PENINGKATAN PROFESIONAL DAN KEMAMPUAN MENYUSUN PROPOSAL PTK MELALUI PENDAMPINGAN BAGI GURU KELAS V SD

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGAJAR TEMATIK DI KELAS RENDAH DENGAN KEGIATAN PEER TEACHING PADA GURU DI SDN 27 PANGIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DIAH NURAINI MUNCARNO DARSONO

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN PADA ANAK DENGAN PERMAINAN ULAR TANGGA DI KB ABC BLORONG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

Suharyanto. UPT Dinas Pendidikan Kec.Tembarak Kab. Temanggung Kata kunci : Kompetensi, Guru TK, Bimbingan Berkelanjutan, RKH

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SIDOARJO MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED

LINDA ROSETA RISTIYANI K

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA BERBASIS LINGKUNGAN

PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARANG

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA PADA POKOK BAHASAN PERKALIAN

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA TEMA DIRI SENDIRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MEDIA KARTU KATA

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XI, No. 2, Tahun 2013 Annisa Rahmawati & Isroah 91-98

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

Manib Absari SMP Negeri 2 Gatak

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM MEWUJUDKAN ACTIVE JOYFULL EFFECTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Peningkatan Kedisiplinan dan Hasil Belajar IPA pada Materi Klasifikasi Benda Melalui Discovery Learning Siswa Kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN FIRING LINE UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving

Keywords: ball throwing basic movement, game.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kemampuan Berpendapat

Keywords: Process and Learning Outcomes, Learning Resources Environment, Scientific Approach

Sumarwan Samsul Hadi. Pendidikan Teknik Mesin, FKIP UST Yogyakarta ABSTRACT

PENERAPAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA Ana Susana SMK 1 Kawung Surabaya

2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan Abstract

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR TEKNOLOGI PENGUKURAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT DAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMBELAAN NEGARA MELALUI TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

PENERAPAN GUIDED INQUIRY

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

Ima Dwi Nurmawati 1, Yulianti 1, A Dakir 2 PENDAHULUAN

Nurnida Setyaningsih SMK Muhammadiyah I Surakarta. Abstract

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

Tarmini 1 SDN Maribaya 01, Kec. Kramat, Kab. Tegal Kata Kunci: Aktivitas Siswa, Hasil Belajar, Media Gelas Fakel

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU JURNAL. Oleh RETNO ANDEL NINGRUM SUPRIYADI SISWANTORO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

JURNAL TAMAN VOKASI VOL. 4 NO. 2 DESEMBER

Nur Khasananah 1, Triyono 2, Joharman 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

JURNAL PGSD INDONESIA P-ISSN E-ISSN Vol 3 No 1 Tahun 2017

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

(JURNAL) Oleh SRI MULYANI MAMAN SURAHMAN RIYANTO M TARUNA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

Briandika Doni Arnanda Dr. T.Sulistyono, M.Pd., MM. Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK

Kata kunci: alat peraga maket, prestasi belajar, gambar konstruksi bangunan

Diajukan Oleh: ARISKA DEVIE PRADISTA A

Yuanis et al., Penerapan Model Quantum Learning...

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME)

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN DENGAN MEDIA PHOTO STORY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA PADA SISWA KELAS IV SD

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SD Inpres VII Labuan Baru

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SD NEGERI TRIREJO

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENERAPAN TEKNIK EXAMPLE NON-EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI DAN HASIL BEAJAR JURNAL. Oleh

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SDN KOTA TEBING TINGGI

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUAS BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD. Sutanti, Siti Istiyati, Djaelani

Oleh: Ari Herliyanto, Pendidikan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.

