BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

BAB VI MEDIA PENGAJARAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

TINJAUAN PUSTAKA. pengembangan dan validasi produk. Penelitian pengembangan sering dikenal

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Kata "media" menurut Heinich, dkk (1982) berasal dari bahasa latin,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

PERANAN MEDIA BAGI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH. SLAMET UPTD Pendidikan Tembelang Jombang

Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan. Fitri Rahmawati, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY

PENGARUH PENGGUNAAN MACROMEDIA FLASH DAN MEDIA GAMBAR. Didik Yulianto, Sudarmi, Sugeng Widodo

BAB II LANDASAN TEORI

Sementara itu, Forrest W. Parkay dan Beverly Hardeastle Stanford dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

Build the world with studying..

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ending Khoerudin. Media Pembelajaran Bahasa Jerman. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS - UPI

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah

TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menuntut guru lebih inovatif dalam merancang pembelajaran, artinya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu

II. KAJIAN PUSTAKA. atau bentuk fisik dan suatu arti/pengertian yang dijelaskan. Bentuk fisik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA. pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif, dan. jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga.

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

PEMANFAATAN PROJECTED MOTION MEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA MATA KULIAH ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA (IPBA) 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa aktivitas adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2000:26). Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri. waktu yang relatif lama (Sugiyo, 2000:26).

`BAB II KAJIAN PUSTAKA

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah

Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. Muhajir (2007: 8) menjelaskan bahwa Pendidikan jasmani, olahraga, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Hasil Belajar Matematika

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kompetensi kognitif,

BAB II Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

Transkripsi:

6 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 KAJIAN TEORETIS 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar bagi sebagian orang diartikan sebagai suatu tindakan atau perbuatan mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/ materi pelajaran. Namun demikian, belajar sesungguhnya bukan hanya terbatas pada pengertian di atas. Menurut Syah (2006:56) belajar adalah suatu perubahan tingkah laku. Sedangkan Catharina (2004:3) belajar adalah proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Budiningsih,C.Asri. (2005:38) Mengemukakan Belajar merupakan semua aktifitas yang dilakukan peserta didik untuk menguasai pengetahuan dan kemampuan atau kompetensi, yang mana dapat berlangsung disekolah ataupun diluar sekolah. Slameto (2003:2) mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Seperti yang dikemukakan oleh Rochman Nata Wijaya: (2005 ; 31 ), belajar aktif adalah keaktivan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

7 Dari beberapa pengertian tentang belajar di atas, disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu perubahan pada dirinya untuk lebih baik, baik dalam tingkah laku (perilaku) ataupun untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi. Jika belajar sebagaimana diuraikan di atas lebih ditekankan kepada adanya perubahan tingkah laku pada diri murid, maka pembelajaran lebih mengarah pada upaya guru untuk mencapai tujuan pembelajaran melalui strategi, model dan teknik tertentu dalam pelaksanaan pembelajaran kepada murid. Terkait dengan hal tersebut, maka pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran harus berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu juga, harus disesuaikan dengan jenis materi pelajaran, tingkat perbedaan individu dan karakteristik murid, serta situasi atau kondisi dimana proses pembelajaran tersebut akan berlangsung (Dimyati: 2009:89). Dengan demikian, jelaslah bahwa yang dimaksud pembelajaran dalam hal ini adalah suatu proses atau kegiatan belajar mengajar dan berhubungan dengan model mengajar ditinjau dari aspek pelaksana pembelajaran, yaitu guru. Dalam pelaksanaan pembelajaran sendiri, dikenal banyak jenis model dan teknik pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru, tetapi tidak semua sama efektifnya dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Untuk itu dibutuhkan kreativitas guru dalam memilih dan mengembangkan model atau teknik pembelajaran sesuai dengan kurikulum materi pelajaran yang diajarkan.

