BAB I PENDAHULIAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAYU ASMARA YUDHA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN. minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Melalui kegiatan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

I. PENDAHULUAN. Kemandirian dan tanggung jawab merupakan pilar penting bagi terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

1. PENDAHULUAN. Bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

terhadap kepribadian pelakunya. Kegiatan yang untuk menggunakan tubuh secara menyeluruh dalam bentuk permainan atau pertandingan/ perlombaan

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan Jumlah Wakatu Aktif Belajar Saat Proses Belajar Mengajar Permainan Bola

I. PENDAHULUAN. disegala bidang. Salah satu dari pembangunan Nasional di Indonesia adalah di

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia, sehingga dapat mengimbangi terhadap gejala perubahan

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan zaman sebagai efek dari globalisasi yang diakibatkan dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

2014 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA TANGAN DAN KARATE DALAM PELAJARAN PENJAS DI SMAN 24 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Abdul Majid (2011:78) menjelaskan sabda Rasulullah SAW.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beriteraksi dengan lingkungan. Bermodalkan pendidikan tersebut manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikhis. Melalui pendidikan jasmani, siswa diperkenalkan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Prima Hendri Cahyono ( /PJKR A o8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

PERANAN NILAI SPORTIFITAS PENDIDIKAN JASMANI DALAM MENGAHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karakter para generasi mudanya. Telah banyak diketahui

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia baik

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pelajar ataupun mahasiswa datang ke DIY untuk mencari ilmu. Selain kota

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mencakup pengajaran dan pelaksanaan nilai-nilai, isi pendidikan ialah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

THE DIFFERENCES OF SOCIAL VALUES OF THE STUDENTS WHO PARTICIPATE SPORTS AND NON SPORTS EXTRACURRICULAR AT STATE HIGH SCHOOL 1 IMOGIRI BANTUL

I. PENDAHULUAN. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

2016 MOTIVASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) BALENOS JUNIOR DI KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 157 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGASUHAN PRAJA LEMBAGA PENDIDIKAN KEDINASAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya dan karakter bangsa kini mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

BAB II KAJIAN PUSTAKA. S.E Iso-Ahola, 2006: 18) mendefinisikan sportivitas sebagai perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik

INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DAN PERAN GURU DI SEKOLAH

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULIAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan dapat dilakukan oleh semua elemen masyarakat melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan informal, dimana jalur pendidikan ini dijadikan wahana untuk mengembangkan potensi-potensi diri bagi setiap individunya. Pada umumnya proses pendidikan ini banyak dilakukan di sekolah melalui jalur pendidikan formal. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal berfungsi untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta kemampuan yang dibutuhkan siswa agar dapat memiliki modal di masa depan secara utuh serta tersalurkannya bakat dan potensi diri yang dimilikinya. Didalam proses pendidikan di sekolah terbagi tiga kegiatan pembelajaran, yaitu intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Sehubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler dijelaskan oleh Rusli Lutan yang tersedia pada, http://file.upi.edu/direktori/fpok/ yakni, Program ekstrakurikuler merupakan bagian integral dari proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara kegiatan intra dan ekstra kedua-duanya tak dapat dipisahkan. Bahkan kegiatan ekstrakurikuler perpanjangan, pelengkap atau penguat kegiatan intra untuk menyalurkan bakat atau pendorong perkembangan potensi didik hingga mencapai taraf maksimum. Kebutuhan belajar siswa diharapkan terpenuhi melalui kegiatan ekstrakurikuler selain juga belajar dalam intrakurikuler. Bakat dan minat terhadap suatu kegiatan yang diprogramkan dalam kegiatan ekstrakurikuler diharapkan pula dapat tersalurkan, sehingga potensi siswa dapat berkembang secara Yogi Fitriana, 2014 Perbandingan disiplin siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

