EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN LINDI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR PUTRI CEMPO KOTA SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

PERENCANAAN ULANG INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PG TOELANGAN, TULANGAN-SIDOARJO

III. METODOLOGI PENELITIAN. awal sampai akhir penelitian. Pada tahapan penelitian ini diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

PENELITIAN PENGOLAHAN AIR KOLAM PENAMPUNGAN LINDI DENGAN GRANULAR FILTER KARBON AKTIF PADA TIPE REAKTOR VERTIKAL

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Makna, Ciledug; maka dapat disimpulkan :

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG

PENGARUH RESIRKULASI LINDI TERHADAP POTENSI PRODUKSI GAS METAN (CH 4 )

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MASTERPLAN AIR LIMBAH KAWASAN BUKIT SEMARANG BARU (BSB) KOTA SEMARANG

ANALISIS KINERJA SISTEM INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA KOTA MAGELANG

Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

PERBEDAAN KUALITAS AIR LINDI SEBELUM DAN SESUDAH PENGOLAHAN DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (Studi Kasus TPA Sampah Botubilotahu Kec. Marisa Kab.

UJI KINERJA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PARTIKEL BOARD SECARA AEROBIK

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi

PENERAPAN SISTEM SANITARY LANDFILL DI TPA TLEKUNG KOTA BATU

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN. Darajatin Diwani Kesuma

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) SUPITURANG KOTA MALANG

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. manusia terhadap lingkungan adalah adanya sampah. yang dianggap sudah tidak berguna sehingga diperlakukan sebagai barang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

Pengaruh Sistem Open Dumping terhadap Karakteristik Lindi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Air Dingin Padang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV DISAIN DAN REKOMENDASI TPA SANITARY LANDFILL KABUPATEN KOTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1.5. Lingkup Daerah Penelitian Lokasi, Letak, Luas dan Kesampaian Daerah Penelitian Lokasi dan Letak Daerah Penelitian...

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PENERAPAN IPTEKS BAGI INDUSTRI KECIL ROKOK KRETEK

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PENGOLAHAN SAMPAH DI TPA PUTRI CEMPO MOJOSONGO SURAKARTA TUGAS AKHIR

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA SEGAWE KABUPATEN TULUNGAGUNG MENUJU SANITARY LANDFILL

PEMANFAATAN AERASI UNTUK MENGURANGI KADAR COD DAN FOSFAT DALAM AIR LIMBAH CAR WASH

BAB IV DASAR PERENCANAAN

Summary. Uji Kadar Kualitas Lindi TPA Sampah Regional Taluelito Kabupaten Gorontalo

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sanggrahan Kecamatan Karanggan Kabupaten Temanggung dengan. 1. Kondisi dan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : IPAL Pusat pertokoan, proses aerobik, proses anaerobik, kombinasi proses aerobik dan anaerobik

Seminar Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Kimia UNDIP 2009

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK

KARAKTERISTIK FISIK SAMPAH KOTA PADANG BERDASARKAN SUMBER SAMPAH DAN MUSIM

PERENCANAAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH DENGAN SISTEM SANITARY LANDFILL DI TPA PECUK KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas perkotaan di beberapa kota besar di Indonesia timbul berbagai masalah yang

BAB III METODE PERECANAAN. 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. 3.2 Lokasi

ANALISIS TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA INDUSTRI TEKSTIL (STUDI KASUS PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA)

Teori Koagulasi-Flokulasi

Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

DESAIN INSTALASI PENGOLAHAN LEACHATE (IPL) DI TPA ENTIKONG KABUPATEN SANGGAU Yendi Friadi 1), Marsudi 2), Winardi Yusuf 1) 1)

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM

PENGOLAHAN AIR LIMBAH PABRIK TEMPE DENGAN BIOFILTER. Indah Nurhayati, Pungut AS, dan Sugito *)

TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1)

Penerapan Teknologi Pengolahan Limbah Cair Batik di Kota Probolinggo

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

TL-4140 Perenc. Bangunan Pengolahan Air Limbah L A G O O N / P O N D S

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KAWASAN PASAR ANGGREK KOTA PONTIANAK Astari Dwi Putri (1), Isna Apriani 1), Winardi Yusuf (1) 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan hidup, sampah merupakan masalah penting yang harus

ANALISIS KARAKTERISTIK BIOLOGI SAMPAH KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

PENENTUAN STATUS MUTU AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS PENCEMARAN (STUDI KASUS: SUNGAI GARANG, SEMARANG)

I. PENDAHULUAN. Timur. Letak tersebut berada di Teluk Lampung dan diujung selatan pulai

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

BAB I. PENDAHULUAN. Statistik (2015), penduduk Indonesia mengalami kenaikan sebesar 1,4 %

Kawasaki Motor Indonesia Green Industry Sumber Limbah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN...

PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI. ABSTRAK

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB II PILOT PLANT IPAL LINDI TPA

STUDI KELAYAKAN PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK DARI RUMAH MAKAN SEBAGAI PRODUKSI ENERGI DENGAN MENGGUNAKAN REAKTOR BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA

MODUL 3 DASAR-DASAR BPAL

Nurandani Hardyanti *), Sudarno *), Fikroh Amali *) Keywords : ammonia, THMs, biofilter, bioreactor, honey tube, ultrafiltration, hollow fiber

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. sudah tidak berguna atau tidak diperlukan lagi, (Tchobanoglous et.al.,1993).

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

IMPROVING THE QUALITY OF RIVER WATER BY USING BIOFILTER MEDIATED PROBIOTIC BEVERAGE BOTTLES CASE STUDY WATER RIVER OF SURABAYA (SETREN RIVER JAGIR)

ABSTRAK. Eries Sejahtera, Pembimbing I : Ignatius Setiawan, drg., MM. Pembimbing II: Dr. Ahmad Soleh Setiyawan, ST., MT.

Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas. Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN IPLT KOTA SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

STUDI PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH LINDI SEBAGAI KONTROL PEMENUHAN BAKU MUTU SESUAI KEPMEN 03/91 (STUDI KASUS PADA TPA SUPIT URANG MALANG)

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh peneliti yaitu dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota

EVALUASI IPAL TPA DAN PILOT PLANT TPA SANITARY LANDFILL

PENGELOLAAN EMISI GAS PADA PENUTUPAN TPA GUNUNG TUGEL DI KABUPATEN BANYUMAS

STUDI KINERJA BOEZEM MOROKREMBANGAN PADA PENURUNAN KANDUNGAN NITROGEN ORGANIK DAN PHOSPAT TOTAL PADA MUSIM KEMARAU.

Transkripsi:

EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN LINDI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR PUTRI CEMPO KOTA SURAKARTA Nurandani Hardyanti *), Haryono Setiyo Huboyo *) ABSTRACT One of the most important problems with designing and maintaining a landfill was managing the leachate that generated when water passes through the waste. Leachate was drying at dry season and overflowing at rain season. Leachate effluent concentrations was higher than d quality standar according to Central Java Province regulation 10/2004. According to those conditions, leachate treatment installation would be designed with following stages: identifying the amount of leachate flowrate, leachate quality and evaluating leachate existing treatment, analyzing and planning alternative processing and designing new leachate treatment installation and calculating budget plant. The chosen leachate treatment was anaerobic ponds, facultative ponds, maturation ponds and wetlands. Cost for building new leachate treatment was Rp. 325,420,000.00. Key words: leachate, leachate quality, design, leachate treatment PENDAHULUAN Pengolahan lindi di Tempat Pembungan Akhir (TPA) Putri Cempo tidak berfungsi baik karena pipa untuk mengalirkan lindi sudah tertimbun sampah. Kondisi bangunan ini sudah tidak lagi sesuai dengan fungsi awalnya sebagai unit pengolah lindi, sekat bangunannya retak dan patah serta dipenuhi endapan lumpur. Instalasi yang kedua di saat musim kemarau akan menampung air lindi yang tidak terolah karena debitnya terlalu kecil, sementara saat musim penghujan, bak pengumpul lindi sementara tidak mampu menahan laju aliran lindi yang besar, sehingga aliran lindi akan melimpah dan tumpah ke tanah. Dengan tumpahnya lindi ke tanah sebelum sampai ke bak pengolahan diindikasikan akan terjadi pencemaran terhadap tanah dan air tanah. Permasalahan pada lindi di TPA Putri Cempo adalah timbulnya bau, bau ini berasal dari bahan-bahan volatil, gas terlarut dan hasil pembusukan bahan-bahan organik. Gas terlarut yang membuat lindi menjadi bau yaitu gas H 2 S dan gas nitrogen yang sudah bersenyawa menjadi amoniak. Gambar 1 Lokasi TPA Putri Cempo Sumber: Hasil Analisa, 2008 Berdasarkan kondisi diatas, maka perlu adanya analisis mengenai instalasi pengolahan lindi yang ada, apakah dengan semakin bertambahnya timbulan sampah setiap harinya akan mempengaruhi kinerja instalasi yang ada, apakah perlu adanya lokasi baru untuk instalasi agar sistem penyaluran air lindi dapat lebih efektif dan efisien, apakah instalasi yang ada masih mampu menampung debit air lindi dan mengolah air lindi yang dihasilkan dari TPA sehingga dapat diterima oleh saluran irigasi sebagai badan air penerima atau apabila instalasi lama sudah tidak dapat digunakan, maka harus dilakukan perencanaan baru instalasi pengolah air lindi. 52 *) Program Studi Teknik Lingkungan FT UNDIP Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang Semarang *) Alumni Program Studi Teknik Lingkungan FT UNDIP