8 Berdasarkan uraian di atas, maka Mager (Hamzah, 2009:8) mengemukakan beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih strategi pembelajaran, yaitu: 1) Berorientasi pada tujuan pembelajaran. Tipe perilaku apa yang diharapkan dapat dicapai oleh murid. Skenario pembelajaran disusun berdasarkan indikator dan kegiatan pembelajaran yang terlampir dalam silabus, bahkan guru dapat mengembangkannya. 2) Pilih teknik pembelajaran yang sesuai dengan keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki saat bekerja nanti. Pelatihan dan pengembangan keterampilan murid perlu ditekankan dalam proses pembelajaran. 3) Mempergunakan media pembelajaran sebagai stimulus dan rangsangan pada indera murid. Media yang digunakan haruslah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam satu kompetensi dasar yang diajarkan. 2.1.2 Hasil Belajar Hasil belajar dalam (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 130) juga disebut sebagai prestasi belajar. Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Prestasi belajar juga dapat diartikan sebagai penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Jamal, 2011:87). Prestasi belajar dapat bersifat tetap dalam serjarah kehidupan manusia karena sepanjang kehidupannya selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar dapat

9 memberikan kepuasan kepada orang yang bersangkutan, khususnya orang yang sedang menuntut ilmu di sekolah. Prestasi belajar meliputi segenap ranah kejiwaan yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa yang bersangkutan. Menurut Syah (2006:23) prestasi belajar dapat dinilai dengan cara: a. Penilaian Formatif Penilaian formatif adalah kegiatan penilaian yang bertujuan untuk mencari umpan balik (Feedback), yang selanjutnya hasil penilaian tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar yang sedang atau yang sudah dilaksanakan. b. Penilaian Sumatif. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sampai dimana penguasaan atau pencapaian belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu. 2.1.3 Jenis-jenis hasil belajar Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting yang dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun karsa. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil

10 belajar siswa adalah mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi belajar) dikaitkan dengan jenis-jenis prestasi yang hendak diukur. Menurut Bloom (Kamdi, 2010) menyatakan bahwa, tujuan belajar siswa diarahkan untuk mencapai ketiga ranah. Ketiga ranah tersebut adalah ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, maka melalui ketiga ranah ini pula akan terlihat tingkat keberhasilan siswa dalam menerima hasil pembelajaran atau ketercapaian siswa dalam penerimaan pembelajaran. Dengan kata lain, prestasi belajar akan terukur melalui ketercapaian siswa dalam penguasaan ketiga ranah tersebut. Untuk lebih spesifiknya, merincinya sebagai berikut: 1) Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. 2) Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Tujuan pendidikan ranah afektif adalah hasil belajar atau kemampuan yang berhubungan dengan sikap atau afektif. 3) Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik, karena keterampilan ini melibatkan secara langsung otot, urat dan persendian, sehingga keterampilan benar-benar berakar pada kejasmanian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pelaksanaan pembelajaran adalah untuk meningkatkan kecakapan siswa terhadap aspek

11 kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini ditegaskan Sudjana (2009:49) yang menyatakan bahwa ketiga aspek (kognitif, afektif dan psikomotor) tersebut tidak dapat berdiri sendiri-sendiri tetapi merupakan satu kesatuan, dan harus dipandang sebagai sasaran hasil belajar. Ketiga kecakapan yang ditingkatkan tersebut selanjutnya terwujud pada apa yang disebut sebagai hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil akhir (umumnya dinyatakan dalam bentuk nilai belajar) yang diperoleh siswa terhadap serangkaian kegiatan evaluasi yang dilakukan guru baik evaluasi harian, tengah semester maupun evaluasi akhir semester. Dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan. Berdasarkan nilai yang diperoleh, maka siswa dapat diklasifikasikan prestasi belajarnya apakah berada pada kategori sangat baik, baik, sedang, cukup, atau kurang sesuai dengan standar penilaian yang digunakan di sekolah atau guru mata pelajaran itu sendiri. Howard Kingsley (dalam Sudjana, 2009: 45) membagi tiga macam hasil belajar, yaitu : a) keterampilan dan kebiasan, b) pengetahuan dan pengertian, c) sikap dan cita-cita. Ketiganya dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah. Sedangkan Gagne mengemukakan lima kategori tipe hasil belajar, yakni : a) Verbal Information, b) Intelektual Skill, c) Cogniive Strategy, d) Attitude, dan e) Motor Skill. 2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Mempengaruhi sehingga seorang anak mampu mencapai hasil atau keberhasilan dalam belajar. Pada umumnya hasil atau keberhasilan belajar

