HUBUNGAN BESARNYA ULTRAFILTRASI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL DENGAN HEMODIALISA RUTIN 1. Kusnanto 2, Syaifudin 3 INTISARI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik seperti Glomerulonephritis Chronic, Diabetic

Perbedaan Kadar Hb Pra dan Post Hemodialisa pada Penderita Gagal Ginjal Kronis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang

BAB V PEMBAHASAN. Ginjal Kronik dilaksanakan pada bulan November Maret 2016 dengan

PGK dengan HD IDWG BIA PHASE ANGLE

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang mempengaruhi penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2011).

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

BAB III METODE PENELITIAN. dalam waktu yang bersamaan (Sastroasmoro, 2008). Penelitian ini dilakukan di Unit Hemodialisis RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

DAFTAR PUSTAKA. Alam et al., Gagal Ginjal, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2007).

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN DAN NUTRISI PADA KLIEN HEMODIALISIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

PEMBERIAN SMS REMINDER EFEKTIF MEMPERBAIKI STATUS GIZI ANTROPOMETRI PASIEN HEMODIALISIS

PERSENTASE KEBERHASILAN OPERASI CIMINO DAN AV-SHUNT CUBITI PADA PASIEN HEMODIALISA DI RSUP PROF KANDOU PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain

BAB V HASIL PENELITIAN

SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG APOTEK DI APOTEK MARGI SEHAT TULUNG KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam jangka waktu yang lama (Noer, Soemyarso, 2006). Menurut (Brunner

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal

PERBEDAAN KADAR KREATININ DARAH ANTARA HEMODIALISA 2 KALI DENGAN 3 KALI PER MINGGU PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah salah satu penyakit dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular mengalami penurunan tetapi terjadi peningkatan jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Insidensi penyakit gagal ginjal kronik semakin. meningkat dengan sangat cepat. Hal ini tidak hanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terminal yang menjalani hemodialisa rutin di unit hemodialisa RS

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal atau penurunan kemampuan

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit menurut World Health Organization (1957) adalah suatu bagian

Lampiran 1. PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Koping Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ginjal dengan cepat sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK DI INSTALASI PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. desain quasy eksperimental dengan rancangan pretest-posttest with control. Rancangan dapat diilustrasikan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia (Ruggenenti dkk, 2001). Penyakit gagal ginjal kronis

KUESIONER. 1. Nama : 2. Umur : tahun.bulan 3. Jenis Kelamin : ( ) Laki- laki ( ) Perempuan 4. Status : ( ) Belum Menikah ( ) Menikah ( ) Janda/ duda

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB III METODE PENELITIAN. observasional analitik dengan desain cross sectional study dimana pengukuran

BAB III METODE PENELITIAN. adalah komorbiditas pada pasien hemodialisa. Kualitas hidup diukur setelah 2

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

: DYANA CITRA MOKODOMPIT NIM

Korelasi Positif Perubahan Berat Badan Interdialisis dengan Perubahan Tekanan Darah Pasien Post Hemodialisa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan menggunakan

Nilai Diagnostik Rerata Tekanan Darah Pre dan Post Hemodialisis pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis Kronik

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. yang beredar dalam darah). Penderita GGK harus menjalani terapi diet

EVALUASI PENGARUH PEMBERIAN KONSELING DAN SHORT MESSAGES SERVICE (SMS) TERHADAP KEPATUHAN TERAPI HIPERTENSI PASIEN HEMODIALISIS DI RSUD BANJAR

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI UNIT HEMODIALISA RSUD ULIN BANJARMASIN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variabel untuk menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS

Setiawan Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Siti Khadijah Palembang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta Unit Gamping. Data dikumpulkan pada bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional, yaitu mempelajari dinamika

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

PERNYATAAN PENGARUH JUMLAH PENARIKAN CAIRAN TUBUH TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISA DI INSTALASI HEMODIALISIS RSUD DR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel yang menyebabkan ginjal kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan atau kegagalan fungsi ginjal berupa penurunan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. keluhan maupun gejala klinis kecuali sudah terjun pada stadium terminal (gagal

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau

BERAT BADAN PASIEN DIALISIS

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN INTERDIALITIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HEMODIALISIS DI RSUD WATES KULON PROGO SKRIPSI

Transkripsi:

HUBUNGAN BESARNYA ULTRAFILTRASI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL DENGAN HEMODIALISA RUTIN 1 Kusnanto 2, Syaifudin 3 INTISARI Latar Belakang: Pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa rutin sering mengalami kelebihan volume cairan dalam tubuh Pengeluaran atau pembuangan kelebihan cairan tubuh ini dapat dilakukan pada saat tindakan hemodialisa dengan proses ultrafiltrasi Jumlah cairan yang dikeluarkan pada proses hemodialisa dihitung berdasarkan kenaikan berat badan pasien ketika datang dikurangi dengan berat badan kering Tujuan: Diketahuinya hubungan hubungan besarnya ultrafiltrasi dengan perubahan tekanan darah pasien ketika menjalani hemodialisa di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Metodologi Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan waktu Cross Sectional Instrumen dalam penelitian ini menggunakan timbangan badan dan alat ukur tekanan darah elektrik Populasi dalam penelitian ini adalah pasien hemodialisa antara bulan April 2010 sampai dengan bulan Juli 2010 berjumlah 102 Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dan didapatkan 102 responden Teknik untuk menguji hipotesis menggunakan rumus chi square Hasil Penelitian: Hasil pengujian chi square didapatkan nilai χ 2 sebesar 7818 pada df 2 dengan taraf signifikansi 0,020 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara besarnya ultrafitrasi dengan perubahan tekanan darah sistolik setelah dilakukan hemodialisa Saran Penelitian: Bagi Rumah Sakit Khususnya Ruang Hemodialisa agar dapat meningkatkan pelayanan hemodialisa dengan pembatasan dan pemantauan jumlah ultrafiltrasi sehingga dapat meminimalkan resiko penurunan tekanan darah yang dapat membahayakan jiwa pasien Kata Kunci : ultrafiltrasi, hemodialisa 1 Judul Skripsi 2 Mahasiswa STIKES Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen STIKES Aisyiyah Yogyakarta

