TRANSAKSI YANG DILARANG & PRILAKU EMITEN. Institutional Equity Capital Market Division

dokumen-dokumen yang mirip
Direktorat Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608]

6. Kontrak pendahuluan 2. Perdagangan efek. 7. Penandatanganan perjanjian perjanjian 8. Public expose 1. Emiten menyampaikan 1.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

Kewajiban pelaporan, baik secara berkala maupun insidentil Kewajiban melakukan keterbukaan informasi dalam rangka aksi korporasi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PELANGGARAN PASAR MODAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Bab XXV : Perbuatan Curang

BAB II TINJAUAN UMUM PIALANG DALAM KEGIATAN BURSA EFEK

KEJAHATAN DIBIDANG PASAR MODAL : ANALISIS KASUS REKSA DANA PT. SARIJAYA PERMANA SEKURITAS

KEJAHATAN DI BIDANG PASAR MODAL

SOSIALISASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG KETERBUKAAN ATAS INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL OLEH EMITEN ATAU PERUSAHAAN

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP-36/PM/2003 TENTANG KEWAJIBAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN BERKALA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /POJK. /2015 TENTANG

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PIHAK-PIHAK YANG MELAKUKAN TRANSAKSI SHORT SELLING

Bab XII : Pemalsuan Surat

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka HMETD

BAB I PENDAHULUAN. Informasi laba sangat penting karena mendorong tiap perusahaan untuk. menginvestasikan dananya pada perusahaan mereka.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2015 TENTANG LAPORAN REALISASI PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM

- 2 - RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2016 TENTANG LEMBAGA PENDANAAN EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Kamus Istilah Pasar Modal

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

14. Kegiatan APPE orang perorangan berakhir apabila a. APPE Perseorangan tidak lagi melakukan kegiatannya sebagai APPE dalam jangka waktu tiga bulan

A. Rekening Efek Nasabah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI [LN 1997/93, TLN 3720]

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam.

PERATURAN NOMOR IX.E.2 : TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 93, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3720)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/POJK.04/2015 TAHUN 2015 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang baik bagi investor-investor luar maupun dalam negeri. Hal ini

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL

PERATURAN NOMOR IX.H.1 : PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA. BAB I KETENTUAN UMUM

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/POJK.04/2015 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-05/PM/2002 TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

-1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2017 TENTANG PEMBELIAN KEMBALI SAHAM YANG DIKELUARKAN OLEH PERUSAHAAN TERBUKA

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN [LN 1992/31, TLN 3472]

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA NOMOR : Kep-306/BEJ/ TENTANG PERATURAN NOMOR I-E TENTANG KEWAJIBAN PENYAMPAIAN INFORMASI

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 TENTANG

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 74 /POJK.04/2016 TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN [LN 1998/82, TLN 3790]

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP-20/PM/2003 TENTANG PEMELIHARAAN DAN PELAPORAN MODAL KERJA BERSIH DISESUAIKAN

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan uraian yang telah penulis jabarkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PT Indosat Tbk. (didirikan di Republik Indonesia sebagai perseroan terbatas) Kode Etik

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat.

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 54 /POJK.04/2015 TENTANG PENAWARAN TENDER SUKARELA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT PENITIPAN EFEK INDONESIA (SPEI) DI BURSA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 1990 TENTANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 3 - Perusahaan Publik yang mengalami kondisi tertentu, yang dapat diakses secara publik.

KEBIJAKAN KEPEMILIKAN, KERAHASIAAN INFORMASI, INVESTASI DAN PENCEGAHAAN PERDAGANGAN OLEH ORANG DALAM PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN

Usulan Perubahan Anggaran Dasar Bank Permata

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PASAR MODAL DAN TRANSAKSI EFEK SAHAM ERDIKHA ELIT

BAB V PENUTUP. 1. Informasi yang menyesatkan menurut peraturan perundangundangan. pasar modal adalah suatu informasi yang tidak

Transkripsi:

TRANSAKSI YANG DILARANG & PRILAKU EMITEN Institutional Equity Capital Market Division

