BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan karunia Tuhan yang senantiasa membawa perubahan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sosial dimana mereka tinggal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin meningkatnya perkembangan kehidupan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. 1. merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. seluruh rakyat Indonesia. Setelah adanya Keputusan Konferensi Dinas Para

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal baik fisik, mental maupun sosial, untuk. mewujudkannya diperlukan upaya perlindungan terhadap anak.

BAB I PENDAHULUAN. maupun dewasa bahkan orangtua sekalipun masih memandang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diperiksa oleh hakim mengenai kasus yang dialami oleh terdakwa. Apabila

2011, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lemba

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana bersikap, bertutur kata dan mempelajari perkembangan sains yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergeseran paradigma dalam hukum pidana, mulai dari aliran klasik,

BAB I PENDAHULUAN. tidak mendapat kepastian hukum setelah melalui proses persidangan di

BAB I PENDAHULUAN. ada juga kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak. Anak yaitu seorang yang belum berumur 18 tahun dan sejak masih dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum yang menjunjung tinggi nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. telah ditegaskan dengan jelas bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum,

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini narapidana tidak lagi dipandang sebagai objek melainkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem pemasyarakatan yang merupakan proses pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu

BAB I PENDAHULUAN. sanksi atau nestapa sebagaimana diatur dalam hukum pidana (Strafrecht) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengobatan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

BAB I PENDAHULUAN. harapan-harapan dari orang tua dan negara ini berada. Dapat dikatakan

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dan hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya warga Binaan Pemasyarakatan sebagai insan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah generasi penerus suatu bangsa. Baik ataupun buruknya masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan genersi penerus bangsa di masa yang akan datang,

BAB I PENDAHULUAN. berhak untuk mendapat perlakuan yang sama di hadapan hukum (equality before

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat tidak pernah lepas dengan. berbagai macam permasalahan. Kehidupan bermasyarakat akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku tindak pidana tersebut,yang memperoleh pidana penjara

satunya diwujudkan kedalam Undang-undang Nomor 14 tahun 1970 tentang Nomor 14 tahun 1970 dan diganti oleh Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. 2. Persamaan perlakuan dan pelayanan; 5. Penghormatan harkat dan martabat manusia;

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

2016, No Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pem

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia telah lahir beberapa peraturan perundang-undangan yang

BAB I PENDAHULUAN. melanggarnya, sedangkan kejahatan adalah perbuatan dengan proses yang sama dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. 1 Hal ini berarti setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia tahun, korban berusia 6 12 tahun sebanyak 757 kasus (26 %)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya kualitas sumber daya manusia staf Lembaga Pemasyarakatan, minimnya fasilitas dalam Lembaga Pemasyarakatan.

BAB I PENDAHULUAN. Negara indonesia adalah negara hukum rechstaats. 1 Sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak bukanlah untuk dihukum tetapi harus diberikan bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan kodratnya. Karena itu anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana. hubungan seksual dengan korban. Untuk menentukan hal yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan dan pendidikan menjadi hak dan kewajiban orang tua.

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :M.01-PK TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari segi kualitas dan kuantitas. Kualitas kejahatan pada

BAB I PENDAHULUAN. segala kemungkinan yang akan membahayakan mereka dan bangsa di masa

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tidak ada masyarakat yang sepi dari kejahatan. Kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. 1 Sebagai masa depan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatakan bahwa setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang sangat bergantung pada kondisi anak-anak sekarang. Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepolisian Republik Indonesia merupakan salah satu lembaga atau

BAB I. Hakim sebagai salah satu penegak hukum bertugas memutus perkara yang. diajukan ke Pengadilan. Dalam menjatuhkan pidana hakim berpedoman pada

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga telah. yang dinyatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ke arah yang lebih baik yaitu arah yang menunjukkan kemakmuran