Nurandani Hardyanti, Haryono Setiyo Huboyo Evaluasi Instalasi Pengolahan Lindi Tujuan perencanaan instalasi pengolahan lindi TPA Putri Cempo antara lain : 1. Mengidentifikasi besarnya debit air lindi yang dihasilkan dari TPA Putri Cempo 2. Mengidentifikasi kualitas air lindi TPA Putri Cempo 3. Mengevaluasi kondisi instalasi pengolah lindi eksisting 4. Menganalisis dan merencanakan alternatif pengolahan air lindi serta mendesain instalasi pengolahan air lindi TPA Putri Cempo yang baru 5. Menghitung besarnya biaya yang dibutuhkan untuk membangun instalasi pengolahan tersebut Lindi merupakan air yang terbentuk dalam timbunan sampah yang melarutkan banyak sekali senyawa yang ada sehingga memiliki kandungan pencemar khususnya zat organik yang sangat tinggi. Lindi sangat berpotensi menyebabkan pencemaran air, baik air tanah maupun permukaan sehingga perlu ditangani dengan baik. Lindi akan terjadi apabila ada air eksternal yang berinfiltrasi ke dalam timbunan sampah, misalnya dari air permukaan, air hujan, air tanah atau sumber lain. Cairan tersebut kemudian mengisi rongga-rongga pada sampah, dan bila kapasitasnya telah melampaui kapasitas tekanan air dari sampah, maka cairan tersebut akan keluar dan mengekstraksi bahan organik dan anorganik hasil proses fisika, kimia dan biologis yang terjadi pada sampah (Tchobanoglous, 1993) Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi lindi (www.portfolio.mvm.ed.ac.uk): 1. Tipe material sampah yang dibuang ke TPA 2. Kondisi TPA meliputi ph, temperatur, kelembaban, usia TPA dan iklim 3. Karakteristik presipitasi yang memasuki TPA Pola umum dari pembentukan lindi adalah sebagai berikut: 1. presipitasi (P) jatuh di TPA dan beberapa diantaranya akan mengalami run off (RO) 2. beberapa dari presipitasi itu menginfiltrasi (I) permukaan 3. sebagian yang terinfiltrasi akan menguap/evaporates (E) dari permukaan dan atau transpires (T) melalui tumbuhan 4. sebagian proses infiltrasi akan menyebabkan penurunan kandungan kelembaban dalam tanah 5. sisa infiltrasi setalah proses E,T dan S sudah mencukupi, bergerak kebawah membentuk suatu percolate ( PERC ) dan pada akhirna akan membentuk lindi yang akan ditemui di dasar TPA. (www.cepis-ops-oms.org) METODOLOGI 1. Proses Administrasi 2. Studi Literatur Mulai Identifikasi Wilayah objek studi Data Primer - Data eksisting wilayah studi (pengamatan terhadap lokasi pengambilan lindi, pengamatan terhadap lokasi IPAL dan pengamatan kondisi TPA) - Data debit lindi - Data kualitas lindi TPA Gambar instalasi pengolahan Pengumpulan Data / Survey Pengolahan Data - Pengolahan data debit untuk perhitungan dimensi IPAL - Data kualitas lindi - Evaluasi kondisi instalasi pengolahan lindi eksisting - Merencanakan alternatif pengolahan lindi serta mendesain instalasi pengolahan yang baru - Menghitung besarnya biaya yang dipelukan untuk membangun instalasi pengolahan Evaluasi Instalasi eksisting Tidak Memenuhi Kriteria Alternatif pengolahan Data Sekunder Desain instalasi pengolahan terpilih Rencana Anggaran Biaya Selesai - Data administratif Kota Surakarta - Data kependudukan - Data stasiun hujan, intensitas hujan - Peta TPA Putri Cempo, zona TPA, sarana prasarana TPA - Gambar IPAL eksisting SOP Memenuhi Kriteria Perbaikan Instalasi Eksisting Gambar 1 Diagram Alir Tahapan Perencanaan Sumber: Hasil Analisis, 2008 53

