FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SURABAYA SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
TANGGUNG GUGAT PERJANJIAN WARALABA PADA,ES TELER 77" 01 SURABAYA ABSTRAK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

BAB IV KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM PERJANJIAN BERDASARKAN BUKU III BURGERLIJKE WETBOEK

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Dari uraian hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, penulis

TINJAUAN TENTANG STATUS ANAK MENURUT UN DANG- UN DANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HOKUM ISLAM 01 SUMBAWA BESAR ABSTRAK SKRIPSI. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

ASPEK IIUIruM CEII ATAS BAWA YAIIG TAIIGGAL PEIIERBITAIIIIYA TUIIOUR DAiI DITIILAK I LEII BAIIK DE]IGAII ATASAII REIGIII]IOilTA IELAH DITUTUP

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada

t99 4 TAI{GGUNG JAWAB PERANTARA DAGAT'IG EFEK DALAI\{ MELAKUI(AN PENYERAHAT{ SAHAM YAI\G TERI"AMBAT PADA IIWESTOR ABSTRAK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak berkembang usaha-usaha bisnis, salah satunya

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dengan banyaknya industri rokok tersebut, membuat para produsen

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Ketenagakerjaan sebagai bagian dari integral dari

BAB I PENDAHULUAN. kelihatan megah dan bersih sehingga konsumen (pembeli ) berkeinginan. untuk mengunjunginya dan belanja.

AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN BAKU (STANDART CONTRACT) BAGI PARA PIHAK PEMBUATNYA (Tinjauan Aspek Ketentuan Kebebasan Berkontrak) Oleh:

TEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

TINJAUAN HUKUM JUAL BELI SECARA ONLINE

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Tlltf^Uilt vunldts,?ent(saltaalt tsurailst mntsta l[ perusrhmil $unfitst ftst tltdoltesta

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diantaranya adalah persaingan antara siswa sebagai peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman dan meningkatnya tingkat kesejahteraan

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempromosikan produknya. perjanjian itu sah, diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

II. TINJAUAN PUSTAKA. kewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. Pendapat lain menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

Asas asas perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

IMPLEMENTASI ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DAN ASAS KESEIMBANGAN DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN DI PT SUZUKI FINANCE INDONESIA CABANG KUDUS

ASAS-ASAS DALAM HUKUM PERJANJIAN

BAB III TINJAUAN TEORITIS. landasan yang tegas dan kuat. Walaupun di dalam undang-undang tersebut. pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata:

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan bidang ekonomi adalah mempercepat pemulihan ekonomi dan. mewujudkan landasan yang lebih kokoh bagi pembangunan ekonomi

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

BAB I PENDAHULUAN. menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah sebuah proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN PELANGGAN AIR MINUM DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

BAB I PENDAHULUAN. bahwa kata bank berasal dari bahasa Italy banca yang berarti bence yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu transaksi jual beli, apapun jenis benda yang diperjual-belikan

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

Hukum Perikatan Pengertian hukum perikatan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perikatan merupakan hubungan hukum yang tercipta karena adanya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

SKRIPSI KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

BAB V PENUTUP. Dari pembahasan mengenai Kajian Yuridis Atas Doktrin Caveat Venditor. Terhadap Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Pembeli Gawai dalam

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM. mempunyai sifat riil. Hal ini disimpulkan dari kata-kata Pasal 1754 KUH Perdata

ALTERNATIF HUKUM PERKAWINAN HOMOSEKSUAL

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dapat terjadi baik karena disengaja maupun tidak disengaja. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perjanjian kerjasama berawal dari perbedaan kepentingan yang dicoba

BAB V PENUTUP. terhadap turis asing sebagai konsumen, sehingga perjanjian sewamenyewa. sepeda motor, kepada turis asing sebagai penyewa.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat tidak memahami apa itu klausula baku,

BAB I PENDAHULUAN. guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian Perburuhan antara Serikat Buruh dengan Pengusaha/Majikan, Undangundang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. barang dan jasa, serta fasilitas pendukung lainnya sebagai pelengkap yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menunjang kesehatan dari masyarakat. Maju atau

ABSTRAK SKRIPSI OIEH VIVIN ELVINA NRP TITIIAUIII YURIDIS GAGATIIYA I(OIIIRAK UTIRTITBT TAI(UITIS HUI(UM UIIIVERSIIAS SURABATI