I. PENDAHULUAN. kriminalitas nya tidak hanya dilakukan orang dewasa namun anak-anak pun saat

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan stabilitas politik suatu negara. 1 Korupsi juga dapat diindikasikan

BAB I PENDAHULUAN. bisa terjadi pada anak dimana apabila anak terkena pidana. Adapun pelaksanaan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh yang cukup besar dalam membentuk perilaku seorang anak. 1

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan teknologi. Adanya perkembangan dan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut belum mempunyai kemampuan untuk melengkapi serta. kepentingan pribadi mereka masing-masing.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) sebagai salah satu institusi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

BAB I PENDAHULUAN. perlakuan yang sama dihadapan hukum 1. Menurut M. Scheltema mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang dan peraturan serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan yang buruk, yang akan membimbing, dan mengarahkan. jawab atas semua tindakan yang dilakukannya.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

kehidupan bangsa sesuai dengan tujuan nasional seperti tercantum pada alinea IV

BAB I PENDAHLUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah buah hati setiap keluarga, penerus keturunan, merupakan harta

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai anak, adalah merupakan hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Didalam proses perkara pidana terdakwa atau terpidana

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan efek negatif yang cukup besar bagi anak sebagai korban.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembicaraan tentang anak dan perlindungan tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. Pidana (KUHAP) adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pidana penjara atau pemasyarakatan merupakan salah satu bagian dari

NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada ujud pidana yang termuat dalam pasal pasal KUHP yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau tidak memperoleh kasih sayang, asuhan bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara hukum, menyebabkan kita akan dihadapkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan pengarahan dalam rangka menjamin

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan karunia Tuhan yang senantiasa membawa perubahan dan suasana baru dalam kehidupan keluarga. Anak sebagai Karunia Tuhan Yang Maha Esa harus selalu dijaga dan diberi bimbingan budi pekerti yang baik agar kelak anak tersebut akan menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa. Seorang anak memerlukan kasih sayang dan perhatian juga bimbingan langsung dari keluarga untuk membentuk pribadi anak sebagai pribadi yang mempunyai tanggung jawab, berakhlak mulia, cerdas, baik dan mempunyai moral yang tinggi. Banyak anak-anak yang tidak mendapatkan bimbingan dan kasih sayang yang cukup sehingga anak tersebut menjadi anak yang terarah pada perbuatan perbuatan jahat bahkan sampai melanggar hukum. Seorang anak yang telah melakukan tindak kejahatan pastinya akan berhadapan dengan hukum. Anak yang masih belia dan belum mengenal arti kehidupan dan masa depan yang sesungguhnya, sungguh sangat disayangkan mereka sudah berhadapan dengan hukum. Anak pastinya akan mendapatkan tekanan psikologi yang tinggi. Rasa ketakutan, cemas, sedih, tidak tahu harus berbuat apa dan merasa kehidupan mereka akan segera berkahir. Semuanya menjadi satu kesatuan perasaan dalam hati yang berkecamuk dalam diri anak tersebut. 1

2 Perhatian terhadap diri dan hakikat anak sudah dimulai pada akhir abad ke-19, dimana anak dijadikan sebagai objek yang dipelajari secara ilmiah. Pelopornya adalah Wilherm Preyer dalam bukunya Die Seele des kindes (Jiwa Anak) pada Tahun 1882, kemudian disusul oleh berbagai ahli yang meneliti anak dan menulis psikologi anak, antara lain William Sterm menulis buku Psychologie der fruhen kindheit (Psikologi Anak pada Usia Sangat Muda), Karl Buhler menulis buku Die Geistige Entwicklung des kindes (Perkembangan Jiwani Anak) pada tahun 1989 dan bukunya Kindheit Fund Jugend (Masa Kanak-kanak dan Masa Muda) yang ditulis bersama istrinya bernama Charlotte Buhler, buku ini sangat mahsyur. 1 Undang Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, Lembaran Negara Republik Indonesia, Lembaran Negara Tahun 1997 nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3668 menyebutkan bahwa anak nakal adalah anak yang melakukan tindak pidana atau anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak, baik menurut peraturan perundang-undangan maupun menurut peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Indonesia sebagai negara hukum memberikan perlindungan pada anak nakal melalui berbagai peraturan perundang-undangan. Perhatian ini dilakukan dalam rangka perhatian terhadap nasib dan masa depan anak yang terlibat dalam 1 Wagiati Soetodjo., M.S., 2006, Hukum Pidana Anak, PT.Refika Aditama, hlm 5.