12 seorang murid, dalam hal ini siswa kelas IV SDN 4 Tilango sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dilaksanakan oleh anak itu sendiri. Hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Untuk itu, Syah (2006: 144) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa terdiri dari dua faktor, yaitu faktor yang datangnya dari dalam diri individu siswa (Internal Factor), dan faktor yang datangnya dari luar diri individu siswa (Eksternal Factor). Keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Faktor internal anak, meliputi: a) Faktor psikis (jasmani). Kondisi umum jasmani yang menandai dapat mempengaruhi semangat dan intensitas anak dalam mengikuti pelajaran. b) Faktor psikologis (kejiwaan). Faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas perolehan hasil belajar siswa antara lain: (1) Intelegensi, (2) sikap, (3) bakat, (4) minat, dan (5) motivasi. 2) Faktor eksternal anak, meliputi : a) Faktor lingkungan sosial, seperti para guru, staf administrasi dan teman-teman sekelas. b) Faktor lingkungan non-sosial, seperti sarana dan prasarana sekolah/ belajar, letaknya rumah tempat tinggal keluarga, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan anak.

13 c) Faktor pendekatan belajar, yaitu cara guru mengajar guru, maupun model dan media pembelajaran yang digunakan. Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa disebut sebagai hambatan/ kesulitan belajar akibat kondisi keluarga yang kurang kondusif. Terkait dengan hal ini, Ihsan (2005: 19) menyebutkan 7 hambatan-hambatan yang dihadapi siswa akibat kondisi lingkungan keluarga, yaitu: 1) Anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang orang tua. 2) Figur orang tua yang tidak mampu memberikan keteladanan kepada anak. Kasih sayang orang tua yang berlebihan sehingga cenderung untuk memanjakan anak. 3) Sosial ekonomi keluarga yang kurang atau sebaliknya yang tidak bisa menunjang belajar. 4) Orang tua yang tidak bisa memberikan rasa aman kepada anak, atau tuntutan orang tua yang terlalu tinggi. 5) Orang tua yang tidak bisa memberikan kepercayaan kepada anak, dan 6) Orang tua yang tidak bisa membangkitkan inisiatif dan kreativitas kepada anak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa paling tidak ada dua faktor utama yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor yang datangnya dari dalam diri siswa (Internal), dan faktor yang datannya dari luar disi siswa (Eksternal)

14 2.1.5 Pemahaman Belajar Siswa - Pemahaman merupakan perubahan tingkah laku siswa setelah melakukan kegiatan belajar melalui proses pembelajaran. Menurut Hamalik (2008 : 98) bahwa pemahaman adalah sesuatu yang telah dikuasai atau dicapai oleh individu yang telah melakukan suatu kegiatan belajar dalam rentang waktu tertentu. - Menurut (Nabisi lapono, 2010: 79) Pemahaman dapat diartikan sebagai perolehan siswa pada materi tertentu setelah mereka menjalani aktivitas belajar dalam jangka waktu tertentu. Pemahaman belajar yang diperoleh masing-nasing siswa, biasanya akan diketahui setelah guru melakukan pengukuran dengan menggunakan test. - Menurut Bloom (dalam Nurkancana 1990 : 61) Lingkup hasil belajar yang diukur meliputi 3 rana dan kawasan, yaitu : ingatan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesis dan evaluasi. Selanjutnya kawasan atau rana kedua adalah efektif. Rana efektif meliputi 5 aspek yaitu : menerima, menjawab, menilai, pengorganisasian, karakterisai dengan suatu nilai. Kawasan rana ketiga meliputi kegiatan/gerakan. - Usman (2006 : 25) Mengidentifikasi bahwa dalam meningkatkan pemahaman siswa, para siswa memulai dengan sebuah pertanyaan, mencari fakta-fakta, menyusun jawaban unutk perntanyaan semula, dan menyampaikan proses hasil pertanyaan tersebut. Seperti mendeskripsikan bagaimana mereka mendesain suatu penyelidikan, meningkatkan penjelasan yang didasarkan pada informasi ilmiah dan dilengkapi dengan