maksimal. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler yang terprogram dapat memberikan nilai-nilai positif bagi siswa dalam pemanfaatan waktu luang siswa sehingga siswa selalu mengisi waktu luang dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya. Yogi Fitriana, 2014 Perbandingan disiplin siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 Di dalam proses pendidikan yakni proses pendidikan formal, Setiap sekolah mempunyai aturan dan tata tertib yang harus di taati atau dipatuhi oleh setiap siswanya, yang bertujuan untuk membina dan menenamkan nilai kepribadian yang baik salah satunya nilai kedisiplinan. Disiplin adalah adanya kesediaan untuk mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Kepatuhan disini bukan hanya karena adanya tekanan-tekanan dari luar, melainkan kepatuhan yang didasari oleh adanya kesadaran tentang nilai dan pentingnya peraturan-peraturan. Fenomena di dunia pendidikan yang muncul saat ini, Penulis melihat selama melaksanakan Program Pengalaman Lapanganm (PPL) di SMA Negeri 9 Bandung, bahwa siwa-siswi pada saat ini banyaknya yang tidak disiplin, misalnya sering datang terlambat ke sekolah, banyak siswa yang keluar sekolah saat jam pelajaran berlangsung atau pada saat istirahat tanpa alasan yang jelas, membolos, mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, memakai aksesoris yang tidak diperkenankan dipakai di lingkungan sekolah, memakai pakaian tidak rapih dan tidak semestinya dan lain sebagainya. Permasalahan disiplin siswa ini tidak boleh dianggap sepele, karena dalam periode menjelang dewasa ini, siswa perlu belajar mengenai hal-hal yang penting dan baik melalui disiplin. Disiplin mempunyai andil besar dalam proses tercapainya keberhasilan siswa di masa dewasanya. Maka dari itu perlu adanya pendidikan yang dapat mencetak atau membentuk karakter setiap siswa yang positif dalam hal ini nilai kedisiplinan. Pendidikan karakter di sekolah sangat diperlukan, walaupun dasar dari pendidikan karakter adalah di dalam keluarga. Kalau seorang anak mendapat pendidikan karakter yang baik dari keluarganya, anak tersebut akan berkarakter baik selanjutnya. Membentuk karakter siswa hendaknya dimulai dari lingkungan dimana dia berada dan institusi atau lembaga yang menaunginya. Sesuai dengan yang telah tercantum pula dalam Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 12 dan 13 yang menyebutkan bahwa, Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal

3 yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, dan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan karakter harus masuk dalam setiap aspek kegiatan belajarmengajar di ruang kelas, praktek keseharian di sekolah, dan terintegrasi dengan setiap kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, pecinta alam, olah raga, palang merah, dan karya tulis ilmiah. Setelah itu setiap siswa diharapkan mampu menerapkannya di rumah dan lingkungan sekitarnya (Kemendiknas, 2009). Pendidikan karakter merupakan model pendidikan pembentukan watak dan kepribadian peserta didik sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa. Watak dan kepribadan yang diharapkan dimiliki peserta didik, antara lain; kejujuran, kedisiplinan, ketertiban, kemerdekaan, kemandirian, toleransi, ketaatan, dan keadilan. Seperti yang dikemukaan oleh Fakry Gaffar (dalam Kesuma, D., 2011, hlm. 5) menyatakan bahwa, sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam prilaku kehidupan orang itu. Dari penjelasan tersebut di atas penulis dapat menyimpulkan memang ada beberapa tempat selain pendidikan dalam kelas yang dapat membentuk karakter siswa, dimana salah satu wahana pengantarnya adalah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/ madrasah. Kegiatan ekstrakuler ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler, siswa diajarkan keterampilan teknis, disiplin, kerjasama, kepemimpinan dan nilai nilai lain yang bermanfaat bagi perkembangan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud adalah kegiatan ekstrakurikuler olahraga maupun kegiatan ekstrakurikuler non olahraga.