BAB I PENDAHULUAN. pertama disebutkan dalam ketentuan Pasal 1601a KUHPerdata, mengenai

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

FAKULTAS HOKUM UNIVERSITAS SURABAYA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. PT. Telekomunikasi Indonesia atau yang sering dikenal oleh awam dengan

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

Heru Guntoro. Perjanjian Sewa Menyewa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. hasil dari penelitian yuridis-normatif berkenaan dengan Analisis Kegiatan

BAB IV ANALISIS. A. Perlindungan Hukum yang Diberikan oleh Kitab Undang-Undang. Hukum Perdata (KUH Perdata) kepada Para Pihak dalam Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

Transkripsi:

TINJAUAN TENTANG NOTA REP ARASI /SERVIS CONTACT LENS PADA TUNJUNGAN OPTICAL SURABAYA ABSTRAK SKRIPSI OLEH THERESIA SULISTIYOWATI NRP 2870273 NIRM 87. 7. 004.12021.10593 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SURABAYA SURABAYA 1 9 9 3

Surabaya, Mahasiswa yang bersangkutan THERESIA SULISTIYOWATI Mengetahul. / Dekan Fakultas Hukum Pemblmbi.,U DANIEL DJOKO TARUMAN, S.H., M.S.

Latar Belakang Pgmiliban Ju4ul Sifat buku III Kitab Undang-undang Hukum Perdata (selanjutnya disingkat KUH Perdata) menganut asas terbuka atau kebebasan berkontrak. Hal ini nampak dari ketentuan pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata, bahwa semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undangundang bagi yang membuatnya. Perkataan "semua persetujuan" mengandung arti bahwa pihak-pihak bebas dalam membuat perjanjian dengan pihak lain, asalkan perjanjian tersebut tidak bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan. Perjanjian yang dibuat tersebut mempunyai kekuatan mengikat bagi pihak-pihak apabila telah memenuhi syarat sahnya perjanjian sebagaimana pasal 1320 KUH Perdata yaitu kedua belah pihak telah sepakat, cakap bertindak dalam hukum, suatu hal tertentu maupun suatu sebab yang halal. Kedua belah pihak yang terikat oleh isi perjanjian diwajibkan untuk memenuhi kewajiban yang dikenal dengan prestasi yang menurut pasal 1234 KUH Perdata dapat berupa memberikan sesuatu, berbuat sesuatu maupun tidak berbuat sesuatu. Dalam pelaksanaannya, apabila salah satu pihak melakukan perbuatan yang menyimpang dari isi perjanjian memberikan hak kepada pihak lain yang dirugikan untuk mengganti kerugian tersebut. Kerugian tersebut ditimbulkan atas dasar ingkar janji atau wanprestasi. Namun de-

mikian bukan berarti bahwa mengikatnya suatu perjanjian itu didasarkan pada hal-hal ynag tertuang di dalamnya, melainkan juga harus tetap mengindahkan kepatutan, kebiasaan maupun undang-undang sebagaimana pasal 1339 KUH Perdata. Dibahasnya masalah mengikatnya perjanjian dikaitkan dengan kepatutan ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut isi perjanjian yang dibuat antara Tunjungan Optical dengan pihak yang menserviskan contact lens. Bukti perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak tertuang dalam nota reparasijservis contact lens. Dalam Nota Contact Lens tertuang kalimat 11 semua reparasi/servis contact lens tidak ditangqung hila terjadi kerusakan dan sepenuhnya ditangqung pemilik". Hal ini berarti apabila dalam pelaksanaan reparasijservis contact lens ternyata robek, maka pihak pemilik tidak diperkenankan untuk menuntut atau mengqugat ganti rugi akibat robeknya contact lens tersebut. Ketentuan ini jelas menyimpang dari makna "reparasijservis" yaitu membuat menjadi baik atas barang yang tidak baik atau robek, jelas tidak sesuai dengan makna "reparasijservis". Bertitik tolak dari uraian di atas, maka saya tertarik untuk mengupas dalam skripsi dengan memberikan judul "Tinjauan tentang Nota ReparasijServis Contact Lens pada Tunjungan Optical". Sedang permasalahan yang disajikan adalah sebagai berikut: Apabila klausula yang