15 fakta-fakta melalui kegiatan didalam kelas dan menganalisis beberapa alternatif penjelasan untuk disajikan sebagai dasar dalam petunjuk demonstrasi guru. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam meningkatkan pemahaman siswa, para siswa dapat mengenal hubungan antara pertanyaan, penjelasan dan fakta-fakta. Siswa juga dapat memahami bahwa dasar ilmu pengetahuan dan teori mempedomani desain penyelidikan berbagai tipe observasi yang dibuat dan interprestasi data. 2.1.6.Hakikat Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Menurut Rusman (2008:35) Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah berarti Perantara atau Pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Dalam Proses belajar mengajar di kelas, Media berarti sebagai sarana yang berfungsi menyalurkan pengetahuan dari guru kepada peserta didik (http:// Zona info semua Blogspot. Com/2010/10 ). Kelancaran Aplikasi model pembelajaran sedikit banyak ditentukan pula oleh media pembelajaran yang digunakan. Ahkmad (2008:82) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Oemar (2007:32) menyatakan dalam National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana

16 komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Hamalik (2008:67) mengartikan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Brown (1973:87) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke 20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet. b. Fungsi Media Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya : 1) Menurut (Suratno, 2000: 35) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktorfaktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya.

17 2) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik. 3) Media Pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya. 4) Media menghasilkan keseragaman pengamatan 5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis. 6) Media membangkitkan keinginan dan minat baru. 7) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar. 8) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak c) Jenis jenis Media belajar diantaranya Menurut (Lapono, 2009: 88) Terdapat berbagai jenis media belajar, 1) Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik

18 2) Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya 3) Projected Still Media : slide; Over Head Projektor (OHP), LCD Proyektor dan sejenisnya 4) Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya. 5) Study Tour Media : Pembelajaran langsung ke obyek atau tempat study seperti Museum, Candi, dll. Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara be rsama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif ( Suratno, 2009 :51). 2.1.7 Media Chart Menurut Elaine (2009:88) Media pembelajaran banyak jenisnya dan dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan media harus ditentukan jenisnya berdasarkan jenis materi pelajaran yang akan di ajarkan. Salah satu jenis media yang dianggap efektif digunakan adalah media Chart. Jamar (2011: 19) mengatakan bahwa media Chart merupakan media visual yang berfungsi untuk menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan. Banyak materi yang menguraikan

19 tentang konsep tertentu harus diuraikan dengan bantuan chart sehingga lebih mudah dipahami bagi siapa yang mempelajarinya. 2.1.8 Manfaat Media Chart Menurut Nabisi (2009: 96)Penggunaan media pembelajaran dalam bentuk media chart akan memudahkan penyampaian pesan yang biasanya dirubah dalam bentuk ringkasan visual suatu proses, perkembangan atau berupa gambar yang dapat memperjelas suatu konsep. Penggunaan media chart akan menguraikan secara jelas garis besar atau tahapan-tahapan dari suatu proses dan menyajikannya sekaligus paparan satu konsep. Menurut Semiawan (2009:82) cara penyajian media chart dapat dipilih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik. Beberapa cara penyajian chart antara lain menggambar chart di atas kertas dan membagikankan kepada semua anggota kelas, menggambar chart di atas papan tulis, menggambar chart di atas White Board, di atas flip chart, papan pengumuman atau dengan menggunakan OHP (Pasaribu, 1993). Berdasarkan bentuk chart dibedakan menjadi bagan pohon (tree chart), bagan arus lurus (flow chart), bagan arus bercabang (stream chart) dan bagan garis waktu (time line chart) (Sadiman, 2002). Penggunaan flow chart akan menguraikan secara rinci berdasarkan tahapan dari suatu proses, misalnya untuk jaringan atau koneksi internet atau elearning pendidikan. Sementara untuk penggunaan stream chart adalah untuk menguraikan bagian-bagian dari konsep tertentu yang akan di ajarkan.

20 a) Kelebihan media chart Menurut (Jamar, 2011: 89 )Media chart mempunyai beberapa keuntungan dalam penggunaannya antara lain sifatnya yang sederhana sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama dan biaya besar dalam penggunaanya. Selain itu penggunaan media pembelajaran chart juga dapat mengefisiienkan waktu, termasuk mengefesienkan waktu belajar sehingga peserta didik dapat lebih cepat memahami materi atau konsep yang diajarkan. Keuntungan lain adalah bahwa ada penyederhanaan konsep dari keseluruhan konsep yang ingin dipelajari sehingga lebih mudah dipahami oleh siswa. Di samping keuntungan lain dari media pembelajaran berupa Media Chart tersebut, juga akan sangat membantu siswa untuk menulis penjelasan dari materi dalam bentuk flow chart. Dan bahkan salah satu media pembelajaran yang dapat membantu siswa lebih cepat memahami sesuatu berdasarkan urutan atau tahapan waktunya adalah dengan menggunakan media chart time line. b) Kelemahan media chart Menurut (Jamar, 2011: 89 ) kelemahan media chart yaitu siswa akan terbiasa mengikuti pelajaran yang sudah ada, atau mereka hanya mengikuti saja chart yang sudah tertera di papan, sehingga siswa menjadi kurang kreatif. 2.1.9 Media Chart Dalam Pembelajaran PKn Sterategi menuntut guru PKn agar dapat menjadikan siswa mampu menghubungkan isi materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan memotivasi siswa untuk menghubungkan pengetahuan tersebut dengan