3 masalah hukum. Perlindungan anak ini dapat kita lihat dalam peraturan perundang undangan yang ada di Indonesia, yaitu : 1. Undang Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 yang diamandemen ke-4, Bab X Pasal 28 B ayat (2) 2. Undang Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3143. 3. Undang Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, Lembaran Negara Republik Indonesia, Lembaran Negara Tahun 1997 nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3668. 4. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. 5. Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 3886. 6. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 1999 Nomor 3886 7. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan Tambahan Lembar Negara Nomor 3845. 8. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M. 02-PK.04.10 Tahun 1990 Tentang Pola Pembinaan Narapidana/ Tahanan Menteri Kehakiman Republik Indonesia.

4 9. Kepres Nomor 36 Tahun 1990 tentang Perlindungan Hukum Terhadap Anak dan Pengesahan Konvensi Hak-hak Anak. Peraturan Perundang Undangan yang telah disebutkan menunjukkan adanya sinkronisasi perlindungan hukum serta perhatian terhadap hak hak bagi anak. Anak nakal yang telah dijatuhkan sanksi pidana pastinya akan menjadi Anak Pidana dan mendapatkan Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Anak selanjutnya disebut LAPAS Anak, tetapi tidak sedikit pula Anak Pidana yang dibina di LAPAS atau Rumah Tahanan selanjutnya disebut RUTAN. Kenyataannya kejahatan orang dewasa cenderung lebih berat dibandingkan dengan anak-anak. Anak Pidana yang ditempatkan di LAPAS atau RUTAN dan disatukan dengan Napi dewasa pastinya akan membawa dampak buruk bagi Anak Pidana. Jumlah tahanan Anak dari tahun ke tahun terus meningkat. Data Ditjen Permasyarakatan, Kementerian Hukum dan HAM, tercatat pada Maret 2008 terdapat 5.630 anak yang menjadi narapidana. Periode yang sama tahun 2010, jumlahnya meningkat menjadi 6.271 narapidana anak. Keterbatasan lembaga pemasyarakatan (LP), sekitar 3.575 narapidana anak (57%) sehingga narapidana anak terpaksa disatukan dalam satu lingkungan dengan tahanan dewasa. Fenomena ini sungguh memprihatinkan narapidana anak menjadi rentan mendapat tindak kekerasan dari tahanan dewasa. Rumah tahanan yang

5 menampung anak umumnya tidak menjamin masa tumbuh kembang anak, seperti mendapat pendidikan dan akses kesehatan. 2 Pembinaan yang baik dan perhatian hak hak anak dalam pembinaan sangat dibutuhkan dan harus sangat diperhatikan, jika tidak ada pembinaan yang baik maka penjara bukanlah jalan keluar bagi anak-anak yang bermasalah dengan hukum karena pengaruhnya akan lebih buruk jika mereka dibina dalam lingkungan bermasalah. Terlebih lagi di Indonesia sangat jarang yang memiliki penjara khusus anak. Anak Sebagai generasi muda yang menghadapi masalah hukum, anak mendapat perlakuan khusus dalam pembinaan anak, hal ini bertujuan setiap Anak Didik Pemasyarakatan akan mendapatkan pembinaan yang nantinya akan memberikan pengaruh baik agar Anak Didik Pemasyarakatan tidak melakukan perbuatan jahat yang telah dilakukannya dulu, sehingga anak dapat mempunyai pandangan dan membentuk rancangan masa depan, bukan rancangan kehancuran tapi masa depan yang penuh harapan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang Masalah di atas, Rumusan Masalah Usulan Penelitian ini adalah: 1. Bagiamana Pelaksanaan Pembinaan Anak Pidana yang diterapkan di Rumah Tahanan Bantul? 2 Bataviase.co.id. http://bataviase.co.id/node/170998, 9 Sepetember 2010, hlm.1.