Joyful Learning Journal

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MELALUI CONCEPT MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh ADI PRASETYO ASMAUL KHAIR SISWANTORO

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 3 September 2012 Halaman 73-80

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENGGUNAAN STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) SISWA TUNARUNGU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENDEKATAN KONTEKTUAL MELALUI METODE PENUGASAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 KUTASARI PURBALINGGA

Transkripsi:

PENINGKATAN PROFESIONAL DAN KEMAMPUAN MENYUSUN PROPOSAL PTK MELALUI PENDAMPINGAN BAGI GURU KELAS V SD Marheni Widati Pengawas Sekolah UPTD Pendidikan Kec. Baki Kab. Sukoharjo T ABSTRACT he aim of the research is to increase profesionality and ability in arranging proposal classroom action research for teacher class V SD se-dabin II Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo in semester I 2012/2013 academic year. The research method used is classroom action research with collaboration. The treatment is done in 3 cycles. Each cycle consist of 4 stages: planning, acting, observing, and reflecting. Technique of data gathering used are documentation, observation, and test. Data analysis used descriptive comparative and continued with reflection. The research result showed that there is increasing in professional and ability to arrange classroom action research proposal for teachers class V SD se - Dabin II Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo in 2012/2013 academic year through accompaning. The increasing at the beginning average score 54 to be 62 at cycle I and the average score increased 69 at cycle II. At the improving and advising showed that there is professional increasing and ability to arrange classroom action research increased higher 73 at cycle III. Keywords: ability to arrange classroom action research proposal; accompaning; professional teachers. PENDAHULUAN Guru merupakan unsur utama dalam keseluruhan proses pendidikan baik di tingkat institusional maupun instruksional. Pelaksanaan pendidikan nasional sebagai salah satu wahana perubahan sosial dan suatu gerakan nasional menjadi tanggung jawab seluruh komponen bangsa yakni pemerintah, orang tua, dan masyarakat. Segenap komponen ini sangat mengharapkan terselenggaranya pendidikan yang bermutu (qualified education). Dengan adanya perubahan yang bersifat fundamental dan vital di bidang pendidikan, perubahan yang dimaksud adalah terjadinya pergeseran paradigma penyelenggaraan pendidikan dari yang bersifat centralized menjadi decentralised. Menurut Permendiknas RI No: 16 Tahun 2007 Guru harus mengembangkan keprofesionalannya dengan melakukan tindakan reflektif. Profesional dan kemampuan guru dalam menyusun Peningkatan Profesional dan Kemampuan... (Marheni Widati) 119

proposal PTK masih rendah. Guru sebagian besar belum mampu menyusun proposal dan laporan PTK, rasa enggan melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) sangat tinggi. Penyusunan proposal PTK juga dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan. Hal ini dapat terjadi karena setelah meneliti kegiatannya sendiri, yakni di dalam kelas sendiri dengan melibatkan siswanya sendiri dan melalui sebuah tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi maka guru akan memperoleh umpan balik yang sistematik mengenai apa yang selama ini selalu dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam melaksanakan dalam penyususan proposal PTK yang pada kenyataannya masih banyak kendala yang dihadapi oleh guru, antara lain lemahnya pemahaman konsep PTK. Belum yakin benar bahwa PTK dapat mengembangkan profesinya, tidak terbiasa reflektif thinking, tidak ada pembimbing penelitian, tidak tersedia dana, dan adanya mentalitas guru yang lebih suka pada kemapanan daripada mengikuti perkembangan. Guru dituntut agar dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik guru harus dapat memenuhi keinginan dan harapan masyarakat dalam hal ini siswa dan orang tua, memiliki landasan pengetahuan yang kuat dan terkini khususnya dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya, dan dalam proses untuk mendapatkan profesionalisme itu hendaknya dilakukan atas dasar kompetensi individu. Guru profesional dan berkarakter adalah harga mati bagi peningkatan mutu pendidikan bangsa. Salah satu bentuk manifestasi sistem desentralisasi pendidikan semakin besarnya peran pemerintah daerah dalam ikut mengawal tercapainya tujuan pendidikan nasional. Sebagai bahan renungan, penulis mencoba membuat kriteria kompetensi sebagai karakter utama guru. Guru adalah sosok yang paling bertanggung jawab mencerdaskan anak bangsa. Guru yang memiliki kompetensi, akan menjadi sosok berkarakter, guru mempunyai tanggung jawab memperbaiki prestasi siswa dengan PTK. Guru beserta para siswanya di kelas yang ikut berperanserta dalam kegiatan penelitian mendapat pengalaman belajar ( learning experience) yang tidak keseharian sifatnya. Profesional dan kemampuan guru dalam menyusun proposal PTK untuk meneliti akan meningkatkan kinerja dalam profesinya sebagai pendidik. Kegiatan PTK yang dilakukan para guru di sekolah, tidak hanya meningkatkan kualitas profesional pendidik secara individual, akan tetapi akan berdampak juga terhadap teman sejawat di sekolah. Kemampuan adalah kapasitas seseorang individu beragam tugas melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan (wikipedia. Bhs. Ensiklopedia bebas). Kemampuan merupakan kekuatan seseorang baik fisik maupun psikis untuk melakukan suatu tindakan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatankegiatan yang berhubungan dengan keterampilan membutuhkan kemampuan fisik, aktifitas penelaran, pemecahan masalah, dan mental berfikir perlu kemampuan intelektual. Menurut Undang Undang No. 14/2005 Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, di- 120 Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 7, No. 2, Juli 2012: 119-124