Contoh Kasus Fraud Petugas Pemasaran Cabang XX

CASE Dicabang XX Seorang Nasabah berencana menarik dana sebesar Rp 999.999.999,-. Penarikan dana sebesar itu didasarkan pada laporan dan informasi (lisan) Sales, bahwa Nasabah masih memiliki Asset berupa saham dengan total sebesar, Rp 2.999.999.999.Sesuai deposit awal pada saat nasabah mulai bertransaksi. Berdasarkan data Perusahaan posisi asset Nasabah per tanggal 20 Juli 2011, total Asset Nasabah ( saham) sebesar Rp 1.999.999.999,- Dan Nasabah memiliki hutang kepada Perusahaan sebesar Rp 999.999.999,-, belum termasuk interest bulan Juni 2011. Dengan demikian, nett asset nasabah per tanggal 20 juli 2011 adalah sebesar Rp 1 M,-.

Bagaimana Pengawasan Yang Efektif? Terhadap Pegawai yang menjalan fungsi Pemasaran

I. Sistem Pengawasan Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.I.7 ( untuk Perusahaan yang berstatus Tbk ) Peraturan Bapepam-LK Nomor V.D.3 Peraturan Bapepam-LK Nomor V.D.1 Peraturan BEI III-I VI. 1 mengenai pemeriksaan Marjin secara berkala Piagam Audit Internal / Piagam Kepatuhan Surat Keputusan Direksi II. Sistem Pelaporan Ke Regulator

Sistem Pengawasan PENGAWAS Peraturan Bapepam V.D.1 Wakil Perusahaan Efek Dan Pegawai Unit Kerja/ Fungsi Pelaksanaan SOP Mekanisme Pengawasan dilakukan secara berkala untuk mengawasi dan meninjau kegiatan Wakil Perusahaan Efek dan pegawai Perusahaan Efek serta memeriksa setiap unit kerja Perusahaan Efek untuk memastikan bahwa prosedur tertulis tersebut dijalankan

Mekanisme Pengawasan Order Jual Melaksanakan Order Jual/Beli Beli BURSA EFEK Nasabah Keuntungan Sales/ Petugas Pemasaran / WPPE Gaji Pokok & Komisi Internal Audit / Fungsi kepatuhan Fungsi Risk Management Sama sama punya kepentingan Implikasi : Kolusi ----- Pelanggaran Pengawasan Berkala / post Audit Pengawasan Transaksi

PERILAKU PE PERANTARA PEDAGANG EFEK & WPPE Peraturan Bapepam No. V.E.1 Order Jual Beli Nasabah Sales/ Petugas Pemasaran / WPPE WPPE dilarang melakukan: Transaksi untuk kepentingan PE dimana ia bekerja yang tidak tercatat dalam pembukuan PE dan Transaksi atas nama nasabah tanpa atau tidak sesuai dengan perintah nasabah 1. Mendahulukan kepentingan nasabah sebelum melaksanakan transaksi untuk kepentingan sendiri. 2. Dilarang memberikan jaminan kerugian yang diderita nasabah dalam suatu transaksi efek. 3. Dalam hal Perusahaan Efek mempunyai kepentingan dalam efek yang direkomendasikan kepada nasabahnya, Perusahaan Efek wajib memberitahukan adanya hal dimaksud kepada nasabah tersebut membeli atau menjual efek yang di rekomendasikan. 4. Dalam memberikan rekomendasi kepada nasabah wajib, memperhatikan Keadaan keuangan, maksud dan tujuan investasi dari nasabah. 5. Dilarang menggunakan efek dan atau dana nasabah untuk kepentingannya tanpa persetujuan tertulis nasabah. 6. Mencatat semua pesanan secara tertib 7. Menyampaikan konfirmasi sebelum berakhirnya hari bursa setelah dilaksanakannya transaksi. 8. Menerbitkan tanda terima efek dan atau dana dari nasabah.