6 2. Kendala-Kendala apa saja yang dihadapi Rumah Tahanan Bantul dalam Pembinaan Anak Pidana di Kabupaten Bantul? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Pembinaan Anak Pidana yang diterapkan di Rumah Tahanan Kabupaten Bantul. 2. Untuk mengetahui kendala kendala apa saja yang dihadapi dalam pembinaan Anak Pidana Rumah Tahanan Kabupaten Bantul. D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Bagi perkembangan ilmu pengetahuan (di bidang ilmu pengetahuan hukum bidang pidana), hasil penelitian ini bermanfaat memberikan sumbangsi bagi perkembangan ilmu hukum, khususnya bidang Hukum pidana. 2. Praktis a) Bagi Rumah Tahanan Kabupaten Bantul agar mengetahui dan dapat menjalankan Pembinaan Anak Pidana Kabupaten Bantul sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku. b) Bagi Anak Pidana agar mendapatkan Pembinaan yang baik dari Lembaga Pemasyarakatan Bantul. c) Bagi Perumus Peraturan Perundang-undangan, hasil penelitian ini bermanfaat memberikan masukan dan saran bagi Perumus peraturan perundang undangan untuk mengatur mengenai tindakan-tindakan yang perlu diambil oleh pemerintah untuk mengatasi kendala kendala dalam

7 pembinaan Anak Pidana. d) Bagi Pemerintah agar lebih meningkatkan sistem pembinaan yang baik demi perkembangan anak pidana Kabupaten Bantul. e) Bagi Masyarakat umum, agar lebih paham mengenai sistem pembinaan anak pidana Kabupaten Bantul, mengerti pentingnya pemenuhan hak-hak anak dan menumbuhkan perhatian lebih terhadap NAPI Anak. f) Bagi Penulis, melalui penelitian ini Penulis dapat belajar dan menyadari bahwa begitu pentinggnya pembinaan serta perhatian terhadap pembinaan anak yang baik dan terarah demi perubahan masa depan perkembangan anak pidana RUTAN Kabupaten Bantul. E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai pelaksanaan pembinaan anak pidana di Rumah Tahanan Bantul merupakan hasil karya asli penulis. Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan pembinaan anak pidana di Rumah Tahanan Bantul dan kendala-kendala yang dihadapi oleh Rumah Tahanan Bantul dalam pembinaan anak pidana. Penulisan ini berbeda dengan judul penulisan yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa lainnya, penulisan berjudul tuntutan jaksa penuntut umum terhadap anak pelaku tindak pidana berdasarkan asas demi kepentingan yang terbaik bagi anak, dilakukan oleh Doddy Boy Silalahi dengan nomor mahasiswa 04 05 08579/H membahas tentang pertimbangan khusus oleh jaksa penuntut umum dalam membuat tuntutan terhadap anak pelaku tindak pidana berdasarkan asas semi kepentingan terbaik bagi anak dan juga berkaitan