4 Dalam penelitian ini penulis memilih aktivitas ekstrakurikuler olahraga dan non olahraga sebagai variabel penelitian. Ekstrakurikuler non olahraga kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran baik dilakukan di sekolah maupun diluar sekolah. Ekstrakurikuler non olahraga memiliki tujuan tertentu diantaranya adalah untuk merubah perilaku sosial siswa, selain itu juga agar siswa mempunyai rasa tanggung jawab atas dirinya sendiri, siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler non olahraga akan memiliki karakter atau kepribadian yang baik. Sedangkan ekstrakurikuler olahraga adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran baik dilaksanakan di sekolah maupun diluar sekolah. Ekstrakurikuler olahraga berkaitan dengan aktivitas fisik siswa, yang didalamnya mengandung nilai-nilai seperti, fair play, empati, bekerjasama, disiplin, toleransi, sikap, dan lain sebagainya. Maka dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga nilai-nilai yang terkandung didalamnya secara tidak langsung akan masuk kedalam karakteristik siswa melalui permainan atau pertandingan, berbeda dengan kegiatan ekstrakurikuler non olahraga yang harus diberi penjelasan mengenai nilai-nilai yang terkandung saat siswa melakukan kegiatanya. Kegiatan ektrakurikuler olahraga selain bermanfaat bagi siswa dalam mengisi waktu luang olahraga itu sendiri juga ditujukan untuk pembentukan perilaku sosial seperti kerjasama, kemurahan hati, persaingan, empati, sikap tidak mementingkan diri sendiri, sikap ramah, memimpin dan mempertahankan diri. Pembentukan perilaku sosial terbentuk seirama dengan proses pertumbuhan dan perkembangannya. Ekstrakurikuler olahraga yang bertujuan untuk memaksimalkan perkembangan aspek yang menjadi tujuan dari pendidikan jasmani, kesehatan dan olahraga. Seperti kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih. Selain aspek-aspek diatas kegiatan ekstrakurikuler olahraga juga sebagai alat pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan yang dilaksanakan dengan memperhatikan potensi, kemampuan, minat, dan bakat siswa secara menyeluruh, yang dilakukan secara teratur, bertahap, dan

5 berkesinambungan dengan memperhatikan taraf pertumbuhan dan perkembangan siswa. Olahraga pendidikan merupakan salah satu bagian dari program pendidikan jasmani. Karena itu, olahraga pendidikan harus masih tercantum dalam kurikulum pendidikan jasmani. Olahraga pendidikan juga bermanfaat bagi pembentukan karakter yang sangat penting, dapat mencetak anak-anak muda yang berkarakter positi. Karakter yang positif adalah bahwa kompetitif dari olahraga akan manampilkan sifat-sifat karakter yang diinginkan seperti loyalitas, disiplin, komitmen, keinginan menjadi sempurna, dan sikap tidak pernah mengatakan mati. Hal tersebut yang melatar belakangi penulis untuk menggali lebih dalam mengenai kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan non olahraga di sekolah, mencari perbedaan dan manfaat kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan ekstarkulikuler non olahraga terhadap salah satu nilai prilaku yaitu kedisiplinan dalam mentaati peraturan sekolah. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul Perbedaan Disiplin dalam Mentaati Peraturan Sekolah Antara Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga dan Non Olahraga. B. Identifikasi masalah Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasi masalah yang akan penulis teliti dan fakta yang terjadi di lapangan yaitu banyak siswa yang tidak disiplin. Hal ini bisa terjadi karena pembekalan nilai disiplin siswa hanya mendapatkan di kegiatan intrakurikuler saja, yang relatif jumlah jam untuk kegiatan intrakurikuler sedikit. Maka dari itu kegiatan ekstrakurikuler yang berada disekolah sangatlah diperlukan untuk mengembangkan nilai prilaku dalam hal ini yaitu nilai kedisiplinan. Kegiatan ekstrakurikuler memiliki jumlah jam yang cukup banyak dibandingkan kegiatan pembelajaran intrakurikuler.

6 C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran disiplin siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dalam mentaati peraturan sekolah? 2. Bagaimana gambaran disiplin siswa yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga dalam mentaati peraturan? 3. Adakah perbedaan disiplin siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga dalam mentaati peraturan sekolah? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan oleh penulis diatas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui gambaran disiplin siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dalam mentaati peraturan sekolah. 2. Untuk mengetahui gambaran disiplin siswa yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga dalam mentaati peraturan sekolah. 3. Untuk mengetahui perbedaan disiplin siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga dalam mentaati peraturan sekolah. E. Manfaat Penelitian Berdasarkan gambaran umum di atas maka hasil penelitian ini diharapkan : 1. Dapat menjadi masukan kepada sekolah berkenaan dengan pengaruh ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga terhadap sikap disiplin siswa. 2. Memberi masukan kepada pihak-pihak terkait untuk mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler

7 3. Sebagai informasi kepada para orang tua siswa supaya mengikut sertakan anaknya dalam kegiatan ekstrakurikuler dalam upaya meningkatkan kedisiplin.