TRANSAKSI DILARANG & PRILAKU EMITEN

1 PERDAGANAN ORANG DALAM (INSIDER TRADING) Adanya transaksi oleh satu atau lebih pihak tertentu yang menggunakan informasi orang dalam / informasi yang belum diumumkan ke publik. Motifnya adalah mencari keuntungan dengan membeli saham terlebih dahulu atau menghindarikerugian dengan menjual saham terlebih dahulu sebelum informasi secara resmi tersebar kepada publik. 2 3 4 MARKING THE CLOSE MENCIPTAKAN DEMAND/SUPLY SEMU TRANSAKSI BOLAK/BALIK DI ANTARA ANGGOTA BURSA (PE) Tidak ada tekanan jual/beli tapi membeli dengan harga lebih tinggi/rendah dari harga pasar dan dilakukan pada menit-menit terakhir sebelum penutupan perdagangan/akhir hari dan biasanya dilakukan dengan lot-lot kecil. Motifnya adalah membentuk harga penutupan dengan tujuan memberikan kesan bahwa harga yang terbentuk dapat dijadikan harga acuan untuk kepentingan tertentu. (misalnya : corporate action atau valuasi). Adanya 1 (satu) atau sekelompok pihak tertentu melakukan pemasangan order beli/jual pada 3 (tiga) level harga terbaik, tetapi jika order beli/jual yang dipasang sudah mencapai best price maka order tersebut di cabut atau di amend (baik dalam jumlahnya dan/atau diturunkan level harganya) secara berulang kali. Motifnya adalah menaikkan harga dengan memberi kesan kepada pasar, seolaholah terjadi demand/suply yang tinggi sehingga pasar terpengaruh untuk membeli/menjual Transaksi dari sekelompok AB tertentu dengan peran sebagai pembeli dan penjual secara bergantian serta dilakukan dengan volume yang berkesan wajar. Adapun harga yang diakibatkannya dapat tetap, naik atau turun. Motifnya adalah memberi kesan bahwa suatu efek aktif diperdagangkan

5 6 WASH SALES FRONT RUNNING Transaksi yang terjadi antara pihak pembeli dan penjual yang tidak menimbulkan perubahan kepemilikan dan/atau manfaatnya (beneficiary of ownership) atas transaksi saham tersebut. Motifnya adalah upaya membentuk harga naik, turun atau tetap dengan memberi kesan seolah-olah harga terbentuk melalui transaksi yang berkesan wajar. Selain itu juga untuk memberi kesan bahwa efek tersebut aktif diperdagangkan atau AB yang bersangkutan aktif melakukan perdagangan Tindakan AB yang melakukan transaksi lebih dahulu atas suatu efek tertentu, atas dasar adanya informasi bahwa nasabahnya akan melakukan transaksi dalam volume besar atas efek tersebut yang diperkirakan mempengaruhi harga pasar Motifnya adalah meraih keuntungan atau mengurangi kerugian. 7 SCALPING Tindakan AB yang terlebih dahulu melakukan jual atau beli atas efek tertentu sebelum AB bersangkutan merekomendasikannya Motifnya adalah meraih keuntungan atau mengurangi kerugian. 8 SHORT SELLING Penjualan efek yang dilakukan oleh AB, baik untuk kepentingannya sendiri ataupun kepentingan nasabahnya, dimana pada saat melakukan penjualan tidak memiliki efek tersebut Motifnya adalah untuk memperoleh keuntungan dari selisih harga jual dan harga belinya

ETIKA DAN PERILAKU EMITEN 1. KETERBUKAAN INFORMASI YANG HARUS SEGERA DIUMUMKAN KEPADA PUBLIK Peraturan Bapepam No. X.K.1 2. KEWAJIBAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN BERKALA Peraturan Bapepam No. X.K.2

1. KETERBUKAAN INFORMASI YANG HARUS SEGERA DIUMUMKAN KEPADA PUBLIK Peraturan Bapepam No. X.K.1: 1. Setiap Perusahaan Publik atau Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif, harus menyampaikan kepada Bapepam dan mengumumkannya kepada masyarakat secepat mungkin, paling lambat akhir hari kerja ke 2 setelah keputusan atau terjadinya suatu peristiwa, informasi atau fakta material yang mungkin dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal. 2. Peristiwa, informasi atau fakta material yang mungkin dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal, antara lain hal-hal sebagai berikut: a. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan saham, atau pembentukan usaha patungan. b. Pemecahan saham atau pembagian dividen saham c. Pendapatan dari dividen yang luar biasa sifatnya d. Perolehan atau kehilangan kontrak penting e. Produk atau penemuan baru yang berarti; f. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan manajemen; g. Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran efek yang bersifat hutang; h. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang material jumlahnya; i. Pembelian, atau kerugian penjualan aktiva yang material; j. Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting; k. Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, dan atau direktur dan komisaris perusahaan; l. Pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain; m. Penggantian Akuntan yang mengaudit perusahaan; n. Penggantian Wali Amanat; o. Perubahan tahun fiskal perusahaan;

2. KEWAJIBAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN BERKALA Peraturan Bapepam No. X.K.2 1. Umum a) Laporan Keuangan Berkala adalah Laporan Keuangan Tahunan dan Tengah Tahunan b) Laporan Keuangan disampaikan kepada Bapepam sebanyak 4 eksemplar c) Laporan Keuangan terdiri dari: 1. Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Laporan saldo laba 4. Laporan arus kas 5. Catatan atas laporan keuangan; dan 6. Laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan jika dipersyaratkan, seperti laporan komitment dan kontijensi untuk emiten dan perusahaan publik yang bergerak dalam bidang perbankan d) Disajikan dalam Bahasa Indonesia e) Disajikan secara perbandingan, kecuali bagi perusahaan yang belum pernah menyusun laporan keuangan untuk tujuan pasar modal baik karena baru pertama kali melaksanakan penawaran umum atau perusahaan yang baru berdiri f) Disusun berdasarkan prinsip akutansi yang berlaku umum (Standar Akutansi Keuangan IAI) dan ketentuan akutansi yang ditetapkan Bapepam

2. LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN a. Disertai laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambatlambatnya 120 hari setelah tanggal tahun buku berakhir. b. Wajib diumumkan kepada publik dengan ketentuan: 1. Diiklankan sekurang-kurangnya dalam 2 surat kabar yang satunya berperedaran nasional dan lainnya terbit ditempat kedudukan emiten, selambat- lambatnya 120 hari setelah tahun buku berakhir. Bagi perusahaan UKM diiklankan dalam satu surat kabar berperedaran nasional 2. Isinya sama dengan yang disajikan dalam laporan yang disampaikan kepada Bapepam 3. Bukti pengumuman harus disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya 2 hari setelah tanggal pengumuman c. Jika terdapat perbedaan antara laporan keuangan tahunan yang telah disajikan secara tersendiri kepada masyarakat dengan data periode yang sama yang secara implisit sudah tercakup dalam laporan keuangan tahunan, Perbedaan tersebut harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. d. Laporan Keuangan Tahunan menjadi salah satu bagian dari laporan tahunan untuk keperluan RUPS.

3. LAPORAN KEUANGAN TENGAH TAHUNAN a. Laporan Keuangan Tengah Tahunan disampaikan kepada Bapepam dalam jangka waktu: 1. Selambat-lambatnya 60 hari setelah tanggal tengah tahun buku, jika tidak disertai laporan Akuntan 2. Selambat-lambatnya 90 hari setelah tanggal tengah tahun buku, jika disertai laporan Akuntan dalam rangka penelaahan terbatas 3. Selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal tengah tahun buku,jika disertai laporan Akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan b. Disusun berdasarkan prinsip yang sama dengan laporan keuangan tahunan dan mencakup antara lain penyesuaian yang lazim dilakukan pada akhir periode akutansi perusahaan demi tercapainya dasar yang akrual. c. Jika terdapat perbedaan antara laporan keuangan tengah tahun dengan data periode yang sama dalam rangka penyusunan laporan tahunan, maka laporan keuangan tengah tahunan tersebut yang disajikan secara perbandingan dengan laporan keuangan tengah tahunan periode berikutnya harus ditetapkan kembali sesuai dengan data yang telah dicakup dengan laporan keuangan tahunan. d. Laporan wajib diumumkan kepada masyarakat dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Diiklankan dalam sekurang-kurangnya 1 surat kabar yang mempunyai peredaran nasional 2) Isinya sama dengan yang disajikan dalam laporan yang disampaikan kepada Bapepam 3) Bukti pengumuman harus disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya 2 hari setelah tanggal pengumuman

