INVESTIGASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH RAWAN GERAKAN TANAH JALUR LINTAS BENGKULU-CURUP KEPAHIYANG. HENNY JOHAN, S.Si

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN

METODE EKSPERIMEN Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan

Bayu Suhartanto, Andy Pramana,Wardoyo, M. Firman, Sumarno Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Bengkulu, Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR ZONA RAWAN LONGSOR MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE DI PAYUNG KOTA BATU

FOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 18, Nomor 2, Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Pasirmunjul, Kabupaten Purwakarta, masuk ke dalam zona

Penyelidikan daerah rawan gerakan tanah dengan metode geolistrik tahanan jenis (studi kasus : longsoran di desa cikukun)

BAB I PENDAHULUAN. Bencana geologi merupakan bencana yang terjadi secara alamiah akibat

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DAERAH KEPULAUAN SERUI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015, mulai dari pukul

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR

, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

III. METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN LONGSOR MENGGUNAKAN GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DI DESA SUMBERBRANTAS KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE DAERAH BAMBANKEREP NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, terutama Pulau Jawa. Karena Pulau Jawa merupakan bagian dari

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

Identifikasi Bidang Patahan Sesar Lembang dengan Metode Electrical Resistivity Tomography untuk Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Longsor

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah mencatat bahwa Indonesia mengalami serangkaian bencana

Jurnal Fisika Unand Vol. 1, No. 1, Oktober 2012 ISSN

Bab IV Akuisisi, Pengolahan dan Interpretasi Data

Aplikasi Metode Geolistrik untuk Identifikasi Sebaran Limbah Lada Putih di Kecamatan Galing Kabupaten Sambas Budiman a, Andi Ihwan a, Joko Sampurno a*

Identifikasi Zona Bidang Gelincir Daerah Rawan Longsor Cihideung Kabupaten Bandung Barat dengan Menggunakan Metode Resistivitas Konfigurasi Wenner

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

I. Pendahuluan Tanah longsor merupakan sebuah bencana alam, yaitu bergeraknya sebuah massa tanah dan/atau batuan menuruni lereng akibat adanya gaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

ANALISIS POTENSI LONGSORAN PADA DAERAH RANU PANI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

Alternatif Penanggulangan Kekeringan Pada Lahan Sawah Tadah Hujan dengan Menggunakan Pompa Air Sistem Fotovoltaic

Investigasi Bidang Gelincir Tanah Longsor Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis di Desa Kebarongan Kec. Kemranjen Kab.

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37

Analisis Aliran Rembesan (Seepage) Menggunakan Pemodelan 3D Metode Resistivitas Konfigurasi Wenner

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT

ISSN: Indonesian Journal of Applied Physics (2016) Vol. 6 No. 02 Halaman 88 Oktober 2016

PENENTUAN BIDANG GELINCIR DAERAH RAWAN LONGSOR (LANDSLIDE) BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK RESISTIVITAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pengambilan data secara langsung (primer)

Unnes Physics Journal

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY

Cristi * ), Kerista Sebayang * ), Mester Sitepu ** ) Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara, MEDAN

Penyelidikan Struktur Pondasi Jembatan Lamnyong Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

Identifikasi Jalur Patahan Dengan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Wilayah Palu Barat

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

PENERAPAN METODE RESISTIVITAS UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBAB RAWAN LONGSOR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Angelia Rajagukguk, Riad Syech, Retno Agung

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

PENGOLAHAN DATA MANUAL DAN SOFTWARE GEOLISTRIK INDUKSI POLARISASI DENGAN MENGGUNAKAN KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alur Penelitian Pada bagian ini akan dipaparkan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian.

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pemodelan fisik menunjukkan bahwa konfigurasi elektroda yang sensitif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. nilai resistivitas di bawah permukaan. Data primer yang didapat adalah data

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN JALUR SESAR DI DUSUN PATEN DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

ABSTRAK

PENENTUAN RESISTIVITAS BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DAN VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan mereka, termasuk pengetahuan bencana longsor lahan.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang subduksi Gempabumi Bengkulu 12 September 2007 magnitud gempa utama 8.5

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

PENDUGAAN BIDANG GELINCIR TANAH LONGSOR BERDASARKAN SIFAT KELISTRIKAN BUMI DENGAN APLIKASI GEOLISTRIK METODE TAHANAN JENIS

INVESTIGASI GERAKAN TANAH DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DI SEKITAR LERENG BGG JATINANGOR

Pemodelan Akuifer Air Tanah dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipole-dipole

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GAYABERAT DI DAERAH KOTO TANGAH, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT

PENGUKURAN GEOLISTRIK UNTUK INVESTIGASI LONGSOR DI AREA BANDUNG UTARA

PENERAPAN FORWARD MODELING 2D UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ANOMALI BAWAH PERMUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Ketidakstabilan material sehingga terjadinya gerakan lereng yang mengubah bentuk geometrinya.