hayati dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi pada guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan ketrampilan dan sikap yang berujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Kemampuan merupakan kekuatan seseorang baik fisik maupun psikis untuk melakukan suatu tindakan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatankegiatan yang berhubungan dengan ketrampilan membutuhkan kemampuan fisik, aktifitas penalaran, pemecahan masalah, dan mental berfikir perlu kemampuan intelektual. Pendidikan selalu berakhir dengan kompetensi, yakni kecakapan/ kemampuan yang kini teori pengukuran kecakapan yakni kecakapan kognitif, afektif dan psikomotorik. Penelitian pendidikan terkini menghendaki dikembangkannya berbagai kecakapan seperti berfikir kritis, dan berfikir kreatif, yang mungkin berkorespondensi dengan teori pengembangan (multiple intelligence) (Dede Rosyada, 2007: 131). Guru sebagai tenaga profesional berarti pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan pendidikan tertentu. Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran meliputi 4 kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional. Langkah pertama sebelum membuat proposal PTK adalah identifikasi masalah. Dari identifikasi masalah tersebut guru sebagai pelaku PTK dituntut untuk mempunyai untuk mempunyai inisiatif mengatasi masalah yang berhasil diidentifikasinya. Identifikasi masalah bisa dilakukan dengan cara mendaftar sejumlah problem yang dihadapi atau dirasakan guru, kemudian menyaringnya hingga menemukan masalah yang paling mendesak untuk diatasi. Setelah masalah ditemukan, langkah selanjutnya adalah menemukan akar masalah. Dengan memilih masalah yang sekiranya dapat diatasi guru, peneliti harus mempunyai inisiatif untuk mengatasi masalah tersebut. Pendampingan adalah proses, cara dan perbuatan mendanpingi atau mendampingkan ( Kamus besar BI: 234). Guru merupakan unsur utama dalam keseluruhan proses pendidikan baik di tingkat institusional maupun instruksional. Tanpa guru profesional pendidikan ibarat slogan muluk tapi hampa. Karena segala bentuk kebijakan dan program pendidikan, pada akhirnya akan ditentukan oleh seberapa jauh kinerja dan profesionalisme guru sebagai ujung tombaknya di garis depan. Guru merupakan aktor utama pembelajaran. Karena itu guru sangat menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. Jika dikaitkan dengan profesional dan kemampuan menyusun proposal PTK maka peranan guru sangatlah penting. Dengan tidakadanya pembimbing di sekolah, peneliti berusaha melaksanakan pendampingan bagi guru untuk memnyusun proposal PTK. Dapat dimaklumi karena guru pada umumnya belum terbiasa untuk melakukan penelitian. Ada juga banyak guru yang mengikuti jenis seminar PTK, tetapi kenyataan di lapangan selesai mengikuti selesai juga masalahnya. Tidak ada tindak lanjut bahkan banyak alasan untuk tidak mencoba untuk mempersiapkan Peningkatan Profesional dan Kemampuan... (Marheni Widati) 121