21 aplikasinya dalam kehidupan nyata. Untuk menegetahui sejauh mana penerapa media Chart dalam pembelajaran PKn di sekolah, maka perlu di adakan penelitian terhadap hal tersebut. Selain itu pengettian dan dimensi mata pelajaran PKn berpedoman khusus untuk pengembangan silabus dan dan penilaian mata pelajaran PKn di jelaskan bahwa ingin membentuk warga negara yang ideal yaitu warga negara yang memiliki kimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME, menguasai pengetahuan, keterampilan, dan nilai nilai sesuai dengan konsep dan prinsip prinsip kewarganegaraan. Menurut M. Nur (2010:11) Dalam pembelajaran PKn terdapat beberapa komponen yang menunjang proses belajar mengajar dan dapat menentukan hasil belajar tersebut. Komponen komponen dalam proses pembelajaran terdiri dari: 1) Tujuan Tujuan adalah suatu cita cita yang ingin dicapai dalam pelaksanaan suatu kegiatan 2) Bahan Pelajaran Bahan pelajaran adalah substansi yang akan di sampaikan dalam proses belajar mengajar 3) Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah di programkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.

22 4) Metode Metode adalah suatu cara ang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang di tetapkan. 5) Alat/Media Alat/ media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan Penelitian 6) Sumber Pelajaran Sumber pelajaran adalah sesuatu bahan atau materi untuk menambah ilmu penegetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar. 7) Evalausi Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data data seluas luasnya, sedalam dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar. 2.1.10 Langkah Langkah Pembelajaran Media Chart 1. Membuat Media Chart pada Materi Sistem Pemerintahan Kabupaten Kota dan Provinsi 2. Memperlihatkan / memaparkan di papan tulis Media Chart tentang Materi Sistem Pemerintahan Kabupaten Kota dan Provinsi 3. Menjelaskan pada siswa tentang Materi Sistem Pemerintahan Kabupaten Kota Dan Provinsi pada Media Chart yang telah dibuat.

23 2.2 Kajian Penelitian yang Relevan Dwiana Widiasih, skripsi (2011) Meningkatkan Motivasi belajar siswa pada materi sistem pemerintahan pusat melalui media Chart dalam pembelajaran PKn Kelas IV SDN No 23 Kota Selatan. Pada siklus 1 memperoleh 38,1% sedangkan pada siklus II sudah mencapai 85,7%. Motivasi belajar siswa pada materi sistem pemerintahan pusat ini melebihi target indicator keberhasilan sebesar 80 % dari jumlah siswa sebanyak 21 0rang sedangkan hasil capaian sebesar 85,7% sehingga kelebihan target sebesar 47,6%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwiana Widiasih pada siklus II terdapat 85,7 % dengan jumlah siswa 21 orang, sementara peneliti mendapat 83,3 % dengan jumlah siswa 24 orang pada siklus II. Dari penelitian ini maka peneliti menunjukan adanya suatu perbedaan.hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil tes pada siklus I mencapai 58,3 % dan pada siklus II mengalami peningkatan mencapai 83,3 %. 2.3 Hipotesis Tindakan Hipotesis Tindakan dalam Penelitian ini adalah jika guru menggunakan media chart pada materi sistem pemerintahan Kabupaten, Kota dan Provinsi di kelas IV SDN 4 Tilango maka pemahaman siswa dapat ditingkatkan 2.4 Indikator Kinerja Adapun indikator kinerja yang ingin di capai apabila 75 % dari seluruh jumlah siswa telah mencapai pemahaman belajar maka proses pembelajaran dianggap berhasil.