PENGGAMBARAN PSEUDOSECTION BAWAH PERMUKAAN DARI SUATU PROSES EVAPOTRANSPIRASI TANAMAN JAGUNG MENGGUNAKAN PROGRAM RES2DINV

Berkala Fisika ISSN : Vol. 14, No. 1, Januari 2011, hal 1-10

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

ANALISA KONDUKTIVITAS HIDROLIKA PADA SISTIM AKUIFER

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup di muka bumi. Makhluk hidup khususnya manusia melakukan

Transkripsi:

INVESTIGASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH RAWAN GERAKAN TANAH JALUR LINTAS BENGKULU-CURUP KEPAHIYANG HENNY JOHAN, S.Si Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA FKIP UNIB ABSTRAK Penelitian ini telah dilakukan di jalur lintas Bengkulu-Curup desa Tebat Donok Kabupaten Kepahiang Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur bawah permukaan, kedalaman dan struktur geometri bidang gelincir daerah rawan gerakan tanah menggunakan metode geolistrik tahanan jenis. Berdasarkan nilai tahanan jenis dari penampang geolistrik yang diperoleh, diduga tahanan jenis dengan nilai 86 Ώm merupakan bidang gelincir berada pada kedalaman bervariasi dari 1,88 7,97m dengan struktur geometri rotasional. Adanya bidang gelincir mengindikasikan potensi gerakan tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada daerah rawan terjadi gerakan tanah. Kata Kunci : Bidang Gelincir, Gerakan Tanah, Tahanan Jenis, Metode Geolistrik PENDAHULUAN Seperti kita ketahui, topografi Indonesia sangat variatif mulai dari landai sampai berbukit atau bergunung-gunung. Sebagian besar wilayah negara kita merupakan daerah perbukitan dan pegunungan. Topografi alam berupa lereng-lereng terjal sangat berpotensi untuk terjadinya fenomena alam berupa gerakan tanah. Potensi terjadinya gerakan tanah ini juga didukung oleh aktivitas manusia seperti penebangan hutan dan pengembangan lahan, juga adanya curah hujan yang cukup tinggi (Suhendra, 2003). Bengkulu dilalui oleh serangkaian pegunungan yang terbentuk dari peristiwa subduksi antara lempeng benua dan lempeng samudra yaitu lempeng indo-austaralia yang mana pengunungan ini membantang sepanjang barat pulau Sumatra (Noer Aziz, 1999). Dari rangkaian pegunungan ini ada yang dikenal sebagai Bukitbarisan. Rangkaian gunung ini juga melewati propinsi Bengkulu sehingga topografinya

berlereng. Selain itu curah hujan di propinsi Bengkulu juga relatif tinggi (rata-rata 325-350 mm/bulan). Salah satu daerah di Bengkulu yang topografinya berlereng adalah daerah Kepahiang. Karena topografinya berlereng, pada jalur lintas ini sering terjadi gerakan tanah berupa longsor. Karena belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya maka perlu dilakukan pemantauan terhadap kondisi bawah permukaan untuk menentukan kedalaman bidang gelincir dan gambaran geometrinya dengan melakukan survey geofisika dengan menggunakan metode resistivitas untuk mengantisipasi segala resiko yang mungkin ditimbulkan oleh bencana gerakan tanah tersebut. Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan bagaimana kedalaman bidang gelincir dan bagaimana gambaran geometri bidang gelincirnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kedalaman bidang gelincir dan memberikan gambaran struktur bentuk permukaan secara lateral dan vertikal tentang kedalaman bintang gelincir yang menyebabkan rawan gerakan tanah. Penelitian ini diharapkan member manfaat informasi mengenai kedalaman bidang gelincir pada daerah rawan gerakan tanah, informasi mengenai gambaran geometri bidang gelincir pada daerah rawan gerakan tanah sebagai acuan pengambilan tindakan preventif dan mitigasi terhadap bahaya longsor bagi pemerintah dan masyarakat. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di jalur lintas Bengkulu-Curup Kabupaten Kepahiyang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode geolistrik tahanan jenis. Peralatan yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah Resistivitimeter Naniura Nrd22r, 2 buah elektroda arus, 2 buah elektroda potensial, Aki 12 volt, 4 rol kabel, GPS (Global Possitioning System), 1 set alat tulis, Meteran, dan Tali tambang ukuran sedang 120 m. Setelah mendapatkan lokasi pengukuran, maka akan dilakukan pengukuran di tempat atau daerah yang rawan longsor. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu ditentukan panjang lintasan 50m dan lebar spasi elektroda (a) sebesar 2,5 m untuk setiap lintasan Kemudian setiap jarak 2,5 m diberi tanda untuk menancapkan elektroda. Setelah itu dilakukan pengambilan data dengan cara menginjeksika arus listrik ke dalam bumi. Perolehan data dilakukan dengan membaca angka pada

