapat teridentifikasi lebih banyak.

DAFTAR PUSTAKA Allegrante. J.P., Kristjansson, A.L., 2007. Health Behaviour and Academic Achievement in Icelandic School Childern. Vol.22: No.1. http://her.oxford journals.org/ Allegrante. J.P., Kristjansson, A.L., 2007. Health Behaviour and Academic Achievement in Icelandic School Childern. Vol.22: No.1. http://her.oxford journals.org/ Almatsier, S., 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Almatsier, S., 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Devi, N., 2012. Gizi Anak Sekolah. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara Hillman, C.H., 2011. A Narrative Review of Physical Activity, Nutrition, and Obesity to Cognition and Scholastic Performance across the Human Lifespan. Journal of PubMed. Vol.2: 201S-206S. http://www.ncbi.nlm.nih.gov Khomsan, A., 2004. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Moehji, S., 2003. Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Bharata Karya Aksara Notoatmodjo, S., 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka Cipta Purwanto, N., 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Rosdakarya Remaja Sadirman., 2004. Interaksi & Motivasi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Subandowo., 2009. Peningkatan Produktivitas Guru dan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Pada Era Global. Jurnal Ilmiah Kependidikan, Khazanah Pendidikan, Vol.1: No.2. http://www.e-jurnal.kopertis4.or.id Supariasa, I.D.N., 2004. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC Syah, M., 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Rosdakarya Remaja UNDP. 2013. International Human Development Indicators. http://www.hdr.undp.org Winkel, W.S., 2005. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama