STUDI PEMANFAATAN REAKTOR DAYA VK-300 TIPE BWR UNTUK PROSES DESALINASI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KONFIGURASI KOPLING PLTN DAN INSTALASI DESALINASI BERBASIS PERHITUNGAN EKONOMI

BAB II STUDI LITERATUR

Teknologi Desalinasi Menggunakan Multi Stage Flash Distillation (MSF)

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, 6 November 2014 Hormat Kami, Tim Penyusun

Energi yang dihasilkan dari reaksi fisi nuklir terkendali di dalam reaktor nuklir dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik yang dikenal sebagai

PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

PEMILIHAN TEKNOLOGI DESALINASI NUKLIR DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR)

BERBAGAI TIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGANUKLIR

REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)

TUGAS 2 MATA KULIAH DASAR KONVERSI ENERGI

REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU

REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PRODUKSI UAP PADA SISTEM MED PLANT. Engkos Koswara Teknik Mesin Universitas Majalengka Abstrak

ANALISIS KINERJA PRECOOLER PADA SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK PROSES DESALINASI

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK

I. PENDAHULUAN. hampir 50 persen dari kebutuhan, terutama energi minyak dan gas bumi.

PEMBANGKIT PENGENALAN (PLTN) L STR KTENAGANUKLTR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ASPEK TEKNO-EKONOMI PENGGUNAAN TVC PADA DESALINASI MED UNTUK PASOKAN AIR BERSIH DI PLTN

DESALINASI HYBRID MED-RO SEBAGAI OPSI PASOKAN AIR BERSIH DI PROVINSI KEPULAUAN BABEL

SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA

2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar

PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR SEKUNDER 750 l/jam. Sutrisno, Saleh Hartaman, Asnul Sufmawan, Pardi dan Sapto Prayogo

REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU)

OPTIMASI KINERJA IHX UNTUK SISTEM KOGENERASI RGTT200K

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

Definisi PLTN. Komponen PLTN

STUDI TEKNO EKONOMI DESALINASI PLTN TIPE PWR DI PULAU BATAM KEPULAUAN RIAU

Nomor 36, Tahun VII, April 2001

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

ANALISIS KINERJA TURBIN KOMPRESOR UNTUK DESAIN KONSEPTUAL UNIT KONVERSI DAYA RGTT200K

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

REAKTOR PEMBIAK CEPAT

TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

IDENTIFIKASI SKEMA OPTIMUM EKSTRASI UAP UNTUK INSTALASI DESALINASI PADA SISTEM KOGENERASI PLTN PWR

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI

KAJIAN SILICA SCALING PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (GEOTHERMAL)

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bising energi listrik juga memiliki efisiensi yang tinggi, yaitu 98%, Namun

1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya

RANCANGAN EVAPORATOR DAN KONDENSOR PADA PROTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS AIR LAUT (OCEAN THERMAL ENERGY CONVERSION/ OTEC)

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Efisiensi PLTU batubara

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi

NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III. DESKRIPSI SOLVENT EXTRACTION PILOT PLANT, ALAT PENY ANGRAI DAN BOILER

BAB II LANDASAN TEORI

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

FISIKA TERMAL Bagian I

ANALISIS KARAKTERISTIK TERMAL INTERMEDIATE HEAT EXCHANGER PADA RGTT200K

ANALISIS TERMODINAMIKA UNTUK OPTIMASI SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K

PERBANDINGAN BIAYA ANTAR SISTEM PEMBANGKIT DAYA BERKOPEL PABRIK DESALINASI DENGAN PROGRAM DEEP 3.1

ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI

PENGARUH PERBEDAAN JENIS PLAT PENYERAP KACA DAN PAPAN MIKA TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS AIR MINUM PADA PROSES DESTILASI ENERGI TENAGA SURYA

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Pengaruh Variasi Temperatur Keluaran Molten Salt Reactor Terhadap Efisiensi Produksi Hidrogen dengan Sistem High Temperature Electrolysis (HTE)

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

Pompa Air Energi Termal dengan Fluida Kerja Petroleum Eter. A. Prasetyadi, FA. Rusdi Sambada

2. Prinsip kerja dan Komponen Utama PLTN

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

ANALISIS KINERJA SISTEM KONVERSI ENERGI KOGENERASI RGTT200K UNTUK PRODUKSI HIDROGEN

Pengaruh Densitas Arus Listrik Terhadap Kinerja Sistem Elektrolisis Air Suhu Tinggi Menggunakan Molten Salt Nuclear Reactor (MSR)

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGENALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Apa itu PLTU? Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik.

12/3/2013 FISIKA THERMAL I

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

REAKTOR AIR TEKAN TIPE RUSIA (VVER)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

OPTIMASI DESAIN DESALINASI NUKLIR MENGGUNAKAN KONSEP ZERO DISCHARGE DESALINATION (ZDD)

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

PENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT

Transkripsi:

STUDI PEMANFAATAN REAKTOR DAYA VK-300 TIPE BWR UNTUK PROSES DESALINASI Oleh : Itjeu Karliana, Sumijanto, Dhandhang P. Purwadi Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir - BATAN ABSTRAK STUDI PEMANFAATAN REAKTOR DAYA VK-300 TIPE BWR UNTUK PROSES DESALINASI. Kebutuhan air bersih semakin meningkat dengan bertambahnya penduduk dan berkembangnya berbagai macam jenis industri, namun kebutuhan ini tidak mampu disediakan secara alamiah. Untuk itu proses desalinasi air laut merupakan pilihan utama dan mampu menyediakan kebutuhan tersebut melalui teknologi desalinasi nuklir. Pengkopelan reaktor nuklir generasi lanjut disamping dapat memasok panas juga mampu menjalankan berbagai macam sistem bantu proses reaktor seperti pompa dan instrumen kendali. Telah dilakukan studi pemanfaatan reaktor daya VK-300 tipe BWR yang dikopel dengan proses desalinasi. Tujuan studi ini adalah untuk mendapatkan data karakteristik energi panas yang dihasilkan PLTN yang dikopel dengan sistem desalinasi dengan PLTN berfungsi sebagai sumber energi panas proses desalinasi. Studi dilakukan dengan melakukan penelusuran data dan informasi, serta kajian komprehensif tentang korelasi antara energi panas yang dihasilkan dari sistem dalam PLTN dengan instalasi proses desalinasi. Dari hasil kajian diperoleh bahwa pemanfaatan uap panas dan tenaga listrik dari reaktor daya yang dipasok ke instalasi desalinasi mampu memberikan energi yang mengubah air laut menjadi air bebas garam. Hasil kajian terhadap prototip reaktor VK- 300, tipe BWR dengan daya 250 MW(e) merupakan unit kogenerasi yang dapat memasok uap dengan temperatur 285 o C panas ke turbin ekstraksi untuk membangkitkan tenaga listrik sebesar 150 MW dan sebagian uap panas dengan temperatur 130 o C dipakai untuk proses desalinasi serta sisa uap panas disalurkan untuk pemanasan rumah dan perkantoran. Pengkopelan reaktor daya VK-300 dengan instalasi desalinasi tipe MED menghasilkan air bebas garam dengan kualitas destilat yang tinggi (TDS = 10 ppm). Menurut perhitungan secara ekonomi reaktor VK-300 tipe BWR menghasilkan air destilat berkapasitas 300.000 m 3 /jam dengan biaya US$ 0.58/m 3. Pengkopelan reaktor daya VK-300 tipe BWR dengan instalasi tipe MED secara ekonomis kompetitif. Kata kunci : pemanfaatan, VK-300, desalinasi ABSTRACT STUDY OF THE UTILIZATION BWR TYPE NUCLEAR POWER REACTOR FOR DESALINATION PROCESS. The needs of fresh water increased by rapid population growth and industrials expansion, but these demands can not be prepared naturally. Following this case, seawater desalination becomes the primer option which can fulfill the need through the nuclear desalination technology. The coupled nuclear power reactor enables to supply thermal energy for auxilliary equipments and pumps operation. The utilization study of power reactor type BWR coupled with desalination process has been performed. The goal of study is to obtain characteristic data of desalted water specification which desalination system coupling with nuclear power plant produced energy for desalination process. The study is carried out by browsing data and information, and comprehensive review of thermal energy correlation between NPP with desalination process installation. According to reviewing are found that the thermal energy and electric power utilization from the nuclear power reactor are enable to remove the seawater to produce desalted water and also to operate auxciallry equipments. The assessment results is VK-300 reactor prototype, BWR type 250 MW(e) power are cogeneration unit can supplied hot steam temperature 285 o C to the extraction turbine to empower 150 MW electric power, and a part of hot steam 130 o C is use to operate desalination process and remind heat is distribute to the municipal and offices at that region. The coupled of VK-300 reactor power type BWR with desalination installation of MED type enable to produce desalted water with high quality distillate. Based on the economic calculation that the VK-300 reactor power of BWR type produced water distillate capacity is 300.000 m 3 /hour with cost US$ 0.58/m 3. The coupling VK-300 reactor power type BWR with MED desalination plant is competitive economically. Key words: utilization, VK-300, desalination. PENDAHULUAN dengan kandungan garam lebih dari 30.000 mg/l. Hanya air dengan kandungan zat terlarut dibawah Air adalah sumber daya yang sangat penting 1.000 mgperl yang dapat dipakai sebagai air untuk kehidupan sebagaimana disediakan oleh minum. lingkungan. Air yang terkandung di bumi sebagian besar adalah air asin karena 90% berada di lautan Vol. 12 No. 1 Pebruari 2008 1

No. Kandungan Tabel 1. Kandungan Utama Air Laut (mgperl) (4) Air Laut Tipikal Laut Meditrania Timur Teluk ArabperKuwait Laut MerahperJedd ah 1. Klorida (Cl - ) 18890 21200 23000 22219 2. Natrium(Na + ) 10556 11800 15850 14255 3. Sulfat(SO = 4 ) 2649 2950 2300 3078 4. Magnesium(Mg 2+) 1262 1403 1765 742 5. Kalsium(Ca 2+) 400 423 500 225 6. Kalium(K + ) 380 463 460 210 7. ++) Bikarbonat(HCO 3 140-142 146 8. Stronsium(Sr 2+) 13 - - - 9. Bromida (Br - ) 65 155 80 72 10. Borat (BO = 3 ) 26 72 - - 11. Fluorida(F - ) 1 - - - 12. Silikat(SiO = 3 ) 1-1.5-13. Iodida(I - ) <1 2 - - 14. Lain-Lain 1 - - - 15. Total Dissolved Solid (TDS) 34483 38600 45000 41000 Karena potensi air laut dapat diperoleh tak terbatas maka telah dilakukan upaya pemanfaatan air laut dengan berbagai teknologi untuk mengubahnya menjadi air bebas garamperair tawar. Hampir 70% permukaan bumi ditutup oleh air tetapi tidak seluruhnya dapat dipakai tanpa memisahkan garamnya. Lahan yang luas, pertumbuhan penduduk yang pesat dan menurunnya sumber daya air tanah menyebabkan dibutuhkannya teknologi proses untuk memisahkan garam dan ion-ion terlarut dari air laut. Oleh karena itu proses desalinasi merupakan teknologi tepat guna untuk memenuhi kebutuhan air. Dalam bentuk air laut garam halit (NaCl) dan silvit (KCl) kandungannya sangat tinggi tetapi Fe dan Ag sangat kecil. Jika garam-garam ini dilarutkan dalam air maka akan tercapai derajat kejenuhan tetapi jika berlebih akan terjadi endapan. Apabila air dipisahkan dengan cara pembekuan (freezing) atau evaporasi maka ion-ion terlarut akan membentuk kristal padat dan berada didasar. Air laut mempunyai kerapatan lebih besar dari pada air biasa karena dalam air laut banyak mengandung ion-ion terlarut. Dengan adanya kelarutan ion-ion dalam air laut menyebabkan air laut lebih sulit membeku karena ion-ion terlarut masuk kedalam molekul air menyusun kristal es. Hal ini berarti air laut mempunyai titik beku lebih rendah dari pada air biasa dan keberadaan ion-ion terlarut menyebabkan air laut lebih sulit menguap. Pada saat air laut dalam kondisi beku dan uap, ionion akan berada dalam fasa air. Es dan uap air tidak dapat mengikat ion terlarut oleh karena itu air beku di kutub adalah es murni tetapi air laut menjadi lebih asin. Salinitas air lautan sekitar 3,3 3,7% atau rata-rata 35. Hal ini berarti setiap 100 gram air laut terdapat 3,5 gram ion terlarut. Pada Tabel 1 ditunjukkan kontribusi unsur-unsur terbanyak dalam salinitas air laut dari berbagai tempat. Berbagai teknologi telah dikembangkan untuk memperoleh air bersih yaitu proses membran dan proses termal. Proses termal yang banyak dipakai yaitu destilasi multi tahap (MSF), evaporasi multi tahap dan kompresi uap. Dalam proses metode membran dipakai osmosa fase balik (RO), elektrodialisa dan nanofiltrasi. Kedua proses MSF dan RO mendominasi metode proses desalinasi sekitar 88% memiliki kapasitas terpasang. Bahan baku air menggunakan kualitas yang berbeda sebagian besar air laut dan air payau. Air laut diproses menggunakan proses termal dan membran osmosa sedangkan air payau umumnya memakai metode osmosa dan elektrodialisa. Proses desalinasi telah berkembang pesat untuk mencukupi kebutuhan air bersih bagi penduduk dan industri. Sampai 2002 lebih dari 15.000 unit desalinasi skala industri beroperasi dengan kapasitas total 32,4 juta m 3 /hari, diantaranya 19,1 juta m 3 /hari diproduksi dari desalinasi dan sisanya oleh unit-unit non desalinasi. Sumber tenaga termal dan listrik berasal dari reaktor daya yang menggerakkan turbin pembangkit dan meyalurkan panasnya melalui penukar panas. Panas tersebut dialirkan ke unit desalinasi yang membutuhkan panas untuk mengubah air laut menjadi air bersih dan garam. Sebagian besar instalasi industri dan listrik berlokasi dekat pantai sehingga dapat dipastikan pasokan air melimpah dengan biaya tetap. Air laut bersifat korosif sehingga mempunyai biaya efektif untuk memisahkan garam dari pada harus mengganti pipa per instalasi pipa yang lebih mahal. 2 Vol. 12 No. 1 Pebruari 2008

Gambar 1. Desalinasi Air Laut (1) Dasar proses desalinasi seperti tampak pada Gambar 1, bahan baku air laut disaring dahulu kemudian dicampur dengan asam dalam tangki pengolahan. Air laut yang telah diolah dipanaskan dalam evaporator, uap yang terkumpul dikondensasi kembali dalam kondensor. Produk kondensor ini adalah air bersih dan garamnya dipisahkan sebagai brine. permasalahan dalam proses ini adalah pembentukan kerak (scaling) pada permukaan alat evaporator. Tetapi dengan mengendalikan ph dan suhu maka pembentukan kerak dapat diperkecil.(1,5) Dalam makalah ini dijelaskan mengenai studi pemanfaatan reaktor daya untuk proses desalinasi. Dengan berkembangnya teknologi reaktor maka reaktor daya tidak hanya dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tetapi juga lepasan panas dari turbin digunakan untuk proses desalinasi dan pemanasan di rumah-rumah penduduk yang terjangkau di sekitar fasilitas. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pemanfaatan reaktor daya generasi lanjut maka dilakukan studi pemanfaatannya untuk proses desalinasi. Tujuan studi penelitian adalah untuk mendapatkan data karakteristik spesifikasi air hasil desalinasi dimana sistem desalinasi dikopel dengan sistem pembangkit listrik tenaga nuklir sebagai sumber energi proses desalinasi. TINJAUAN MEKANISME PROSES Pada saat ini telah beroperasi berbagai jenis reaktor dan juga sedang dikembangkan untuk desalinasi nuklir. Semua reaktor menghasilkan energi dalam bentuk panas yang dapat dimanfaatkan langsung atau diubah menjadi tenaga listrik melalui pembangkit uap sekunder yang dirangkai dengan turbin serta kondenser. Untuk efisiensi pemakaian maka sistem didesain untuk menghasilkan panas dan tenaga listrik. Pada Tabel 1 terlihat perbandingan konsumsi panas dan energi lisrik rata-rata yang dipakai pada instalasi desalinasi dari proses MSF, MED dan RO. Berdasarkan Tabel 1, ternyata proses MED membutuhkan konsumsi panas spesifik 50 kw(th).jam/m 3 dan konsumsi listrik spesifik 2 kw(e).jam/m 3 lebih kompetitif dibandingkan dengan proses MSF dan RO. Reaktor yang dipakai untuk proses desalinasi umumnya reaktor air ringan atau reaktor air berat tekan. Salah satunya yaitu reaktor yang hanya memanfaatkan panas temperatur rendah yang langsung dipakai untuk proses desalinasi termal atau juga reaktor kogenerasi yang memanfaatkan panas dan tenaga listrik. Proses Tabel 2. Konsumsi Energi Rata-Rata dari Instalasi Desalinasi (6) Konsumsi Panas Spesifik kw(th).jam/m 3 Konsumsi Listrik Spesifik kw(e).jam/m 3 MSF 100 3 MED 50 2 RO 0 4,5 Vol. 12 No. 1 Pebruari 2008 3

Disamping itu reaktor berpendingin logam cair dan gas dapat dipakai untuk desalinasi tetapi lebih cenderung panasnya dimanfaatkan untuk proses yang membutuhkan temperatur tinggi. Pada prinsipnya proses desalinasi membutuhkan energi yang dipasok oleh unit penghasil daya dengan tiga cara, yaitu secara : a. Proses mekanik dan atau melalui energi listrik untuk melangsungkan proses berdasarkan kerja mekanik antara lain osmosa fase balik, kompresi uap dan proses pembekuan. b. Proses panas evaporasi dan untuk pembekuan melalui absorpsi c. Proses elektrik untuk elektrodialisa. Proses desalinasi memerlukan kerja mekanik terutama untuk pemompaan dan elektrik untuk menggerakan sistem bantu dan pelayanan. Dalam kenyataannya satu unit reaktor nuklir dapat menggerakkan beberapa proses melalui bentuk energi yang berbeda-beda. Sekitar 90% Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di seluruh dunia menggunakan reaktor berpendingin air dan sebagian masih dalam pembangunan. Disamping itu sedang didesain dan dikembangkan reaktor generasi lanjut dengan berpendingin air. Terdapat 5 jenis reaktor daya berpendingin air yang digunakan saat ini : reaktor air tekan (PWR), reaktor air didih (BWR), reaktor air berat tekan (PHWR), reaktor grafit air ringan (LWGR), dan reaktor tipe kolam air. Masing-masing jenis reaktor memiliki aspek tersendiri jika dikopling dengan instalasi desalinasi air laut. pertama memanfaatkan energi mekanik langsung yang dihasilkan dari reaktor air pendingin. Turbin dalam reaktor daya akan menggerakkan kompresor utama (kompresi uap secara mekanik) atau proses pembekuan (freezing process), pompa tekanan tinggi pada proses osmosa fase balik (RO-reverse osmosis) yang diperoleh dari reaktor daya hanya untuk proses desalinasi atau reaktor daya yang dimanfaatkan untuk proses desalinasi dan pembangkit listrik. Salah satu prototip reaktor daya yang telah beroperasi yang dikopling dengan unit desalinasi adalah reaktor VK-300. (1,2,3) REAKTOR DAYA UNTUK PROSES DESALINASI Dalam makalah ini dibahas tentang prototip reaktor daya komersial untuk desalinasi tetap. Reaktor VK-300 tipe BWR merupakan unit kogenerasi yang menghasilkan tenaga listrik dan panas yang dikopling dengan instalasi desalinasi. Reaktor VK-300 merupakan reaktor daya prototip VK-50 kemudian dikembangkan menjadi desain 250 MW(e) dengan unit operasi turbin dalam moda kondensasi. Dalam moda ini, pasokan panas untuk proses desalinasi mencapai 400 Gkalperjam dalam bentuk uap yang membangkitkan listrik secara serentak oleh turbin 150 MW. Secara historis, reaktor VK-300 dikembangkan untuk instalasi nuklir kogenerasi untuk menggantikan reaktor produksi plutonium di Rusia. Dalam sistem kopling ini uap panas dari turbin diteruskan melalui rangkaian antara (intermediate circuit) ke sistem desalinasi. Hasil yang diperoleh dapat mencapai 300.000 m3/hari dengan kualitas air mengandung zat padat terlarut (TDS) ~ 10 ppm, sedang pasokan listrik mencapai 357 MWe sehingga biaya operasinya menjadi lebih rendahperhemat dan efisien. Kombinasi antara reaktor daya dan panas yang dimanfaatkan untuk proses desalinasi dapat dilihat pada Gambar 2. Dalam Gambar 2, teras reaktor didinginkan selama reaktor beroperasi normal dan jika terjadi kedaruratan maka dilakukan sirkulasi air pendingin secara alamiah. Desain VK-300 merupakan sistem unik sirkulasi pendingin dan pemisahan multi tahap di reaktor. Campuran uap air yang masuk akan mengalir ke atas di teras BWR dengan pemisahan uap internal menuju separator sehingga uap yang mengandung air dan uap dapat dipisahkan. Dengan laju alir yang tinggi dari campuran uap-air, tahanan hidraulik separator akan tertutup kembali secara signifikan. Dengan memisahkan uap yang mengandung air terlebih dahulu dalam aliran dan mengirim kembali ke core inlet, maka laju alir massa dapat berkurang melalui separator dan dengan demikian menjamin tahanan hidraulik dalam rangkaian menjadi lebih rendah dan sebagai konsekuensinya laju sirkulasi alami meningkat. Komponen yang penting dalam rangkaian sirkulasi alami adalah unit tabung pengangkat yang mempunyai fungsi untuk: menaikkan dan menurunkan aliran pendingin di reaktor, pemisahan awal kandungan air (kemungkinan pemisahan kandungan air setelah campuran uap-air keluar dari unit tabung pengangkat yang terpantau selama eksperimen), pembentukan inventori air (diantara tabung pengangkat) sehingga segera kembali ke teras pada waktu reaktor shutdown atau selama kecelakaan, membuat guiding structure batang kendali reaktor (CPS drives). Bagian penting lain dalam reaktor VK-300 adalah pengendalian reaksi fisi berantai, sungkup reaktor primer dan jaminan keselamatan pasif selama kecelakaan, sungkup unit daya. Unit desalinasi pada fasilitas reaktor VK-300 dirancang untuk pembangkit listrik dan termal. 4 Vol. 12 No. 1 Pebruari 2008

Gambar 2. Reaktor VK-300 tipe BWR dikopel dengan instalasi Desalinasi (2) Oleh karena itu secara fisik fasilitas ini merupakan unit desalinasi nuklir VK-300 yang dapat dipertimbangkan untuk penerapan teknologi desalinasi dari tipe berbeda-beda seperti evaporasi multi tahap (MED), destilasi multi tahap (MSF) atau multi kompresi uap (MVC) dengan pola yang berbeda dalam pemindahan energi termal dari reaktor ke unit destilasi desalinasi dan osmosa fase balik (RO) dengan pemanasan awal air atau dengan antarkoneksi murni listrik diantara reaktor nuklir dengan unit desalinasi. Pengkopelan Reaktor Daya VK-300 dengan Unit Desalinasi. Suatu reaktor daya VK-300 memiliki susunan rangkaian tunggal. Unit ini dilengkapi dengan unit turbin kogenerasi yang mengendalikan ekstraksi uap yang menjamin pasokan panas ke pemakai melalui untai antara. Parameter ekstraksi (tekanan 0,4MPa dan laju alir uap ke untai antara boiler tekanan rendah 400 ton/jam) menjamin pasokan termal 200 Gkal/jam. Apabila pasokan termal naik sampai 400 Gkal/jam atau 285 o C maka Vol. 12 No. 1 Pebruari 2008 5

harus dilengkapi dengan pengendali boiler tekanan tinggi sehingga uap akan dilepaskan dari bagian ekstraksi tak terkendali. Untuk mengurangi pasokan uap ke boiler tekanan tinggi dapat dilakukan dari saluran pipa utama ke bawah turbine stop dan katup kendali. Tekanan uap dalam boiler tekanan tinggi tidak lebih dari 0,95 MPa. Tekanan air pada untai antara (1,2 MPa) melebihi tekanan uap panas dalam boiler untuk mencegah lolosnya zat radioaktif kedalam untai antara air. Untuk itu dipakai tabung penukar panas sebagai perangkat pertukaran panas untuk memndahkan panas dari sirkuit primer ke untai antara dan dari untai antara ke untai unit destilasi. Satu unit daya VK-300 mampu menghasilkan energi termal ke kompleks destilasi dengan kapasits total 300.000 m 3 /hari. Dalam Gambar 2, tergambar reaktor multi guna VK-300 sebagai sumber energi yang didesain untuk melayani listrik perkotaanperkawasan, air bersih dan pemanas kota yang dibutuhkan penduduk (pemanas dan pasokan air panas). Secara ekonomis, untuk meningkatkan parameter teknis dan ekonomis unit daya VK-300 yang mempunyai daya relatif kecil dapat diperoleh melalui: - pengurangan biaya modal konstruksi PLTN melalui pendekatan teknis dan desain PLTN yang optimal tapi sederhana melalui tata letak instalasi reaktor, - keandalan alat yang tinggi sehingga mengurangi biaya perawatan dan perbaikan, desain masa hidup reaktor lebih panjang (60 tahun). Reaktor VK-300 jenis BWR yang dikopel dengan desalinasi tipe MED memanfaatkan ekstraksi uap turbin untuk memasok panas melalui rangkai antara ke sistem desalinasi sehingga diperoleh air destilat berkualitas tinggi. Dari hasil studi kelayakan jika PLTN di digerakkan dengan 2 unit daya VK-300 maka biaya produksi air destilat mencapai US$ 0,58/m 3. Tenaga listrik yang dipasok untuk kebutuhan ini mencapai 357 MW(e) dengan biaya US$ 0,029/kWh. Dibandingkan dengan reaktor jenis PWR yang dikopel dengan instalasi desalinasi jenis MED, yang menghasilkan air berkualitas dengan biaya US$ 0,977/m 3. Studi kelayakan tentang reaktor daya VK- 300 menghasilkan bahwa reaktor VK-300 mampu bersaing dengan reaktor jenis lainnya. Kapasitas yang dibutuhkan pada kompleks desalinasi ditentukan oleh wilayah yang diperkirakan membutuhan air bersih. Selain pasokan energi (panas dan listrik) untuk desalinasi, sumber daya energi juga harus memperhitungkan kebutuhan energi wilayah, kapabilitas sistem daya, jadwal loading dan lain-lain. Solusi yang optimal dapat ditemukan melalui titik temu faktor ekonomi, sosial dan teknis. KESIMPULAN Prototip reaktor VK-300 jenis BWR daya 250 MW(e) merupakan unit kogenerasi yang dapat memasok uap panas bersuhu 285 o C ke turbin ekstraksi untuk menghasilkan tenaga listrik sebesar 150 MW dan sebagian uap panas temperatur 130 o C dipakai untuk proses desalinasi tipe MED serta sisa uap panas disalurkan untuk pemanasan rumah dan perkantoran. Pengkopelan reaktor daya VK-300 dengan instalasi desalinasi tipe MED menghasilkan air bebas garam dengan kualitas destilat yang tinggi (TDS = 10 ppm). Menurut perhitungan secara ekonomi reaktor VK-300 tipe BWR menghasilkan air destilat berkapasitas 300.000 m 3 /jam membutuhkan biaya US$ 0,58/m 3. Berdasarkan hasil kajian diperoleh bahwa pengkopelan reaktor daya VK-300 tipe BWR dengan instalasi desalinasi tipe MED secara ekonomis kompetitif. DAFTAR ACUAN 1. IAEA- TECDOC-574 ; Use of Nuclear Reactors for seawater Desalination, p 115, 1990. 2. GABARAEV B.A., KUZNETZOV YU.N, ROMENKO A.A, MISHANINA YU.A ; Nuclear Desalination Complex with VK-300 Boiling Type Reactor Facility, World Nuclear Association Annual Symposium 2004. 3. IAEA-TECDOC-1235 ; Safety Aspects Of Nuclear Plants Coupled With Seawater Desalination Units, IAEA, August 2001 4. CONTRUO, JOSEPH A ; Water Desalination Process and Associated Health and Environmental Issues, Januari 2005 5. YUAN ZHOU, RICHARD SJ.TOLL; Evaluating The Costs of Desalination and Water Transport, International Max Planck Research School of Earth Sysem Modeling, Hamburg,Germany, Working paper FNU-41, Dec 9,2004. 6. SITI ALIMAH, Studi Proses Desalinasi Untuk PLTN Jenis PWR, Jurnal Pengembangan Energi Nuklir, PPEN, BATAN 6 Vol. 12 No. 1 Pebruari 2008