PENDAHULUAN Pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa rutin sering mengalami kelebihan volume cairan dalam tubuh, hal ini disebabkan penurunan fungsi ginjal dalam mengekresikan cairan Jika kelebihan cairan ini tidak terbuang maka dalam kurun waktu tertentu akan terjadi akumulasi penumpuklan cairan ditubuh yang sangat berlebihan sehingga dapat terjadi oedema anasarka atau bahkan oedema paru yang akan dapat mengganggu pernafasan dengan resiko kematian Pengeluaran atau pembuangan kelebihan cairan tubuh ini dapat dilakukan pada saat tindakan hemodialisa dengan proses ultrafiltrasi Jumlah cairan yang dikeluarkan pada proses hemodialisa dihitung berdasarkan kenaikan berat badan pasien ketika datang dikurangi dengan berat badan kering ( berat badan ketika pasien tidak ada oedema, tidak ada keluhan sesak nafas karena oedema paru dan pasien merasakan keluhan seperti tubuh terasa seperti melayang ) Dengan ultrafiltrasi maka kelebihan volume cairan akan dibuang, sehingga kelebihan cairan atau oedema ditubuh pasien akan berkurang Cairan tubuh yang dibuang pada saat ultrafiltrasi adalah cairan intravaskuler, dengan berkurangnya jumlah cairan intravaskuler secara cepat pada saat proses hemodialisa maka volume pre load jantung juga akan turun sehingga pasien akan dapat mengalami penurunan tekanan darah atau hipotensi pada saat pelaksanaan hemodialisa Dari masalah medis yang bisa terjadi saat hemodialisa, gangguan hemodinamik berupa hipotensi merupakan masalah yang palling sering terjadi selama hemodialisa rutin dibanding yang lain Angka kejadian diperkirakan antara 20 sampai 50 % dari penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa regular (Zuccheli P dalam Ommy A, 2009) Beberapa laporan menempatkan hipotensi intradialitik sebagai penyebab utama kematian saat hemodialisa (Ronco C, 2001) Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan besarnya ultrafiltrasi terhadap perubahan tekanan darah pasien ketika menjalani hemodialisa METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan crossectional yang menghubungkan antara dua variable dalam satu saat yaitu : besarnya ultrafiltrasi sebagai variabel bebas dan perubahan tekanan darah pre dan post dialisa variabel terikat Kriterian inklusi penelitian : 1 Penderita Gagal ginjal yang sudah menjalani hemodialisis minimal 3 bulan 2 Menjalani hemodialisa rutin 2 atau 3 kali perminggu 3 Bersedia ikut dalam penelitian Kriteria eksklusi penelitian: 1 Penderita dengan Sirosis Hepati 2 Penderita dengan Penyakit kardiopulmona Tehnik sampling menggunakan total sampling, dengan jumlah 102 orang pasien Data dikumpulkan dengan pengamatan atau observasi dan dicatat dalam format pengumpulan data HASIL PENELITIAN RSU PKU Muhammadiyah merupakan salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta yang merupakan wujud amal usaha Pimpinan Pusat Muhammadiyah di bidang kesehatan dan merupakan rumah sakit yang terakreditasi dengan 12 bidang pelayanan tipe C Plus Pelayanan hemodialisa di RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan sehingga saat ini terdapat 23 mesin hemodialisa dan 1 mesin hemoddialisa khusus bagi pasien dengan Hepatitis B dengan rata-rata tindakan sebanyak 1500 tindakan perbulan Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur dan jenis kelamin, pekerjaan tingkat dan pendidikan Besarnya ultrafiltrasi merupakan volume cairan yang dikeluarkan pada saat dilakukan hemodialisa dengan proses ultrafiltrasi yang di peroleh dari selisih berat badan ketika akan dimulai hemodialisa dengan berat badan ketika selesai dilakukan hemodialisa sebelumnya Hasil penelitian besarnya ultrafiltrasi dapat diperlihatkan pada gambar berikut: Gambar 44 Besarnya ultrafiltrasi pada pasien hemodialisa rutin Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa besarnya ultrafiltrasi pada sebagian besar responden termasuk dalam kategori ringan yaitu 48 orang (47,1%) sedangkan yang paling sedikit termasuk dalam kategori berat yaitu 20 orang (19,6%) Perubahan tekanan darah pre dan post dialisa merupakan tekanan sistolik pasien yang diukur pada saat hemodialisa dimulai (predialitik) dan pada saat hemodialisa selesai N o 1 2 3 (postdialitik) Gambaran perubahan tekanan darah pre dan post dialisa dapat diperlihatkan pada gambar berikut: Gambar 45 Perubahan Tekanan Darah Pre Dan Post Dialisa Berdasarkan gambar 45 dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak mengalami penurunan tekanan darah yaitu 58 orang (56,9%) dan yang paling sedikit tidak mengalami perubahan tekanan darah yaitu 44 orang (43,1%) Cairan tubuh yang dibuang pada saat ultrafiltrasi mempengaruhi volume pre load jantung yang juga akan turun sehingga pasien dapat mengalami penurunan tekanan darah atau hipotensi pada saat pelaksanaan hemodialisa Gambaran hubungan besarnya ultrafiltrasi terhadap perubahan tekanan darah pasien ketika menjalani hemodialisa dapat diperlihatkan pada tabel berikut: Tabel 42 Hubungan Besarnya Ultrafiltrasi Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pasien Ketika Menjalani Hemodialisa Tekanan darah Tidak Turun Total f % f % f % Ultrafiltrasi Ringan 16 15,7 32 31,4 48 47,1 Rata-rata 14 13,7 20 19,6 34 33,3 Berat 14 13,7 6 5,9 20 19,6 Jumlah 44 43,1 58 56,9 102 100

Sumber: data primer 2010 Berdasarkan tabel 42 dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak besarnya ultrafiltrasi hemodialisa dengan kategori ringan dan mengalami penurunan tekanan darah sistolik yaitu 32 orang (31,4%) sedangkan responden yang paling sedikit besarnya ultrafiltrasi hemodialisa termasuk dalam kategori berat dan mengalami penurunan tekanan darah yaitu 6 orang (5,9%) Hasil pengujian chi square didapatkan nilai χ 2 sebesar 7818 pada df 2 dengan taraf signifikansi 0,020 Untuk menentukan ada hubungan atau tidak maka besarnya taraf signifikansi (p) dibandingkan dengan taraf kesalahan 5% (0,05) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara besarnya ultrafiltrasi dengan perubahan tekanan darah sistolik setelah dilakukan hemodialisasi pada pasien di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain Metodologi yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu observasional dengan pendekatan crossectional Penelitian akan leih maksimal apabila dilakukan pengamatan secara berkala Keterbatasan yang lain adalah penelitian ini belum melakukan pengkajian terhadap faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah seperti penyakit penyerta yang diderita responden Kesimpulan dan saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1 Responden yang paling banyak berumur 51-60 tahun yaitu 34 orang (33,3%) sedangkan yang paling sedikit berumur lebih dari 70 tahun yaitu 1 orang (1%) 2 Responden yang paling banyak adalah perempuan yaitu 56 orang (54,9%) sedangkan responden laki-laki sebanyak 46 orang (45,1%) 3 Responden yang paling banyak bekerja sebagai PNS yaitu 30 orang (29,4%), pedagang, pelajar dan petani masing-masing sebanyak 1 orang (1%) 4 Responden yang paling banyak berpendidikan SMA yaitu 62 orang (60,8%) sedangkan yang paling sedikit berpendidikan SMP yaitu 8 orang (7,8%) 5 Besarnya ultrafiltrasi pada sebagian besar responden termasuk dalam kategori ringan yaitu 48 orang (47,1%) sedangkan yang paling sedikit termasuk dalam kategori berat yaitu 20 orang (19,6%) 6 Responden yang paling banyak mengalami penurunan tekanan darah yaitu 58 orang (56,9%) dan yang paling sedikit tidak mengalami perubahan tekanan darah yaitu 44 orang (43,1%) 7 Hasil pengujian chi square didapatkan nilai χ 2 sebesar 7818 pada df 2 dengan taraf signifikansi 0,020 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara besarnya ultrafitrasi dengan perubahan tekanan darah sistolik setelah dilakukan hemodialisasi pada pasien di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Berdasar kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1 Bagi Rumah Sakit khususnya Ruang Hemodialisa agar dapat meningkatkan pelayanan hemodialisa dengan pembatasan dan pemantauan jumlah ultrafiltrasi sehingga dapat meminimalkan resiko penurunan