Jurnal PRESIPITASI Vol. 6 No.1 Maret 2009, ISSN 1907-187X HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran Debit Evaluasi instalasi pengolah lindi akan digunakan debit terbesar dari debit primer, yaitu: 30,24 m 3 /hari = 0,35 l/detik. Perbedaan debit lindi yang cukup jauh ini dikarenakan tidak seluruh lindi akan mengalir menuju ke instalasi pengolahan, sebagian besar akan mengalir mengikuti topografi di TPA yang beragam. Kondisi Eksisting Instalasi Pengolahan Lindi Berubahnya sistem pengolahan sampah di TPA Putri Cempo dari sistem Sanitary Landfil menjadi Open Dumping mempengaruhi proses penyaluran lindi, karena lindi hanya mengalir mengikuti kemiringan tanah. Tidak setiap zona di TPA memiliki instalasi pengolahan, sehingga seringkali lindi yang merupakan aliran permukaan yang berasal dari timbulan sampah mengalir ke sungai tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu. Saat musim kemarau, lindi yang masuk ke instalasi pengolahan sangat sedikit, sehingga lindi hanya akan berada di bak pertama dan tertampung di bak ini selama musim kemarau, sementara kondisi bak kedua kering. Sebaliknya saat musim penghujan debit yang masuk begitu besar, sehingga bak pengumpul tidak mampu menahan laju aliran lindi. Akibatnya indi yang akan masuk ke bak pertama meluap dan tumpah ke tanah. Untuk membandingkan waktu tinggal dan tinggi bak di atas, berikut ini ada beberapa kriteria desain dari waktu tinggal dan tinggi bak pengolahan sebagai pembanding (Tchobanoglous, G and F.L Burton, 2003): 1. Bak anaerobik: td = 2-6 hari dan h = 2,5-5 meter. 2. Kolam fakultatif : td : 5-30 hari dan h : 1,2 2,4 meter. 3. Kolam maturasi: td : 3 6 hari dan h : 2 5 meter. Dari perbandingan waktu tinggal dapat diketahui bahwa waktu tinggal eksisting pada masing-masing bak tidak ada yang memenuhi kriteria desain.. Sedangkan untuk ketinggian bak, tinggi yang mendekati adalah kriteria desain dari kolam fakultatif. Tetapi untuk meredesain instalasi perlu adanya analisis mengenai kualitas air lindi, agar ketika dilakukan redesain, instalasi pengolah air lindi tidak hanya mampu menampung debit air lindi yang ada tetapi juga memiliki kemampuan mengolah air lindi dengan baik sehingga diharapkan outlet dari instalasi dapat memenuhi baku mutu. Alternatif Pengolahan Lindi Pemilihan alternatif pengolahan lindi berdasarkan parameter lindi yang melebihi baku mutu. Dipilih satu buah alternatif yang akan direncanakan sebagai instalasi pengolahan lindi TPA Putri Cempo berdasarkan pemilihan alternatif dengan metode scoring priority dan AHP. Gambar 2 Instalasi Pengolahan Lindi Baru Terpilih TPA Putri Cempo Sumber: Hasil Analisa, 2009 Kolam Tabel 1 Hasil Perhitungan Dimensi Unit-Unit Pengolah Lindi Panjang Lebar Tinggi Free board Anaerobik 1 5,5 5,5 1,5 0,5 Anaerobik 2 5,5 5,5 1,5 0,5 Fakultatif 1 16 5 1,5 0,2 Fakultatif 2 16 5 1,5 0,2 Maturasi 1 19 5 0,8 0,2 Maturasi 2 19 5 0,8 0,2 Wetland1 17 10,5 2 0,4 Wetland2 17 10,5 2 0,4 Perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) merupakan suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi yang dijabarkan per indeks bahan bangunan dan upah kerja dengan harga bahan bangunan dan upah pekerja berdasarkan standar daerah perencanaan untuk menyelesaikan 54