LARANGAN & SANKSI DALAM UU PASAR MODAL 1 PENIPUAN Pasal 90 Dalam kegiatan Perdagangan Efek, setiap Pihak dilarang secara langsung atau tidak langsung: 1. Menipu atau mengelabui Pihak lain dengan menggunakan sarana dan atau cara apapun; 2. Turut serta menipu atau mengelabui Pihak lain; 3. Membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan Fakta yang material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau Pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain untuk membeli dan atau menjual efek diancam dengan pidana penjara paling lama 10 th dan denda paling banyak Rp 15.000.000.000 (Pasal 104 UU Pasar Modal) 17

2 MANIPULASI PASAR LARANGAN & SANKSI DALAM UU PASAR MODAL Pasal 91 Setiap Pihak dilarang melakukan tindakan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di Bursa Efek. Pasal 92 Setiap Pihak, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan Pihak lain, dilarang melakukan 2(dua) transaksi efek atau lebih, baik langsung maupun tidak langsung, sehingga enyebabkan harga efek di Bursa Efek tetap, naik, atau turun dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain untuk membeli, menjual, atau menahan efek. Pasal 93 Setiap Pihak dilarang, dengan cara apapun, membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan sehingga mempengaruhi harga efek di Bursa Efek, apabila pada saat pernyataan dibuat atau keterangn diberikan: a) Pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa pernyataan atau keterangan tersebut secara material tidak benar atau menyesatkan; atau; b) Pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam menentukan kebenaran material dari pernyataan atau keterangan tersebut Pasal 94 Bapepam dapat menetapkan tindakan tertentu yang dapat dilakukan oleh Perusahaan Efek yang bukan merupakan tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 dan Pasal 92. diancam dengan pidana penjara paling lama 10 th dan denda paling banyak Rp 15.000.000.000 (Pasal 104 UU Pasar Modal) 18

LARANGAN & SANKSI DALAM UU PASAR MODAL 3 PERDAGANGAN ORANG DALAM (INSIDER TRADING Definisi Orang Dalam: Penjelasan Pasal 95 UUPM NO. 8/1995 Komisaris, direktur, atau pegawai emiten atau perusahaan publik.pemegang Saham Utama Emiten atau perusahaan publik.orang perseorangan yang karena kedudukan atau profesinya atau karena hubungan usahanya dengan Emiten atau perusahaan publik memungkinkan orang tersebut memperoleh informasi orang dalam. Pihak yang dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir tidak lagi menjadi Pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c diatas. Definisi Informasi Orang dalam: Penjelasan Pasal 95 Informasi material yang dimiliki orang dalam yang belum tersedia untuk umum Pasal 95 Orang dalam dari Emiten atau perusahaan publik yang mempunyai informasi orang dalam dilarang melakukan pembelian atau penjualan atas efek: a) Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud; atau b) Perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan. Pasal 96 Orang dalam sebagaimana dimaksud pasal 95 dilarang: 1. Mempengaruhi Pihak lain untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek dimaksud; Atau 2. Memberi informasi orang dalam kepada Pihak manapun yang patut diduganya dapat menggunakan informasi dimaksud untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek. 19

LARANGAN & SANKSI DALAM UU PASAR MODAL 3 PERDAGANGAN ORANG DALAM (INSIDER TRADING Pasal 97 1) Setiap Pihak yang berusaha memperoleh informasi orang dalam dari orang dalam secara melawan hukum dan kemudian memperolehnya dikenakan larangan yang sama dengan larangan yang berlaku bagi orang dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 dan Pasal96. 2) Setiap Pihak yang berusaha untuk memperoleh informasi orang dalam dan kemudian memperolehnya tanpa melawan hukum tidak dikenakan larangan yang berlaku bagi orang dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 dan Pasal 96, sepanjang informasi tersebut disediakan oleh Emiten atau Perusahaan Publik tanpa pembatasan Pasal 98 Perusahaan Efek yang mempunyai informasi orang dalam mengenai emiten atau perusahaan publik dilarang melakukan transaksi efek emiten atau perusahaan publik tersebut kecuali apabila: a. Transaksi tersebut dilakukan bukan atas tanggungannya sendiri,tetapi atas perintah nasabahnya. b. Perusahaan Efek tersebut tidak memberikan rekomendasi kepada nasabahnya mengenai efek yang bersangkutan diancam dengan pidana penjara paling lama 10 th dan denda paling banyak Rp 15.000.000.000 (Pasal 104 UU Pasar Modal) 20