8 dengan kendala-kendala yang dihadapi oleh jaksa penuntut umum dalam melakukan penuntutan terhadap anak pelaku tindak pidana. Penulisan yang berjudul resosialisasi narapidana narkotika melalui pembinaan di lembaga pemasyarakatan narkotika Yogyakarta, dilakukan oleh Devaulin dengan nomor mahasiswa 05 05 09197/H membahas tentang model pembinaan narapidana narkotika di Lembaga Pemasyarkatan Narkotika Yogyakarta dan kendala kendala dalam melakukan pembinaan terhadap narapidana narkotika di lembaga pemasyarakatan Yogyakarta. Inilah perbedaan penulisan ini dengan penulisan mahasiswa lain. F. Batasan Konsep a. Pembinaan Pembinaan adalah kegiatan utuk meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku, profesional, kesehatan jasmani dan rohani Narapidana dan Anak Didik Pemasyaraktan. 3 b. Anak pidana Anak Pidana yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan menjalani pidana di LAPAS Anak paling lama sampai berumur 18 (delapan 3 Peraturan PemerintahNomor 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyaraktan,http://icjr.or.id/wp-content/uploads/2009/02/pp-31-th-1999-tentang-pembinaandanpembimbingan- warga-binaan-pemasyarakatan1.pdf, 9 September 2010, hlm.1.

9 belas) tahun. 4 c. Rumah Tahanan Di dalam RUTAN ditempatkan tahanan yang masih dalam proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di pengadilan negeri, pengadilan tinggi dan Mahkamah Agung. 5 G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. jenis penelitian hukum normatif ini adalah penelitian yang berfokus pada hukum positif / data sekunder. Dalam penelitian Normatif penulis akan melakukan abstraksi melalui proses deduksi dari norma hukum positif dengan cara melakukan sistematisasi hukum dan sinkronisasi hukum berkaitan dengan penelitian ini yang meliputi Diskripsi, Sistematisasi, Analisis, Interpretasi. 2. Sumber Data a. Bahan Hukum Primer 4 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, http://icjr.or.id/wp content/uploads/2009/02/uu no 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan.pdf, 9 September 2010, hlm.2 5 Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1983 Tentang : Pelaksanaan Kitab Undang Undang Hukum Acara pidana, http://www.menlh.go.id/i/art/pdf_1055453755.pdf, 02 Oktober 2010, hlm 7

10 Penelitian ini merupakan hukum normatif yang mempergunakan data sekunder/bahan hukum sebagai data utama, yang terdiri dari 1. Undang Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 yang diamandemen ke-4 2. Undang Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3143. 3. Undang Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, Lembaran Negara Republik Indonesia, Lembaran Negara Tahun 1997 nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3668. 4. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. 5. Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 3886. 6. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 1999 Nomor 3886 7. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1983 Tentang : Pelaksanaan Kitab Undang Undang Hukum Acara pidana 8. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan Tambahan Lembar Negara Nomor 3845.

11 9. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M. 02- PK.04.10 Tahun 1990 Tentang Pola Pembinaan Narapidana/ Tahanan Menteri Kehakiman Republik Indonesia. 10. Kepres Nomor 36 Tahun 1990 tentang Perlindungan Hukum Terhadap Anak dan Pengesahan Konvensi Hak-hak Anak. b. Bahan Hukum Sekunder Bahan Hukum Sekunder merupakan bahan hukum yang diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan Pembinaan Anak Didik Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarkatan Bantul, Karya Ilmiah yang disampaikan dalam diskusi maupun seminar seminar mengenai Anak Didik Pemasyarakatan, hasil penelitian, website maupuin surat kabar yang berhubungan dengan Anak Didik Pemasyarakatan. 3. Metode Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara dilakukan langsung dengan narasumber untuk memperoleh data yang diperlukan untuk penulisan hukum ini yakni Kepala Lembaga Pemasyarakatan Bantul. b. Studi Kepustakaan Melakukan penelitian dengan cara mempelajari, membaca dan memahami buku-buku, literatur, peraturan-peraturan, pendapat yang erat dengan materi yang ditulis.

12 4. Metode Analisis Data Metode analisis yang penulis gunakan untuk penelitian hukum normatif ini adalah dengan menggunakan metode analisis kualitatif. Proses penalaran yang digunakan dalam menarik kesimpulan adalah dengan menggunakan metode berfikir deduktif.