Nurandani Hardyanti, Haryono Setiyo Huboyo Evaluasi Instalasi Pengolahan Lindi harga pekerjaan dari konstruksi tersebut. Dari perhitungan RAB diperoleh biaya sebesar Rp. 325,420,000.00 KESIMPULAN Besarnya debit yang dihasilkan oleh zona 1 TPA Putri Cempo berdasarkan pengukuran di lapangan adalah sebesar 30,24 m 3 /hari. Dilakukan 2 kali pengambilan sampel lindi, di musim kemarau dan di musim penghujan. Parameter yang melebihi baku mutu yaitu, TDS, TSS, BOD, COD, logam berat ( Fe, Mn, Pb, Zn,Cu dan Ni) serta amoniak. Dari perbandingan waktu tinggal dapat diketahui bahwa waktu tinggal eksisting pada masing-masing bak tidak memenuhi kriteria desain, menyebabkan efluen dari instalasi pengolahan masih berada di atas baku mutu limbah cair. Unit pengolahan lindi TPA Putri Cempo direncanakan sebagai berikut, 2 buah bak anaerobik, 2 buah bak fakultatif, 2 buah bak maturasi, serta wetland. Besarnya biaya yang dibutuhkan adalah 325,420,000.00 dengan rincian, biaya pekerjaan persiapan sebesar Rp 20,228,750.00, biaya pembuaatan bak anaerobic 2 Rp 11,553,124.41, biaya pembuatan bak kontrol Rp 9,698,240.33, biaya pembuatan bak fakultatif Rp 73.326,388.90, biaya pembuatan bak maturasi sebesar Rp 33,114,268.77 dan biaya pembuatan wetland Rp 147,914,883.67. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Tiasti Wening P. atas terselesaikannya penelitian ini dan ijin yang diberikan. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2007. Surakarta dalam angka. Surakarta Damanhuri, Enri. 1996. Teknik Pembuangan Akhir. Bandung: Jurusan Teknik Lingkungan ITB Darmasetiawan, Martin. 2004. Perencanaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Jakarta: Ekamitra Engineering Direktorat Penyehatan Lingkungan Pemukiman. 1993. Pedoman Proses Pengolahan Leachate. Jakarta : Departemen pekerjaan umum Edward. A. Mc Bean. 1995. Solid Waste Landfill Engineering and Design. Practice Hall PTR Eckenfelder, Wesley. 2000. Industriall Water Polution Control third Edition. Singapore: McGraw Hill Companies inc Grady, Lesley, C.P., JR. and Lim, Henry, C. 1980. Biological Wastewater Treatment. New York: John Willey and Sons Inc. Hammer, Mark J. 2004. Water and Wastewater Technology. New Jersey: Person Prentice Hall http://www.leachate.co.uk/html/an_introducti on.html, diakses tanggal 5 Agustus 2008 http://www.portfolio.mvm.ed.ac.uk/studentwe bs/session4/7/leachate.htm, diakses tanggal 5 Agustus 2008 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri Peavy, S Howard. Rowe, Donald R. Tchobanoglous, George. 1985. Environmental engineering. Singapore: McGraw Hill Companies inc Peraturan Daerah Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Standar Kualitas Air dan Baku Mutu Air Limbah Bagi Kegiatan Industri Qasim, Syed R. 1985. Wastewater Treatment Plants : Planning, Design, and Operation. Texas : Holt, Rinehart, and Winston Reynolds, TD. 1982. Unit Operation and Process in Environmentall engineering. Monterey: Brooks/Cole Engr.Division. Sawyer,Clair N. Chemistry For Environmental engineering and Sciencs. New York : Mc Graw Hill Inc. Tchobanoglous. 1993. Integrated Solid Waste Management Engineering Principles and Management Issues. New York: Mc Graw Hill Inc. www. anafio.multiply.com/reviews/item/3-41k, diakses tanggal 12 Agustus 2008 www.cepis-ops-oms.org/muwww/fulltext, diakses tanggal 12 Agustus 2008 55

Jurnal PRESIPITASI Vol. 6 No.1 Maret 2009, ISSN 1907-187X www.epa.gov/owm/mtb/chemical_precipitati on.pdf, diakses tanggal 10 Desember 2008 www.pedulisampah.org/mod.php?mod=publi sher&op=printarticle&artid=24-67k, diakses tanggal 12 Agustus 2008 56