Pasal 372 KUHP (penggelapan) SANKSI BERDASARKAN KUHP Dapat dikategorikan sebagai TP penggelapan, perbuatan curang, pemalsuan dan penyalahgunaan jabatan Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan diancam karena penggelapan dengan pidana paling lama 4 th atau pidana paling banyak Rp.900,- Pasal 263 KUHP (pemalsuan Surat) Barang siapa membuat surat palsu atau membuat surat yang menimbulkan suatu hak, perikatan atau pembebasan hutang atau yang diperuntukan sebagai bukti daripada sesuatu hal dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu, diancam jika pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian karena pemalsuan surat dengan pidana penjara paling banyak 6 tahun. Diancam pidana yang sama jika sengaja memakai surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah sejati jika penggunaan surat itu dapat menimbulkan kerugian.

Pasal 264 (1) KUHP (pemalsuan Surat) Pasal 264 (2) KUHP (pemalsuan Surat) Pasal 415 KUHP (Kejahatan Jabatan) Pemalsuan surat diancam dengan pidana penjara paling lama 8 tahun, jika dilakukan terhadap: 1. Akta-akta otentik; 2. Surat utang atau sertifikat utang dari sesuatu negara atau bagiannya ataupun dari suatu lembaga umum; 3. Surat sero atau utang atau sertifikat sero atau utang dari suatu perkumpulan, yayasan, perseroan atau maskapai; 4. Talon, tanda bukti dividen atau bunga dari salah satu surat yang diterangkan dalam 2 dan 3 atau tanda bukti yang dikeluarkan sebagai pengganti surat-surat itu; 5. Surat kredit atau surat dagang yang diperuntukkan untuk diedarkan. Diancam pidana sama barangsiapa sengaja memakai surat pada pasal 246 (1) yang isinya tidak sejati atau yang dipalsukan seolah-olah benar dan tidak dipalsu, jika pemalsuan surat itu dapat menimbulkan kerugian. Seorang pejabat atau orang lain yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum terus menerus atau untuk sementara waktu dengan sengaja menggelapkan uang atau surat berharga yg disimpan karena jabatannya atau membiarkan uang atau surat berharga itu diambil atau digelapkan oleh orang lain, menolong sebagai pembantu dalam melakukan perbuatan tersebut diancam dengan pidana paling lama 7 tahun.

Pasal 390 KUHP (perbuatan curang) Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan menyiarkan kabar bohong yang menyebabkan harga barang-barang dagangan, dana-dana atau surat-surat berharga menjadi turun atau naik diancam dengan pidana penjara paling lama 2 tahun. Pasal 391 KUHP (perbuatan curang) Barangsiapa menerima kewajiban untuk atau memberi pertolongan pada penempatan surat utang sesuatu negara atau bagiannya atau sesuatu lembaga umum, sero atau surat utang sesuatu perkumpulannya, yayasan atau perseroan, mencoba menggerakkan khalayak umum untuk pendaftaran atau penyertaannya, dengan sengaja menyembunyikan atau mengurangkan keadaan yang sebenarnya atau dengan membayang-bayangkan keadaan yang palsu, diancam dengan pidana paling lama 4 tahun.

Pasal 107 UU Pasar Modal Setiap pihak yang dengan sengaja bertujuan menipu atau merugikan pihak lain atau menyesatkan Bapepam, menghilangkan, memusnahkan, menghapuskan, mengubah, mengaburkan, menyembunyikan atau memalsukan catatan dari pihak yang memperoleh izin, persetujuan atau pendaftaran termasuk emiten dan perusahaan publik diancam dengan pidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,-

Terima kasih