tekanan darah yang dapat membahayakan jiwa pasien 2 Bagi perawat agar dapat melaksanakan tindakan hemodialisa secara lebih baik dengan pemantauan tekanan darah tiap jam pada pasien dengan ultrafiltrasi >6% berat badan sehingga perubahan tekanan darah yang dapat membahayakan jiwa pasien dapat dicegah 3 Bagi Pasien agar berusaha menjaga kenaikan berat badan dan membatasi intake cairan dengan membuat catatan cairan yang masuk dan cairan yang keluar melalui kencing 4 Bagi peneliti selanjutnya untuk melanjutan penelitian dengan melakukan pengamatan secara berkala Selain itu agar dapat menggali faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah seperti penyakit penyerta yang diderita responden DAFTAR PUSTAKA Agustiardi, O Suwitra, K et al, 2009, Hubungan antara perubahan volume darah relative dengan episode hipotensi intradialitik selama hemodialisa pada gagal ginjal kronik Bagian SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Unud Anonim 2006, Proses Hd Clinical Practice Guidelines and Clinical Practice Recommendations 2006 Updates Hemodialysis Adequacy, Peritoneal Dialysis Adequacy, Vascular Access dalam http://wwwkidneyorg diakses tanggal 11 april 2010 Anonim, Cardiac Output dalam http://enwikipediaorg diakses tanggal 15 April 2010 Braig, J R, Fulkerson, BR, Gura, V, Methods and Systems for Controlling Ultrafiltration Using Central Venous Pressure Measurements dalam http://wwwfaqsorg diakses tanggal 15 April 2010 Daugirdas, J T Blake, P G, Handbook of Dialysis, 2006 774 pages, 4th edition Davidyan, A (2009) Physiology of the Circulatory System dalam http://wwwseverehypertension net diakses tanggal 11 April 2010 Hudak & Gallo, 1997, Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik edisi VI volume II, EGC Jakarta Jaeger, JQ and Mehta, RL 1999, Assessment of Dry Weight in Hemodialysis, Journal American Society of Nephrology Judith, D and Franssen Casper, 2007, Relative blood volum measurements during hemodyalisis, Originally published as general introduction to the PhD thesis at the University Medical Center Groningen in The Netherlands Lubis, WH 2009, Hubungan antara parameter cairan tubuh yang diukur dengan bio impedance analysis dengan derajat hipertensi pada pasien hemodialisis regular, Usu Reposiroty, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Mithcell S 2002, Estimated Dry Weight : aiming for accuracy, Neprhrology Nursing Journal, vol29 no5 Murzi, C 2006, Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Nathan, W, Fansanzhu, Marcia Keen Intradialytic Weight Gain and Dry Weight 2001 Richard, E Klabunde, Cardiovasculer Physiology Concept 2007, diakses http://wwwcvphysiologycom diakses tanggal 15 April 2010 Sulowicz W, Pathogenesis and treatment of dialysis hypotension Kidney International 2006;70:S36-39 Sidabuntar, RP 1998, Penanggulangan gagal ginjal kronik dan kemajuannya, simposium nasional masalah penyakit ginjal dan saluran kemih di Indonesia