penelitian. Sebagaimana diketahui bahwa guru dalam menyusun proposal PTK masih banyak kendala yang dihadapi oleh guru, antara lain lemahnya pemahaman konsep proposal PTK. Kebanyakan belum yakin benar bahwa proposal PTK dapat mengembangkan profesinya tidak terbiasa reflectif thinking, tidak ada pembimbing, tidak tersedia dana dan adanya mentalitas guru yang lebih suka pada kemapanan daripada mengikuti perkembangan. Peneliti berusaha memberi pendampingan agar proses dalam penyusunan proposal PTK dapat sanggup menghadapi tantangan dialah yang lebih profesional. Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian tindakan sekolah ini dengan pendampingan oleh pengawas sekolah. Agar dapat meningkatkan profesional dan kemampuan menyusun proposal PTK. Dengan demikian rumusan masalah dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah: Apakah dengan pendampingan dapat meningkatkan profesional dan kemampuan menyusun proposal PTK bagi guru kelas V SD se- Dabin II Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo pada semester I tahun 2012/ 2013? Melalui pendampingan bertujuan untuk meningkatkan profesional dan kemampuan menyusun proposal PTK bagi guru kelas V SD se-dabin II Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo pada semester I tahun 2012/2013. Guru profesional adalah guru yang memiliki kemampuan profesional, yaitu kemampuan untuk dapat: (1) merencanakan program belajar mengajar, (2) melaksanakan dan memimpin kegiatan belajar mengajar, (3) menilai kemajuan kegiatan belajar mengajar, dan (4) menafsirkan dan memanfaatkan hasil penilaian kemajuan belajar mengajar dan informasikan lainnya bagi penyempurnaan perencanaan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar ( Soedijarto dalam Sukidin, 2010: 1). Guru yang profesional dan efektif, merupakan kunci utama keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Keberadaan guru yang profesional merupakan merupakan syarat mutlak hadirnya sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas. Prinsip profesionalisme guru menurut Agung Haryono (2008) dalam Agus Wibowo (2012), adalah ketika seorang guru mampu menjalankan tugasnya secara profesional, di samping memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) ahli teori dan praktik keguruan; (2) senang memasuki organisasi profesi keguruan; (3) melindungi kepentingan anggotanya; (4) memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang memadai; (5) melaksanakan Kode Etik Guru; (6) memiliki otonomi dan rasa tanggung jawab; (7) memiliki rasa pengabdian kepada masyarakat; (8) bekerja atas panggilan hati nurani. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2012/2013, tepatnya pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2012. Tempat penelitian di Dabin II Kecamatan baki Kabupaten Sukoharjo. 122 Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 7, No. 2, Juli 2012: 119-124

Teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah dokumentasi untuk data kondisi awal, teknik observasi untuk data hasil bimbingan. Sedangkan alat pengumpulan data berupa dokumen catatan guru, lembar observasi dan butir soal tes tertulis dan unjuk kerja. Sebelum dilakukan analisis data diawali dengan memvalidasi data terlebih dahulu. Validasi data yang diperoleh melalui pengamatan menggunakan observasi teman sejawat yang dikenal dengan istilah berkolaborasi dengan teman sejawat. Sedangkan data tes validasi dengan validasi isi menggunakan kisikisi. Analisis data menggunakan deskriptif komparatif dilanjutkan refleksi. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Sekolah. Tindakannya sebanyak tiga (3) kali dalam tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari empat (4) tahapan yaitu: membuat perencanaan tindakan, melaksanakan tindakan sesuai yang direncanakan, melakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan dan merefleksi hasil tindakan yang diperoleh. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan observasi pada kondisi awal, diketahui profesional dan kemampuan menyusun profosal PTK masih rendah. Hal ini disebabkan karena dalam profesional dan kemampuan menyusun profosal PTK belum ada keseriusan. Hasil studi dokumentasi belum ada keseriusan dalam menyusun profosal PTK. Pada kondisi awal profesional dan kemampuan menyusun proposal PTK masi rendah. Rata-rata profesional dan kemampuan menyusun proposal PTK hanya 54. Pada siklus pertama, peneliti telah melakukan tindakan dengan cara melakukan tindakan pendampingan tanpa penugasan dirumah, berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa profesional dan kemampuan menyusun proposal PTK guru kelas V se- Dabin II Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo mulai ada peningkatan yang semula rendah menjadi agak tinggi, hal ini berdasarkan hasil pengamatan pada siklus pertama yang melibatkan teman sejawat sebagai observer. Kemampuan menyusun proposal PTK setelah adanya tindakan siklus pertama lewat pendampingan tanpa penugasan di rumah dapat meningkat dari kondisi awal rata-rata 54 menjadi rata-rata 62 pada siklus pertama. Pada siklus kedua, peneliti telah melakukan tindakan dengan cara melakukan pengamatan diperoleh hasil bahwa profesional dan kemampuan menyusun proposal guru kelas V se-dabin II Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo pada semester I Tahun pelajaran 2012/2013 mulai ada peningkatan yang semula rendah menjadi agak tinggi pada siklus pertama meningkat menjadi tinggi pada siklus kedua, hal ini berdasarkan hasil pengamatan pada siklus kedua yang juga melibatkan teman sejawat sebagai observer. Kemampuan menyusun proposal PTK setelah adanya tindakan siklus kedua dengan pendampingan dengan penugasan di rumah dapat meningkat dari kondisi awal rata-rata 54 menjadi rata-rata 62 pada siklus pertama dan menjadi rata-rata 69 pada siklus kedua. Peningkatan Profesional dan Kemampuan... (Marheni Widati) 123

Tindakan pada siklus 3 ada kenaikan setelah diadakan refleksi terbukti profesional dan kemampuan menyusun proposal PTK lebih meningkat dari sebelumnya. Karena menindaklanjuti pelaksanaan penelitian, dengan upaya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus 3. Sehingga kelihatan ada peningkatan pada kondisi awal maupun kondisi siklus 1 maupun siklus 2. Pelaksanaan penelitian profesional dan kemampuan menyusun proposal PTK bagi guru klas V se-dabin II Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Pada pembenahan dan pendampingan ternyata peningkatan profesional dan kemampuan menyusun proposal PTK meningkat lebih tinggi rata-rata 73 pada siklus ketiga. SIMPULAN Berdasarkan hasil tindakan dan kajian teori yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa pendampingan dapat meningkatkan profesional dan kemampuan menyusun proposal PTK bagi guru kelas V se-dabin II Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo pada semester I Tahun pelajaran 2012/2013 dari kondisi awal profesional dan kemampuan menyusun proposal PTK ratarata 54 menjadi kondisi akhir rata-rata 73. Berdasarkan simpulan penelitian ini, disarankan kepada pengawas sekolah sebagai teman sejawat hendaknya menggunakan hasil penelitian ini sebagai usaha dalam peningkatan profesional dan kemampuan menyusun proposal PTK. Guru SD hendaknya menggunakan kesempatan agar mutu meningkat dilakukan dengan sungguh-sungguh agar diperoleh hasil yang optimal. DAFTAR PUSTAKA Agus Wibowo. 2012, Menjadi Guru Berkarakter, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rochiati Wiraatmaja. 2009, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosdakarya Sukidin. 2010, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, Insan Cendikian Suyadi. 2012, Buku Panduan Guru Profesional PTK dan PTS, Yogyakarta: Andi Suharsimi Arikunto. 2010, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah, Jakarta : Bumi Aksara 124 Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 7, No. 2, Juli 2012: 119-124