tertera dalam nota reparasijservis dapat digunakan untuk menolak gugatan ganti rugi yang dilakukan oleh konsumen atas rusaknya contact lens yang diservis oleh pihak optik. Tuiuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian dalam. skripsi ini adalah untuk mencari dan menemukan jawaban yang benar atau mendekati kebenaran atas masalah yang ada dalam skripsi "ini. Metode yang Dipergunakan Pendekatan masalah dalam skripsi ini menggunakan metode yuridis normatif ma~sudnya pembahasannya didasarkan pada peraturan perundang-undangan dalam hal ini buku III KUH Perdata. Sumber data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer yang menjelaskan bahan hukum primer yakni literatur maupun bahan perkuliahan. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan membaca, mempelajari, mengidentifikasi kemudian mengklasifikasikan, sehingga diperoleh data yang ada kaitan langsung dengan masalah yang dibahas. Selanjutnya diolah menggunakan metode deduktif maksudnya bertolak dari hal yang umum disimpulkan menjadi khusus berupa menemukan jawaban atas masalah yang dibahas. Kemudian dianalisis secara kualitatif yakni menganalisis data didasarkan

atas pemikiran yang legis dan runtut dengan mengacu pada sistematika peraturan perundang-undangan. Jacival Jfaktu Penelitian - Persiapan penyusunan memerlukan waktu - Pengumpulan data - Pengolahan dan analisis data : 4 minggu : 4 minggu : 4 minggu Pokok Basil Penelitian Pihak Tunjungan Optical mencantumkan Klusula "semua reparasijservis contact lens tidak ditanggung hila terjadi kerusakan dan sepenuhnya ditanggung pemilik", karena sebelumnya telah mengetahui resiko yang terjadi berupa robeknya contact lens yang dicuci. Oleh karena itu klausula tersebut dimaksudkan untuk mengelak dari resiko yang terjadi atas robeknya contact lens dari kemungkinan gugatan penggantian kerugian. Nota reparasijservis contact lens dimaksudkan sebagai tanda bukti telah terjadinya ikatan hukum berupa reparasijservis contact lens, sehingga apabila pihak pemilik contact lens yang dicuci tersebut menyetujui isi perjanjian. Maka kerusakan sebaqaimana klausula pembatas tanqqung jawab dapat digunakan oleh pihak Tunjunqan Optical untuk mengelak dari gugatan penggantian keruqian tersebut. Sebagaimana tertuang dalam pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata yang menentukan bahwa semua persetujuan yang

dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Dengan demikian jelas pihak pemilik contact lens apabila menginginkan mengajukan qugatan atas dasar wanprestasi yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan, jelas akan ditolak karena telah terikat oleh isi perjanjian tersebut. Kesigpulao Tunjungan Optical yang mengel~k ganti rugi atas robeknya contact lens yang dicuci jelas tidak sesuai dengan makna "reparasijservis", karena re~arasijservis prestasinya adalah baik dalam arti bersih dan tidak robek. Dengan demikian apabila tidak bertangqungjawab atas robeknya contact lens berarti Tunjungan Optical telah melakukan perbuatan yang tidak patut untuk dilakukan, jelas bertentangan dengan ketentuan pasal 1339 KUH Perdata. Perjanjian yang dibuat ternyata melanggar kepatutan, maka dapat dikatakan telah melakukan perbuatan melanggar hukum sebagaimana pasal 1365 KUH Perdata. Karena yang menilai kepatutan maksudnya patut atau tidak patut adalah masyarakat, sehingga melanggar ketentuan hukum yang ada dalam masyarakat. Hal diatas menunjukkan bahwa pihak Tunjungan Optical dapat digugat berdasarkan ketentuan pasal 1365 KUH Perdata apabila ternyata tidak bersedia mengganti

kerugian atas robeknya contact lens yan_g direparasijdiservis. Ini menunjukkan bahwa klausula yang dimaksudkan untuk mengelak tanggung jawab atas rusaknya contact lens sebagaimana tertera dalam nota Reparasi;servis tidak dapat digunakan oleh pihak Tunjungan Optical untuk mengelak tanggung jawab penggantian kerugian tersebut.