resistimeter dan data yang diperoleh berupa nilai tegangan (V) dan arus (I). Kemudian data tersebut dicatat pada tabel yang telah disediakan sesuai dengan urutan pengukuran. Pengambilan data dengan alat GPS dilakukan pada tempat-tempat tertentu, seperti lokasi penelitian, daerah pinggir pantai untuk mengkalibrasikan titik nol elevasi dari muka air laut. Alat ini dapat menyimpan setiap data yang diambil, sehingga proses pengambilan data GPS dapat dilakukan dengan cepat setelah pengambilan data kedalaman bidang gelincir selesai dilakukan. Selanjutnya besaran hasil pengukuran geolistrik tahanan jenis berupa arus listrik yang diinjeksikan kedalam bumi (I) dan beda potensial (V) dikonversikan menjadi tahanan jenis semu menggunakan persamaan, V V tahanan jenis / a K R. Kemudian data berupa tahanan jenis semu I I ini diolah menggunakan software Res2dinv sehingga akan diperoleh gambaran mengenai keadaan bawah permukaan yang ditunjukkan oleh perbedaan warna. Perbedaan warna ini menunjukkan perbedaan konduktivitas batuan. Setelah proses pengambilan dan pengolahan data selanjutnya dilakukan analisa dan interpretasi mengenai hasil penelitian yang berupa gambaran geometri bidang gelincir beserta kedalamannya pada daerah objek penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penampang geolistrik bawah permukaan 2D yang merupakan pencitraan bawah permukaan pada lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Penampang geolistrik bawah permukaan 2D dengan topografi dan bidang gelincir. Penampang geolistrik bawah permukaan 2D di atas merupakan hasil pengukuran pada jalur lintas Bengkulu Curup Kabupaten Kepahiang dengan posisi di sekitar koordinat 03 0 40 03,8 LS dan 102 0 32 49,1 BT yaitu 20m, elevasi 881 di atas permukaan laut. Berdasarkan penampang geolistrik bawah permukaan 2D di atas dan berdasarkan literatur (Reynold, 1997) dapat diketahui bahwa yang diduga sebagai bidang gelincir berupa material lempung dengan jenis boulder clay memiliki nilai tahanan jenis 34,8 Ώm. Pada lintasan ini diinterpretasikan terdapat bidang gelincir berada pada kedalaman yang cukup dangkal yaitu ± 1,88m sampai 3m, divisualisasikan oleh warna biru muda. Hasil dari penampang geolistrik 2D menunjukkan bahwa struktur geometri bidang gelincir secara umum adalah translasi sejajar permukaan lereng tebing. Geometri bidang gelincir hampir sejajar secara horizontal dengan sempurna terhadap lereng. kemiringan lereng yang cukup terjal ± > 45 0 menyebabkan pada daerah ini berpotensi terjadi gerakan tanah (mass wasting) yang berupa longsor (land slide), karena badan jalan lintas tepat berada di bawah lereng maka jika terjadi gerakan tanah(mass wasting) yang berupa longsor (land slide), massa tanah akan bergerak ke bawah menutupi badan jalan.

Dari penampang geolistrik 2D diatas, lapisan tanah di atas bidang gelincir divisualisasikan dengan range warna biru tua 3,02 Ώm. sampai 10,2 Ώm, karena penelitian dilakukan pada rentang bulan dimana curah hujannya maksimum, maka nilai tahanan jenis lapisan tanah di atas bidang gelincir diduga dapat di pengaruhi oleh penyerapan air hujan ke dalam tanah. Penyerapan air ke dalam tanah ini juga disebabkan oleh akar-akar tanaman yang umumnya serabut yang dapat menyerap air hujan. Untuk lebih jelas melihat struktur geometri bidang gelincir dapat di lihat penampang geolistrik pada topografi. PENUTUP Kesimpulan 1. Berdasarkan penampang geolistrik 2D, material lempung yang diduga merupakan bidang gelincir memiliki nilai tahanan jenis 34,8 Ώm 2. Berdasarkan penampang geolistrik 2D diketahui kedalaman bidang gelincir pertama adalah 1,88m 3m, kedalaman bidang gelincir kedua adalah 1,88m 3m. 3. Berdasarkan penampang geolistrik 2D struktur geometri bidang gelincir translasi sejajar lereng Saran Daerah jalur lintas Bengkulu-Curup merupakan daerah rawan gerakan tanah/longsor, untuk memperkecil kemungkinan material longsor menutupi badan jalan perlu di buat dinding penahan dengan memperhitungkan kedalaman bidang gelincir. DAFTAR PUSTAKA Aziz, Noer Magnetsari, 1999, Geologi Fisik, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Raynold, J.M, 1997, Introdution to Applied and Eviromental Geophysics, John Willey and Soon Ltd. Suhendra, 2005. Penyelidikan Daerah rawan Gerakan Tanah dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis. Gradien Vol.1 No. 1 Januari 2005. Universitas Bengkulu